Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai의 모든 챕터: 챕터 161 - 챕터 170

206 챕터

Bab 161

Wajah Pak Candra penuh dengan senyuman, dan dia segera menyapanya, "Bu Vanessa."Vanessa tersenyum, mengangguk, dan berkata kepadanya dan Dylan, "Pak Edward undang timku untuk makan bersama. Apa Pak Dylan dan Pak Candra juga mau bergabung?"Dia secara sengaja mengabaikan Clara.Pak Candra tentu saja ingin menyetujuinya.Dia memandang Dylan dan Clara.Dylan segera berkata, "Kami menghargai kebaikan Bu Vanessa, tapi kami sudah punya rencana sendiri."Vanessa mengerutkan kening, "Pak Dylan..."Dia tidak menyangka meski telah berulang kali berusaha, Dylan tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan goyah.Dia melirik Clara yang tengah duduk di dekatnya sambil minum.Clara balik menatapnya dengan dingin.Vanessa menarik kembali pandangannya.Terlepas dari kenyataan bahwa Clara cantik, dia benar-benar tidak mengerti apa yang ada pada diri Clara yang membuat Dylan sampai membelanya seperti ini.Apa dia semenarik itu atau bahkan lebih mempesona darinya?Dylan sudah menolaknya, Vanessa hanya terse
더 보기

Bab 162

Mendengar hal itu, Edward berkata, "Oke," tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.Clara merasa lega saat melihat dia setuju.Nenek baru saja berbicara dengan pelayan rumah dan tidak mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan. Ketika dia melihat mereka saling berbicara, dia tersenyum bahagia.Setelah makan malam, nenek meminta seseorang membawakan obat untuk Clara.Edward meninggalkan ruang makan untuk menelepon.Clara baru saja selesai minum obat dan meninggalkan ruang makan ketika dia mendengar suara mobil.Clara terdiam sejenak, "Dia pergi?"Nenek marah, "Iya, dia terburu-buru sekali. Nenek nggak tahu dia mau ke mana."Clara mengerutkan kening, menduga bahwa dia mungkin pergi ke X-Tech untuk membantu Vanessa lagi.Namun, dia sudah berjanji untuk berbicara dengannya nanti.Semoga dia kembali malam ini.Tetapi, Edward tidak kembali.Ada banyak hal yang terjadi di X-Tech akhir-akhir ini.Setelah sarapan di Kediaman Keluarga Anggasta, Clara, Dylan dan yang lainnya janjian berkump
더 보기

Bab 163

Dylan berkata, "Ayo cepat pergi."Clara berkata, "Iya."Saat makan siang, Pak Zaki datang dan mengatakan bahwa Vanessa baik-baik saja dan Edward telah mengantarnya pulang untuk beristirahat.Dia belum selesai meminum obat yang disiapkan oleh Dokter Erza untuknya.Setelah Clara meninggalkan X-Tech malam itu, dia kembali ke Kediaman Keluarga Anggasta.Namun malam itu, Edward tidak kembali.Clara mengerutkan bibirnya, berpikir sejenak, dan meneleponnya.Tetapi, tidak seorang pun menjawab.Clara tidak punya pilihan selain meletakkan ponselnya.Masalah X-Tech belum selesai ditangani, tetapi mereka juga tidak bisa mengabaikan urusan Morti Group.Keesokan paginya, Clara dan Dylan bekerja di kantor untuk mengurus beberapa hal, dan kemudian pergi ke X-Tech lagi pada sore harinya.Setelah sore ini, mungkin tidak banyak pekerjaan yang tersisa di X-Tech.Mereka tidak perlu sering datang lagi ke X-Tech di masa mendatang.Memikirkan hal itu, Dylan merasa senang dan berkata kepada Clara, "Aku nggak a
더 보기

Bab 164

Clara mengambilnya.Itu adalah surat cerai.Pasal pertama paling atas menyatakan dia ingin minta hak asuh Elsa.Sisanya adalah harta yang dia berikan padanya, banyak sekali, dan butuh beberapa halaman untuk menuliskannya.Dia mendatanginya hanya untuk menanyakan kemajuan perceraian mereka.Sekarang setelah melihat surat perjanjian perceraian itu, dia membolak-baliknya dengan santai, tidak membacanya dengan saksama, menaruhnya kembali di atas meja, dan berkata, "Aku nggak keberatan."Sambil berkata seperti itu, dia membuka tasnya, mengeluarkan pulpen, dan ingin menandatangani.Cara yang digunakan Clara untuk jadi istri Edward saat itu tidaklah terhormat.Meskipun mereka memandang rendah Clara, baik Edward sendiri maupun Gading melihat betapa Clara mencintai Edward selama bertahun-tahun.Mengingat betapa besar cinta Clara kepada Edward, dan kini Edward malah ingin menceraikannya, Gading berpikir bahwa Clara tidak akan bisa menerimanya dan akan sangat sedih, serta tidak akan mau menceraik
더 보기

Bab 165

Gading benar-benar mengalami keraguan.Pada saat itu, Nenek Anggasta datang dari dalam lift dan berkata, "Makan malam sudah siap. Clara sudah ke bawah. Kenapa kalian berdua masih duduk di sini? Ayo turun dan makan."Gading kembali tersadar, "Iya, Nek."Edward juga berdiri.Di lantai bawah, Elsa sedang duduk dengan gembira di sofa, bersandar pada Clara dan berbicara dengannya.Clara duduk di samping, memperhatikan Elsa dan mendengarkannya dengan penuh perhatian.Sungguh gambaran interaksi ibu dan anak yang mengharukan.Tetapi, ketika dia teringat gimana Clara benar-benar menyerahkan hak asuh Elsa tanpa mengatakan sepatah kata pun, Gading merasa pemandangan di hadapannya itu sangat palsu.Gading mengerutkan kening.Nenek Anggasta masih belum tahu tentang perceraian Clara dan Edward.Dia tersenyum dan memanggil Clara dan Elsa, "Clara, Elsa, kemarilah dan makan."Mereka berdua menjawab serempak, "Iya..."Elsa memegang jari Clara dan berjalan menuju ruang makan dengan gembira.Gading hanya
더 보기

Bab 166

Nenek tentu saja juga menyadari Clara tidak proaktif terhadap Edward seperti sebelumnya.Berbicara tentang hal itu, dia langsung menghela napas, melirik Edward, dan berkata, "Itu salah Edward!"Jika ada wanita sudah berinisiatif, tetapi dia tidak pernah direspon. Bukankah wanita itu akan menyerah dan mundur?Mendengar hal itu, Edward hanya tersenyum tipis dan tidak mengatakan apa pun.Clara lebih suka tidak berbicara daripada berbicara sekarang.Setelah mendengar obrolan itu, dia hanya mengambil makanannya dan makan dalam diam, tanpa ada niat untuk berbicara.Sebelum menyelesaikan makanannya, Edward menerima telepon.Edward melihatnya sekilas, lalu berdiri dan pergi untuk menjawabnya.Namun, segera kembali lagi.Setelah makan malam, dia berkata kepada Nenek Anggasta, "Aku masih ada urusan lain. Aku pergi dulu."Elsa juga sangat cerdas. Dia mungkin sudah menduga kalau panggilan tadi berasal dari Vanessa.Dia juga ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, jadi dia berkata, "Ayah, ak
더 보기

Bab 167

Dylan baru saja meneleponnya dan mengatakan dia telah buat janji dengan pengacara untuknya dan dia akan menemui pengacaranya besok pagi.Dia harus menyelesaikan perceraiannya sesegera mungkin.Dani tahu dia salah paham, tetapi dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya bilang, "Oke."Setelah berkata demikian, Clara mengira dia hendak menutup telepon.Melihatnya tidak juga menutup telepon, Clara bertanya dengan ragu, "Dani, apa ada hal lain?"Dani dapat merasakan suara Clara masih tenang, dan dia tidak terdengar sakit, sedih atau patah hati seperti yang dipikirkannya.Tetapi benarkah seperti itu?Mungkin dia hanya menahannya?Tidak ada jawaban darinya selama dua atau tiga detik, jadi Clara tidak punya pilihan selain bertanya, "Halo. Apa kamu masih di sana?"Dani kembali tersadar dan berkata, "Iya."Clara berkata, "Apa ada yang lainnya?" Dia berkata langsung, "Aku masih ada urusan lain. Kalau nggak ada, aku akan matikan teleponnya."Dani tidak punya pilihan selain berkata, "Iya."Clara tidak
더 보기

Bab 168

Dia bertanya, "Dani? Kamu sibuk nggak?"Dani berkata, “Nggak.”Gading berkata, "Oh iya, ngomong-ngomong, kamu jadi pulang hari Selasa?"Dani terdiam sejenak, "Iya."Tanpa menunggu Gading berbicara, Dani berbicara terlebih dahulu, "Sudah dulu ya.""Oke, kabari kalau sudah pulang. Aku akan jemout kamu dan menemanimu ke sini untuk jenguk Vanessa."Dani berkata, “Iya."…Di hari berikutnya.Clara bangun, berlari selama setengah jam, pulang untuk sarapan, dan kemudian keluar.Ketika dia tiba di sebuah firma hukum, Dylan sudah ada di sana.Melihat kedatangannya, Dylan melambai padanya.Clara duduk, dan asisten Pengacara Willy Alsava menuangkan teh untuknya. Clara menyerahkan surat cerai pada Willy.Willy mengambilnya.Dylan dan Willy telah berteman selama bertahun-tahun, dia datang dan ikut membacanya.Ketika dia melihat pasal pertama mengenai hak asuh Elsa, dia melirik Clara.Dia sebenarnya telah bertemu Elsa beberapa kali beberapa tahun yang lalu.Clara benar-benar sayang sama anak ini. Ka
더 보기

Bab 169

Memikirkan hal itu, dia berkata dengan tenang, "Baguslah kalau nggak ada masalah."Sambil berbicara, dia mengambil pena di sampingnya dan menandatangani namanya tanpa ragu-ragu.Dia berkata kepada Pengacara Willy, "Kalau begitu aku minta tolong Pak Willly untuk bantu aku untuk proses selanjutnya."Willy mengangguk, "Nanti aku ada rapat, jadi aku akan hubungi Pak Edward di sore hari dan minta dia untuk lanjutkan perceraiannya."Clara berkata, "Oke."Saat itu hampir waktu makan siang, dan setelah makan siang bersama Willy, mereka kembali ke rumah Clara untuk melanjutkan menulis jurnal mereka.Sementara mereka sedang sibuk, di Anggasta Group, Edward yang baru saja kembali ke kantor dan mulai memeriksa dokumen, mendengar ponselnya berdering.Dia mengangkat telepon dengan santai, "Halo, siapa ini?""Halo, Pak Edward. Saya Willy Alsava, pengacaranya Bu Clara. Bu Clara sudah menandatangani surat cerai dengan Bapak. Bu Clara telah percayakan saya untuk bantu masalah perceraian selanjutnya. Apa
더 보기

Bab 170

Dani sebenarnya sudah tahu lokasi toko kue itu.Setelah Clara pergi, dia juga tidak pergi ke toko kue.Dia masuk ke dalam mobil, ragu-ragu sejenak, lalu menelepon, "Gading, aku sudah pulang, tapi aku masih harus kejar pesawat lagi nanti. Tolong tanyakan Edward apa dia ada waktu. Kalau nggak ada, tolong temani aku ke rumah sakit untuk jenguk Vanessa ya."Gading sangat terkejut, "Kamu sudah pulang? Kapan kamu sampai?"Dani tidak menjawab pertanyaannya, "Kamu telepon Vanessa dulu, tanya apa dia ada waktu nanti."Gading baru saja hendak bertanya pada Dani mengapa dia tidak menelepon Edward dan Vanessa sendiri.Setelah dipikir-pikir lagi, dia merasa Dani pasti ada urusan lain yang harus dilakukan dan sedang terburu-buru, lagipula dia juga belum mengunjungi Vanessa hari ini, jadi dia setuju tanpa berpikir terlalu banyak.Edward sedang sibuk.Setelah menutup telepon, Dani membeli sebuket bunga dan sekeranjang buah, lalu pergi ke rumah sakit untuk bertemu Gading.Di kamar pasien.Melihatnya, V
더 보기
이전
1
...
1516171819
...
21
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status