All Chapters of SEBATAS TEMPAT SINGGAH : Chapter 1 - Chapter 7

7 Chapters

Tempat Dinas

[Shan, suamimu lagi dinas di luar kota, ya? Kamu percaya?]Shania mengernyit membaca pesan dari nomor tak dikenal tersebut. Bertanya-tanya siapa orang yang tiba-tiba mengirim pesan dengan gaya seperti sudah mengenal Shania.[Maaf, ini siapa?]Tak menunggu lama, Shania langsung mengirim balasan. Karena sebenarnya pagi itu ia juga sedang memikirkan keanehan Angga, suaminya.Shania merasa aneh dengan rutinitas Angga empat bulan terakhir ini. Pasalnya setiap awal bulan setelah gajian, Angga selalu pergi dinas di luar kota. Padahal sebelumnya tidak pernah. Kalaupun ada dinas di luar kota juga hanya sesekali dan tanggalnya tidak tetap. Tidak seperti empat bulan terakhir ini.Tanpa perlu menunggu lama, balasan pesan tersebut Shania terima. Nomor tak dikenal itu mengirim foto Angga keluar dari mobilnya yang terparkir di depan sebuah rumah minimalis.[Ini suamimu, kan?]Shania membeku membaca pesan tersebut dan melihat foto tersebut. Dadanya berdebar tak karuan, perutnya mual, dan kedua telapa
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Mantan Istri

"Shan, a-aku bisa jelasin!"Angga berusaha meraih bahu Shania, tetapi wanita itu mundur selangkah.Shania menggeleng. "Semua udah jelas, Mas!" Suara Shania terdengar tenang, tetapi tegas."Enggak, Shan. Kamu salah paham!" Angga berusaha menggoyahkan keyakinan Shania."Oh, ya? Bagian mana?" tantang Shania."A-aku ... aku ...." Angga menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia merasa kesal sendiri karena tiba-tiba otaknya seperti tidak bisa diajak berpikir. "Siapa, Mas?" Suara wanita dari dalam rumah semakin membuat Angga terpojok. Apalagi saat wanita itu keluar. Dan saat melihat keberadaan Shania, kedua bola mata wanita itu nyaris keluar saking terkejutnya."Hai, Mbak! Kaget, ya?" sapa Shania sembari tersenyum sinis. Lebih tepatnya berusaha menyembunyikan rasa sakitnya yang luar biasa. Perempuan mana yang tidak sakit hati, saat suami pamit untuk pergi dinas di luar kota, tak tahunya berada di rumah mantan istrinya."Ehm ...." Wanita itu bingung hendak menjawab apa."Luar biasa kalian, ya
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Ancaman

"Shan! Tunggu! Itu semua bohong!" teriak Angga.Namun, Shania bergeming. Wanita itu terus melangkah menuju mobilnya.Angga hendak berlari mengejar istrinya itu, tetapi tiba-tiba lengannya dicekal Indri."Kamu mau kemana, Mas?""In, aku selesaikan dulu masalahku dengan Shania, ya? Tolong, kamu ngerti! Setelah semua beres, aku janji bakal balik ke sini.""Tapi kamu baru aja sampai, Mas. Bahkan belum ada sepuluh menit! Gita udah nungguin buat bisa jalan-jalan sama kamu, tidur dibacain dongeng sama kamu tiga minggu lamanya, Mas! Terus gitu aja kamu mau pergi?""Aku ngerti, In. Tapi kamu tahu sendiri gimana keadaannya sekarang. Tolong, In, kamu ngertiin aku, ya! Aku harus bicara sama Shania sekarang. Aku enggak mau dia salah paham. Apalagi sekarang dia sedang hamil.""Jadi aku dan Gita enggak lebih penting dari Shania?" Indri menatap Angga dengan sorot mata terluka. Angga melepas dengan lembut cekalan tangan Indri, kemudian meremas kedua bahu wanita itu. "Dengarkan aku, In. Saat ini Shani
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Sesal

"Pergilah, Mas! Tapi setelah ini, semua orang akan tahu kalau kita sudah menikah lagi!"Angga tertegun mendengar ancaman dari Indri. Lelaki berwajah bersih itu menghembuskan napas kasar, kemudian membanting pintu mobilnya.Dengan langkah lebar, ia kembali menuju tempat dimana Indri berada. Wajahnya kini merah padam dan rahangnya mengatup dengan keras. Saat ini kesabarannya benar-benar habis.Begitu tiba di teras, ia menatap Anggita lalu berkata dengan tegas. "Gita ke kamar dulu! Ayah mau bicara penting sama Bunda."Melihat wajah ayahnya yang tampak menyeramkan, Anggita tak berani membantah. Meski tangisnya masih belum reda, balita itu menurut untuk masuk ke rumah.Angga menghela napas panjang begitu siluet Anggita tak terlihat lagi. Kini ia menatap tajam pada Indri setelah sebelumnya enggan sekali menatapnya."Mau kamu apa?" Angga tidak membentak, tetapi suaranya cukup menggetarkan kepercayaan diri Indri.Indri memilih bungkam. Untuk menutupi kegusarannya, ia membuang muka dan masih b
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bukti

"Apapun akan aku lakukan asal kamu enggak ninggalin aku, Shan!" Angga membanting pintu mobilnya dengan keras, kemudian melangkah memasuki rumah."Assalamualaikum! Shan! Shania! Kamu dimana, Shan?"Berkali-kali Angga memanggil Shania, tetapi sama sekali tidak ada jawaban. Angga takut sekali Shania pergi dari rumah, meski mobilnya ada di halaman."Astaga, kamu dimana, Shan?" Angga pun mencari di seluruh penjuru rumah. Sampai akhirnya, ia menemukan istri dan ibunya sedang berada di teras belakang. Angga menghela napas lega."Bu." Angga langsung mendekat dan mencium tangan ibunya."Loh, kamu enggak jadi keluar kota, Ga?" tanya Bu Rani yang sedang disuapi bubur menantunya.Angga menggeleng. "Enggak, Bu."Angga kemudian menoleh ke arah Shania. Menatap lembut wanita yang tengah mengandung buah hatinya. "Kita bicara dulu, yuk, Shan.""Aku sedang nyuapi ibu," tolak Shania tanpa menatap suaminya. Dadanya teramat sesak mengingat kebohongan Angga.Tanpa bertanya, Bu Rani tahu kalau anak dan mena
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Tamu

"Kamu kan, tahu sendiri gimana dulu Indri ninggalin aku, Shan. Di saat aku bangkrut, aku butuh dukungan, dia malah ninggalin aku. Mana mungkin aku balikan sama orang yang udah buang aku?"Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Shania. Hatinya masih ragu dengan segala yang terucap dari bibir suaminya itu."Sekarang kamu enggak usah mikir yang aneh-aneh lagi, ya! Fokus sama kehamilan kamu, sama bayi kita," lanjut Angga.Lelaki itu mengelus perut Shania yang masih rata. "Aku janji bakal jadi suami dan ayah yang baik buat kalian. Aku janji akan buat kamu jadi wanita paling beruntung di dunia, karena kamu udah mau menerimaku sebagai suami kamu. Aku janji, Shan. Percaya sama aku!" Shania semakin ragu. Apalagi selama ini, Angga nyaris tak pernah berkata-kata manis seperti itu. Sepengatahuan Shania, Angga bukan sosok laki-laki romantis. Namun, tiba-tiba setelah peristiwa tadi, Angga bersikap semanis itu.Shania justru jadi teringat perkataan salah seorang temannya. Biasanya untuk menutupi k
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Permintaan Gila

"Sebelum sama Mas Angga, kamu masih gadis, kan? Kenapa mau dijodohkan sama duda anak satu? Apa karena Mas Angga udah mapan jadi kamu mau? Padahal selain duda anak satu kalian juga terpaut umur yang cukup jauh, kan?" Indri menarik sebelah bibirnya sembari menatap Shania dengan sinis."Sayangnya walaupun udah nikah lagi, kasih sayang Mas Angga masih utuh untuk kami," imbuh Indri. "Sepertinya benar ya, kalau cinta laki-laki itu bakal habis untuk cinta pertamanya.""Oh, ya?" Shania tidak terpengaruh sedikitpun. "Mbak Indri bangga banget kayaknya ya, masih dicintai sama mantan suami? Belum move on, Mbak?""Sepertinya sih, Mas Angga yang belum move on," sahut Indri tak mau kalah. "Secara aku kan, cinta pertamanya, pacar pertamanya, dan juga istri pertamanya.""Oh, ya? Mbak seneng banget dong, ya? Selamat deh, kalau gitu. Tapi jangan lupa, Mbak. Mbak Indri juga mantan istrinya!"Mata Indri melebar mendengar perkataan Shania. Ia tidak menyangka wanita berwajah lembut itu mampu berkata setajam
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status