Semua Bab Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa: Bab 51 - Bab 60

100 Bab

Bab 51

"Iya nih, tempat yang bagus sekali."Yulan ikut menimpali Malik dan bahkan mengutip sebuah bait puisi, "Seperti puisi yang ditulis sastrawan kuno, 'Menanam kacang di bawah Gunung Selatan, bisa menikmati pemandangan Gunung Selatan!'"Rafa hanya bisa tertawa kecil, tetapi dalam hatinya mengumpat, 'Sial, entah harus ditanggapi atau nggak.'Memangnya pemandangan indah bisa ditukar sama uang?Memangnya orang-orang ramah bisa dijual?Orang-orang di sini sudah melarat karena miskin, tempat bagus apanya!Selain itu ... sejak kapan ada sastrawan kuno yang menanam kacang di bawah Gunung Selatan? Mendengar ceramahnya satu sesi, aku rugi belajar sepuluh tahun!Setelah Zafia beristirahat sejenak, Rafa kembali memeriksa nadinya. Wajahnya tampak lebih baik, tapi pengobatan masih perlu dilanjutkan.Dia menyuruh Zafia berbaring, lalu mulai mengoleskan ramuan obat di wajahnya. Setelah itu, dia mengambil jarum perak dan menusuk area tanda lahirnya dengan hati-hati agar obat bisa meresap lebih dalam ke ku
Baca selengkapnya

Bab 52

Bagaimanapun, sebagai seorang dokter, Malik masih memiliki semangat akademis untuk mendalami ilmu pengobatan. "Kalau bicara soal mekanisme kerja obat ini, konsepnya termasuk metode menyembunyikan luka luar," kata Rafa sambil tersenyum."Secara teknis, ramuan ini nggak benar-benar menghilangkan tanda lahir. Sebaliknya, obat ini membuat tanda lahir turun lebih dalam ke lapisan daging, sehingga tidak lagi terlihat di permukaan kulit. Metode yang sama juga bisa digunakan untuk menghapus tato.""Menyembunyikan luka luar?"Malik tertegun seolah mendengar sesuatu yang luar biasa. Dia menggelengkan kepala dengan kagum. "Benar-benar selalu ada langit di atas langit. Aku sudah menghabiskan hidupku mendalami pengobatan tradisional, tapi di depanmu, ternyata ilmuku masih sangat dangkal ...."Rafa tersenyum rendah hati. "Pak Malik terlalu memuji. Aku cuma kebetulan tahu metode ini dari warisan leluhur."Mendengar hal itu, Yulan langsung menangkap peluang bisnis yang tersembunyi di dalamnya. Dia ter
Baca selengkapnya

Bab 53

"Berengsek! Masih sempat tanya kenapa? Semua ini gara-gara kamu!" maki Hansen dengan suara keras. Napasnya penuh bau alkohol."Rafa, dasar keparat! Rumahmu kedatangan tamu, tapi kamu nggak panggil aku buat temani mereka. Aku jadi nggak punya teman minum tadi siang dan terpaksa pergi ke kota buat minum ....""Pas pulang naik motor, baru saja sampai di pintu desa, tiba-tiba ada bajingan yang melemparku dengan batu bata. Motorku jatuh, kepalaku terbentur!"Wajah Rafa berkedut. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana merespons.'Apa-apaan ini? Rumahku kedatangan tamu, memangnya aku wajib mengundangmu untuk menemani mereka minum?'Mega yang melihat situasi itu hanya bisa tersenyum pasrah sambil melirik Rafa dan Miko. "Kak Miko, Rafa, ayahku kebanyakan minum. Jangan dimasukkan ke hati, ya ...."Miko tertawa ringan. "Bukan salah ayahmu. Ini murni kesalahan tamu kami yang ternyata derajatnya kurang tinggi. Kami takut kalau sampai mengundang kepala desa, mereka nggak sanggup menanggung kehor
Baca selengkapnya

Bab 54

Rafa duduk di sofa di sudut ruangan sambil memperhatikan pria besar itu dengan tatapan dingin dan menebak siapa dia sebenarnya.Pria ini tampak berusia sekitar 30-an. Wajahnya tampak berminyak dan sepertinya dia seorang pebisnis. Namun, dari penampilan wajahnya yang gemuk, dia tidak terlihat seperti orang baik-baik.Galih jelas tidak senang dengan kedatangannya. Dia menyalakan sebatang rokok, mengisapnya perlahan, lalu berkata dengan nada datar, "Maaf, aku nggak bisa menyetujui pinjaman untukmu. Kami cuma memberikan pinjaman untuk keperluan pertanian dan jumlahnya terbatas."Pria besar itu menyeringai, tapi senyumnya penuh dengan kepalsuan. "Pak Galih, aku dengar kamu punya dana lebih dari dua miliar. Aku cuma butuh 400 juta. Nominal 400 juta bagi kamu itu kan cuma recehan?"Galih tertawa dingin. "Siapa yang bilang aku punya dana dua miliar? Kalau memang ada, suruh dia yang kasih kamu uang, karena aku nggak punya."Pria itu menggeleng sambil tetap tersenyum. "Pak Galih, kita ini sudah
Baca selengkapnya

Bab 55

Bruk!"Sialan ...." Bilham terhuyung mundur dua langkah hingga punggungnya menabrak dinding. Dia meringis kesakitan dan tangan kirinya terus dia kibaskan karena nyeri.Sementara itu, Rafa tetap berdiri tenang dan tertawa, "Bos Bilham, pukulanmu ini bahkan masih lebih lemah daripada milik Angga.""Bajingan! Kubunuh kau!"Bilham marah besar. Seketika, niat membunuhnya membeludak. Tangan kanannya meraih pisau pemotong daging dari atas meja dan menikamkan langsung ke arah dada Rafa! Bilham benar-benar kehilangan kendali. Tusukan ini jelas ingin membunuh Rafa.Galih terkejut dan berteriak, "Rafa, cepat lari!"Namun, Rafa tetap bergeming. Saat pisau itu hampir menyentuh tubuhnya, Rafa memiringkan tubuhnya. Pada saat bersamaan, tangan kirinya mencengkeram pergelangan tangan Bilham yang memegang pisau dan memelintirnya ke arah berlawanan!"Argh ...!"Bilham menjerit kesakitan. Pisau pemotong daging itu terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai.Rafa menendang Bilham hingga terjatuh, lalu
Baca selengkapnya

Bab 56

Petrus dan yang lainnya terkejut, lalu serentak menoleh ke arah pintu. Di dalam ruangan, selain Petrus, Tono, dan Karno, ada dua pria muda lainnya."Rafa ...." Begitu melihat Rafa, mata Hana langsung berbinar. Namun, detik berikutnya, wajahnya dipenuhi amarah. "Rafa, bunuh mereka semua!" teriaknya.Melihat Rafa, Petrus juga naik pitam dan langsung meraih besi panjang di sampingnya. "Berengsek! Lagi-lagi kamu ikut campur! Kali ini, aku akan membunuhmu, mencincang tubuhmu, dan menuangkannya ke dalam beton!"Tono yang sudah dua kali dihajar oleh Rafa, refleks melangkah mundur. Dalam hatinya masih merasa takut. Dia bergerak mundur dan memberi perintah kepada dua pria muda di sampingnya. "Serang sama-sama, habisi dia!"Bam!Begitu ucapannya dilontarkan, Rafa telah melayangkan tinjunya untuk melempar tongkat besi di tangan Petrus.Setelah itu, Rafa berubah menjadi badai yang mengamuk. Dalam ruangan sempit itu, tubuhnya memelesat seperti kilatan petir ...."Argh!""Sialan ...."Di tengah teri
Baca selengkapnya

Bab 57

Kalau bukan karena situasinya tidak tepat, mungkin Hana sudah melompat dan mencium Rafa saat itu juga. Saat ini, Bilham dan anak buahnya sudah mengepung Rafa dari tiga arah dan memblokir semua jalan keluar."Semuanya hati-hati! Jangan berbelaskasihan! Bocah ini bisa bela diri!" Bilham memperingatkan kedua anak buahnya.Anak buahnya yang berada di sebelah kiri lebih cerdas dan tenang, dia berkata, "Kita hitung sampai tiga, lalu serang bersamaan! Sehebat apa pun dia, nggak mungkin dia bisa menahan tiga golok sekaligus!"Rafa tersenyum. "Secara teori, benar. Tapi dalam praktiknya? Coba saja.""Satu ... dua ... tiga! Serang!"Kalau begitu, coba saja. Bilham berteriak, lalu membawa kedua anak buahnya menyerang Rafa dari tiga arah sekaligus.Tiga bilah golok tersebut berkilat di bawah sinar matahari dan memancarkan cahaya tajam."Mati kamu!"Rafa tiba-tiba merendahkan tubuhnya, lalu melompat dan menendangkan kaki kanannya dengan kekuatan penuh!Bum! Bum! Bum!Ketiga pria itu terpental ke bel
Baca selengkapnya

Bab 58

"Jangan tembak! Dia orang baik!"Galih keluar dari mobil dengan lengan kirinya dibalut perban yang masih berdarah. Dia berteriak, "Rafa! Kamu baik-baik saja?""Pak Galih!" Rafa bersemangat melihatnya, tetapi tetap tidak berani berdiri. Dia hanya tersenyum dan menjawab, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir!"Galih mengangguk, lalu menunjuk Bilham. "Orang ini! Dia bawa pisau ke kantor koperasi dan mengancamku untuk menyetujui pinjamannya! Dia bahkan melukaiku dengan pisau itu! Untung saja Rafa datang dan menyelamatkanku!"Rafa terkejut. Lengan Galih terluka? Kenapa dia tidak ingat ada kejadian seperti itu?Namun dalam sekejap, Rafa langsung mengerti. Galih pasti sengaja melukai dirinya sendiri untuk menjebak Bilham!Di kantor tadi, hanya ada Bilham dan Galih. Jadi, Galih bisa saja melukai lengannya sendiri dengan pisau itu, lalu menuduh Bilham agar dia masuk penjara.Hana tiba-tiba berteriak histeris, "Para berengsek ini menculikku! Mereka mau melecehkanku! Bahkan mereka mau melakukannya
Baca selengkapnya

Bab 59

"Leluhurmu? Wah, ternyata kamu keturunan orang hebat ya. Maaf kalau aku kurang sopan."Galih tertawa, "Kalau urusan ini sudah beres, aku mau belajar teknik itu darimu! Biar tubuhku nggak ringkih lagi dan nggak gampang diganggu preman."Saat itu, polisi sudah menyelesaikan proses pengumpulan bukti. Tiga mobil tambahan datang untuk membawa semua tersangka.Galih yang memiliki banyak koneksi, langsung berbicara dengan salah satu petugas berpakaian sipil, "Rafa ini sudah menolong orang dan sekarang harus ikut untuk membuat laporan.""Tapi, dia punya ibu yang sakit di rumah. Ibunya pasti akan khawatir. Tolong kirim seseorang ke Desa Kenanga untuk ngasih tahu keluarganya kalau dia ikut aku ke kota dan akan pulang besok."Petugas itu mengangguk dan mencatat alamatnya, lalu naik motor untuk mengantarkan pesan. Setelah itu, Rafa baru merasa tenang dan ikut ke kantor polisi di kabupaten.Hana duduk di samping sambil memeluk lengannya erat-erat. Wajahnya masih tampak syok. Rafa menepuk tangannya
Baca selengkapnya

Bab 60

"Nggak mau!"Hana semakin kehilangan kendali dan mencoba merobek baju Rafa. "Kalau kamu menolakku, aku akan terus mengikutimu seumur hidup! Bahkan kalau aku mati, aku akan menghantuimu!"Gawat!Rafa tidak berani mendorongnya dengan kasar. Namun, saat dia berusaha menolak, tangan Hana sudah merambat ke bawah dengan gerakan agresif."Rafa, masih mau bilang kamu nggak menginginkanku? Aku tahu kamu juga mau .... Lihat dirimu sendiri ...." Napas Hana semakin berat dan dia membuka pakaian Rafa."Kak Hana, jangan!" Rafa tidak tahan lagi. Dia langsung mendorong Hana menjauh.Jika dia tidak segera menjauh, tubuhnya akan bertindak tanpa pikir panjang! Rafa bukan orang yang tega melakukan hal seperti ini. Dia tahu ini salah.Hana tertegun, lalu menatapnya dengan mata sedih. "Jadi ... kamu tetap menganggapku kotor?""Bukan begitu, Kak Hana ...." Rafa mundur perlahan dan tertawa canggung. "Aku harus pulang untuk mandi. Kita bicarakan lain kali, ya? Lain kali!"Hana menghela napas panjang. "Baiklah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status