Semua Bab Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai: Bab 111 - Bab 120

206 Bab

Bab 111

Lagi pula, ketika Dylan ajak dia ke pesta jamuan dan pameran teknologi terakhir, dia juga abaikan keberadaannya dari awal hingga akhir.Tepat saat dia memikirkan hal itu, pelelangan akan segera dimulai. Pembawa acara pun naik ke panggung, suasana jadi hening.Clara telah membaca dengan saksama daftar barang lelang malam ini.Dia hanya tertarik pada satu set perhiasan zamrud dan lukisan sulam karya seorang seniman terkenal.Adapun yang mana yang akan diambil pada akhirnya, tergantung pada situasinya nanti.Lelang akan segera dimulai.Tujuan Clara jelas. Jika itu bukan barang yang disukainya, dia tidak akan menawarnya.Awalnya, Edward dan Vanessa juga tidak menawar.Setelah pelelangan berlangsung beberapa saat, Clara dan Raisa sama-sama memperhatikan Vanessa mulai mengangkat plakatnya.Yang ingin ditawar Vanessa adalah gelang berlian.Diproduksi oleh desainer asing yang terkenal. Dari gayanya, gelang ini cocok untuk anak muda.Tidak diragukan lagi, gelang ini pasti akan dibeli Edward unt
Baca selengkapnya

Bab 112

Edward tersenyum lebar. "Nggak apa-apa, bukannya nenekmu suka? Beli saja."Melihat senyum Edward, Vanessa merasa senang dalam hatinya dan angkat plakat itu lagi. "120 miliar."Doni mengikutinya. "140 miliar."Setelah selesai bicara, dia berkata dengan suara keras pada Edward, "Pak Edward, orang tua di keluarga saya suka benda antik gini. Apa Bapak bisa berikan pada saya saja?"Edward menoleh dan tersenyum sopan. "Maaf, Pak Doni, saya juga punya orang tua di rumah yang suka benda antik gini."Mereka tidak sungkan bicara di hadapan orang lain.Clara dan Raisa tentu saja juga mendengarnya.Vas itu dibeli untuk Nenek Keluarga Gori.Tapi Edward menyebutnya sebagai ‘orang tua di keluarganya’, berarti dia sudah anggap Keluarga Gori sebagai keluarganya sendiri.Ini sungguh beda dengan sikapnya pada Keluarga Hermosa.Vanessa angkat plakatnya lagi. "170 miliar."Kali ini, Doni berhenti menawar.Pada akhirnya, Vanessa dapat vas antik itu dengan harga 170 miliar. Dan, sekali lagi memantik kecembur
Baca selengkapnya

Bab 113

Vanessa menaikkan tawarannya begitu tinggi dalam sekejap!Hati Clara semakin suram.Dia tidak punya banyak uang.Untuk pelelangan ini, dia hanya anggarkan dana 60 miliar.Gimanapun juga, bisnis Keluarga Hermosa sedang tidak berjalan baik saat ini.Mereka tidak punya banyak uang cadangan untuk dihambur-hamburkan.Tapi sekarang...Doni. "56 miliar."Clara mengangkat plakatnya. "60 miliar."Sudah dua kali dia menawar tepat setelah Doni menawar. Suaranya terdengar jelas, lembut dan sangat enak didengar.Doni mendengar suara itu dan menoleh.Ketika dia lihat Clara, dia tertegun sejenak, alisnya terangkat dan dia tersenyum.Ketika Clara melihatnya, dia pun mengangguk sopan sebagai jawaban.Pada saat ini, Vanessa lanjut mengangkat plakat. "80 miliar."Clara tidak lagi memperhatikan Doni, dia mengepalkan tangannya saat mendengar suara itu.Kemudian Doni menawar lagi. "86 miliar."Clara melanjutkan. "90 miliar."Vanessa: “100 miliar.”Boom!Kepala Clara tiba-tiba berdengung.Memang benar anggar
Baca selengkapnya

Bab 114

Raisa berkata, "Sekarang, kita hanya bisa berharap Vanessa nggak menawar perhiasan zamrud itu lagi."Clara juga berpikir begitu.Tapi…‘Emang itu mungkin?’Harga awal perhiasan zamrud adalah 20 miliar.Seseorang menawar dengan harga 30 miliar.Clara mengajukan penawaran kedua. "36 miliar.""40 miliar.""50 miliar."Melihat Vanessa tidak ikut menawar, Clara dan Raisa pun menghela napas lega, tapi saat dia ingin angkat plakatnya lagi, Vanessa malah sudah mengangkat plakatnya duluan."100 miliar."Semua terkejut.Di tengah seruan heboh para penonton, Vanessa dengan tenang menurunkan tangannya.Clara mengepalkan tangannya, berpikir sejenak, dan menawarkan harga. "120 miliar.""130 miliar.""140 miliar."Setelah dengar hal ini, Clara masih ragu-ragu.Ulang tahun neneknya yang ke-70 adalah hal langka, jika 160 miliar...Tepat saat dia sedang memikirkan hal itu, Vanessa mengangkat plakat lagi. "240 miliar."Dada Clara terasa sesak, setelah dia mengatur napas, dia diam-diam meletakkan plakat d
Baca selengkapnya

Bab 115

Tidak banyak orang di sana. Raisa hendak bicara ketika dia tiba-tiba dengar percakapan dari samping."Don, apa kamu tertarik sama pacar Edward?""Aku nggak bilang aku tertarik, tapi dia emang cukup menarik."Clara dan Raisa tertegun.Ternyata itu Doni dan teman-temannya.Akan tetapi, posisi mereka membelakangi Clara dan Raisa, apalagi pandangan mereka sebagian besar terhalang oleh deretan minuman, jadi mereka tidak menyadari keberadaan keduanya."Selama acara lelang, aku lihat kamu sepertinya tertarik pada wanita cantik lembut di samping Raisa. Sekarang dia mungkin masih ada di dalam. Kenapa kamu nggak menyapanya?"Clara tidak menyangka kalau topik pembicaraan mereka tiba-tiba akan beralih padanya.Sebelum Clara sempat bereaksi, alis Raisa langsung terangkat. Tepat saat dia hendak menarik Clara dan jadi mak comblang, Doni menggelengkan kepalanya dan menolak, "Nggak ah."Raisa tertegun lagi."Hah? Kenapa tiba-tiba jadi nggak tertarik?"Doni: "Iya. Dia memang cantik, tapi dia terlihat sa
Baca selengkapnya

Bab 116

"Sial!"Raisa tiba-tiba jadi makin marah. Dia ingin sekali mencakar Vanessa!"Dia cuma anak dari selingkuhan. Dia sendiri juga selingkuhan. Apa bangga gitu? Dia bahkan disukai banyak orang. Bagiku dia cuma sampah. Ish!"Clara menuangkan segelas air lagi untuknya dan bertanya, "Disukai gimana?""Vanessa, seperti yang dibilang Agra Adrian, temannya Doni tadi, entah kenapa orang-orang di lingkungan sosial mereka semuanya terpesona olehnya. Sekarang semua orang bilang, dia itu wanita menawan yang pasti bakal disukai orang!"Raisa masih bergumam, "Sebenarnya nggak masalah kalau para idiot itu yang bilang gini, tapi bahkan Edward dan Doni juga..."Raisa begitu menggebu-gebu, tapi ketika dia tersadar kembali, dia merasa Clara pasti sedih setelah dengar ucapannya, jadi dia tiba-tiba berhenti bicara. "Clara, aku nggak bermaksud..."Clara menggelengkan kepalanya. "Aku nggak apa-apa kok."Sejak kecil, Ervan, Lily, Nenek Gori dan yang lainnya semua lebih sayang pada Vanessa. Dalam dua tahun terakh
Baca selengkapnya

Bab 117

Sama seperti kejadian sertifikat rumah sebelumnya, karena barang-barang itu ditaruh di meja riasnya, berarti memang itu miliknya.Clara ragu-ragu membuka salah satu kotak dengan brokat bundar.Begitu dia buka kotak brokat itu dan melihat apa yang ada di dalamnya, dia tercengang.Ini ternyata adalah set perhiasan zamrud yang ingin dibelinya dari pelelangan beberapa hari lalu!Yang lainnya adalah kotak persegi panjang yang berat.Mungkinkah itu...Setelah meletakkan kotak brokat di tangannya, Clara buka kotak persegi panjang, dan memang ada sebuah gulungan di dalamnya.Dia mengambil gulungan itu, meletakkannya pada meja bundar di ruangan itu, dan perlahan membukanya.Suatu gambar sulaman yang indah perlahan muncul di depan mata.Melihat dua barang yang diinginkannya beberapa hari lalu kini ada di tangannya, Clara terdiam lama sekali.Dia berpikir, jika tebakannya benar, kedua benda ini dibeli Edward sebagai hadiah ulang tahun untuk nenek Keluarga Hermosa.Yang satu dikirim atas nama nene
Baca selengkapnya

Bab 118

"Raisa...""Maafkan aku, Clara. Besok aku harus pergi ke luar kota karena ada urusan. Jadi, nggak bisa temani kamu cari hadiah ulang tahun untuk nenek.""Nggak apa-apa, aku sudah beli kok."Dia belum pernah ke toko barang antik di sini. Dia datang ke sini juga hanya untuk coba cari. Jika tidak ketemu sesuatu yang cocok, dia akan belanja di tempat lain dengan Raisa besok.Tidak disangka dia malah dapat hadiah yang memuaskan.Raisa juga terkejut dan berkata, "Oh ya? Baguslah kalau gitu!"Clara tersenyum. "Iya."Pada saat itu, Raisa tiba-tiba berkata, "Ngomong-ngomong, beberapa hari lalu kamu bilang kamu bertemu Keluarga Gori. Aku sudah cari tahu tentang mereka selama dua hari ini. Keluarga Gori emang mau pindah ke ibu kota, dan mereka sedang cari rumah."Mendengarnya bicara tentang Keluarga Gori, senyum Clara memudar. "Oke, aku mengerti.""Sedangkan untuk keluarga neneknya Vanessa, kudengar mereka sudah dapat rumah dan akan segera pindah. Katanya, mereka sudah kirimkan undangan sejak dua
Baca selengkapnya

Bab 119

"Ternyata Pak Arfan."Melihat Pak Arfan berjalan ke arah mereka, Ervan dan Vanessa dengan sopan berjabat tangan dengannya, lalu bertanya, "Apa Bapak sedang ada pertemuan bisnis dengan Pak Dylan?""Iya, Pak. Perusahaan Pak Dylan baru-baru ini punya beberapa proyek yang cukup menarik, jadi saya datang untuk bicara dengannya."Melihat Dylan dan Clara tetap berdiri di sana dan tidak mendekat, Ervan sempat terdiam sejenak, tapi tidak terlalu peduli.Arfan yang tidak tahu situasi di antara mereka, jadi merasa perilaku Dylan agak aneh.Sebagai seorang pengusaha, bahkan jika Dylan tidak kenal Keluarga Gori, bukankah tidak ada salahnya untuk datang dan sapa mereka serta dapat lebih banyak teman.Saat Vanessa dan Ervan tengah berbincang dengan Pak Arfan, Nenek Gori menyapa Pak Arfan, lalu bersama Rita berjalan menghampiri Clara dan Dylan.Dylan memandang Clara.Sementara Clara hanya memperhatikan mereka datang dan tidak bergerak.Nenek Gori berkata dengan ramah, "Clara, lama nggak jumpa."Tapi C
Baca selengkapnya

Bab 120

Lebih dari sepuluh tahun berlalu sejak kejadian itu, tapi dia masih ingat dengan jelas.Dia ingat dia pergi ke kamar mandi dengan sedih hari itu. Ketika kembali, dia melihat Nenek Gori memegang dua es krim di tangannya, itu dia beli untuknya dan Vanessa.Tapi salah satunya secara tidak sengaja terpotong akibat tersenggol seorang pelayan yang lewat sambil bawa nampan kotor, es krim itu pun jadi kotor.Vanessa segera memilih yang utuh.Nenek Gori malah mengusap kepalanya dan tersenyum. Dia tidak membuang es krim kotor itu atau ganti yang baru.Ketika dia kembali, neneknya menyerahkan es krim itu tanpa mengatakan sepatah kata pun tentang mengapa bisa terpotong.Dengan kemampuan keuangan Keluarga Gori saat itu, nenek tidak hanya mampu beli satu es krim lagi, tapi bahkan seribu atau sepuluh ribu.Tapi dia tetap tidak beli yang baru.Sejak saat itu, dia sadar dengan sangat jelas, perasaan Nenek Gori padanya telah berubah.Dia juga tidak akan pernah melupakan ekspresi jahat di wajah Vanessa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status