All Chapters of Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

Bab 31

"Tentu saja bisa!" Mega mengangguk. "Kita bisa daftar akun di berbagai forum dan mengunggah pengumuman pencarian. Kita catat baik-baik kata sandinya, lalu sesekali login untuk cek. Mungkin, ada petunjuk yang muncul nanti."Rafa sangat senang dan segera membantu Mega mengurusnya. Setelah satu jam, mereka berhasil memposting lebih dari 10 pengumuman pencarian. Setelah itu, mereka baru keluar dari forum.Saat jarum jam menunjukkan pukul 12.30 siang, perut mereka sudah keroncongan. Mereka segera mencari restoran terdekat dan makan dengan lahap.Cuaca sangat panas. Mereka berdua masing-masing minum dua botol bir dingin. Setelah itu, tubuh mereka terasa lebih segar.Selesai makan, Rafa berniat membayar, tetapi Mega buru-buru mengeluarkan uang dulu. "Simpan uangmu untuk mengurus Bibi Diah. Makan siang kali ini aku yang traktir!"Ya sudahlah, hemat sedikit juga tidak apa-apa. Rafa tertawa dan bertanya, "Mau langsung pulang?"Mega mengusap perutnya dan tersenyum. "Cuaca panas sekali, aku mau ca
Read more

Bab 32

"Astaga, 2 miliar?" Rafa langsung merinding dan menggeleng. "Mending kamu saja yang nikahin aku. Aku nggak minta uang, jadi suami yang tinggal di rumah mertua juga nggak masalah!""Jangan bodoh, tidur saja dulu. Mahar, pernikahan ... jangan pikirkan itu sekarang. Aku masih punya satu tahun lagi sebelum lulus kuliah ...." Mega memeluk Rafa dan tertidur dengan nyenyak.Namun, Rafa malah sulit tidur. Bayar hotel hanya untuk tidur? Bukankah ini buang-buang uang?Pukul 3.30 sore, Mega bangun. Mereka kembali bermesraan sebentar, lalu bangkit dari tempat tidur. Setelah itu, mereka pergi ke toko obat untuk mengambil kursi roda dan obat-obatan, lalu menyewa mobil van untuk kembali dan membawa sepeda mereka pulang ke desa.Setibanya di desa, langit sudah gelap. Miko sudah menyiapkan makan malam dan sedang menunggu Rafa."Kak, aku pulang." Rafa menurunkan kursi roda dan tersenyum. "Aku belikan kursi roda untuk Ibu. Sekarang, Ibu bisa jalan-jalan di luar.""Kamu ini memang anak baik. Aku sudah lam
Read more

Bab 33

"Catat saja dulu." Hisyam melambaikan tangan. "Keluargamu masih punya utang 2 jutaan untuk daging sapi, potong saja dari situ.""Utang lebih dari 2 juta?" Rafa terkejut."Kamu nggak percaya?" Hisyam menghela napas. "Tanya saja ke kakak iparmu. Waktu ayahmu meninggal, dia pinjam 1,6 juta dariku. Selain itu, masih ada utang lain yang terus bertambah. Sekarang totalnya sudah 2,4 juta."Miko datang dari pintu belakang. "Benar, Rafa. Aku mencatat semuanya, kita memang utang Paman Hisyam 2,4 juta. Kalau itu orang lain, mereka nggak mungkin membiarkan kita utang sebanyak itu."Rafa tertegun dan bergumam, "Utang sebanyak itu ... berarti aku harus mengobati Paman Hisyam 60 kali biar impas?"Hisyam tertawa sambil menggeleng. "Dasar bocah, masa aku keseleo pinggang setiap hari?"Rafa hanya menyengir, lalu mengambil uang untuk melunasi hutang. "Paman, kali ini aku lunasi semua utang sekaligus. Terima kasih atas bantuannya selama ini. Kalau Kak Miko butuh daging atau barang lain, tolong kasih saja,
Read more

Bab 34

Rafa tidak mengerti kenapa Miko bereaksi seheboh itu.Miko menghela napas dan berkata, "Rafa, kamu nggak paham. Memelihara kerbau memang merepotkan dan menyita banyak waktu, tapi nggak rugi. Kalau kerbau sudah tua, masih bisa dijual sebagai daging dan tetap menghasilkan uang.""Kalau traktor? Kalau sudah tua, cuma jadi besi tua yang nggak ada nilainya! Lagian, kerbau makan rumput. Kita nggak perlu keluar uang. Sementara traktor butuh bahan bakar. Setiap kali digunakan butuh uang. Belum lagi perawatan dan servis, butuh ahlinya dan butuh uang ...."Rafa tidak setuju dan membantah, "Tapi, Kak, waktu itu juga uang. Kalau aku pakai waktu untuk mengobati orang, aku bisa dapat lebih banyak uang. Kenapa kita ....""Pokoknya nggak bisa!" Miko tetap bersikeras. "Kalau kamu mau beli traktor, tunggu sampai utang kita lunas. Kalau sekarang kita jual kerbau, nanti kita nggak punya kerbau buat bajak sawah. Mau makan apa kita semua?"Dengan kondisi keuangan keluarga saat ini, Miko tidak berani mengamb
Read more

Bab 35

Rafa menyerahkan uang 100 ribu ke Alzam sebelum pergi. "Uang ini buat kamu beli rokok dan bir sendiri."Alzam girang bukan main. Dia terkekeh-kekeh. "Rafa, kamu pasti lagi banyak uang sekarang. Kayaknya buka klinik memang menguntungkan. Sayangnya, aku nggak pintar. Kalau nggak, aku juga buka klinik sendiri!""Kalau begitu, kamu buka rumah sakit saja. Nanti kamu jadi direktur, aku jadi karyawanmu." Rafa tertawa, lalu pulang ke rumah untuk tidur.Begitu sampai di rumah, Rafa mendapati Siti dari Kelompok Empat Desa Kenanga menunggunya. "Rafa! Akhirnya ketemu juga!"Siti tampak sedikit kesal. "Aku sudah ke sini pagi tadi, siang juga datang lagi. Ini ketiga kalinya aku datang hari ini! Susah banget ketemu kamu!""Maaf, tadi aku ke kota." Rafa mengamati Siti, lalu bertanya, "Kenapa? Tanganmu masih sakit?"Siti mengangguk. "Lengan kanan masih terasa pegal. Aku takut ada efek samping, makanya aku datang lagi buat periksa."Di bawah cahaya lampu, Rafa memeriksa kondisinya. Siti hanya perlu meng
Read more

Bab 36

Rafa menatap bekas luka di wajah Tono dengan dingin. "Luka di wajahmu itu mengganggu banget. Aku sampai ingin potong dan tempel di pantatmu.""Kamu ...!" Tono langsung naik pitam dan mengayunkan tinjunya.Rafa tetap berdiri diam.Tono teringat bagaimana dia dipukuli habis-habisan sebelumnya. Dia tidak berani bertindak gegabah, hanya melotot dan berkata dengan geram, "Tunggu saja kamu, Bocah!"Setelah melontarkan ancaman, dia berbalik dan pergi.Rafa mengangkat bahu, lalu kembali menikmati suasana pasar. Dia tahu Tono pasti akan memanggil teman-temannya, tetapi itu bukan masalah.Cepat atau lambat, masalah ini harus diselesaikan. Daripada menghindar, lebih baik mengatasinya lebih awal!Di depan, ada sebuah klinik kecil yang cukup ramai. Beberapa pasien sedang antre untuk diinfus dan disuntik.Rafa berdiri di tengah jalan, memperhatikan dengan iri. 'Kalau klinikku bisa seramai ini, pasti enak banget ....'Ketika dia berpikir begitu, seorang pria paruh baya dengan kacamata tampak berjalan
Read more

Bab 37

Tono jelas orang bodoh. Dia tidak menyadari taktik Rafa, malah menggertakkan gigi dan menyuruh teman-temannya mengejar lebih cepat.Rafa menunggu mereka semakin dekat, lalu baru mempercepat langkahnya. Mereka tidak menyadari jebakan itu dan terus mengejar tanpa ragu.Namun, dari empat orang itu, termasuk Tono, hanya satu orang yang berlari lebih cepat. Pemuda kurus itu melesat ke depan, meninggalkan teman-temannya jauh di belakang.Melihat peluang, Rafa langsung melemparkan iga yang dibawanya, lalu berbalik dan menyerang pemuda kurus itu.Pemuda itu mengangkat pipa besinya dan mengayunkannya ke arah Rafa. Namun, bagi Rafa, serangan itu seperti adegan gerak lambat dalam film, tidak ada ancaman sama sekali."Dasar kurus kering! Kamu pikir bisa menguasai dunia dengan tubuh sekecil ini?" Rafa menghindar ke samping dan langsung melepaskan tendangan putar, sebuah gerakan dari Teknik Macan di Lima Teknik Pemeliharaan Tubuh yang disebut Macan Mengibaskan Ekor.Buk! Tendangan itu tepat mengenai
Read more

Bab 38

Rafa tersenyum percaya diri dan berkata dengan bangga, "Kak, kamu nggak tahu ya? Sekarang aku bukan cuma bisa menyembuhkan penyakit, tapi juga menyembuhkan hati. Kalau aku mau, aku bisa membuat Angga bertobat dan menjadi orang paling baik di Desa Kenanga."Miko mencebik dan menghela napas. "Dasar tukang bual! Kebiasaan sulit diubah. Kalau Angga bisa jadi orang baik, berarti matahari terbit dari barat!"Rafa tertawa, lalu mendorong bahu kakak iparnya untuk membawanya ke dapur. "Kak, kamu santai saja dan masak sup iga. Tunggu aku pulang makan. Aku sudah jadi pria sejati. Mulai sekarang, aku nggak akan membiarkan siapa pun menindasmu lagi!"Miko menoleh dan tersenyum. "Kamu baru jadi pria kalau sudah menikah! Sebelum itu, kamu masih bocah ingusan. Kalau memang pria sejati, cepat bawa Mega ke rumah!"Mega? Rafa terdiam sejenak. Dia benar-benar merindukan Mega. Benar juga, sebagai seorang pria, seharusnya dia lebih berinisiatif dalam hubungan mereka. Kalau tidak, Mega bisa merajuk padanya.
Read more

Bab 39

Sebenarnya, Rafa dan Hana tidak punya hubungan apa-apa. Rafa tentu tidak akan membiarkan dirinya menanggung tuduhan tanpa alasan.Hana memelototi Angga, lalu keluar. Rafa menatap Angga dengan serius dan berkata, "Angga, aku dan istrimu nggak ada apa-apa. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Aku nggak pikir yang aneh-aneh ...." Angga menggeleng dan menyahut, "Hana sendiri yang bilang. Dia bilang sudah tidur denganmu sejak lama, di banyak tempat, mencoba berbagai macam posisi. Dia bilang ... dia sangat menikmatinya ... uhuk, uhuk!"Mungkin karena merasa terhina, Angga tiba-tiba terbatuk keras."Nggak ada hal seperti itu! Kak Hana sengaja mengucapkan itu untuk memprovokasimu!" Rafa menghela napas. "Itu juga karmamu. Pikirkan saja, sejak menikah denganmu, berapa banyak penderitaan yang harus Kak Hana lalui?""Kamu bahkan ingin membunuh keluarganya, ingin mencelakai adiknya. Setiap hari, dia hanya bisa hidup dalam ketakutan, selalu dipukul dan dimaki. Sekarang dia hanya membalas dengan kata-kata,
Read more

Bab 40

Saat Hana masih tertegun, Rafa buru-buru melepaskan diri darinya. Dia menarik napas lega dan menimpali, "Aku belum bisa kasih tahu siapa orangnya. Aku pergi dulu, Kak. Kamu juga harus makan."Setelah berkata begitu, Rafa langsung kabur secepat mungkin. Namun, baru berjalan beberapa langkah, Rafa tiba-tiba tersentak. Apakah kondisi mental Hana bermasalah?Kenapa setiap kali mereka berdua, Hana selalu seperti serigala kelaparan yang ingin menelannya bulat-bulat? Jika memang Hana sakit, apakah Rafa harus kembali untuk memeriksanya?Ah, nanti saja! Rafa akhirnya memutuskan untuk tidak cari masalah lebih jauh dengan Hana.Saat pulang dengan membawa kotak obatnya, Rafa mendapati Mega sudah datang. Wanita itu sedang bercanda dengan Miko di dapur.Rafa tidak berani bersuara. Dia terlebih dahulu mengambil alkohol dan mengusap tubuhnya, menghilangkan aroma Hana yang mungkin masih tertinggal. Setelah merasa aman, dia baru melangkah ke dapur.Begitu melihatnya, Mega langsung melotot. "Rafa, dasar
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status