All Chapters of Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir : Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Tidur dalam pelukan

Bab: 11 Suasana malam semakin larut, kebetulan hujan sangat deras, petir saling bersahutan dengan suara yang begitu keras, membuat Laura tidak dapat tidur dengan tenang dan merasa ketakutan, Laura memang sedikit penakut. Dulunya ketika petir dan hujan serta angin kencang, sang ayah selalu menemaninya tidur, namun jika sudah dewasa sebelum menikah, maka ia akan menginap dikamar sang ibu dan tidur sampai cuaca di luar benar-benar aman. Setelah cuaca di luar aman, ia akan kembali dan tidur di kamarnya sendiri. Namun berbeda halnya dengan sekarang, ia merasa ketakutan sendiri, berharap lampu tidak padam karena angin cukup kencang disertai hujan, dan petir. "Tidak mungkin aku meminta kak Al untuk menemaniku, dikiranya aku mengambil kesempatan," lirihnya dengan suara ketakutan. Laura duduk sambil memeluk dirinya sendiri di tepi kasur, tiba-tiba saja terlintas Kiki di pikirannya, "sebaiknya aku numpang tidur di kamar kiki, atau aku ajak Kiki aja tidur di kamarku," batin Laura.
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Memantau aktivitas Laura

Bab: 12 Di perusahaan AL, Alvaro sedang melakukan aktivitasnya di kantor, pria pekerja keras itu begitu gigih dalam bekerja juga sangat disiplin serta bertanggung jawab dalam pekerjaannya yang belum selesai. Namun tiba-tiba saja Alvaro kepikiran tentang Laura. "Gimana keadaannya sekarang? apa dia sudah mendingan dari pada semalam?" batin Alvaro bertanya-tanya. Ingin menanyakan langsung kepada Laura, namun ia khawatir jika Laura akan merasa dirinya di khawatirkan dan Laura akan merasa GR, pikirnya. Alvaro langsung memutar otaknya demi mengurangi rasa kekhawatirannya kepada Laura. Alvaro Berpikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk meja dengan bolpain-nya. Alvaro tersenyum tipis, lalu segera meraih dan membuka iPad yang berlogo apel tergigit. Ia mulai mengakses cctv yang berada dirumah, Alvaro langsung memasang handset sekaligus ingin mendengar percakapan. Disana terlihat Naura yang memaksa Kiki agar kiki mengizinkannya membantu melakukan pekerjaan rumah, Kiki pun terpaksa mengi
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Rencana Melisa dan Yoga

Bab: 13 Malam harinya. "Pak bos, Bu bos.." Teriak Kiki terdengar heboh. Mendengar suara teriakan Kiki, Laura langsung bangun dari tempat tidurnya, dan mencari tahu ada apa gerangan dibalik kehebohan Kiki. sama halnya dengan Alvaro yang langsung mencari tahu apa yang terjadi setelah mendengar suara cempreng Kiki penuh dengan kehebohan. "Ada apa Ki? malam-malam teriak heboh?" tanya Alvaro yang sudah keluar dari kamarnya. Kiki menghampiri Alvaro dan Laura yang kebetulan kamar mereka bersebelahan, keduanya saling berdiri di depan pintu kamar masing-masing. "Pak bos, Bu bos, Tuan dan nyonya menunggu kalian di bawah," ujar Kiki memberitahu. Alvaro mengerutkan keningnya, "Papa dan mama?" tanya Alvaro memastikan "Benar sekali pak bos" "Tumben mama dan papa kerumah malam-malam," batin Alvaro yang melihat ke arah jam dinding yang tiada berhenti berdetak. "Masih jam 8 malam," batin Alvaro yang kemudian segera pergi menemui kedua orangtuanya. Melihat Alvaro yang turun
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Berangkat ke Singapur

Bab: 14 Pagi harinya, Alvaro sudah bersiap-siap berangkat ke Singapur, dengan setelan kemeja berwarna maron dan celana hitam, tidak lupa tali pinggang bermerek terkenal yang melingkar di pinggangnya, membuat kharisma seorang Alvaro begitu kentara sekali, wajah tampan dan badan yang kekar menciptakan aura khas dari seorang Alvaro. Melisa, Yoga, kemudian di susul oleh Alvaro, mereka bertiga sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama, namun mereka belum memulai sarapan, karena menunggu kedatangan Laura. Tiba-tiba bunyi roda berjalan, mampu menyita perhatian mereka yang berada dimeja makan, mereka menoleh kebelakang, ternyata Laura sudah datang dengan menyeret koper. kini mereka bertiga fokus menatap Laura yang tampak memukau dibalik hijab pink yang senada dengan pakaiannya. senyuman manis, wajah anggun yang terlihat polos mampu membuat hati mereka menghangat. Tersadar, telah menatap Laura sedikit lama, akhirnya Alvaro berdehem agar sarapan pagi segera dimulai. "Ekhm, k
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

The first

Bab: 15 Malam harinya... Laura tampak memilih gaun yang akan dikenakannya esok hari untuk menghadiri acara pernikahan anak dari rekan bisnis papa mertuanya. "Kak, apakah kamu mau pakai baju warna couple denganku?" tanya Laura tampak hati-hati. Alvaro menatap Laura yang sedang mengacak-ngacak kopernya itu, "Ya," jawabnya singkat. "Baiklah kak, aku akan menyiapkan pakaian kita untuk besok." "Tidak perlu!" jawab Alvaro cepat. Laura mengerutkan keningnya, "Kenapa?" Alvaro tampak menghembuskan nafasnya, lelaki irit bicara itu terlalu malas jika harus banyak mengeluarkan suara "Saya sudah memesankan pakaian untuk kita di acara besok." "Baiklah," Melihat Alvaro yang dengan malasnya menjawab pertanyaannya, Laura akhirnya memilih tidak bertanya lagi, dan langsung membereskan pakaian yang telah di acak olehnya. "Huff, akhirnya selesai juga," lirih Laura. Laura segera beranjak mengganti pakaian yang lebih santai setelah melihat Alvaro pergi ke kamar mandi. Dengan ce
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Salah paham

Bab: 16 "Bereskan barang-barang! kita pulang sekarang," ucap Alvaro tiba-tiba. Laura tersenyum getir, bukannya meminta maaf atau merasa bersalah, justru raut wajah Alvaro sangat tidak bersahabat, jika boleh berteriak, maka Laura akan berteriak sekencang mungkin, bahwa ia menyesal ikut Alvaro ke Singapura. Alvaro langsung menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, Laura terpaku dan terdiam duduk di atas kasur dengan pandangan yang kosong, "Bagaimana jika aku hamil nanti, apakah Alvaro akan menceraikankan aku setelah 3 bulan nantinya? dan apakah Raka akan menerima diriku ini?" batinnya penuh tanda tanya besar. "Tidak, mustahil Raka akan menerima aku kembali di kehidupannya setelah apa yang terjadi denganku," batin Laura seakan ingin menjerit setelah apa yang terjadi semalam dengannya. Di kamar mandi, Alvaro meninju apapun yang berada di kamar mandi, ia merasa frustasi apa yang terjadi antara dirinya dan Laura semalam. "Arghhhh, apa-apaan ini, aku kira dia gadis yang
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Kesedihan dan kekecewaan Laura.

Bab: 17 Laura pergi dengan membawa kesedihan dihatinya, ia masih terisak di taksi, sang sopir hanya menatapnya prihatin namun tidak berani bertanya. Laura bimbang ia akan kemana, tidak mungkin jika ia pulang kerumah mamanya. Namun sepertinya Laura akan mencoba pulang kerumah sang mama. Butuh tiga puluh menit untuk tiba dirumah mamanya Sintiya, "Pak disini saja," ucap Laura. Sang sopir menghentikan taksinya, Laura langsung turun dan memberikan ongkos ke supir. "Mbak, ini kembaliannya." "Untuk bapak aja," "Terimakasih ya, Mbak." Laura hanya menganggukkan kepalanya, dan menyeret kopernya menuju rumah sang ibu. Laura hendak mengetuk pintu rumah, Namun ia tidak sengaja mendengar pembicaraan sang ibu dengan sang tante Eliza di balik pintu. "Kamu banyak untungnya sih sintiya, setidaknya Laura bisa membuat pekerjaanmu lebih ringan selama ini," ucap Eliza "Syukurlah ia membawa keberuntungan bagiku Liza, lagian dia juga sudah menjadi seorang istri dari pengusaha kaya, tentu
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Penyesalan Alvaro

Bab: 18 Kini Alvaro sedang mencari Laura, Tidak dapat dipungkiri jika hatinya sangat merasa bersalah kepada Laura, ia sudah menyakiti fisik Laura dan juga hatinya, "Maafkan aku Laura, aku janji akan menebus kesalahanku yang telah menyakiti hatimu dan juga tidak sengaja menyakiti fisikmu," lirihnya sambil menyetir. Kali ini tujuan Alvaro kerumah Sintiya, ia berpikir jika Laura berada dirumah tersebut, setelah tiga puluh menit mengendarai, akhirnya Alvaro tiba di rumah Sintiya. "Assalamualaikum," salam Alvaro kepada Sintiya dan Eliza yang kebetulan sekali sedang berada diluar rumah. Sintiya dan Eliza begitu terkejut melihat kedatangan Alvaro, seketika wajah Sintiya pucat Pasih, ia ketakutan sendiri, bayangan kehilangan uang menari-nari di pelupuk matanya. Alvaro merasa keheranan melihat dua orang tersebut yang seperti terkejut dan ketakutan. "Lauranya ada ma?" tanya Alvaro "Laura... Laura—" bingung Sintiya "Lauranya baru saja pergi nak," jawab Eliza cepat. "Keman
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Karma?

Bab: 19 Situasi yang ramai, kini hanya tersisa tiga orang saja, moment yang dinanti penuh kebahagiaan, hanya tertinggal kesedihan dan luka yang mendalam, Bella terisak tangis dan tidak berniat untuk diam, hatinya terlanjur luka dan sakit akibat perlakuan Andy. Andy dengan teganya membatalkan hari pertunangan mereka tepat di hari acaranya, Andi mendatangi Bella sambil menggandeng tangan seorang wanita cantik, yang ia akui sebagai calon istrinya. Hari seharusnya bella bahagia, kini hari tersebut menjadi hari terburuk bagi Bella, selain merasa sakit dikhianati, bella juga merasa sakit hati atas cemoohan para warga sekitar. "Tidak perlu kau tangisi seperti itu Bella! dia lelaki yang tidak pantas untuk kamu tangisi!" ucap Sintiya merasa emosi dengan Andy yang memperlakukan keponakannya Setega itu. "Sekarang kamu percaya bukan? apa yang ibu katakan! jika andy hanya ingin mempermainkan kamu saja! andai saja di hari pernikahan itu, kamu tidak membatalkan pernikahan mu dengan Alvaro,
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Masih mencari keberadaan Laura

Bab: 20 Satu bulan telah berlalu, kabar kehilangan Laura mulai tersebar dimana-mana, Jordan yang mengetahui sang adik hilang membuat dirinya semakin marah, ia tidak habis pikir dengan Alvaro yang membiarkan sang adik pergi dari mereka, Sintiya mulai khawatir kehilangan Laura, jika biasanya Laura sering memberikan uang hasil jualannya, kini Sintiya tidak pernah menerima uang lagi dari Laura. Jordan yang baru mengetahui fakta kebenaran jika Laura pergi menghilang juga ada sangkut pautnya dengan Sintiya, membuat darah Jordan semakin mendidih mengetahui fakta tersebut yang seakan menghantam dirinya kepermukaan jurang terdalam. Alvaro memberitahu kebenarannya kepada Jordan apa yang telah ia dengarkan olehnya saat itu, Jordan menatap Alvaro dengan raut emosi, Jordan langsung menarik kerah kemeja Alvaro dan melayangkan satu pukulan di rahangnya. Bugh! Namun Alvaro tidak membalasnya sama sekali, bukan Alvaro tidak bisa membalas pukulan tersebut, bagaimanapun Alvaro sadar, jika k
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status