All Chapters of Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir : Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Kenyataan pahit yang diterima Raka

Bab: 31 Butuh tiga puluh lima menit berkendara, akhirnya Raka tiba juga ke alamat Laura, Raka memperhatikan jika alamat yang yang tertulis di kertas benar adanya dengan alamat yang didatangi sekarang. "Rumah siapa ini? besar sekali," batin Raka menatap rumah tersebut. "Bismillah, aku harus menemui Laura," gumam Raka yang kemudian turun dari mobil. Raka berjalan menuju rumah tersebut, dan ia telah berdiri didepan pintu, Raka menekan bel rumah tersebut namun belum ada jawaban, sehingga Raka menekan bel rumah untuk ketiga kalinya. Pintu rumah terbuka, dan muncullah Kiki yang membuka rumah tersebut. "Cari siapa ya mas ganteng?" tanya Kiki. "Lauranya ada?" "Ada mas ganteng, ini dengan siapanya Bu bos Laura ya? saudara? teman? atau siapa? biar Kiki yang ngabari Bu bos Laura," ucap Kiki. Raka terdiam sebentar, "Bu bos? Laura kerjanya dimana? apakah Laura sudah berhasil membuka usahanya?" batin Raka bertanya-tanya. "Halo mas ganteng, kok bengong sih, pasti salah tingka
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Tersekat takdir

Bab: 32 "Arghhhhh," Raka berteriak dan menendang udara di tempat yang sepi, hatinya berkecamuk dan terluka bagaikan tersayat-sayat dan tertikam oleh ribuan belati. Perjuangan delapan tahun yang berakhir sia-sia, dan ternyata selama ini ia hanya menjaga jodoh orang lain. "Kenapa takdir sekejam ini.." teriak Raka di hamparan laut kosong, ia menatap laut dengan ombak yang cukup berisik. Berisik ombak laut jauh lebih menenangkan dari pada gemuruh hatinya yang cukup berantakan dan teracak-acak akibat luka yang ditorehkan oleh kenyataan. "Andai waktu bisa ku putar kembali Laura, aku tidak akan merantau keluar negeri, aku akan mendengarkan apa katamu, ketika menikah maka pintu rezeki akan terbuka dan datang dari mana saja, jika aku tau seperti ini, aku tidak akan mendengarkan kata orangtuaku untuk merantau ke luar negeri. Tapi semua ini hanya dapat aku sesali." "Semua ini, seperti mimpi. Jika aku sedang mimpi, aku harap ada seseorang yang membangunkan aku dari mimpi buruk ini,"
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Waktu yang akan menjawabnya

Bab: 33 "Raka, nak.. kamu kenapa? apa yang terjadi kepada mu?" tanya Eli. "Ma, aku merasa hancur.." ucap Raka berjalan sempoyongan menuju kamar, bukan karena dia mabuk melainkan dia sudah lemas seperti seseorang yang tidak punya tenaga saat ini. "Ceritakan kepada mama, apa yang sebenarnya terjadi Raka!" tegas Eli. Eli mengikuti Raka hingga menuju kamarnya, "Apa yang terjadi? apakah kamu menemukan Laura?" Raka mengangguk, "Aku menemukan Laura tapi dia tidak menjadi milikku lagi, Ma." "Apa maksudmu? katakan dengan jelas!" "Dia telah menjadi istri orang lain, Ma. Dia sudah menikah dengan orang lain," ucap Raka lemah. Eli membekap mulutnya tak percaya, ia terlihat syok apa yang ia dengarkan sekarang, ternyata apa yang dikhawatirkan oleh Eli selama ini benar-benar terjadi pada sang putra. "Ma, aku menyesal bekerja ke luar negeri, Niat hati ingin mencari mahar untuknya, sekaligus untuk biaya pernikahan kami, aku juga ingin mengumpulkan uang untuk membuka usaha di nege
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Kehangatan

Bab: 34 "Sayang, gimana kabar kamu, Nak?" tanya Melisa penuh dengan kelembutan. "Ma, aku baik-baik saja," ucap Laura tidak kalah lembutnya. "Mama bisa melihat dari tatapan kamu yang sedang banyak masalah, ceritakanlah nak! anggap saja mama mu ini sebagai mama kandung kamu sendiri, kamu bebas mengatakan apapun kepada mama," Ucap Melisa. "Aku... Baik-baik saja kok, Ma." "Baiklah, jika kamu tidak ingin bercerita, mama tidak memaksa, mungkin kamu butuh Waktu untuk ini semua." "Tapi, kamu harus janji ya sama mama, jaga kesehatan kamu, sekarang tidak hanya kamu sendiri, tapi sudah ada calon baby didalam sana," lanjut Melisa sambil mengusap perut Laura yang masih terlihat datar. "Bumil tidak boleh stres, jika stres dan merasa tertekan, maka akan berdampak kepada baby-nya," kata Melisa yang membuat perasaan Laura menghangat, Melisa menyayangi Laura seperti putrinya sendiri, sedangkan Laura mendapatkan peran seorang ibu yang sesungguhnya dari Melisa. Yoga yang tidak lama m
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Pertemuan dengan Bella

Bab: 35 Keesokan harinya, mereka berempat berangkat ke rumah sakit, dan mengecek kondisi kandungan Laura ke dokter obygn. "Usia kandungan ibu Laura sudah memasuki dua bulan, apakah ibu Laura masih mempunyai keluhan seperti mual-mual atau mengalami morning sicknes di pagi hari?" tanya sang dokter. Laura mengangguk, "Masih dok," "Baiklah, nanti saya akan meresepkan beberapa obat dan juga vitamin untuk ibu Laura, ibu hamil jangan terlalu melakukan pekerjaan berat di usia muda kehamilannya," ujar sang dokter. "Baik dokter, saya mengerti." Alvaro menatap layar monitor itu dengan senyuman yang mengembang, sementara Melisa dan Yoga hanya menunggu diluar ruangan pemeriksaan. "Apakah di usia sekarang, sudah bisa mengetahui jenis kelamin anak saya dok?" tanya Alvaro penasaran, sekaligus terharu melihat janin yang berada di perut sang istri. Dokter itu tersenyum, "Jika bapak ingin mengetahui jenis kelamin si bayi, bapak bisa kembali lagi di usia kandungan sekitar enam bulan,
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Perhatian dari Alvaro.

Bab: 36 Setibanya dirumah, Alvaro merangkul istrinya yang tampak lesu sedari tadi ketika dalam perjalanan pulang, tidak hanya Alvaro yang menyadarinya, tetapi kedua mertuanya itu menyadari tampak perubahan di wajah Laura sejak keluar dari toilet mall. "Kamu kelelahan sayang?" tanya Alvaro lembut. Laura menggeleng pelan, "Tidak mas," katanya sambil tersenyum tipis. "Kalau ada apa-apa katakan saja, jangan di pendam sendirian." "Apa yang suami kamu katakan, ada benarnya nak," Timpal Prayoga. "Iya pa, mungkin aku hanya sedikit kelelahan dalam berkeliling," kata Laura yang merasa tidak enak untuk mengatakan yang sebenarnya, semenjak kehadiran Bella tadi mampu mengusik pikiran Laura tentang perubahan sikap Bella yang mendadak seperti itu. "Baiklah, aku akan mengantarkan mu ke kamar, istirahat ya sayang," kata Alvaro yang mengantarkan Laura untuk beristirahat ke kamar. Sementara kedua orangtuanya akan kembali kerumahnya masing-masing. "Aku tau ada hal yang menggangu piki
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Teror ?

Bab: 37 Setelah keberangkatan Alvaro, Laura langsung bergegas menuju ke kamar mandi, ia akan membersihkan dirinya di pagi hari agar dapat merilekskan tubuhnya yang sempat kaku. Tanpa berlama-lama di kamar mandi, Laura segera saja keluar dan memakaikan pakaiannya, Tiba-tiba saja terdengar bunyi suara pecahan kaca yang membuat Laura terlonjak kaget. Prang! "Astaghfirullah." kaget Laura yang baru saja selesai menyisir rambutnya. Mendengar seperti bunyi pecahan kaca yang berserakan dan terdengar berasal dari balkon kamarnya, segera saja Laura memakai hijabnya dan langsung mencari sumber suara tersebut. Laura sedikit kaget melihat belingan kaca yang berserakan. "Siapa yang melakukan ini?" gumam Laura. Laura berjalan hati-hati dan mencoba mengutip kaca yang berserakan, tiba-tiba saja ia menemukan batu yang besar dan ditempelkan kertas dengan tali. "Apa ini?" lirihnya yang mengambil kertas tersebut dari batu, Laura segera membuka kertas tersebut dan membaca isinya. "J
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Kejahilan Kiki

Bab: 38 Sesampainya di rumah, Laura langsung mencari tahu, siapa orang yang menerornya, Laura segera mengecek cctv rumah, sementara Jordan sudah pulang sejak tadi. Laura mulai mengotak Atik laptopnya, ia mulai melihat kejadian tersebut. Namun hanya terlihat benda yang dilemparkan, sedangkan orangnya tidak terlihat, orang tersebut memakai pakaian serba hitam dan menutup kepalanya dengan Hoodie hitam. Laura menjedanya, lantas memperhatikan postur badan orang tersebut. "Postur tubuhnya seperti tidak asing, sepertinya dia seorang pria," gumam Laura pelan. "Dan kenapa seakan orang itu ingin aku mengetahui tentang kematian ibu ku, ada apa sebenarnya? apakah ia mengetahui sesuatu tentang ibuku? lalu siapa dia?" batin Laura bertanya-tanya sambil memikirkan dibalik tujuan sosok serba hitam itu. "Ada yang tidak beres, aku harus memberi tahunya kepada bang Jordan." Laura segera meraih ponselnya dan memberitahukan apa yang sedang ia lihat sekarang kepada Jordan. ** Sementara it
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Ungkapan cinta Laura

Bab: 39 "Mas..." panggil Laura yang kemudian menyusul sang suami. "Iya sayang," jawab Alvaro dengan lembutnya sambil menatap wajah sang istrinya yang begitu cantik. "eum... gimana menurut kamu tentang Bella? apakah kamu tidak nyaman dengan keberadaannya disini?" tanya Laura dengan penuh hati-hati. Alvaro yang berbaring akhirnya duduk menepi di pinggir kasur, lalu menepuk-nepuk pinggir kasur, berharap Laura juga ikutan duduk di sampingnya. Laura yang paham apa yang dimaksud Alvaro langsung tersenyum, lalu segera duduk di samping sang suami. Melihat Laura yang paham, Alvaro tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri dengan kepalanya ia sandarkan di pundak Laura. Satu tangannya, kemudian berpindah ke pinggang Ramping Laura, ia mengelus rambut halus sang istri dengan penuh kelembutan. "Aku tidak nyaman dengan sikap Bella sayang, tidak nyaman bukan berarti aku suka, namun perasaan ini untuknya sudah tidak ada lagi yang tersisa meskipun hanya s
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Kepergian Raka dan menyerahkan bukti.

Bab: 40 "Ounch.." Laura meringis dan tampak kesusahan berjalan, Alvaro langsung saja menggendong sang istri, ia tidak akan pernah membiarkan Laura berjalan untuk hari ini. Ia bertekad akan memanjakan sang istri. "Mas, ini semua gara-gara —" perkataan Laura terpotong. "Iya sayang, gara-gara aku kan? aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku ini. Aku tidak akan membiarkan kamu berjalan, biar aku saja yang menggendongmu kemana pun kamu pergi," kata Alvaro yang membuat Laura tersipu malu. Tok tok tok "Siapa?" tanya Alvaro dengan suara tegas. "Ini Kiki pak bos, di ruang tamu ada nyonya." "Baiklah, aku akan segera kesana." "Baik, pak bos." "Tuh kan mas, mama kesini, aku ke susahan jalannya," kata Laura yang tampak merengek. "Seperti janji ku kepadamu, kamu ikut temui mama? atau biar aku aja yang turun sendirian?" tanya Alvaro. "Tentu saja aku ingin menemui mama, Mas." "Baiklah, seperti janjiku kepadamu." Alvaro langsung menggendong Laura dan membawanya turun m
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status