Semua Bab Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!: Bab 51 - Bab 58

58 Bab

Bab 51. Bantu Karier Suamimu

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zayden barusan, jelas membuat tubuh Alisha membeku. CEMBURU?! MANA MUNGKIN!“Cemburu, kamu bilang?! Aduh yang bener aja!” Alisha mendengkus.“Lagian kamu bilang mau bertemu dengan ketua audit, terus kenapa kamu tiba-tiba bertemu dengan mama di sana?” lanjut Alisha lagi.Zayden membuka kelopak matanya lagi dan melihat tajam ke arah Alisha yang saat ini sedang bersungut dengan suara samar. Pria itu lalu menghela napas dalam. Dia kembali duduk hingga membuat posisi keduanya saling berhadapan saat ini.“Alisha, katakan padaku, apa mencampuri urusan masing-masing itu ada dalam poin perjanjian kita?” Pertanyaan dari Zayden tentu membuat Alisha terdiam.“Ingat, poin itu juga kamu yang menambahkannya.” Zayden kembali melanjutkan.Tiba-tiba tubuh Alisha mendadak beku. Benar, dia yang menambahkan poinnya, saat itu, isi perjanjian pernikahan dari Zayden sangat sederhana, hanya saja semua poin itu tampak abu-abu dan kurang jelas untuk Alisha, jadi dia mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

bab 52. Aku Ada Di Belakangmu

Tama Halim, CEO sebelumnya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tanpa ada penunjukan pejabat sementara, posisi tertinggi di perusahaan langsung diserahkan kepada Zayden—lewat proses cepat dan tidak biasanya.Dengan mengesampingkan alasan penunjukan yang dikaitkan dengan Alisha, kenyataannya, papa Zayden seolah melihat kesempatan emas. Seperti mendapatkan jackpot, pria itu mendapatkan alasan kuat lain untuk menempatkan Zayden di perusahaan yang saat itu sudah berada di ambang kehancuran.“Tama Halim,” ulang Zayden datar. “Kenapa kamu bisa mengatakan demikian?” tanya Zayden lagi dengan tatapan menyelidik.“Dia memanggilku secara khusus ke ruangannya, dia tahu kalau aku punya pekerjaan lain sebagai pembuat video iklan. Dia menyuruhku untuk membuat video iklan perusahaan dengan tawaran yang menarik, dan sialnya setelah semuanya selesai dia membatalkannya secara sepihak!” Alisha berkata dengan memperlihatkan wajah kesalnya.Zayden mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali. “Tapi … bukannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

bab 53. Tekanan Terhadap Alisha

“Kenapa menatapku begitu?” tanya Zayden.Alisha masih terpaku, pandangannya menjadi sangat rumit saat melihat Zayden. Kepalanya sangat berisik tentang banyak hal yang mungkin akan terjadi nanti.Ucapan Zayden sebelumnya memang membuatnya lega kalau Zayden akan ada di pihaknya, namun di sisi lain, keteledorannya itu bisa membawanya ke pusaran permasalahan yang pasti melibatkan reputasi Zayden.Ya, tentu saja itu pasti berpengaruh pada reputasi Zayden. Apalagi kalau hal ini sampai diketahui oleh keluarga besar Zayden yang notabe-nya adalah orang-orang terpandang dan memiliki kekuatan besar. Hanya karena dirinya, sudah barang tentu Zayden akan mendapatkan penghinaan.“Apalagi yang kamu khawatirkan saat ini?” tanya Zayden lagi, karena Alisha terlihat memikirkan sesuatu.“Nanti … apa … masalahku ini akan membuat reputasimu buruk?” tanya Alisha ragu.Zayden menanggapinya dengan datar. “Reputasiku tidak tergantung dengan apa yang kamu lakukan. Kamu tenang saja! Lagipula, kamu tidak mau kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

bab 54. Apa yang Sedang Kamu Lakukan?

Alisha harus berpikir tenang di saat seperti ini. Walaupun terasa tekanan itu menghimpitnya dan juga aura dominan Dirga kali ini tampak sangat jelas, Alisha tidak bisa terjebak dengan situasi dan dengan konyolnya mengulang kesalahan yang sama. 'Ternyata, tikus kecil ini mau menjebakku!' Alisha mengejeknya dalam hati. “Ya Bapak benar, ini memang sangat serius, tapi … serius untuk Bapak.” Alisha menjawab dengan cukup tajam. “Saya bukan orang bodoh yang bisa dipermainkan berkali-kali.” Alisha menolak tegas dengan meletakkan pulpen itu dan mendorong file itu ke arah Dirga. Wajah Dirga menjadi berubah kelam, Alisha tidak takut sedikit pun dengan tekanan yang diberikan oleh Dirga ini, karena menurutnya tekanan dan tatapan mata Zayden jauh berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari pada pria yang ada di hadapannya ini. Setidaknya kalau untuk urusan aura gelap dominan yang mematikan, Alisha sudah sangat terbiasa! ‘Ah, benar-benar! Tikus seperti ini mau bermain-main denganku ternyata! Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 55. Tekanan yang Diberikan Zayden

Dirga sontak bangkit, buru-buru merapikan bajunya. “P–Pak Zayden! Ini … hanya kesalahpahaman kecil. Maafkan kami, kami … kami tak tahan lagi menahan perasaan, kami pikir—” “Apa kamu bilang?!” Alisha menoleh cepat, matanya membelalak. Wajahnya memerah, bukan karena malu, tapi karena marah. “Alisha sayang .…” Dirga mendekat, memasang senyum seolah tak bersalah. Tangannya hendak meraih tangan Alisha. “Aku nggak tahan terus menyembunyikan hubungan kita. Aku ingin semua orang tahu kalau kita—”Plak!Alisha menepis tangannya kasar. Matanya memerah, dan suaranya pecah saat ia berteriak, “Sudah gila kamu! Hubungan?! Aku sudah muak melihatmu! Dan satu hal lagi… AKU SUDAH PUNYA SUAMI!”Suasana langsung membeku.Beberapa pegawai yang datang karena suara gaduh itu langsung terpaku di ambang pintu. Salah satu dari mereka bahkan menjatuhkan berkas yang dibawanya.Alisha sudah bersuami? Sejak kapan?Pertanyaan itu menggantung di antara rekan kerjanya yang hanya diam saling tatap.Sementara Zayden
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 56. Memastikan Agar Tak Lagi Diganggu

Sementara itu, Alisha sudah sampai di apartemen. Tanpa repot mengganti pakaian, dia langsung menjatuhkan diri duduk di lantai, tepat di depan meja pendek yang berada di antara sofa dan televisi.Kedua sikunya bertumpu di atas permukaan meja, sementara dagunya disandarkan lemas di sana—seolah beban hari ini ikut menekan tulangnya. Tepat di depan wajahnya, sebuah kantong plastik bening berisi obat penghilang memar masih tersegel rapi, teronggok di meja tanpa disentuh.Tatapannya kosong. Televisi di hadapannya menyala, menampilkan tayangan acak yang tak ia pahami. Suaranya hanya menjadi latar samar di tengah apartemen yang hening. Ia tak benar-benar menonton. Ia hanya diam, membiarkan pikirannya melayang entah ke mana.Alisha masih sulit membayangkan apa jadinya jika ia tidak bertindak cepat tadi di ruangan Dirga—menghubungi Zayden secara diam-diam dan merekam seluruh percakapan yang menjadi bukti keterlibatan pria itu dalam kecurangan perusahaan. Syukurlah, tindakan kecil itu cukup untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 57. Serangan Badai Besar

“Apa?!” suara Alisha nyaris melengking, nyaris tak percaya pada pendengarannya sendiri. “Kamu serius mau jadikan aku sekretarismu?!”Zayden mengangguk mantap. Tatapannya tetap datar, tapi mengandung ketegasan yang tak bisa diganggu gugat. “Aku tidak sedang bercanda. Posisi ini akan membuatmu aman. Tidak ada satu pun orang yang bisa menyentuhmu—baik secara hierarki maupun pribadi.”Alisha masih ternganga. “Tapi… bukannya ada Arsel?”“Arsel itu personal assistant,” jawab Zayden dengan nada tenang. “Selama ini dia merangkap banyak pekerjaan. Sekarang dia mulai kewalahan. Aku butuh seseorang khusus untuk urusan kantor, seseorang yang bisa kupercaya sepenuhnya.”Alisha langsung terdiam. Otaknya langsung menyusun kemungkinan-kemungkinan yang terasa terlalu absurd untuk bisa dinalar.‘Jadi sekretaris Zayden artinya aku akan selalu bersamanya? Di kantor, di rumah, di mana pun dia berada? Gila… ini benar-benar gila!’ desisnya dalam hati.“Aku butuh seseorang yang benar-benar kupercaya,” ucap Z
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 58. Sempurna di Depan Nariza

[“Aku akan menjemput Nariza ke rumah sakit sore ini, tadi rumah sakit sudah menghubungiku kalau dia sudah bisa pulang. (≧◡≦)/~☆”]Pesan singkat itu dikirim Alisha kepada Zayden sesaat sebelum dia masuk ke taksi yang sudah dipesannya.Tidak berselang lama, pesan itu dibalas oleh Zayden.[“Aku pulang agak terlambat, hati-hati di jalan.”]Sederhana. Tapi dari obrolan singkat itu, tanpa sadar keduanya mulai terbiasa saling memberi kabar. Seolah... ada kebiasaan baru yang tumbuh di antara mereka.*** Rumah sakit sore itu cukup ramai, dia pergi ke kamar perawatan Nariza dengan langkah cepat, sesampainya di sana adiknya itu tersenyum menyambutnya, wajahnya jauh lebih segar dari sebelumnya.“Kirain tadi Kak Al mau jemput aku malam,” ucap Nariza.“Nggak dong, begitu pihak rumah sakit mengabari kalau kamu sudah diizinkan pulang, kakak cepet dateng ke sini. Iza pasti sudah gak sabar, kan mau lihat kamar baru?” Alisha berkata sembari memasukkan beberapa barang Nariza ke dalam tas.“Kakak, jadi n
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status