Ruangan itu tampak berantakan.Laci-laci terbuka, beberapa dokumen berserakan di lantai.Beberapa lembar kertas yang diremas, menggelinding hingga ke sudut ruangan, bercampur dengan buku-buku yang dikeluarkan secara asal.Nielson membongkar setiap sudut kamar bekas Catelyn tempati, membuka lemari dengan kasar, menarik laci meja hingga hampir terlepas dari relnya.Namun ia tak menemukan yang ia cari.Dengan napas sedikit memburu, ia duduk di tepi ranjang dan mengacak rambutnya dengan frustrasi. Matanya menatap kosong ke lantai, mencoba mengingat dimana Catelyn bisa saja menyimpan konsep yang pernah ia dengar itu.Saat itu, teleponnya berdering.Nielson hendak menggerutu, siap memaki siapa pun yang mengganggunya di saat seperti ini. Namun saat melihat nama yang tertera di layar, ekspresinya berubah.Molly.Sekejap, kekesalan di wajahnya lenyap. Dengan cepat, ia menarik napas, mengubah nada suaranya menjadi lebih ramah sebelum mengangkat panggilan itu.“Hey, babe,” sapanya dengan nada le
Last Updated : 2025-03-02 Read more