Share

Bab 144

Author: Elenor
Setelah Clara dan Dani selesai makan dan berkendara belum terlalu jauh, dia menerima panggilan dari Raisa.

"Clara, kamu di mana? Aku hampir mati kelelahan, datang jemput aku makan malam dong."

Clara tidak mengatakan dia sudah makan. "Kamu di mana?"

"Kawasan Pancawarna," kata Raisa, "Di sini ada rumah kuno yang dibangun beberapa tahun lalu. Pagi-pagi aku ke sini bareng bibi untuk lihat properti. Capek banget."

"Oke."

Setelah menutup telepon, Clara menyesuaikan navigasi dan menuju Kawasan Pancawarna.

Lebih dari sepuluh menit kemudian, Raisa menelepon lagi. "Clara! Kamu tahu siapa yang kulihat di sini?"

Clara terdiam.

Baru-baru ini, satu-satunya hal yang bisa buat Raisa bicara dengan kesal tampaknya cuma...

"Edward, Vanessa dan keluarganya! Dia bawa Keluarga Gori untuk lihat rumah!"

Clara menatap lurus ke depan dan berkata "Iya" tanpa ekspresi di wajahnya.

Biasanya ketika Edward dan Vanessa pergi keluar, mereka selalu bawa Elsa.

Jadi, Edward tinggalkan Elsa sendirian di rumah hari ini ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Azeel Al Abiyu Rir
cuma praduga ga bersalah terus..ga sampai2
goodnovel comment avatar
Lim Sutuan
kpn y edward n the genk tahu clara itu genius, mau nya clara jg tetap dingin dan cuek sama edward n the genk
goodnovel comment avatar
Leng Loi
ny3belin bngt sih thor kmu kapan si clara cerai.. coba dounk dani dktin si clara biar ank dn lakinya nyesel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 145

    Clara hanya bisa termenung.Sepuluh menit kemudian, Clara keluar dari kamar mandi.Setelah makan malam dengan Raisa, dia tiba-tiba ingin pergi ke panti rehabilitasi.Tetapi memikirkan kondisi ibunya dan kata-kata Pimpinan Panti bahwa dia tidak boleh bertemu dengan orang yang dikenalnya, Clara yang sudah mengendarai mobilnya sampai pintu masuk panti, pada akhirnya, mengurungkan niat dan kembali pulang.Ketika sampai di rumah, dia mengunci diri di kamar dan mulai melakukan urusannya sendiri.Entah berapa lama waktu telah berlalu.Ponselnya berdering lagi.Itu panggilan dari Edward.Clara melihatnya, meneruskan pekerjaannya, mengabaikannya.Telepon pun berhenti berdering.Beberapa menit kemudian, Edward menelepon lagi.Clara masih tidak menjawab.Setelah beberapa saat, Edward mengirim pesan: [Nenek minta kita datang untuk makan malam bersama.]Clara tidak mau menjawab.Di sisi lain, Edward yang melihat tidak ada jawaban, hanya bisa terdiam beberapa saat sambil memegang ponselnya.Pada sa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 146

    Setelah menutup telepon, Clara pun kembali bekerja.Menjelang jam sembilan malam, setelah pikirannya dipenuhi dengan pekerjaannya, suasana hatinya jadi makin membaik.Pada saat itu, Dylan menelepon."Mau keluar?"Setengah jam kemudian, Clara sudah tiba di bar.Dylan keluar menemuinya di pintu dan bertanya, "Kamu mau minum sesuatu?"Clara berhenti sejenak dan berkata, "Oke."Dylan mencondongkan tubuhnya dan meliriknya. "Suasana hatimu sedang buruk?""Sekarang sudah baikan."Dylan tidak bertanya apa-apa lagi dan memesan koktail biru dengan kandungan alkohol rendah untuknya.Clara pun memegang minuman di tangannya, menyesapnya sedikit demi sedikit sambil mendengarkan Dylan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.Baik dia maupun Dylan tidak menyadari kalau ada seseorang yang mengawasi mereka dari lantai atas.Agra: "Ternyata itu dia dan Dylan."Pria di sebelahnya mengikuti tatapannya dan berhenti ketika dia melihat Clara.Agra memperhatikannya dan tersenyum: "Kamu suka dia?"Temannya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 147

    Tentu saja dia hanya bercanda.Gimana mungkin Dylan biarkan Clara bayar tagihan?Terlebih lagi, dia juga khawatir Prof akan tahu dirinya bawa Clara ke bar untuk minum. Jadi setelah kembali ke bar untuk bayar tagihan, dia langsung pergi bersama Clara.Keesokan siangnya.Clara pergi ke vila Prof Nian untuk menjemputnya.Setelah Prof Nian naik mobil, dia bertanya, "Prof, kita mau pergi ke mana?"Prof Nian pun memberikan sebuah alamat.Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah restoran, Clara serta Prof Nian dibawa ke sebuah ruang VIP.Ketika mereka membuka pintu, tampak sudah ada dua orang yang duduk di dalam.Mereka adalah dua pria paruh baya dengan aura yang mengesankan.Melihat mereka masuk, keduanya berdiri dan berkata, "Akhirnya, kalian sampai.""Gunawan Wijaya, Henry Listanto." Prof Nian memperkenalkan mereka dengan ekspresi datar, seperti biasanya. "Muridku, Clara Hermosa."Clara pernah melihat mereka di berita.Yang satu memegang posisi yang sangat penting di militer, dan yang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 148

    Setelah makan, Clara baru saja kembali ke rumah ketika Dylan meneleponnya.Setelah mengetahui apa yang Prof Nian ingin lakukan, dia berkata, "Gunawan dan Henry? Aku kenal mereka."Lalu dia menambahkan, "Ngomong-ngomong, Doni itu putranya Gunawan. Padahal ayahnya begitu hebat, tapi aku heran kenapa putranya malah nggak pintar nilai orang."Clara tidak menyangka Doni Wijaya adalah putra dari Gunawan Wijaya.Tapi itu bukan urusannya.Pada hari Selasa, mobil tanpa pengemudi X-Tech menjalani uji coba pertama, Clara dan Dylan pun berangkat ke X-Tech pagi-pagi sekali.Ketika mereka tiba, Doni, Agra dan lainnya telah tiba.Melihat mereka, dia hanya melirik sebentar lalu mengalihkan pandangan.Dylan juga tidak sudi melihat mereka, jadi dia bawa Clara untuk melakukan pengujian.Melihat semua persiapan awal telah dilakukan dan staf belum berniat memulai pengujian, Dylan bertanya, "Kenapa kalian belum mulai?"Pak Candra: "Pak Edward bakal datang untuk lihat langsung situasi pengujian. Begitu beli

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 149

    Dia bahkan tidak melirik Clara.Jelas saja, permintaan maafnya tidak untuk dirinya.Perhatian Doni tidak tertuju pada Clara, jadi dia tentu saja tidak peduli dengan detail ini. Dia menjawab, "Hanya beberapa menit saja, nggak masalah.""Pak Doni sungguh pengertian." Dylan berdiri dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang semua sudah lengkap, jadi jangan buang-buang waktu lagi. Ayo kita mulai."Edward lalu menambahkan dengan sopan, "Sekali lagi, kami minta maaf, Pak Dylan."Dylan mendengus dingin, menarik Clara dan meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu.Melihat Dylan memeluk Clara dengan erat, Edward melihatnya, tapi langsung membuang muka, jelas tidak peduli.Namun, Dani melirik mereka berdua beberapa kali lagi.Di antara kelompok itu, Edward dan Vanessa yang menjadi pusat perhatian.Ketika mereka tiba di jalur pengujian, staf melaporkan dengan hormat, "Pak Edward, Bu Vanessa, kami sudah siap."Sikap ini jelas memperlakukan Vanessa sebagai istri bosnya.Edward: "Mari kita mulai.""Ba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 150

    Ketika dia meninggalkan X-Tech dan masuk ke mobil, Dylan masih marah.Dia sepertinya teringat sesuatu dan tanya pada Clara, "Ngomong-ngomong, siapa perempuan yang pakai jas dan berdiri di belakang Vanessa itu? Kulihat dia seperti nggak suka lihat kamu. Apa kamu kenal dia?"Clara: "Sepupunya Vanessa."Dylan pun terdiam."Edward nggak cuma izinkan Vanessa datang ke X-Tech, tapi dia bahkan terima anggota keluarganya juga ke X-Tech? Kalau terus seperti itu, sekalian saja ubah nama pemiliknya jadi Keluarga Gori."Clara juga merasakan hal yang sama.Tapi dia hanya jawab, "Iya."Mengingat besarnya cinta Edward pada Vanessa, mungkin saja suatu saat dia akan memberikan X-Tech padanya.Jadi wajar saja dia biarkan Keluarga Sanjaya bekerja di X-Tech.Dylan sangat marah hingga tidak sanggup lanjut bicara lagi. Makin dibicarakan, dia hanya akan makin marah.Malam harinya, untuk mengevaluasi hasil situasi pengujian mobil kerja sama antara perusahaan Edward dan Dylan, Clara dan Dylan pulang ke rumah l

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 151

    "Oke."Pada Sabtu pagi, Clara pulang ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan bersama dan bertanya tentang situasi proyek baru pamannya.Setelah memastikan tidak ada masalah, Clara merasa lega.Sekitar jam dua siang, dia melaju menuju ke perkemahan.Saat Clara tiba, Dani dan Tania juga telah tiba.Orang-orang yang dibawa oleh Dani membantu mendirikan tenda dan pemanggang untuk barbeku.Baru-baru ini, turun salju selama beberapa hari dan gunung-gunung tertutup salju.Ketika melihatnya datang, Tania langsung menghampirinya dan menariknya sambil mengatakan bahwa dia ingin membuat manusia salju bersamanya.Clara dulu sering membuat manusia salju dengan Elsa.Tidak sulit bagi Clara untuk membuat manusia salju.Tak lama kemudian, mereka membuat manusia salju kecil.Tania bahkan secara khusus menyiapkan syal untuk manusia saljunya itu. Setelah membuat manusia salju, dia berlari untuk meminta pengasuhnya mengambilkan syal itu dan wortel.Dani berjalan menuju arah Clara.Clara melihatnya dan ti

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 152

    Saat itu sudah benar-benar gelap.Suhu di pegunungan semakin dingin.Setelah menyimpan ponselnya, Dani berbalik dan melihat Clara dan Tania sedang bersandar satu sama lain sambil makan dan mengobrol. Dia berbalik dan mengeluarkan dua mantel tebal, satu besar dan satu kecil dari tenda.Yang besar diberikan kepada Clara.Clara melihatnya dan berkata, "Aku nggak kedinginan...""Pakai saja." Dia mengibaskan mantelnya, dengan santai menyampirkannya di bahu wanita itu, dan kemudian mengenakan mantel yang lebih kecil pada Tania.Clara memang tidak kedinginan, tetapi setelah mengenakan mantel tebal, sebagian besar angin gunung terhalang dan dia memang merasa lebih hangat, jadi dia tidak melepasnya.Setelah selesai memanggang, pesta api unggun pun siap dimulai, jadi mereka pergi ke sana.Begitu mereka sampai dan melihatnya, seseorang tak kuasa menahan diri untuk berkata, "Wah, kalian bertiga sungguh keluarga yang harmonis."Clara berhenti sejenak dan menjelaskan, "Kami bukan keluarga."Orang-or

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status