Home / Fantasi / Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Setelah menikah, Belinda tinggal di Desa Belukar yang jaraknya 5 kilometer dari sini. Suaminya adalah seorang tukang batu.Rafa berdiri di ambang pintu sambil menggendong Alice. Dia melirik Belinda dengan tatapan dingin, tanpa sedikit pun berniat menyingkir untuk memberi jalan."Rafa, dengar-dengar kamu buka klinik?" Belinda memasang senyuman manis, lalu bertanya, "Kamu sekarang sudah nggak bodoh? Dari mana kamu dapat uang buat buka klinik? Memangnya kamu bisa mengobati orang?"Rafa tetap diam."Kayaknya kamu masih tolol ya? Dari tadi aku bicara panjang lebar, tapi kamu diam saja. Heh!" Belinda memelotot, lalu meneruskan, "Dulu Ayah pernah bilang di rumah ini ada pusaka turun-temurun, semacam lesung untuk menumbuk obat, katanya barang antik. Jangan-jangan kamu dan Miko jual itu buat modal buka klinik?"Rafa tertawa sinis. "Apa urusannya denganmu?"Mata Belinda membelalak semakin besar. "Kenapa bukan urusanku? Aku ini kakak sulungmu, anak perempuan dari keluarga ini! Kalau harta keluarg
Read more

Bab 22

Ada pepatah yang bilang "tidak takut penagih utang galak, tapi takut si pengutang miskin sampai tidak punya sepeser pun"!Belinda senang bermain bunga-bunga utang. Biarkan dia terus menghitung bunga itu sendirian, toh Rafa tidak punya sepeser pun untuk bayar!Warga desa yang menonton tak bisa menahan tawa. Belinda terdiam sesaat, lalu mulai meratap seperti kehilangan orang tua, "Semuanya, kalian harus tahu Rafa ini utang, tapi nggak mau bayar. Masih bisa disebut laki-laki nggak?"Rafa langsung naik darah. Dia masuk ke rumah untuk mengambil golok kayu bakar, lalu mendekati Belinda dengan langkah besar. Sambil menggertakkan gigi, dia menyergah, "Belinda, kalau sampai Ibu kenapa-napa gara-gara kamu, aku bakal habisi kamu! Dasar serigala tak tahu balas budi!"Bagaimanapun, Belinda hanya wanita dengan nyali kecil. Dia buru-buru bangkit, lalu menepuk-nepuk debu di pantatnya. Sambil mengomel, dia pergi begitu saja. Dia pun tahu, sekalipun membunuh Rafa, dia tetap tidak bisa mendapat sepeser p
Read more

Bab 23

"Ayo!" Rafa berpamitan pada ibunya, lalu membuka payung untuk melindungi Alice dari terik matahari. Bersama Mega, mereka melangkah keluar dari rumah.Karena kakak iparnya sedang tidur, Rafa tidak punya pilihan selain membawa Alice bersamanya. Begitu keluar, Rafa mengunci pintu rumah. Sebelum berjalan jauh, mereka bertemu dengan Alzam, kakak Kanaya."Rafa, kalian mau ke mana?" tanya Alzam dengan tatapan tajam."Oh, aku dan Mega bawa anak jalan-jalan." Rafa melirik Mega sekilas, sengaja menjawab seperti itu.Mega langsung melayangkan pukulan kepada Rafa. "Dasar bajingan, bisa nggak ngomong yang benar sedikit?"Mereka cuma keluar bareng, tetapi Rafa malah bicara seolah-olah mereka ini adalah pasangan suami istri.Namun, Alzam tidak menangkap maksud Rafa. Dia hanya terkekeh-kekeh dan mengejek, "Dasar aneh, panas-panas begini malah keluyuran!"Kelompok Empat Desa Kenanga berjarak sekitar 500 meter dari rumah Rafa. Di tengah desa, ada rumah tiga lantai yang menjulang tinggi dengan dekorasi m
Read more

Bab 24

Mata Brawa langsung berbinar, tetapi tetap curiga. "Jadi ... kamu bisa menyembuhkannya?""Tentu saja bisa, ini cuma masalah sepele." Rafa mengangguk santai, lalu meminta Siti pergi sebentar.Siti sendiri juga tidak terlalu percaya pada kemampuan Rafa, tetapi tetap melangkah pergi dengan ragu.Begitu Siti menjauh, Rafa merendahkan suaranya dan berkata, "Aku bisa menyembuhkan Siti, tapi metodenya cukup unik. Aku harap kalian bisa menerimanya.""Metode seperti apa?""Jangan tanya dulu. Kalau percaya padaku, ikuti saja instruksiku." Rafa menjamin dengan nada misterius, "Aku jamin, dalam hitungan menit, Siti akan sembuh total."Brawa berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, aku akan menurutimu." Setelah beberapa saat, dia menambahkan, "Tapi yang paling penting, pastikan Siti tetap aman!"Rafa tertawa. "Tenang saja, aku ini dokter. Tugasku menyembuhkan orang, bukan malah memperburuk keadaan."Setelah melihat-lihat halaman belakang, Rafa mengambil seutas tali dan memanggil Siti ke sana, m
Read more

Bab 25

Rafa menghela napas, lalu pergi menggendong Alice sebelum berkata, "Lepaskan saja talinya, pengobatan sudah selesai dan hasilnya sangat baik."Mega akhirnya sadar dan buru-buru merapikan pakaian Siti sambil tersenyum. "Selesai, Siti! Tangan kananmu sudah sembuh, sekarang bisa bergerak lagi!"Brawa pun bereaksi, wajahnya berubah penuh kegembiraan. "Hahaha! Siti sudah sembuh! Ini luar biasa!"Mega segera melepaskan tali yang mengikat Siti, lalu membawanya kembali ke dalam rumah.Brawa mengajak Rafa masuk untuk minum teh dan bertanya, "Rafa, gimana bisa tiba-tiba tangan Siti sembuh begitu saja?""Maaf ya, Paman. Tadi aku melakukan itu bukan bermaksud melecehkan Siti." Rafa mengangguk dan menjelaskan, "Siti mengalami kondisi yang disebut neurosis reaktif, semacam saraf yang tertidur. Ibarat mesin yang mati mendadak, tapi mesinnya sebenarnya nggak rusak dan hanya perlu dinyalakan kembali.""Tapi, kasus Siti cukup parah, akupunktur dan obat pun nggak akan berpengaruh. Jadi, aku terpaksa memb
Read more

Bab 26

"Terima saja! Kalau kamu menolak, berarti kamu meremehkanku!" Tanpa memberi Rafa kesempatan menolak, Brawa langsung menyelipkan uang 6 juta itu ke dalam sakunya.Tidak ada gunanya menolak. Akhirnya, Rafa menerima uang itu dan mengangguk. "Baiklah. Paman, aku pamit dulu. Kalau masih ada masalah dengan tangan Siti, suruh dia datang menemuiku saja."Satu tamparan, untung 6 juta. Lumayan juga.Brawa mengangguk, mengantar Rafa keluar.Mega tiba-tiba menambahkan, "Paman, kamu kenal banyak pengusaha besar. Kalau ada kesempatan, kenalkan Rafa ke mereka ya. Rafa ini dokter hebat, spesialis penyakit yang sulit disembuhkan!"Brawa mengangguk berkali-kali. "Tentu saja! Aku akan bantu promosikan dokter sakti dari desa kita!"Rafa mengucapkan terima kasih. Sambil menggendong Alice, dia berjalan pulang bersama Mega.Enam juta dari satu pasien, jantung Rafa sampai berdebar kencang karena terlalu gembira.Mega meliriknya sambil menyeringai. "Rafa! Hari ini aku yang bantu dapat pasien. Kamu mau kasih ak
Read more

Bab 27

Rafa berkata jujur, "Kak, dia cuma minta aku menemaninya ke warnet, bukan bilang mau pacaran denganku.""Ke warnet bukannya sama saja dengan pacaran? Lama-lama juga bakal nyambung ...." Miko tertawa, mendorong Rafa. "Pokoknya aku nggak peduli. Aku sudah cocok sama Mega, jadi kamu harus bisa mendapatkannya!"Rafa merasa pusing. "Kak, kamu kira ini kayak beli ayam di pasar? Tinggal nawar harga terus bisa dibawa pulang? Hal kayak begini itu butuh yang namanya jodoh.""Anak kecil tahu apa soal jodoh? Yang penting cewek, bisa punya anak, sudah cukup!" Miko tertawa, lalu pergi memandikan Diah.Rafa hanya bisa mengangkat bahu dan melanjutkan pekerjaannya sendiri. Sebenarnya, Rafa juga ingin pergi ke kota.Sekarang dia punya uang, jadi bisa membelikan kursi roda untuk Diah, juga membeli beberapa buku medis modern untuk menambah wawasannya.Meskipun sudah memiliki ilmu medis turun-temurun, Rafa tetap ingin belajar ilmu medis modern. Selain itu, dia juga ingin membeli beberapa bahan obat dasar d
Read more

Bab 28

Rafa merangkul bahu Mega. "Ya sudah, kita coba saja!"Kali ini, Rafa bisa memenuhi keinginan Miko. Miko menyuruhnya mendapatkan Mega dan ternyata benar-benar berhasil.Namun, kalau dipikir-pikir, seharusnya bukan dia yang mendapatkan Mega, melainkan Mega yang berhasil mendapatkan dirinya.Mereka terus bermesraan hingga tiba di kota. Sayangnya, penumpang di dalam bus semakin banyak, membuat mereka merasa tidak leluasa. Jadi, mereka hanya bisa menahan diri.Begitu tiba, Mega langsung membawa Rafa ke satu-satunya warnet di kota untuk menyelesaikan tugas online-nya.Rafa berkata, "Aku mau ke toko obat dulu. Mega, kamu selesaikan tugasmu dulu. Nanti aku ke sini lagi setelah selesai belanja.""Oke, aku tunggu kamu buat makan bareng." Mega mengangguk.Di toko obat, wanita yang dulu sering meremehkannya kini malah bersikap antusias. "Dik! Lama nggak ketemu, senang bisa melihatmu lagi!""Halo!" Rafa yang merasa senang pun mengeluarkan uang dan berkata, "Aku datang hari ini untuk bayar utang. Ke
Read more

Bab 29

Malik terkejut dan mengangguk. "Dik, kamu benar sekali. Aku sendiri adalah seorang dokter, obat itu memang kuracik sendiri ....""Obat yang dulu dikonsumsi oleh Kak Mega juga kamu yang buat, 'kan?" tanya Rafa."Benar, aku minta maaf." Malik tersenyum canggung.Rafa tersenyum tipis. "Tadi saat aku memeriksa nadimu, aku lihat telapak tanganmu panas, lidahmu berwarna merah gelap, dan nadimu sangat lemah. Jelas, kamu kekurangan energi yin. Sebelum kamu kena strok, apa kamu sering mengalami insomnia dan telinga berdenging?""Astaga, kamu luar biasa! Benar sekali!" Malik sangat gembira. Dia langsung menggenggam tangan Rafa. "Aku sudah menjadi dokter seumur hidup, tapi baru kali ini bertemu ahli sepertimu. Ini benar-benar takdir!""Pujianmu berlebihan." Rafa mengeluarkan kertas dan pena, lalu menulis resep dengan cepat. "Kamu perlu perawatan untuk menyeimbangkan energi yin dan meredakan gangguan angin. Minum obat ini. Sesuai perkembangan kondisi, dosisnya bisa disesuaikan.""Selain itu, aku a
Read more

Bab 30

Rafa berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apa bisa suruh dia keluar? Biar kuperiksa dulu."Malik langsung mengangguk dan masuk ke kamar untuk berbicara dengan Zafia.Tak lama kemudian, Zafia keluar dengan kepala tertunduk dan menyapa, "Halo, Dokter Rafa."Rafa mengangguk dan meminta Zafia duduk. Dia mengamati tanda lahir di wajah gadis itu dengan saksama.Tanda lahirnya sebesar kotak rokok, membentang dari pipi kanan hingga ke dahi kanan. Warnanya sangat gelap dengan sedikit rona merah kehitaman.Malik yang berdiri di sampingnya menjelaskan, "Sudah beberapa kali dilakukan perawatan dengan laser, tapi nggak ada hasil. Dokter bilang ini karena peningkatan pigmen yang menembus hingga ke lapisan kulit terdalam, makanya sangat sulit diobati. Zafia juga jadi murung karena hal ini. Dia sampai nggak mau keluar dari rumah."Dalam dunia medis modern, laser memang bisa menghilangkan tanda lahir dengan area kecil. Akan tetapi, jika tanda lahirnya sedalam dan sebesar ini, pengobatan masih terbatas.Ra
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status