“Ada apa?” sahut Joanna segera.“I-ibuku kritis!”Tanpa berpikir lama, Aurora bergegas beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan keluar dari dalam cafe. Air matanya mengalir di pipi. Aurora ketakutan setengah mati. Tidak, dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada ibunya.“Aurora, tunggu!” Joanna mengikutinya dari belakang. Secepat kilat Aurora menyeka air matanya yang terus berjatuhan.“Aku ikut!”Joanna segera menghentikan taksi yang lewat di depan mereka. Selama di perjalanan, Aurora terus menangis. Dia panik, Aurora bingung harus berbuat apa saat ini.“Sudah, jangan menangis!”“Aku yakin, nyonya Rebeca baik-baik saja,” sahut Joanna. Dia terus menyentuh pungung Aurora untuk menenangkannya. Aurora menutup wajahnya dengan kedua tangan dan terus menangis. Tidak, dia tidak ingin kehilangan lagi.“Semua akan baik-baik saja,” sahut Joanna kemudian. Aurora terdiam membisu, hanya isak tangisan yang menjadi jawabannya.“A-aku harus bagaimana?” Joanna berusaha menenangkannya. Ponsel Aurora ter
Last Updated : 2025-03-08 Read more