Home / Romansa / Cintai Aku, Tuan Presdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Cintai Aku, Tuan Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Bab 31

“Habiskan makananmu dan jangan manja kepadaku,” ucap William yang menatap Aurora. Perempuan itu tersenyum melihat makanan yang ingin dia pesan.“Oh yah, bukankah kau harus mencari pamanmu bernama Robert yah?” sahut William segera.“Kau tahu dari mana?” Aurora membulatkan matanya menatap William. Dia menunggu jawaban lelaki itu. William mengaruk kepalanya yang tidak gatal.“A-aku tahu saja!”“Makanlah!”Aurora menghela napas panjang. Dia segera menikmati bubur Farro Porridge Roy Ellamar yang sangat dia inginkan. William terus memperhatikan Aurora tanpa berkedib. Perempuan itu sangat manis jika diam dan tidak banyak bicara.“Kau mengenal keluarga ayahmu?” serunya kemudian. Aurora menghela napas panjang. Dia menggelengkan kepala.“Kau tidak tahu?” sergap William tidak percaya. Aurora mengangguk. Dia memasukan satu sendok bubur ke dalam mulutnya lagi. William membulatkan matanya. Bola mata lentik itu seakan sengaja mengodanya. Ah, William menepis pikiran kotor yang terbesit di otaknya saa
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 32

Aurora terbangun, dia memandang ke sampingnya namun tidak ada William. Lelaki itu sudah pergi. Aurora menghela napas panjang.Aurora spontan melirik ke jam dinding yang berada di dalam kamarnya. Pukul dua malam, seperti biasa Aurora terbangun. Kini, tengorokannya sangat kering. Di butuh secangkir air mineral.Aurora kemudian turun dari tempat tidur lalu berjalan ke arah dapur. Seharusnya Margaret menyediakan air mineral di dalam kamarnya. Perempuan paruh baya itu pasti sudah tidur, pikir Aurora kemudian.Aurora berjalan dengan sangat pelan menuju dapur. Kamarnya berada di lantai satu dan kamar William dan Maya berada di lantai dua. Di dalam dapur, Aurora menuangkan secangkir air ke dalam gelasnya dan menyeruputnya dengan hati-hati.“Kau baru pulang?” suara itu membuat Aurora membulatkan matanya. Dia berjalan menuju pintu dan menatap Maya sedang tergesa-gesa naik ke atas tangga. Perempuan itu tampak panik saat William berdiri di depan pintu kamar.Dari arah dapur, Aurora bisa melihat p
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 33

“Saya menyukaimu!”“Menyukai?”“Ya, saya menyukai dirimu!”Aurora membulatkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang sedang didengarnya hari ini. Lelaki itu menyukainya? Prof. John mengatakan cinta? Apakah ini semacam lelucon?“Prof. John, aku tidak bisa!”“Banyak hal yang harus aku selesaikan di Nevada ini, aku tidak punya urusan tentang cinta dan sejenisnya. Sebaiknya aku pergi!”“Saya tidak main-main mengatakan hal ini!” ucap Prof. John tegas. Ekspresi wajahnya benar-benar datar namun sorot matanya sangat dalam. Pandangan mereka bertemu beberapa detik di udara.“Aku tidak bisa!”Aurora membalikan badan dan bergegas berjalan meninggalkan lelaki itu. Prof. John membiarkan Aurora pergi meninggalkannya. Prof. John terus memandangi Aurora hingga dia masuk ke sebuah mobil.“Ya, seharusnya aku datang lebih cepat!” batinnya.Di dalam mobil, Aurora terdiam cukup lama. Pesan dari Joanna sudah begitu banyak masuk di ponselnya dan Aurora tidak ingin membacanya dulu. Ya, prof. John lelaki aneh
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 34

“Aurora?”“Boleh aku masuk?”Mendengarkan suara itu, membuat Aurora bergegas membuka pintu. Ada William yang berada di depannya saat ini. Wiliam memandangi Aurora dengan tatapan yang sangat dalam. Wajah William berbeda. Lelaki itu tampak pucat dan ada bekas air mata di pipinya. Apa yang terjadi? Pikirnya.“Aku lagi bingung.”“Bingung?” Aurora mengerutkan kening tidak mengerti. William bergegas masuk ke dalam kamar. Dia segera memeluk Aurora yang berdiri di depan pintu. Bola mata Aurora terbelalak.“Hai, lepaskan aku Tuan William!”“Apa yang sedang kau lakukan?” gerutu Aurora kesal. William terus memeluknya dan tidak membiarkan Aurora melepaskan tangannya.“Lelaki mesum!”“Lepaskan aku!”“Aku ingin seperti ini, beberapa detik saja!” bisik William lirih.Aurora terdiam sejenak. Dia membiarkan William terus memeluknya. Aurora tidak mengerti. William sedang apa? Dia baru saja melihatnya berciuman dengan istrinya, Maya. Namun, apa yang terjadi?“Tuan William, ada apa?”Tidak ada suara, Wil
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 35

“Kau serius mau menginap di rumahku?” tanya Joanna sambil menatap Aurora dengan ekspresi serius. Aurora menganggukan kepala.“Dia tidak akan marah?” tanyanya lagi.“Siapa?”“Suamimu!” jawab Joanna segera.“Tidak, William sedang sibuk mengurus istrinya. Sepertinya mereka sedang marahan. Aku juga tidak terlalu mengerti.”Mereka berdua berjalan menuju parkiran dan menatap Edward yang sudah berjaga di depan sana. Joanna tersenyum saat lelaki itu tersenyum menatapnya. Sumpah, Joanna merasa pengawal keluarga Keller terlalu berlebihan. Dia memiliki ketampanan yang luar biasa. Lebih cocok menjadi seorang model dari pada menjadi pengawal.“Joanna, masuklah!” sahut Aurora segera. Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Edward menatap Aurora.“Nona, apakah kita akan ke rumah yang lain?”“Edward, aku ingin menginap di rumah Joanna sahabatku, kau harus mengantar kami ke sana,” jelas Aurora segera. Di dalam mobil, Joanna hanya terdiam membisu. Entah mengapa pipinya tiba-tiba memanas. Apalagi saat Edwar
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 36

Aurora menunggu prof. John tepat di depan Cafe Lola. Dia sudah menunggu lima belas menit namun batang hidung lelaki tampan itu tidak terlihat.“Uhft!” Aurora menghela napas panjang.“Atau … dia tidak datang? Atau prof. John hanya mempermainanku?” gerutunya kemudian. Aurora terus menatap benda persegi yang melingkar di pergelangan tangannya. Tanda-tanda kedatangan prof. John belum terlihat. Aurora merasa lelaki itu berbohong.Seorang lelaki berjas hitam segera menarik tangannya dan membuat Aurora kaget bukan main. Dia membulatkan mata menatap prof. John yang memandanginya dengan ekspresi dingin. Lelaki itu tanpa malu segera memeluknya dan membuat Aurora memberontak.“Hai, lepaskan aku!”“Prof. John, apa yang kau lakukan!” gerutu Aurora kemudian. Prof. John melepaskan pelukannya dan melihat Aurora yang sedang panik.“Maafkan saya, tadi saya terlambat karena beberapa hal. Saya memelukmu karena kau dalam bahaya,” jelas prof. John. Aurora semakin tidak paham dengan jalan pikiran lelaki itu
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 37

“Jadi, apa yang prof. John ingin katakan?”“Aku tidak punya waktu banyak di sini!” gerutu Aurora sambil memandangi lelaki di depannya.“Jika William tahu, bagaimana?” sambungnya lagi. Prof. John hanya terdiam sambil membuka laptopnya dan menunjukan beberapa gambar kepada Aurora.“Kau harus berusaha untuk tetap tenang saat melihat gambar ini,” ucap prof. John. Aurora mengigit bibir bawahnya ketakutan. Apa yang akan ditunjukan lelaki itu? Pikirnya.“Kau sudah siap?” tanyanya lagi. Aurora mengangguk meskipun dia sepenuhnya tidak yakin. Aurora menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Prof. John bergegas membalikan laptopnya lalu bola mata Aurora terbelalak.“Apa ini?”“Gambar ayahmu,” ucap prof. John. Wajahnya terlihat tenang sedangkan wajah Aurora terlihat pucat pasi.“A-ayahku?”“Mengapa dibungkus seperti itu?” gerutunya tidak mengerti. Prof. John membalikan laptopnya kembali. Dia tidak menunjukan gambar itu lagi kepada Aurora.“Karena kepolisian menemukan hal yang ane
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 38

“Sekarang jelaskan kepadaku, apa hubunganmu dengan prof. John?”“Sepasang kekasih?” tanyanya. William menatap Aurora dengan sorot mata yang tajam.“Apa urusanmu?”“Aku ingin mencari pamanku dan bisa jadi lelaki itu tahu!” sahut Aurora membela dirinya. Dia memandangi William dengan tatapan tidak suka. William mencondongkan wajahnya dan membuat Aurora spontan memundurkan tubuhnya.Edward segera mengalihkan pandangan saat William semakin dekat ke arah Aurora. Tanpa berpikir panjang, William bergegas mencium bibir ranum itu.“Aku sudah katakan kepadamu, selama kau menjadi istriku. Tidak ada yang bisa bersamamu!” bisiknya. William melepaskan ciumannya dan mengatur posisi duduknya kembali.Aurora merasa tubuhnya sangat aneh. Apalagi saat William menciumanya. Mengapa dia tidak memberontak? Mengapa Aurora diam saja dan membiarkan William melakukan itu? Mengapa harus menikmatinya?Selama di perjalanan, Aurora terdiam membisu. Pikirannya berkecamuk. Sesekali dia menyentuh bibirnya.“Aku sedang
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 39

“Kau lihat tatapan prof. John, dia selalu melihatmu, Aurora!”“Aku kasihan saja, mungkin dia benar-benar menyukaimu. Bagaimana kalo kau mendekati prof. John dan menyuruhnya membantumu?” bisik Joanna saat berada di dalam kelas. Perempuan berkuncir kuda itu sesekali menatap ke arah prof. John yang sibuk mengetik di balik keybord laptopnya.Aurora menongakan wajahnya dan menatap prof. John yang sedang memandanginya. “Aku sepertinya salah masuk perangkap, aku ngak suka dia,” ucap Aurora lagi. Joanna menggeleng terheran.“Kurang tampan apa lagi? Dia single dan tidak beristri,” sahutnya.“Menyukai William, keluarga Keller yang terkenal tertutup itu? Aku rasa, prof. John memiliki hati yang lembut!” sambung Joanna. Aurora menghela napas panjangnya. Dia menatap ke depan dan Prof. John masih memandanginya.“Ya, dia sangat tampan.”“Tapi misterius,” sahutnya lirih.“Misterius?” seru Joanna tidak mengerti. Aurora menganggukan kepala.“Dia baru saja menyelesaikan pendidikannya di Inggris lalu sege
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 40

Aurora mencoba membuka matanya. Perutnya terasa sangat sakit. Bola mata Aurora tiba-tiba menangkap sosok Prof. John yang duduk termenung di sampingnya. Tanpa sadar, lelaki itu sedang mengengam tangannya. Secepat kilat Aurora menepis pegangan Prof. John.“Kau sudah sadar?” tanyanya lelaki itu segera. Aurora mencoba duduk namun pingangnya terasa ingin patah.“Apa yang terjadi?” Aurora mencoba melihat sekelilingnya.“Kau pingsan, Antoni mendorongmu masuk ke dalam mobil. Saya sudah memerintahkan beberapa pengawal untuk menahannya sejenak,” jelas prof. John. Dia berjalan mendekati tempat tidur Aurora. Tidak lupa, prof. John mencondongkan wajahnya. Menepis jarak antara dirinya dengan nyonya besar keluar Keller itu. Aurora spontan memundurkan tubuhnya.“Jangan mendekat seperti itu!” gerutunya kesal. Aurora masih berusaha agar dia bisa duduk dan menyenderkan tubuhnya.“Mau saya bantu?”“Tidak usah!” sahut Aurora segera. Prof. John menghela napas panjang. Dia duduk tepat di depan Aurora. Dia
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status