Home / Fantasi / Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dokter Sakti Rebutan Gadis Desa: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Rafa menarik tangannya kembali dan tersenyum santai. "Aku mengerti, Kak Hana. Kamu bisa kembali sekarang."Hana tertegun. Dia tidak menyangka Rafa bisa setenang ini! Namun, setelah berpikir sejenak, dia menyadari sesuatu.'Benar juga. Dia kan bodoh. Mana mungkin dia mengerti betapa seriusnya masalah ini?'Namun, Miko benar-benar panik. Dia buru-buru berkata pada Hana, "Aku mengerti, Hana. Terima kasih sudah datang ngasih tahu kami. Kamu pergi saja dulu, aku akan suruh Rafa bersembunyi atau cari cara lain.""Baiklah, aku pergi dulu. Kalian benar-benar harus berhati-hati. Ini bukan main-main ...."Hana melangkah pergi dengan sesekali menoleh ke belakang. Air matanya masih mengalir deras.Begitu Hana pergi, Miko segera mengambil keputusan. "Rafa, kamu segera pergi ke gunung dan sembunyi di sana. Aku pergi cari Pak Hansen dulu, kalau itu nggak berhasil, aku akan ke kota untuk melapor ke polisi. Aku nggak percaya kalau hukum sudah nggak berlaku di desa ini!"Meskipun Miko terlihat tenang da
Read more

Bab 12

Karena tidak tinggal di desa yang sama, Karno dan Tono tidak mengenali Rafa.Melihat Rafa, Hana ingin memperingatkannya untuk segera kabur. Namun, karena mulutnya masih dibungkam, dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan panik dan berusaha memberi isyarat."Lepaskan Kak Hana!" Rafa menunjuk ke arah Karno."Kak Hana?" Tono menatap Rafa dengan sinis, lalu terkekeh. "Bocah, aku tadi tanya siapa kamu, tapi kamu belum jawab.""Aku adalah si bodoh yang kalian cari." Rafa menatap Tono, lalu bertanya, "Katanya kamu mau habisi aku, ya?""Astaga! Bocah ini malah datang sendiri?"Tono dan Karno saling berpandangan dan terkejut sejenak, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Ini benar-benar kesempatan emas. Seperti mangsa yang mengantarkan diri pada predator!Sekarang, mereka bisa menghajar Rafa habis-habisan, lalu memutar balik cerita dan mengatakan bahwa Rafa yang duluan menerobos ke rumah Angga untuk membuat keributan.Rafa tertawa lugu. "Iya, kalian mau cari aku, tentu saja aku harus datang
Read more

Bab 13

Tono dan yang lainnya mulai sadar, tetapi mereka hanya bisa merangkak lemas di lantai, seolah-olah semua kekuatan dalam tubuh mereka telah lenyap.Sementara itu, Rafa mengambil kembali pisau dapur dari tangan Hana dan meletakkannya di atas meja.Lalu, dia tersenyum dan berkata, "Kak Hana lapar, bukan? Kebetulan Angga si bajingan ini sudah beli bir dan lauk. Ayo kita makan sambil mengobrol."Aroma lauk yang diolah dengan bumbu khas menggoda perut Rafa.Sementara itu, Hana masih gemetar ketakutan, dia sama sekali tidak berniat untuk makan. "Rafa ... kenapa mereka seperti ini?""Oh, mereka sekarang sudah jadi anjing. Jadi kita makan dulu, nanti kita bisa kasih mereka sedikit tulang."Tanpa basa-basi, Rafa menarik Hana untuk duduk di bangku panjang, lalu mengambil sendok dan menyajikan lauk yang ada di meja, kemudian membuka tutup bir dingin."Kak Hana, mari bersulang!" Rafa mengangkat botol dan meneguk birnya dalam sekali minum.Bir ini masih dingin, nikmat sekali!Lauk yang tersedia juga
Read more

Bab 14

Rafa dipeluk erat oleh Hana, membuat pikirannya sedikit buntu.Dalam hati, dia berpikir, 'Terima kasih karena nggak menganggapku bodoh! Meskipun begitu, aku nggak bisa bawa kamu kabur, dong! Kalau aku pergi, bagaimana dengan ibuku dan Kak Miko?'"Rafa, sebenarnya aku baru berusia 24 tahun. Cuma lebih tua tiga atau empat tahun darimu ...." Hana mencium wajah Rafa dengan penuh ketulusan."Kita bisa meninggalkan desa ini dan kerja di kota. Kita pasti bisa menghidupi diri sendiri. Kalau kamu nggak mau kerja, aku yang kerja untuk menafkahimu. Aku bersumpah akan mencintaimu selamanya dan nggak akan pernah berpaling!""Oh, tidak!" Rafa tiba-tiba sadar dan mendorong Hana menjauh.Kemudian, dia mengusap wajahnya, "Kak Hana, kamu harus tenang dulu .... Soal Bilham, kamu nggak usah khawatir. Aku bisa atasi urusanku sendiri. Tapi aku nggak bisa bawa kamu pergi. Aku masih punya keluarga yang harus aku jaga."Hana terdiam dan wajahnya menjadi muram.Benar juga .... Sekarang aku sudah jadi wanita yan
Read more

Bab 15

Setelah menerima instruksi tersebut, Tono dan yang lainnya segera pulang untuk menyembuhkan luka mereka masing-masing. Selain itu, mereka juga menghubungi kenalan mereka untuk menyelidiki latar belakang Rafa.Di Desa Kenanga.Setelah tidur siang, Rafa merasa segar kembali.Di halaman belakang rumah, dia mulai merapikan tanaman herbal yang sudah dikumpulkannya. Setelah dijemur, sebagian besar tanaman itu masih perlu diproses lebih lanjut sebelum disimpan untuk penggunaan nanti.Tak lama kemudian, Miko datang dan berjongkok di seberangnya sambil membantu menyortir dan merapikan tanaman tersebut.Sambil bekerja, dia berkata, "Rafa, keterampilanmu memang luar biasa. Setelah minum obat racikanmu, aku merasa jauh lebih baik."Rafa tersenyum. "Itu bukan apa-apa, Kak Miko. Kalau nanti aku bisa buka klinik dan punya uang, aku akan meracik obat khusus untuk Ibu. Dengan begitu, penyakitnya bisa sembuh total dan dia bisa berjalan lagi."Miko tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Jangan membual.
Read more

Bab 16

"Bukannya kamu sendiri yang bilang mau punya 18 istri untuk melayaniku?" Miko melirik Rafa dengan senyum nakal, lalu menggoda, "Arumi dan Kanaya baru dua orang, masih kurang 16 lagi. Kamu harus terus berusaha!""Baiklah, kalau begitu aku berusaha terus." Rafa mengangguk, lalu pergi meracik obat untuk Kanaya.Namun, di dalam hati, Miko hanya bisa menghela napas panjang.Bukan karena Miko terus-menerus berpindah hati antara Mega dan Kanaya. Hanya saja, keluarga mereka terlalu miskin. Miko sangat khawatir Rafa tidak bisa mendapatkan istri dan akan tetap melajang seumur hidup.Bagi Miko, siapa pun yang bersedia menikah dengan Rafa, baik itu Arumi maupun Kanaya, semuanya tidak masalah! Sejak dulu, orang miskin tidak bisa pilih-pilih dalam mencari istri. Bahkan jika yang datang adalah seorang janda, asalkan mau menikah dengan Rafa, Miko pasti akan setuju.Sebagai kakak ipar, dia harus bertanggung jawab untuk memastikan adik iparnya menikah dan berkeluarga.Setelah selesai meracik obat, Rafa
Read more

Bab 17

Miko tiba-tiba tersenyum, lalu menarik tangan Arumi dan berkata, "Kak Arumi, tolong bantu aku. Bisa nggak kamu menjodohkan Kanaya dengan Rafa?"Arumi termangu sesaat, lalu mengulurkan tangannya. "Bisa saja. Tapi, ayahnya Kanaya minta mahar 160 juta. Kalau kamu sanggup, aku bakal jadi mak comblang buat Rafa.""Seratus enam puluh juta? Dua tahun terakhir ini harga mahar naik gila-gilaan ya ...."Miko terkejut dan tersenyum getir. "Sebenarnya sih masih bisa diusahakan. Coba kamu tanya ayah Kanaya, boleh nggak bayarnya dicicil? Rafa 'kan dokter, nanti pelan-pelan bisa lunasin, gimana?""Hahaha!" Arumi tertawa sampai perutnya sakit. "Miko, kamu lucu banget. Masa mahar bisa dicicil?"Rafa juga tak bisa menahan tawa. "Sudahlah, Kak. Kalau punya 160 juta, mending buat hidup sehari-hari, daripada dikasih ke orang lain."Arumi masih tertawa. "Miko, dengar tuh. Rafa lebih milih hidup bareng kamu.""Kak Arumi, jangan asal ngomong! Aku nggak bilang begitu ... maksudku ...." Wajah Rafa langsung meme
Read more

Bab 18

Setelah berseru beberapa kali di depan rumah, Arumi menoleh menatap Miko dan Rafa sambil tersenyum. "Miko, aku bukan datang buat makan gratis, tapi untuk bantu kalian. Coba pikir, Rafa buka klinik. Kalau nggak ada promosi, gimana orang-orang bakal tahu?""Sekarang setelah aku buat heboh begini, seluruh penduduk Desa Kenanga bakal tahu. Nanti usaha Rafa bakal lebih ramai."Miko tersenyum pahit. "Aku tahu niatmu baik, Kak. Tapi aku ...."Koki paling pintar sekalipun tidak bisa memasak tanpa bahan. Keluarganya miskin, tidak punya uang sepeser pun. Miko benar-benar tidak tahu bagaimana mengatur jamuan makan untuk warga siang ini!"Aku tahu kamu nggak punya uang." Arumi tersenyum, lalu mengeluarkan uang 600 ribu dan menyelipkannya ke tangan Miko. "Aku pinjamkan 600 ribu dulu. Pakai buat beli bahan masak, minuman, dan rokok. Pasti cukup."Miko akhirnya bisa bernapas lega, dia tersenyum. "Terima kasih, Kak. Nanti kita lihat berapa banyak warga yang datang."Dengan uang 600 ribu itu, keluarga
Read more

Bab 19

Miko berkali-kali mengucapkan terima kasih, lalu menuangkan minuman untuk Hansen.Sekitar pukul 1 siang, warga desa akhirnya membubarkan diri dengan puas.Miko minum cukup banyak siang itu, tetapi tetap bersikeras membereskan peralatan makan.Rafa melihat Miko yang mabuk berjalan dengan langkah terhuyung, jadi langsung menahannya. "Kak, istirahat dulu. Piring-piring ini bisa ditinggal dulu, nanti sore saja."Wajah Miko memerah karena alkohol. Rafa pun memapahnya ke kamar. Kebetulan, Alice terbangun dari tidur siangnya dan mulai merengek minta susu.Miko mengangkat bajunya untuk menyusui Alice, lalu tersenyum. "Rafa, sekarang seluruh warga sudah tahu kamu nggak bodoh lagi dan buka klinik. Mulai sekarang, aku serahkan urusan mencari uang kepadamu.""Jangan khawatir, Kak. Aku yakin dengan keahlian medisku." Rafa mengangguk dan meneruskan, "Biar aku yang urus Alice, kamu istirahat saja."Miko yang mabuk malah semakin bersemangat. Sambil mengganti posisi Alice menyusu, dia berkata lagi, "Na
Read more

Bab 20

Lengan Rafa sakit akibat gigitan Miko, tetapi hatinya lebih sakit. Saat ini, dia baru tahu Miko hanya berpura-pura tegar. Semua penderitaan dan keluh kesah dipendam di dalam hati selama ini. Di depan orang lain, Miko selalu tampak ceria, lembut, dan sabar.Namun, tidak ada yang tahu berapa kali Miko menangis diam-diam di tengah malam selama lebih dari setahun ini!"Kak ...." Rafa merasa hatinya pedih, bahkan matanya ikut memanas. "Kalau kamu benar-benar marah pada kakakku, gigit saja aku. Aku nggak apa-apa. Aku janji, kalau sudah punya uang, aku pasti akan mencarinya dan membawanya pulang!"Alice yang berada di samping pun ketakutan dan mulai menangis keras."Alice ...." Miko terkejut dan buru-buru melepaskan Rafa untuk melihat putrinya.Rafa segera menggendong Alice. "Kak, kamu sedang mabuk, jangan sampai anakmu jatuh. Cepat tiduran dulu, aku akan ambilkan obat pereda mabuk."Setelah berkata demikian, Rafa keluar dan mencampurkan larutan glukosa dengan air hangat, lalu kembali untuk m
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status