All Chapters of Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!: Chapter 31 - Chapter 40

53 Chapters

Bab 31. Kedatangan Zayden

“Kamu pikir aku nggak bisa menebak, Al? Orang yang punya tekad kuat untuk tidak menikah seumur hidupnya, mendadak menikah dengan pria bernama Zayden Wicaksana?” Yumi menarik napas dalam. “Lelucon macam apa yang sedang kamu tunjukkan padaku?” Alisha menelan ludah. Tangannya menggenggam ujung bajunya dengan erat. “Jadi, jujurlah!” Yumi berkata dengan suara bergetar karena menahan rasa kesal yang melihat Alisha begitu erat menyembunyikan hal itu. “Apa kamu melakukan semua ini demi pengobatan Nariza?” Kalimat itu sontak membuat Alisha mengangkat kepalanya melihat ke arah Yumi. “Jadi benar? Demi Nariza, ya? Jadi, kamu menerima tawaran menikah dengannya karena Kak Zayden juga memiliki peluang bagus untuk menutupi skandal menyimpangnya agar keluarganya tidak lagi bicara macam-macam terhadap hal itu, kan?” Tebakan Yumi sangat tepat dan tidak meleset, bahkan dia juga tahu kalau Zayden itu memiliki perilaku yang menyimpang sebagaimana yang Alisha ketahui sejauh ini. “Kamu tahu tentang Zay
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 32. Akting Zayden

Menyadari suasana yang terasa dingin ini, dengan cepat Yumi membuat langkah antisipasi.“Eh, Kak Zayden sudah datang!” Dia berkata dengan nada cukup ceria.Zayden hanya mengangguk pelan.“Alisha bilang katanya Kak Zayden gak bisa dateng, dicariin banget tuh sama si Iza, dia terlihat sedih kalau memang Kak Zayden gak dateng loh.” Yumi mulai nyerocos, hal itu tentu saja, membuat Alisha mendapat kesempatan untuk sedikit bernapas lega.“Aku sudah janji, tentu saja aku datang.” Zayden menjawab singkat.Mendengar hal itu, baik Alisha maupun Yumi saling pandang. Ucapan pria itu memang sangat hemat. Dia sangat paham dengan kalimat efektif yang tidak perlu basa-basi panjang lebar.“Ya sudah kalau Kak Zayden sudah datang, aku pulang dulu, ya! Alisha, aku akan menghubungimu lagi nanti.” Yumi berkata dengan senyum merekah.“Iya,” jawab Alisha singkat.“Kak Zayden, aku pulang dulu, ya! Jaga sahabat baikku ini jangan sampai terluka sedikit pun!” Yumi berkata dengan penuh penekanan dan tentu saja kal
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 33. Bersamamu

“Sha, kamu kenapa?” tanya Zayden dengan tersenyum pada Alisha, tetapi detik berikutnya, seolah tersadar dengan apa yang terjadi, apalagi ucapan Zayden barusan terkesan mengejeknya!“Ah, tidak apa-apa,” Alisha menjawab cepat.Mendapati hal itu, dari sudut pandang Alisha Zayden terlihat tersenyum penuh kemenangan. ‘Ah! Pria ini benar-benar sangat licik! Menyebalkan sekali!’ maki Alisha dalam hati.Demi menutupi hal itu, Alisha segera mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah televisi.“Walaupun ini minuman tidak ada rasanya, tapi kalau diberikan oleh Kakakmu rasanya sangat nikmat!” Kembali Zayden memuji Alisha di depan Nariza.Jelas hal ini makin membuat Alisha keki dalam hati.Makin lama rasanya akting Zayden sangat luar biasa!“Kak Al sangat beruntung mendapatkan suami seperti Kak Zayden!” puji Nariza.Sementara Alisha hanya menanggapinya dengan senyuman yang merekah.Obrolan berlanjut santai. Mereka berbincang soal pernikahan yang tidak dihadiri Nariza. Tawa, canda, dan beberapa le
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 34. Makin Memusingkan

Zayden menarik napas dalam atas tindakan Alisha barusan. “Alisha apa kamu bisa untuk tidak berbuat onar?” Zayden mengambil tisu di atas meja dan mengelap wajahnya. “Kenapa kita harus satu kamar?” Alisha tidak peduli kalau dia baru saja melakukan tindakan buruk terhadap suaminya itu. Menurutnya, masalah tinggal di satu kamar ini jauh lebih luar biasa untuk didiskusikan segera! “Tentu saja karena kamu adalah istriku, apalagi?” Zayden berkata dengan sangat enteng. “Tapi ini tidak mungkin!” Alisha menolak keras ide ini. “Yang tidak mungkin itu tinggal di kamar yang berbeda, apalagi saat Nariza dinyatakan boleh pulang.” Zayden berkata dengan datar lalu, memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Alisha terdiam. O-ow... Dia lupa soal Nariza. Kalau mereka terlihat tidur di kamar berbeda, bisa-bisa Nariza tahu bahwa pernikahan mereka adalah pernikahan dengan kesepatakan. “Kalau kamu mau tinggal di kamar lain sementara Nariza belum pulang, silakan saja. Tinggal pilih saja kamar yang ada
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 35. Usaha Tania Mencari Sekutu

“Se-re-na … wajahmu sepertinya memperlihatkan suasana hatimu yang menjadi tidak baik." Tania berkata dengan nada provokasi yang cukup kental. Serena adalah wanita yang pernah Zayden cintai. Seseorang yang pernah hampir pria itu nikahi. Sampai 'kecelakaan' itu terjadi .... "Kalau kamu kembali muncul, menurutmu bagaimana reaksi Zayden?" lanjut Tania lagi. Serena berusaha menguasai dirinya. Dia kemudian tersenyum dan berusaha tenang menghadapi kalimat provokasi tersebut. “Kalau dia sudah menikah, ya biarkan saja dia menikah. Lagi pula, aku tidak berniat untuk mengganggu hubungan orang lain.” Gaya bicaranya terdengar tenang, tidak seperti sebelumnya, membuat Tania sedikit terkejut, tetapi dia segera menetralkannya. “Oh, ya? Yakin kamu tidak terganggu dengan kebahagiaan yang dia punya?” Tania kembali memancing wanita yang ada di depannya ini. Serena hanya diam. Namun, kepalanya jelas sangat berisik dan suasana hatinya menjadi tidak karuan! Mana mungkin dia rela Zayden bisa hidup bah
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 36. Bisa Bahaya

Bangun tidur pagi ini, Zayden merasa tubuhnya jauh lebih ringan. Ia meregangkan bahu dan lengan dengan malas, menikmati sejenak ketenangan pagi. Tapi itu hanya sesaat.“Selamat pagi, Tuan. Sarapanmu sudah tersedia di bawah.”Suaranya datar—nyaris sarkastik. Alisha berdiri di ambang pintu, tangan terlipat di depan dada, pandangan lurus menatapnya. Zayden yang tak menyangka kehadirannya langsung terduduk.“Aku ke kantor duluan. Kalau telat, bisa-bisa kena surat peringatan.” Alisha meraih tas, lalu melangkah pergi.Dia sempat berhenti di ambang pintu.“Oh ya, karena di apartemenmu cuma ada bahan seadanya, aku membuat sarapanmu pakai bahan yang ada saja, jangan kebanyakan protes.”Langkahnya menjauh, tapi suaranya kembali terdengar.“Aku pulang agak malam. Mau mampir ke apartemenku, ambil beberapa barang dan sekalian belanja bahan makanan untuk rumah ini!”Setelah Alisha mengatakan hal itu, yang ada hanya hening.Zayden masih terduduk, tercenung.“Wanita itu benar-benar …!” gumamnya, tapi
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 37. Dia Sudah Kembali?

Seperti yang dikatakan oleh Alisha, pulang dari kantor dia kembali ke apartemennya, di sana dia mengambil barang-barang yang dia perlukan untuk mengerjakan pekerjaan sampingannya sebagai seorang videographer. Tidak banyak yang tahu kalau selama ini Alisha adalah sosok yang sangat kreatif dibalik akun media sosial besar yang dipegangnya, hanya beberapa orang saja yang tahu dia orang yang cukup profesional dalam hal pembuatan video iklan brand-brand ternama untuk produk mereka.Termasuk tempatnya bekerja pernah bekerja sama dengannya untuk membuat video campaign untuk pengenalan brand perusahaan, hanya saja kerjasama itu batal dengan alasan yang terbilang tidak masuk akal. Kalau mengingat hal ini dia cukup kesal dengan CEO yang menjabat sebelum Zayden, beruntunglah kabarnya dia dipecat dan digantikan oleh Zayden.Baru saja keluar dari lobi apartemennya, Alisha terkejut karena sudah ada Zayden yang menunggunya di sana.“Loh, kok kamu di sini?” tanya Alisha heran.Namun, Zayden tidak langs
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 38. Makin Membuat Penasaran

Sejak menerima telepon itu, Alisha mulai menyadari perubahan dalam diri Zayden. Pria itu tampak sedikit gelisah, meski berusaha setenang biasanya, tapi kali ini, Alisha tidak mudah dibohongi.Zayden memang berdiri di sampingnya, tapi pikirannya jelas melayang entah ke mana.“Zay, tolong ambilin itu, dong,” ujar Alisha, menunjuk satu barang di rak.Namun Zayden hanya terus mendorong troli tanpa menoleh sedikit pun. Seolah tak mendengar permintaannya.Alisha hanya bisa tersenyum kecil, lalu menggeleng pelan.‘Ternyata benar dugaanku. Ada sesuatu yang bikin dia nggak tenang,’ gumamnya dalam hati. ‘Apa mungkin penelpon itu?’Awalnya, Alisha hanya ingin menguji—ingin tahu seberapa dalam pria itu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dan reaksi Zayden barusan cukup jadi jawaban.Sejujurnya Alisha sangat penasaran siapa pria itu, hanya saja … berdasarkan kontrak perjanjian pernikahan mereka, tertulis jelas kalau terdapat poin bahwa: Tidak diperkenankan mencampuri urusan pribadi masing-masing.A
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 39. Apa Dia Mantan?

Daripada bertanya maksud Zayden, Alisha lebih tertarik untuk tahu tentang pria itu.“Kamu nggak apa-apa?” tanyanya hati-hati.Zayden kembali duduk tanpa menjawab, pandangannya kosong. Jemarinya menaut di atas meja. Alisha bisa melihat betapa pria itu sedang menahan sesuatu. Sesuatu yang besar.Setelah pelayan mengantarkan pesanan makanan mereka yang terakhir, akhirnya Zayden berkata, “Besok, aku akan pergi lebih pagi, aku akan ke rumah mama lebih dulu.” Rasa penasaran ini makin menjadi-jadi hingga akhirnya Alisha tidak tahan untuk bertanya tanpa basa-basi lagi. “Kuperhatikan sejak mendapatkan telepon tadi, kamu menjadi gelisah, apa aku boleh tahu siapa yang menghubungimu?” Zayden menghentikan gerakan tangannya yang akan menyuapkan makanannya ke dalam mulut. Terlihat seperti sedang berpikir. “Itu bukan apa-apa,” jawabnya singkat, tetapi jelas saja itu tidak membuat Alisha puas.Wanita itu terlihat mendesah berat dan meletakkan sendok dan garpunya. “Bukan apa-apa tapi wajahmu kentara s
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 40. Ternyata Dia ....

Zayden mendadak terdiam. Rahangnya mengeras, dan seulas senyum masam terbit di wajahnya, lebih mirip seringai kecut daripada tawa. Sorot matanya meredup sejenak, seolah menahan sesuatu yang tidak ingin ia ungkap. Ada kilatan tidak suka di matanya, meski mencoba menutupinya dengan sikap acuh. “Jangan banyak tanya,” ujarnya akhirnya, nada suaranya datar namun mengandung tekanan. “Makan saja. Nanti kamu akan tahu sendiri.” Mendapatkan respons yang seperti itu dari Zayden mendadak Alisha tersadar akan sesuatu. ‘Mana mungkin juga Zayden punya pacar, kan? Bukannya dia ini menyimpang!’ Alisha lalu melanjutkan makannya dengan cukup santai sambil menertawai canggung kebodohannya yang berkata hal itu pada Zayden. Namun, jauh di dalam lubuk hati Alisha, ada perasaan tidak enak. Kalau bukan persoalan mantan pacar, maka … kiranya siapa yang mampu membuat Zayden mengeluarkan ekspresi seperti itu? *** Sepanjang perjalanan mereka tidak terlibat percakapan yang cukup serius, pun Alisha
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status