All Chapters of Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!: Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

Bab 21. Terpojok Situasi

Saat langkah kaki Alisha yang terhenti, sang WO yang menyadari keanehan itu langsung menyelip di antara kerumunan tamu dan memberikan isyarat, “Nona, lanjut berjalan!”Hal itu menyadarkan Alisha dari keterkejutannya dan menatap ke arah sang WO. Namun, dia gelisah dan kembali menatap ke arah Yumi.Terlihat bahwa security telah berhasil memisahkan sahabat Alisha itu dengan para tamu yang menghinanya tadi. Yang luar biasa, para tamu itu diusir keluar dan Yumi melipat kedua tangan penuh kemenangan.Tiba-tiba, tatapan Yumi beralih kepada Alisha, dan pandangan mereka bertemu.Bak tersambar petir, Alisha bisa melihat ekspresi gelap Yumi sekaligus amarahnya yang membara.Pasti … pasti Yumi marah karena Alisha tidak pernah memberitahunya tentang pernikahannya ini!Namun, waktu tidak mendukung Alisha, dan dia harus kembali fokus ke prosesi pernikahan. Alhasil, dia membuang wajah dari Yumi dan lanjut berjalan ke ujung panggung. ‘Aku … aku akan bicara dengan Yumi nanti …’ pikirnya.“Sepertinya, s
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 22. Kamu Cemburu?!

“Kok jadi Alvin sih?!” desis Alisha ketus.Zayden terdiam, tapi terus menatap wanita yang telah secara sah menjadi istrinya itu tajam.“Pandanganmu tidak lepas darinya sejak awal. Di sisi lain, Yumi juga terus memperhatikanmu dan bersikap waspada. Bukan berita baru kalau bocah itu menyukai Alvin, dan kalau dia bersikap waspada padamu, bukankah itu berarti dia menganggapmu saingannya?” cerocos pria itu.Alisha terbengong. Patut dia akui Zayden memang jeli dalam melihat situasi dan membaca ekspresi orang-orang di sekelilingnya, tapi … tebakannya kali ini melenceng jauh!Jelas-jelas Alisha memerhatikan Yumi dan bukan Alvin!Karena Alisha tidak kian menjawab, Zayden kembali mendesak. “Jadi, katakan padaku, apa hubunganmu dengan Alvin? Apakah kalian … mantan kekasih?”“Bukan!” Alisha menyemburkan kata itu dengan sedikit keras, membuat sejumlah tamu yang berada di bawah panggung agak terkejut. Bahkan, orang tua Zayden sampai menoleh dan menatap mereka bingung.“He he he ….” Cepat Alisha men
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 23. Kamu Pegang Apa?

Ditembak pertanyaan seperti itu, Zayden membeku. Dia yang tangannya masih berada di atas rambut Alisha yang lembut hanya bisa terdiam di tempat.Dengan wajah ngeri, Zayden menatap Alisha. “Kamu … bilang apa?”Tak sadar dengan kengerian di wajah Zayden, Alisha menegaskan, “Aku bilang, apa kamu cemburu sama Alvin tadi?” Senyuman iseng terlukis di bibirnya. “Habisnya, kalau bukan cemburu, kenapa kamu sampai mendesakku begitu dan terlihat sangat lega setelah dengar aku ada hubungannya sama Yumi?”Zayden cepat menarik tangannya dari kepala Alisha dan mengalihkan pandangan ke depan. “Konyol. Aku hanya tidak ingin ada skandal di keluarga dan mendapatkan cap sebagai perebut kekasih sepupu.”Sudut bibir Alisha semakin meninggi. “Oh? Seorang Zayden yang tidak takut dibilang menyimpang, sekarang takut disebut perebut kekasih orang? Menarik, menarik.”Pelipis Zayden berkedut. “Alvin sepupu dekatku, aku tidak mau kami bermasalah hanya karena wanita.”“Ohhh, jadi kalau aku mantan kekasih Alvin, kamu
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 24. Lihat Apa?!

Alisha berusaha dengan cepat untuk berdiri, namun sekali lagi gaunnya yang sebagian masih tertindih badan Zayden membuatnya sedikit kesulitan, wajah Alisha terlihat makin memerah karena malu, gerakan terburu-burunya ini, membuatnya sekali lagi terjatuh dan menimpa Zayden.“AH!”Zayden hanya menghela napas panjang. Dengan satu gerakan lembut, ia memegang kedua bahu Alisha, mencoba menenangkannya. Alisha akhirnya mematung beberapa saat, merasa canggung dengan posisi mereka. Pandangan mata mereka saling bertemu, dan saat itu pula Zayden menyunggingkan senyuman miring. Matanya melirik ke arah dada Alisha, lalu pria itu menggelengkan kepalanya.Alisha langsung merona merah, malu dan marah. Apa maksud pria itu?! Apa dia baru saja mengejek ukuran dadanya?!Dia ukuran C! Itu sudah cukup di atas rata-rata, ya!Mengabaikan tatapan marah Alisha, Zayden pun berdiri selagi membantu Alisha. “Jangan terlalu terburu-buru, santai saja. Kalau tidak, nanti kamu terjatuh lagi.”Alisha bergidik. Suara Zay
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 25. Satu Ranjang

Zayden yang baru saja ditampar membeku di tempat. Di sisi lain, Alisha dengan panik kembali menarik bathrobe-nya dan menutup tubuhnya dengan cepat, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. Merasa bersalah karena jiplakan merah ada di pipi pria itu, Alisa pun berkata, “Ma-maaf … tapi kenapa juga kamu keluar lagi!? Aku pikir kamu sedang mandi!” Zayden mengalihkan pandangan pada Alisa selagi mengusap wajahnya yang masih terasa panas. “Aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal.” “Jangan mendadak dong!” tegur Alisa, masih tidak mau kalah. Zayden menatapnya beberapa detik sebelum mengangkat tangan, menyerah. "Oke, salahku. Lain kali aku ketuk pintu dulu sebelum keluar dari kamar mandi." Ucapan Zayden membuat Alisha makin tersipu, tahu dirinya tidak masuk akal. Akhirnya, wanita itu pun membuang muka, pura-pura sibuk mencari piyamanya. Tapi dalam hati, pikirannya kacau. ‘Dia lihat nggak ya? Astaga… kalau dia lihat… jangan-jangan lingerie itu juga?’ "Sudah kamu ma
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 26. Tidak Sendirian

Amarah membara sang wanita, ditambah pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai, membuat empat wanita muda yang berlutut di hadapannya gemetar ketakutan. Ruangan yang biasanya tenang kini terasa seperti medan perang, penuh ketegangan dan hawa panas dari emosi yang membuncah.“Hanya mengacaukan sebuah pesta pernikahan saja kalian tidak bisa? Apa gunanya aku membayar kalian mahal?!” bentak sang wanita, suaranya menggema tajam di seluruh ruangan.“Maaf, Nyonya...” Salah satu dari mereka memberanikan diri bicara, meski suaranya nyaris tak terdengar, bergetar hebat karena takut.“Nyonya, kami benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, tapi... saat itu kondisi di lapangan tidak memungkinkan,” lanjutnya mewakili yang lain, berusaha mempertahankan ketenangan meski tubuhnya mulai gemetar.“Aku sudah membayar mahal untuk pekerjaan semudah ini, tapi hasilnya sangat mengecewakan.” Nada dingin Tania membuat mereka tak berani menatap langsung ke arahnya.“S-sa... saya sudah berusaha
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 27. Kompensasi yang Harus Dibayar

Pagi itu datang perlahan.Sinar matahari menyelinap lembut melalui celah tirai, menari di atas kulit mereka yang masih terlindung kehangatan malam. Di balik selimut yang setengah tersingkap, Alisha masih terjebak dalam batas tipis antara mimpi dan kenyataan. Helaan napasnya tenang, seiring tangannya yang terulur tanpa sadar, merengkuh tubuh hangat di sampingnya.Ia tersenyum dalam setengah sadarnya.Tangan mungilnya menyusuri kontur wajah itu perlahan, seakan ingin menghafal setiap lekuk yang begitu ia rindukan, seolah pria dalam pelukannya adalah wujud nyata dari mimpi-mimpinya yang tak pernah tercapai.Sentuhannya melayang ke dada bidang pria itu. Ia merasakan detak jantung yang kuat, otot-otot yang nyata, dan kehangatan yang tak terbantahkan. Dalam hati, ia bergumam lirih,"Kalau saja ini bukan mimpi… kalau saja Zayden bisa seperti ini—hangat… hadir… dan nyata untukku."Ia membiarkan dirinya terbuai, menolak kenyataan, menggantungkan harap pada mimpi yang terlalu manis untuk dilepas
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 28. Kamu Istrinya

Perlakuan Zayden barusan—di tempat umum, di hadapan banyak pasang mata—membuat Alisha nyaris kehilangan napas. Dadanya bergemuruh tak karuan, seperti genderang perang yang ditabuh terlalu keras. Dia berdiri kaku, seolah disengat aliran listrik tegangan tinggi. Pria itu baru saja menciptakan badai kecil, dan Alisha berada tepat di tengah pusarannya. Tangan Zayden melingkar santai di pinggangnya, seolah-olah tindakan tadi bukanlah sesuatu yang besar. Lalu dengan tenang, dia membelai rambut Alisha, senyumnya manis tapi berbahaya—senyum yang bisa meruntuhkan pertahanan siapa pun. Beberapa kali Alisha mengerjapkan mata, berusaha menstabilkan degup jantung yang masih kacau. Meskipun mereka pernah lebih dekat dari ini, ciuman yang lebih dalam dan momen yang lebih intim—kenapa kali ini terasa … berbeda? Belum sempat pikirannya mengurai makna dari semua sensasi yang mekar di dadanya, sebuah suara familiar menginterupsi. Ceria dan sedikit mengusik. “Wah … ternyata pengantin baru memang seda
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 29. Batal

“K-kamu ngomong apa sih, Tik!?” tanya Alisha cepat, masih berusaha keras mengelak. “Ya bercandalah, Al!” Tika tertawa, tidak menyadari betapa pucat wajah sahabatnya itu. “Aku cuma godain kamu karena nama istrinya Pak Zayden sama kayak kamu. Namanya Alisha juga.” Tika kemudian menepuk pundak Alisha ringan. “Ya masa iya istri Pak Zayden tuh kamu? Heleeh, mimpi apa aku semalam kalau sampai iya.” Tika menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak tahu betapa lega hati Alisha mendengar balasannya itu. “Katanya dia ini anak pejabat gitu, mereka udah lama rahasia-rahasia karena gak mau ada gejolak sesuatu … ya … kamu tahu sendiri lah kalo misalnya urusan politik dan pengusaha.” Tika kembali melanjutkan. “Eh, Al, tapi kalo dipikir-pikir, Bos besar emang sering kan ya panggil kamu ke ruangan dia, apa karena dia kesel kali ya, kok bisa nama bininya sama kayak kamu!” Tika kembali terkekeh. Alisha turut tertawa mendengarnya, hanya saja tawa Alisha ini menutupi rasa gugupnya yang mungkin sempat
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 30. Mencoba Menyembunyikan

Alisha berjalan dengan langkah gontai ke kamar perawatan Nariza, dalam setiap langkah kakinya entah kenapa dia menjadi sedih saat Zayden tidak mampu memenuhi janjinya sendiri. Padahal, pria itu yang benar-benar sangat memaksa sebelumnya.“Ah, gimana cara jelasin sama Nariza, ya?!” rutuknya.Akan tetapi kalau dipikir lagi, jelas Zayden sibuk di urusan pekerjaan, lagipula dia mendengar gosip kabarnya perusahaan mereka ini sedang tidak baik-baik saja dan Zayden mencoba untuk mengobati perusahaan mereka.Kalau memikirkan hal ini, entah kenapa Alisha menjadi bangga dengan pria itu. Dia bersedia ditempatkan di tempat yang bermasalah, padahal dia bisa saja menolak hal ini.Ah, entahlah rasanya kehidupannya benar-benar campur aduk dan terasa seperti naik roller coaster sejak bertemu dengan Zayden. Cukup naik turun, mendebarkan dan tidak disangka-sangka.Dia menggelengkan kepalanya ringan sebelum akhirnya mendorong pintu kamar di mana Nariza berada.Namun, baru saja dia membuka pintu itu, dia t
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status