“Kau yakin Lucian akan menjemputmu?” Veronica bersandar santai di ambang pintu ruang kerja Lucian. Senyumnya miring, matanya menyorot penuh kemenangan. Aku yang tengah duduk di sofa sengaja tidak langsung menjawab. Wajahku tetap tenang, meskipun hatiku tidak sepenuhnya. “Aku tidak menunggunya,” jawabku akhirnya. Suaraku pelan, tapi tegas. Veronica tertawa kecil. “Oh, ya? Jadi kau di sini untuk apa? Melamun sampai ketiduran?” Aku menarik napas perlahan. Mataku menatap Veronica tanpa ekspresi. Memang, aku ketiduran. Setelah menunggu berjam-jam, aku berkali-kali mengecek ponselku, tapi tidak ada satu pesan pun dari Lucian. Bukan hanya tidak datang, bahkan Lucian tidak mengabariku. “Apa kau tidak lelah?” Veronica melangkah masuk, mendekat dengan langkah pelan seperti singa yang mengintai mangsanya. “Kau tahu kau terlihat menyedihkan? Duduk di sini sepanjang hari,
Terakhir Diperbarui : 2025-03-25 Baca selengkapnya