Semua Bab Terpikat Hasrat CEO Dingin : Bab 41 - Bab 50

83 Bab

Pembicaraan Kecil

Felix menatapku sebentar sebelum akhirnya berkata, “Jika Anda mengizinkan, saya bisa membawakan baju dari apartemen Anda atau membelikannya.” Aku menoleh dengan alis terangkat, sedikit terkejut dengan tawarannya yang di luar dugaan. “Tidak perlu repot-repot." Felix masih menatapku seolah menunggu aku berubah pikiran. Tapi aku menggeleng dengan yakin. “Serius. Bajuku sudah hampir kering.” Dia menghela napas, lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana. “Baiklah. Tapi jika Anda membutuhkan sesuatu, apa pun itu, katakan saja.” Aku memiringkan kepala, memperhatikan ekspresinya yang benar-benar tulus. Apa pun? Tiba-tiba aku berpikir sejenak, lalu menatap sofa di tengah ruangan. “Kalau begitu, duduklah.” Felix mengangkat alis, jelas tidak menyangka permintaanku. Tapi dia tidak menolak. Dengan tenang, dia be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Usapan yang Hangat

Aku tidak menyangka Lucian sudah kembali dari rapat. Refleks, aku bangkit dari sofa, nyaris bersamaan dengan Felix yang segera merapikan jasnya dengan sikap profesional. “Tuan Lucian,” ucapnya sopan, sedikit membungkuk sebelum menoleh ke arahku seolah meminta izin. Aku mengangguk kecil, dan Felix pun melangkah menuju pintu, meninggalkan kami berdua dalam keheningan yang tegang. Lucian tetap berdiri di ambang pintu, tidak mengatakan apa pun. Matanya tajam, dingin, dan penuh sesuatu yang sulit kutebak. Aku menelan ludah, merasa tiba-tiba canggung. Aku berharap dia tidak marah karena aku berbicara dengan Felix. Tapi ternyata, aku salah. Tanpa peringatan, Lucian berjalan mendekat, tangan besarnya meraih pergelangan tanganku dengan cekatan. Aku terkesiap saat dia menarikku, membuatku terduduk di kursi kerja miliknya. "L-Lucian—" Dia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bisa Bangkit Lagi

Lift terbuka, dan begitu aku dan Lucian masuk, aku nyaris menghela napas lega—sampai aku melihat seseorang berdiri di dalam. Veronica. Lucian masih memeluk pinggangku, dan aku bisa merasakan tubuhnya tetap rileks, seolah kehadiran adiknya bukan masalah besar. Tapi aku bisa melihat jelas bagaimana ekspresi Veronica berubah dalam sekejap. Matanya menyipit, bibirnya tertarik membentuk garis tipis yang penuh rasa tidak senang. Aku diam-diam tersenyum. Ah, betapa menyenangkannya melihat ekspresi itu. Aku merasakan perutku cukup geli. Veronica melipat tangan di depan dada, lalu menatap Lucian dengan sorot mata menilai. “Kau benar-benar seperti suami yang mencintai istrinya.” Lucian tidak bereaksi. Tidak ada kata-kata, tidak ada perubahan ekspresi. Hanya diam. Aku di sisi lain merasa gatal untuk membalas. Aku sedikit memiringkan kepala, seketika tersenyum manis tapi tetap anggun. “Mungkin kau hanya perlu menemukan pria yang sempurna seperti kakakmu sendiri.” Veronica menoleh padaku, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Makan Siang Mewah

Restoran tempat Lucian membawaku bernama Étoile Blanche, sebuah tempat mewah dengan desain interior elegan bernuansa emas dan krem, diterangi lampu kristal yang menggantung anggun di langit-langit. Begitu kami masuk, aku segera merasakan perubahan atmosfer. Para pelanggan yang sedang menikmati hidangan mereka menoleh, beberapa dengan rasa ingin tahu, beberapa dengan tatapan hormat yang tersembunyi. Para karyawan pun langsung bersikap sangat sopan, membungkuk sedikit lebih rendah dari yang seharusnya. Aku mengangkat alis, tapi tetap diam. Aku bukan orang yang suka mendapat perhatian seperti ini, tapi tidak ingin terlalu ikut campur. Seorang pria dengan setelan rapi, yang sepertinya adalah manajer restoran, segera menghampiri. "Tuan Devereaux dan Nyonya Devereaux, kami telah menyiapkan ruangan VIP untuk Anda berdua," katanya dengan nada penuh penghormatan. Aku baru akan menoleh ke arah Lucian untuk melihat reaksinya, tapi dia sudah lebih dulu menjawab, “Tidak perlu. Kami akan du
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Godaan Halus Darinya

“Meskipun ini hanya sementara, kau tetap tanggung jawabku,” lanjutnya dengan nada datar. “Jadi kau bisa meminta apa pun. Aku tidak akan memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau inginkan, tapi kau juga harus tetap sempurna di depan publik.” Aku membuka mulut untuk membantah, tapi dia lebih dulu menambahkan, “Kalau kau ingin sesuatu yang mewah—perawatan, pakaian, apa pun—bilang saja padaku. Aku tahu kartu yang kuberikan padamu pasti tidak cukup.” Aku buru-buru menggeleng dengan sedikit melotot. “Tidak! Itu lebih dari cukup!” Lucian menatapku sejenak, lalu hanya mengangkat bahu kecil. Aku menatap piringku, merenungkan kata-katanya. Aku tidak pernah berpikir untuk menghamburkan uangnya atau hidup dalam kemewahan. Itu bukan aku. Aku sudah cukup dengan menjadi diriku sendiri. “Kurasa aku sudah cukup sempurna seperti ini,” kataku akhirnya, mengangkat bahu. “Tanpa perawatan mahal atau apa pun itu seperti yang kau bayangkan." Lucian menaikkan sebelah alis, seolah tertarik dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Mantan Tunangan

Lucian tidak serta-merta menjawab. Dia mengangkat sendoknya dulu, menyeruput kopi yang baru saja datang, seolah menimbang apakah pertanyaanku layak mendapat jawaban atau tidak. Kemudian dengan suara dan ekspresi tenang, dia berkata, “Iya, itu benar." Aku mengerjap perlahan. Aku mendengar tidak ada keraguan dalam suaranya, juga tidak ada upaya untuk menyangkal. Tapi bukannya merasa puas, aku justru semakin ingin tahu. Pernikahan mereka dibatalkan mendadak—itu yang Felix katakan.Sayangnya sebelum aku berkata, Lucian kembali bicara dengan suara datar seperti tidak berminat membahas topik itu. “Tapi kau tidak perlu memikirkannya. Simpanlah rasa penasaranmu." Aku mengangkat alis secara refleks. Memperhatikan Lucian yang meletakkan cangkir kopinya, lalu menatapku. “Aku tidak memiliki perasaan pada Celeste seperti yang kau bayangkan. Aku juga tidak berniat mengingat lagi kenangan yang tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Pertunjukan Drama

Kami baru saja keluar dari restoran ketika tiba-tiba Lucian menarikku ke arahnya. Aku terhuyung sedikit, tidak siap dengan gerakan mendadaknya. "Apa—" "Ssstt, diamlah." Dia berbisik dengan lembut. Tangannya yang kokoh melingkari pinggangku, menahanku tetap dekat dengannya. Aku bisa merasakan detak jantungnya yang stabil, kontras dengan debaran di dadaku sendiri yang tiba-tiba melonjak drastis. Aku hampir bertanya apa yang terjadi ketika dia sedikit menunduk, bibirnya hampir menyentuh telingaku. "Mereka mengikutimu," ucapnya pelan. Aku merasa tubuhku membeku. "Siapa?" Lucian terdiam sebentar. Matanya sekilas melirik pantulan kaca restoran di depan kami. "Celeste dan Damien." Aku spontan ingin menoleh, tapi Lucian menahanku dengan sedikit menekan punggungku. "Jangan melihat langsung." Aku menghela napas pelan. "Mereka menguntit kita?" "Mungki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Istri Paling Bahagia

Butik yang aku pilih bukan yang paling mewah di kota ini, tapi tetap memiliki reputasi tinggi. Tempat ini terkenal dengan koleksi busana eksklusif yang elegan tanpa terlalu mencolok. Saat Lucian memarkir mobil di depan butik, aku merasa sedikit aneh. Aku tidak terbiasa berbelanja dengan seorang pria—apalagi pria yang statusnya sebagai suamiku masih terasa seperti ilusi yang belum sepenuhnya kupahami. Lucian membuka pintu untukku, dan aku melangkah masuk ke butik yang terasa sejuk dengan pencahayaan lembut. Begitu melihat kami, seorang pegawai langsung menghampiri. "Selamat datang di Belle Élise. Ada yang bisa kami bantu?" Lucian mengangguk singkat ke arahku, seolah memberi isyarat bahwa aku yang bertanggung jawab atas kunjungan ini. Aku tersenyum kecil. "Aku ingin melihat koleksi gaun terbaru kalian." Wanita itu mengangguk dengan ramah, lalu mulai membimbing
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Hiburan di Butik

Aku bisa merasakan bagaimana Celeste menatapku dengan ekspresi terkontrol, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang lain. Kekesalan. Bagus. Aku berbalik ke pegawai butik dan tersenyum. "Sepertinya aku ingin mencoba satu gaun lagi sebelum pergi. Ada koleksi terbaru yang lebih … eksklusif?" Pegawai itu mengangguk cepat. "Tentu, Nyonya Devereaux. Kami memiliki koleksi terbatas yang baru tiba minggu ini." Aku melirik Celeste sekilas sebelum berkata, "Koleksi terbatas? Kedengarannya menarik. Pastikan aku mendapatkan yang terbaik, ya?" Celeste jelas tidak menyukai nada santai dalam suaraku. Aku bisa melihat dari ekor mataku bagaimana bibirnya sedikit menegang. Aku tahu dia ingin mengatakan sesuatu, tapi menahan diri karena situasi. Lucian tetap diam, tapi aku yakin dia menikmati ini dalam caranya sendiri. Aku berjalan dengan anggun ke ruang pas, sementara pegawai butik membawakan satu set gaun eksklusif yang tampaknya hanya tersedia dalam jumlah terbatas. Saat aku mencoba salah satunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Kunjungan Ke Rumah

Suara dering ponsel tiba-tiba memecah keheningan di dalam mobil. Lucian mengangkatnya tanpa mengubah ekspresi, matanya tetap fokus pada jalan. Aku melirik sekilas, menangkap namanya di layar: Haelyn Devereaux. Aku langsung tahu ini bukan percakapan biasa. Karena itu adalah nama ibunya Lucian. Lucian menjawab, suaranya datar seperti biasa. "Iya? Ada apa?" Aku tidak bisa mendengar suara di ujung sana, tapi butuh waktu kurang dari lima detik sebelum Lucian menarik ponsel menjauh dari telinganya seolah ingin menghindari ledakan suara. Wajahnya tetap tenang, tapi saat aku melirik aku bisa ujung rahangnya sedikit mengetat. "Oh," gumam Lucian setelah seseorang di sana selesai bicara. "Baiklah." Lalu panggilan berakhir. Lucian terdengar menghela napas berat. Aku langsung menelan ludah, merasa firasat buruk merayapi tulang punggungku. "Apakah itu ibumu?" Lucian menyandarkan tangannya ke kemudi, matanya beralih padaku sejenak sebelum kembali ke jalan. "Kau benar." Aku menunggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status