Home / Fantasi / Hidup Kembali di Zaman Kuno / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hidup Kembali di Zaman Kuno: Chapter 21 - Chapter 30

98 Chapters

Bab 8

Pagi di bawah pohon rindang dan dingin tiga bersaudari dan Raka sudah membuka lapaknya serta sudah siap membakar ikan hasil tangkapan mereka di sebelah lapak Raka ada seorang penjual ikan juga. Dan di depannya ada penjual jeruk. Suasana pasar sangat ramai pagi ini karena para pekerja baru dapat upah hasil pekerjaan mereka. Ikan-bakar ikan bakar satu sen per ekor..suara itu terus menggema di hiruk pikuk suasana pasar. Tidak lama kemudian mereka para pengunjung berkerumun. Ada yang bilang” Bagaimana bisa ikan menjadi enak setelah hanya di panggang dan dilumuri kecap serta rempah begitu saja.” Pengunjung yang lainya.” Nona aku mau mencicipi nya terlebih dahulu bolehkah.” “Boleh tuan silahkan dicicipi jika tidak enak tuan tidak perlu membelinya.” Baik kesepakatan yang bagus. “Wah ini enak sekali aku beli sepuluh saja.” Ini sepuluh sen nya besok aku akan kemari lagi. Langsung para pengunjung membeli satu demi satu hasil panggangan ikan Raka. “Kamu memang cocok diposisi itu Aini.” U
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 22

Setelah kejadian semalam suntuk Raka dan ketiga istrinya tidak berada di rumah makan sekar kedaton. Raka melimpahkan semua ini kepada Zio yang memiliki keterampilan setelah dilatih Raka.Dia Kembali dengan menaiki kuda berlainan dengan Aina. Namun Raka selalu berada di belakang Aina. Sebelum siang mereka sudah sampai di rumah.Dan Raka juga telah memesan batu bata merah serta beberapa kusen untuk memperbaiki kamar ketiga dan dua sehingga bisa digunakan dengan baik. Rumah mereka juga sudah mulai dipugar mereka bekerja Bersama untuk memperbaiki rumah.Raka juga membeli kayu terbaik di kecamatan dan mebawa ke kali bening. Kemudian raka mendesain ulang rumah mereka.Kanda kenapa tidak pulang kerumah tadi malam,” ujar Andini“Ya sebenarnya kanda mau pulang namun kakakmu menyusul kerumah makan sekar kedaton hingga kami batal pulang. Dan hujan pun sangat deras kan tadi malam.” Sahut Raka dengan ramah.Baik lah kita kerjakan perlahan rumah ini, sore nanti mungkin ada pekerja yang membantu kita
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 23

Di ruang tamu rumah Santo Anggoro, suasana tegang menyelimuti seluruh keluarga. Wajah-wajah cemas terpampang jelas di antara mereka yang duduk melingkar, sementara suara suara jangkrik terasa begitu nyaring di telinga."Bagaimana bisa Wara dituduh menculik istri Raka? Ini pasti ada kesalahpahaman!" ujar Santo dengan suara bergetar.Istrinya, Sarti, menangis tersedu-sedu di pojok ruangan, memegangi sapu tangan lusuh yang terus ia remas. "Wara itu anak baik, Tuan. Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu.Putra sulung mereka, Angga, yang sejak tadi mondar-mandir, akhirnya bersuara, "Kita harus cari saksi yang bisa membuktikan kalau Wara nggak bersalah. Kalau nggak, dia bisa dihukum mati!""Tapi siapa yang mau membela Wara? Semua orang di desa sudah mengetahui bahwa Wara terkenal bajingan!" sahut Santo dengan nada putus asa.Saat itu juga Sarti karena ia baru mengetahui hal ini dari suaminya bahwa Wara anaknya merupakan bajingan di desa petir.Tiba-tiba, dari luar pintu, masuklah Karmi
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 24

Kunto seorang warga kali bening yang menemani Raka malam itu memperkuat bahwa pemutar balikkan oleh Wara semuanya salah. Dan Wara lah yang berniat menculik istri Raka.“Yang mulia saya juga bersaksi bawa kami beberapa warga kampung kali bening. Telah memergoki Wara, Baurekso dan Bagong menyelinap ke rumah Raka namun hal itu dapat kami atasi.” Ujar KuntoKesaksian Kunto dan beberapa warga membuat Santo terkulai lemah dan di tuntun keluar ruang sidang untuk mendapat pengobatan dari tabib. Karena bekas lebam dan luka dalamnya belum pulih seutuhnya.Santo tidak berani menggugat Raka karena ia juga takut di hukum mati karena perbuatannya beberapa hari yang lalu.Wara Anggoro hanya menatap nanar keluarganya bahwa ini adalah akhir dari hidupnya. Karena pengadilan telah memutuskan untuk eksekusi di lakukan besok pagi di alun-alun pasar Kemusuk.Hari ini keluarga Santo Anggoro benar-benar terpukul atas hukuman yang diberikan kepada Wara yang selalu bertindak ceroboh dan gegabah serta keras kepa
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 25

Suasana di pasar kemusuk pagi itu sangat ramai karena banyak pedagang dari kota madya utama akan menuju Pelabuhan desa petir. Sekaligus mereka akan istirahat beberapa hari baru kemudian berlayar.Kentongan Kerajaan berbunyi lonceng juga berbunyi pertanda aka nada eksekusi di depan alun-alun pasar kemusuk.Warga segera berdatangan dan berkerumun. Menyaksikan beberapa warga yang terlibat kasus berat dan termasuk Wara di dalamnya.“Kisanak para hadirin saya selaku perwakilan pengadilan Kerajaan telah mendapat titah dari Raja Mahesa Warman untuk melaksanakan apa yang telah disidangkan kemarin.”“Dan juga untuk para terpidana apakah kalian ada permintaan terakhir.”Semua terpidanan tertunduk sambil gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Tidak ada satu patah katapun yang bisa mereka ucapkan karena nyawa mereka sudah di ujung tanduk.Keluarga Santo tidak serta merta menyaksikan eksekusi ini hanya Santo seorang diri dan pembantunya yang menyaksikan dari kejauhan. Sedangkan Angga, Ratmi dan
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 26

“Andini apakah kamu masih kesal dengan kejadian dua gadis negeri angin dengan kanda beberpa hari lalu.” Ujar Raka“Tidak Kanda..aku sudah memaafkan ini semua.” Aini sambil membersihkan wajah suaminya yang tampan dengan air hanggat.Kemudian ia membersihkan kaki dan tangan Raka sebelum mereka beristirahat. Setelah semua itu dilakukan Raka dari tadi mengamati gunung kembar Andini yang terombang ambing di depan Raka karena sudah memakai pakaian tipis untuk tidur. Bahkan terkadang Andini sengaja menyentuhkan dadanya kepada punggung Raka.Mereka berdua menarik selimut karena hujan semakin deras dan cuaca semakin dingin. Raka dengan sigap memeluk Andini wajah mereka bertatapan dan bertukaran nafas karena saling dekap mereka.“Kanda akankah kita berperang…belum selsai Andini mengatakan cintanya dia langsung di cumbu oleh Raka dengan liar membuat Andini meringkik seperti kuda…Ahhhhhhh..” Kanda.Raka dengan kejam meremas kedua gunung kembar Andini ya betapa beruntungnya Raka di dunia Zaman Kuno
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 27

Malam itu bulan bersinar redup di langit, diterpa awan tipis yang sesekali menutupi cahayanya. Raka mengendarai kuda dengan hati-hati di jalan setapak yang menghubungkan Desa Petir dengan Kampung Kali Bening. Angin malam berembus dingin, membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Di dalam tas kulit yang terikat di pelana kudanya, tersimpan berbagai bahan makanan yang ia beli untuk persiapan di rumah.Di ujung jalan yang sepi, beberapa pria bertubuh kekar bersembunyi di balik pepohonan rimbun. Obor kecil yang mereka bawa hanya sesekali menyorot wajah mereka yang dipenuhi niat buruk. Begitu Raka melewati jalan tersebut, mereka langsung bergerak cepat."Hei! Apa-apaan ini?!" Raka berusaha menarik kendali kudanya saat dua pria bersenjata golok mencengkeram lengannya."Jangan banyak tanya!" Salah satu pria bertubuh tinggi besar menghardik sebelum melayangkan pukulan ke perut Raka.Raka meringis, napasnya tertahan sesaat. Ia berusaha melawan, namun jumlah mereka terlalu banyak. Kudanya meringki
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 28

Setelah beberapa hari tanpa kabar, keluarga Raka Wironegoro mulai dilingkupi kecemasan yang semakin mendalam. Paman Zeno, seorang pria paruh baya yang penuh kebijaksanaan, memutuskan untuk mengambil inisiatif dalam pencarian. Bersama kedua putranya, Roni dan Riko, serta ketiga istri Raka—Aina, Aini, dan Andini—mereka mulai menelusuri jejak yang mungkin mengarah pada keberadaan Raka.Ketiga istri Raka berada dalam kondisi yang sangat terpukul. Mereka kehilangan nafsu makan dan mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik serta mental. Wajah mereka semakin pucat, tubuh mereka semakin kurus, dan sering kali mereka menghabiskan malam dalam tangisan. Ikatan batin yang kuat dengan Raka membuat mereka sulit menerima kenyataan bahwa suami mereka hilang begitu saja tanpa jejak.Pencarian dimulai dari sekitaran istana Kerajaan Surya Manggala. Para penjaga dan pelayan ditanyai satu per satu, namun tak ada yang mengetahui ke mana Raka pergi. Tidak ingin tinggal diam, Paman Zeno dan rombongan mula
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 29

Raka terhuyung, tubuhnya penuh luka lebam dan goresan akibat perlawanan sengitnya melawan geng Kapak Geni. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, dan akhirnya, ia kalah. Tanpa ampun, mereka menyeretnya ke tepi jurang di balik gunung Desa Petir. "Selamat tinggal, bocah sombong!" seru salah satu dari mereka sebelum menendang tubuh Raka ke dalam jurang. Ia jatuh melayang di udara, sebelum tubuhnya menghantam dahan-dahan pohon dan akhirnya terhempas ke tanah berbatu. Gelap. Sunyi. Dunia terasa kosong. Beberapa hari kemudian, kelopak mata Raka bergetar, lalu perlahan terbuka. Rasa sakit menyeruak dari sekujur tubuhnya. Tulang-tulangnya terasa seperti remuk, dan setiap tarikan napas adalah penderitaan. Ia tergeletak di dasar jurang yang penuh dedaunan kering dan bebatuan tajam. "Di mana aku...?" gumamnya lemah. Ia mencoba bergerak, namun rasa sakit menusuk membuatnya meringis. Butuh waktu lama bagi Raka untuk sekadar duduk dan mengumpulkan kesadarannya. Perutnya keroncongan, tenggorokanny
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 30

Sejak kepergian Raka yang tiba-tiba, Rumah Makan Sekar Kedaton tetap beroperasi seperti biasa. Paman Zeno dan Aini mengambil alih pengelolaan dengan penuh tanggung jawab. Mereka memastikan bahwa setiap aspek operasional berjalan lancar, mulai dari penyediaan bahan baku, pengelolaan keuangan, hingga pelayanan terhadap pelanggan. Awalnya, banyak pelanggan setia yang menanyakan keberadaan Raka. Namun, Paman Zeno dan Aini selalu memberikan jawaban yang menenangkan tanpa mengurangi semangat mereka dalam menjalankan rumah makan. Berkat strategi pemasaran yang lebih agresif dan inovasi menu yang dilakukan Raka sebelum diculik, popularitas Sekar Kedaton justru semakin meningkat. Aini, dengan keterampilannya dalam mengatur keuangan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan, berhasil mempertahankan loyalitas pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Ulasan positif tentang kualitas makanan dan pelayanan Sekar Kedaton semakin banyak berkat pembicaraan dari mulut kemulut, membuat nama rumah mak
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status