Sepanjang pagi, Aruna merasakan perutnya kram dan tubuhnya terasa pegal. Ia tahu ini mungkin efek dari kehamilannya, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Tidak ada gunanya mengeluh, terutama di hadapan Baskara.Dengan langkah pelan, Aruna menyiapkan sarapan seperti biasa. Tangannya sedikit gemetar saat menuangkan kopi ke dalam cangkir Baskara, tetapi ia tetap berusaha terlihat normal. Ia tidak ingin menarik perhatian pria itu.Baskara duduk di meja makan, membuka ponselnya dengan ekspresi serius. Tanpa mengangkat kepala, ia berkata dengan nada tegas, “Nanti malam, kamu ikut denganku ke acara pesta peresmian gedung baru rekanan bisnis.”Aruna yang tengah meletakkan piring di atas meja, seketika menghentikan gerakannya. Ia ingin menolak. Tubuhnya sedang tidak enak badan, pikirannya pun masih kacau dengan kehamilan yang baru ia sadari. Namun, menatap Baskara yang tetap sibuk dengan ponselnya, ia tahu bahwa menolak hanya akan memperburuk keadaan.Sesaat, Aruna menggigit bibirnya, menco
Terakhir Diperbarui : 2025-03-19 Baca selengkapnya