All Chapters of Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu : Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

Bab 11

11*Grup Penghuni Cluster 7*Brayden : @Hendri, iseng banget bikin grup kompleks?Luthfan : Enggak apa-apalsh. Penghuninya juga sudah kenal semua. Zainal : Tinggal tim London yang aku belum kenal.Hisyam : Salam kenal, @Bang Zainal.Zainal : Hai, @Hisyam.Rangga : Hello, semuanya. Valdi : Aku rindu kalian, Gaes! Robi : Abdi sono ka sadayana. Frank : Aku kangen semua orang di Indonesia. Aditya : Berarti, kamu juga kangen sama Mbak kantin soto di kantor PBK, @Frank.Yusuf : Frank juga kangen Teteh penjual seblak. Jauhari : Yang pasti, Frank rindu sama penghuni rumah seberang Bang Aswin.Lazuardi : Eeeeaaa. Syuja : Uhuyyyy! Hasbi : Cie, cie, @Bang Frank. Dimas : Aku tidak bisa talking-talking.Sebastian : Kupikir ini grup PBK. Lainufar : Aku sampai mikir dulu. Baru ngeh setelah lihat logonya. Damsaz : Foto siapa itu, ya? Atalaric : Mas Tio, waktu masih muda.Samudra : Aku salah nebak. Kukira itu fotonya Wandi. Fritz : @Bang Sam. Matanya siwer. Calvin : Bang Sam pasti masih
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 12

12Sebastian menggeleng pelan kala melihat perdebatan kedua adiknya. Pria berkemeja putih melirik arloji untuk menghitung waktu, sebelum dia berdeham untuk mengalihkan perhatian hadirin. Riordan dan Aline spontan terdiam. Keduanya berusaha menahan diri untuk tidak meneruskan percekcokan. Aline menunduk sambil merapikan rambut dengan jemarinya. Sedangkan Riordan mengendurkan dasi merahnya sembari melirik sang kakak. "Sudah puas berantemnya?" ledek Sebastian yang menjadikan semua orang di ruang rapat itu tersenyum. "Kalau belum, dilanjutkan nanti. Setelah pertemuan ini usai," lanjutnya. "Kalian harusnya tidak perlu beradu urat leher. Kita bisa membagi semua proyek ini dengan adil," ungkap Sebastian. "Dengan syarat, tidak dilimpahkan ke pihak luar. Terutama lawan bisnis kita," sambungnya. "Kalian pasti tahu, siapa saja musuh kita. Terutama tiga perusahaan yang dulunya menjadi partner. Tapi, karena mereka berkhianat, akhirnya saya dan keluarga memutus semua kontrak, dan tidak lagi mem
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 13

13*Grup EXB*Ethan : Umpan termakan, Gaes. Sebastian : Apa mereka sudah bergerak? Ethan : Tadi Chris bilang, dia sudah signed kontrak dengan Prambudi dan RDH Grup. Brayden : Good job! Wirya : Okay. Lanjut tahap 2, @Ethan. Ethan : Mukti sudah siap menyusup? Wirya : @Zulfi. Terangkeun. Zulfi : Mukti besok meluncur ke kantor mereka. Sebastian : Bilang ke Mukti. Jangan pakai kemeja berlogo PBK. Zulfi : Ya. Logo di baju Mukti sudah diganti. Sebastian : Pakai apa? Zulfi : Fotoku yang paling kasep. Hadrian : Kumat! Xander : Jiah!Lainufar : Uhuk!Hendri : Aku terkejut! Zein : Aku terkesiap! Fritz : Aku terhenyak! Marley : Aku tertipu! Brayden : Aku nggak bisa cepat mikir. Lagi lapar. Luthfan : Ngesot ke sini, @Mas Brayden. Banyak makanan.Brayden : Ngesot gimana? Aku lagi di Tokyo. Luthfan : Pokoknya ngesot aja. Nggak tahu bakal nyampe atau justru nyungsep di jalan. Brayden : Wong edan! Wirya : Luthfan nyari masalah. Hadrian : Baek-baek katana melayang. Hendri : Mendi
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 14

14Niat Sebastian untuk berkunjung sebentar, akhirnya batal. Pria yang mengenakan t-shirt abu-abu, tidak tega meninggalkan Dylan yang akan merengek jika dilepaskan dari gendongannya. Sepanjang siang itu Sebastian beristirahat di kamar tamu bersama Urfan. Mereka bergantian mengasuh Dylan, dan baru menyerahkan bayi tersebut pada Rinjani, saat Dylan hendak meminta ASI. Basman mengajak kedua pria tersebut untuk bersantap. Mereka duduk di kursi sekitar meja makan dan menikmati hidangan yang telah dipersiapkan Ambar dengan tergesa-gesa. "Nak Tian, Bapak boleh menanyakan sesuatu?" tanya Basman, sesaat setelah bersantap."Ya, Pak," jawab Sebastian. "Perusahaan Nak Tian bergerak di bidang apa?" "Ekspor import. Selain itu aku juga tengah merambah bisnis properti. Gabung sama teman-teman PG dan PC." "Properti, maksudnya perumahan?" "Betul, ada juga hotel, resor, gedung perkantoran, dan yang terbaru, rumah sakit." "Di mana itu lokasinya?" "Seluruh Indonesia, beberapa negara di Asia, Erop
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 15

15Ruangan di lantai 5 gedung PBK, siang itu terlihat ramai. Puluhan orang yang kompak mengenakan kemeja putih dan dasi biru polos, terlihat serius memerhatikan seorang pria berparas manis, yang tengah menerangkan beberapa hal penting. Wirya Arudji Kartawinata, sang penggagas CRYSTAL COMPANY, terlihat sangat percaya diri dalam memaparkan beberapa proyek, yang akan mereka kerjakan dalam waktu dekat.Sekali-sekali Wirya akan memintanya asisten keduanya, Dimas, untuk mengganti slide pada laptop yang dipantulkan menggunakan in focus. Puluhan menit terlewati, Wirya telah selesai mengoceh. Dia meminta Dimas mengemasi alat-alat, kemudian lampu utama kembali dinyalakan. "Kepada para pimpinan dan staf CRYSTAL, dipersilakan untuk maju," tukas Wirya, seusai berpindah ke dekat podium. Belasan orang berdiri dan jalan ke depan. Mereka berdiri dan berbaris rapi sesuai arahan Dimas, yang turut membantu memberikan beberapa mikrofon tanpa kabel pada kelima orang, yang berada paling dekat dengan pod
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 16

16Rasa canggung yang dirasakan Rinjani seketika sirna, saat dirinya disambut keluarga Anargya dengan ramah. Sebastian memperkenalkan Rinjani sebagai supervisor EO, yang nantinya akan terus bekerjasama dengan tim CRYSTAL, EXB, HMT AQUAMARINE, JGD dan PEARL.Keenam perusahaan yang disebutkan Sebastian, merupakan tempatnya menanamkan saham. Pria bermata tajam tersebut mengikuti langkah Farisyasa dan rekan-rekan PC lainnya. Yakni, akan membeli saham dari setiap perusahaan baru bentukan Wirya dan Alvaro. Sebastian meyakini, jika kedua petinggi PBK tersebut memiliki intuisi bisnis yang bagus. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan PBK, BPAGK, ZAMRUD, SG dan beberapa perusahaan baru yang ditangani Wirya serta Alvaro. "OMG! Bayinya lucu sekali," ujar Aline sembari mengambil Dylan dari gendongan Sebastian. "Namanya siapa, Kak?" tanyanya sambil memandangi Rinjani. "Dylan Daharyadika," sela Sebastian yang mengejutkan adiknya, karena kentara sekali Sebastian sangat mengenali pasangan Mama dan
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 17

17Malam beranjak larut. Acara di restoran hotel berakhir beberapa menit menjelang jam 10. Rinjani dan Fikri berpindah ke meja khusus panitia untuk berbincang dengan Jhonny serta tim EO. Tidak berselang lama, Sebastian menyambangi Rinjani. Dia mengajak perempuan yang menggelung rambutnya tinggi-tinggi tersebut, untuk segera menuju bungalo. Sebab membawa bayi, Urfan akhirnya menggunakan mobil bosnya untuk mengantarkan mereka ke deretan bungalo. Sebastian tidak turun di bungalo pertama di mana keluarganya menginap, melainkan tetap di mobil yang berhenti di depan bungalo nomor 14. Sebastian membuka pintu samping kiri sopir dan membantu Rinjani keluar dari pintu tengah. Dia mengambil Dylan dari gendongan Latifah, lalu bergegas memasuki bangunan yang pintunya telah dibukakan Rinjani. Sebastian mengayunkan tungkai menuju kamar terbesar. Dia membaringkan Dylan yang masih tidur, lalu menyelimuti bayi tersebut dengan rapi. Sebastian duduk di tepi kasur sambil merapikan rambut Dylan. Dia m
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 18

18"Aku cuma mau menyapa Ririn. Nggak boleh?" tanya Anton sambil mengerutkan dahinya. "Bukan nggak boleh, tapi, aneh aja. Tiba-tiba Mas mikirin dia, padahal kemaren-kemaren Mas nggak pernah kayak gitu!" geram Keisha. "Aku salah waktu itu, Kei. Harusnya aku tetap berkomunikasi dengannya." "Buat apa? Mau balikan?" "Enggak. Aku cuma ...." "Mas memang masih sayang ke dia, kan? Ngaku aja, deh!" "Kamu ngaco!" Keisha menggebrak meja. "Aku sudah feeling tentang ini, waktu Mas bilang mau ngasih dia bagian dari hasil jual rumah! Ternyata aku benar. Mas memang masih ngarepin dia!" "Kei, tenang dulu. Kita bicarakan ini baik-baik." Keisha tidak menyahut, melainkan berdiri dan jalan ke sofa untuk menyambar tasnya. "Kalau memang masih sayang, balik aja ke dia!" bentaknya sambil memelototi Anton. "Kamu pasti ngomong gitu kalau kita membahas Ririn." "Jelaslah! Mas memang plin-plan. Bilang cinta ke aku, tapi masih merhatiin dia!" "Aku malas berdebat." "Aku juga. Jadi lebih baik aku pergi.
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 19

19"Teh, apa kabar?" tanya Mirna Gastiadi, sambil menyalami mantan Kakak iparnya. "Kabar baik," jawab Rinjani sembari menarik tangannya. "Lagi belanja?" "Ya." Mirna memerhatikan ketiga orang yang berada di dekat Rinjani. Tatapannya terhenti pada bayi dalam gendongan pria bermata tajam. "Kami duluan, Mir," tutur Rinjani. "Ehm, ya. Salam buat keluarga Teteh," balas Mirna. Rinjani tidak menyahut dan hanya mengangguk. Dia memegangi lengan kanan Sebastian dan mengajak pria itu segera menjauh, dengan diikuti Urfan dan Latifah yang membawa tas belanja. Mirna terus mengamati kelompok itu. Dia penasaran dengan bayi yang digendong pria berkulit putih tadi. Mirna berniat untuk mencari tahu tentang itu, dan akan segera menanyai teman-temannya yang juga kenal dengan Rinjani. "Tadi itu, siapa?" tanya Sebastian, sesaat setelah mobil melaju keluar dari area parkir. "Mantan iparku," terang Rinjani. "Dia tinggal di Bogor juga?" "Setahuku, nggak. Mertuanya yang tinggal di sini. Nggak jauh da
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 20

20Wirya manggut-manggut, sesaat setelah mendengar penuturan Sebastian tentang peristiwa yang terjadi akhir pekan lalu, di kediaman Basman. Seperti halnya Sebastian, Wirya juga kaget, karena baru mengetahui jika Rinjani adalah mantan istrinya Anton. Saat penyelidikan tempo hari, anak buah Wirya hanya menyebut nama Ririn sebagai pendamping Anton, dan bukan Rinjani. Selain itu, Rinjani juga tidak diselidiki, karena fokusnya ke Anton dan Keisha. Wirya hanya pernah mendengar kabar, jika Anton akhirnya bercerai dengan Ririn. Setelah itu tidak ada informasi lainnya. "Wir, ada rumah yang siap ditempati?" tanya Sebastian. "Enggak mungkin Ririn tinggal di rumahku. Bisa heboh keluarga kami," lanjutnya. "Ada. Banyak malah," jawab Wirya. "Yang nggak jauh dari rumshku." "Rumah Hendri." "Ehm, dia nggak keberatan kalau rumahnya dipinjam sebentar?" "Enggak bakal. Dia juga lagi repot di tempat proyek. Dua rumahnya kosong. Sayang juga kalau nggak diisi." "Buat Ririn, rumah yang mana?" "Yang s
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status