Semua Bab Usai Keputusan Cerai: Bab 21 - Bab 30

90 Bab

21. Dinner 3

Dapur dalam kondisi urgent juga dan harus dibenahi. Kasihan anak-anak kalau sampai kayu lapuk, jatuh, dan menimpa mereka, sedangkan aku tidak ada di rumah. Semoga Pak Tristan memang sebaik itu."Sepuluh juta?" Mbak Asmi seolah tak percaya."Iya. Sisanya masih kusimpan. Nanti liburan sekolah, kita ajak anak-anak berlibur. Aku sudah cari tahu tiket kereta api ke Jogja. Agnes kemarin nelepon, suruh main ke sana. Nanti diajak jalan-jalan."Netra Mbak Asmi berkaca-kaca. "Bosmu baik banget, Hil. Semoga nggak ada maksud dibaliknya.""Nggak ada, Mbak. Pak Tristan baik orangnya. Mbak, tenang saja. Bonus itu untuk menghargai kerja kerasku dan konstribusiku pada perusahaan. Pak Tristan ...." Aku spontan berhenti bicara, karena baru sadar kalau Mas Arham ada dibelakang kami. Apa dia mendengar percakapan tadi?"Ada apa, Mas?" tanyaku tak suka. Karena tiba-tiba saja dia masuk ke dalam."Rifky pup. Aku gantiin di kamar mandi, ya.""Nggak usah. Ayo, Rifky sama bunda." Aku mengambil anakku dari gendon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

22. Malam Penghargaan 1

USAI KEPUTUSAN CERAI - Malam Penghargaan "Malam ini, perusahaan akan memberikan penghargaan kepada karyawan terbaik tahun ini. Dengan dedikasi, kerja keras, dan profesionalismenya, penghargaan ini memang layak diberikan kepada Mbak Hilya. Wanita tangguh yang luar biasa. Single mom yang hebat," pujian pembawa acara kembali menggema mengiringi langkahku menuju panggung.Jantungku berdetak lebih cepat.Tepuk tangan kembali bergemuruh. Aku berusaha tetap tenang meskipun bisa merasakan puluhan pasang mata mengarah padaku.Aku berdiri di sebelah pembawa acara setelah menyambut uluran tangannya. Pada akhirnya aku bisa berdiri di panggung kebanggaan dan impian semua karyawan."Dengan segala hormat, saya meminta Pak Tristan untuk memberikan trofi penghargaan pada Mbak Hilya."Gemuruh tepuk tangan kembali terdengar. Tristan bangkit dari duduknya seraya mengancingkan jas hitam yang dipakai. Melangkah tegap ke arah panggung. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat tatapan tidak suka Aruna dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

23. Malam Penghargaan 2

Beberapa saat kemudian, suara mikrofon kembali diketuk beberapa kali, membuat percakapan di ruangan meredup dan kembali memandang ke panggung. Pembawa acara sudah berdiri di sana, persiapan untuk acara undian berhadiah.Seluruh karyawan mengambil nomer di dalam tas masing-masing. Kertas kecil yang diberikan oleh panitia saat kami memasuki ballroom."Semoga aku dapat motor.""Aku dapat kulkas pun nggak apa-apa."Celetuk beberapa rekan yang sangat antusias menantikan undian. Seketika ruangan kembali riuh. Piring-piring yang masih berisi makanan ditaruh dulu di atas meja dan fokus ke atas panggung.Dari hadiah terkecil, hingga hadiah-hadiah mahal membuat suara orang-orang bersorak senang.Ani hanya mendapatkan kipas angin, Ika mendapatkan setrika, dan aku belum mendapatkan apa-apa. Aku tidak berharap lagi setelah mendapatkan penghargaan sebagai karyawan terbaik. Itu sudah cukup."Yang mendapatkan hadiah utama adalah nomer undian 763." MC menyebut tiga angka. Dan membuatku sangat kaget. I
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

24. Malam Penghargaan 3

Aku memandang ke arah kiri. Mas Arham membuka kaca mobilnya. Rifky menggerak-gerakkan kakinya saat melihat sang papa. "Papa.""Rifky." Mas Arham tersenyum memandang anaknya."Kalian mau ke mana?""Aku mau ngajak Rifky jalan-jalan," jawabku kembali fokus pada traffic light."Ke mana?""Maaf, kami pergi dulu!" pamitku karena lampu sudah berganti warna. Dan dari spion kulihat mobilnya mengikuti kami. Namun tidak terkejar karena aku lolos di lampu merah berikutnya, sedangkan dia terjebak dan harus berhenti.Aku langsung masuk mall sambil menunggu Ika dan Ani sampai. Kubiarkan Rifky turun dan berlarian di koridor. Kebetulan mall baru buka, jadi pengunjung belum seberapa ramai.***L***"Hilya, kamu akan mendapatkan promosi jabatan sebagai CFO. Chief Financial Officer," kata Tristan siang itu yang membuatku spontan terkejut."Benarkah, Pak? Tapi masih ada yang lebih senior dari saya.""Papa sudah memutuskan hal itu. Kamu memang layak mendapatkannya. Kami sudah serius membicarakannya. Kerja b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

25. Luka Lelaki 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Luka Lelaki Author's POV "Kamu, Tristan. Apa nggak bisa mengurangi interaksi dengan wanita itu." Pak Ardi berkata dengan mata menyala-nyala penuh amarah."Wanita itu punya nama, Pa. Dia karyawan terbaik di kantor kami. Bagaimana saya harus mengurangi interaksi, sedangkan kami ini satu tim kerja. Kami berhubungan secara profesional. Jangan berlebih-lebihan membuat masalah ini kian runcing, Pa. Maaf, kalau ucapan saya kasar." Di akhir kalimat, suara Tristan melunak.Pak Fadlan yang sejak tadi diam, berdehem seraya menegakkan duduknya. Dengan pembawaan tenang, ia memandang sang besan. "Pak Ardi, bukankah masalah ini sudah kita bahas sebulan yang lalu. Sudah kita anggap clear, bukan. Cobalah tanyai baik-baik Aruna, maunya apa? Tristan nggak ngapa-ngapain dengan Hilya."Apa dia pernah memergoki Tristan dan Hilya berkencan atau hanya sekedar berduaan. Bahkan kalau mereka berbincang di ruang meeting pun, seringnya ada saya di sana. Ada tim, ada staf lain juga."Hilya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

26. Luka Lelaki 2

Zara ini sepupunya Aruna. Putri dari kakak perempuannya istri Pak Ardi. Gadis yang dipacari Tristan. Namun diam-diam Aruna menaruh hati pada Tristan dan dengan licik Pak Ardi mengancam dan meminta Zara menjauhi Tristan. Zara yang tidak berdaya karena berhutang budi pada pamannya itu, akhirnya pergi. Setelah ayahnya Zara meninggal, biaya hidup ia dan ibunya, biaya sekolah hingga kuliah ditanggung oleh Pak Ardi. Namun harus dibayar mahal dengan kehilangan lelaki yang sangat ia cintai.Tapi Zara beruntung mendapatkan suami yang baik, meski bukan lelaki kaya raya. Pria itu sangat bertanggung jawab. Dulunya dia bekerja di perusahaan Pak Ardi, tapi setelah menikahi Zara, akhirnya berhenti atas keinginannya sendiri. Dan membawa Zara bersama ibunya pergi dari kota Surabaya."Papa tahu kamu ada hati dengan Hilya."Tristan terkejut dan memandang papanya sekilas. "Papa nggak bisa kamu bohongi sekalipun kamu berkata tidak. Kamu harus ingat kalau punya istri dan anak. Bagaimanapun terpaksanya ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

27. Luka Lelaki 3

Arham terbayang Hilya. Ia mengingat betapa Hilya selalu memastikan perutnya kenyang. Bahkan ketika lelah setelah seharian bekerja, tetap saja ia akan menyiapkan sesuatu. Meskipun hanya nasi goreng sederhana atau sup hangat yang selalu membuatnya merasa dihargai. Menyiapkan baju-baju kerja dan baju rumahan yang selalu rapi dan wangi.Dan sekarang?Atika lebih sering keluar dengan teman-temannya. Lebih banyak menghabiskan uang daripada mencari uang. Dua tahun lalu memilih resign dengan alasan ingin menjadi ibu rumah tangga yang fokus, tapi kenyataannya lebih sering berada di luar rumah.Arham bersandar di punggung kursi, menatap kosong ke depan. Teringat dinner malam itu. Hilya semandiri itu, sampai tidak pernah menghubunginya untuk urusan anak. Bayangan Hilya yang berdiri di atas panggung saat malam penghargaan kembali menghantui pikirannya. Dia terlihat begitu elegan. Senyum bangga menghiasi wajah cantiknya saat menerima penghargaan.Ia mendengar pidato singkat Hilya yang membuat hat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

28. Perjalanan Akhir Pekan 1

USAI KEPUTUSAN CERAI - Perjalanan Akhir PekanAuthor's POV Malam semakin larut, Arham masih duduk di kursi teras rumahnya. Memandang langit malam yang kelam. Pikirannya melayang. Ada banyak hal yang mengganggunya. Ada penyesalan yang menyesakkan dada, bayangan masa lalu yang terus menghantui, wajah Hilya dan Rifky yang entah kenapa selalu muncul di pikirannya. Dia dengan sadar telah menyakiti dan melepaskan permata dalam hidupnya.Tak terbayangkan bagaimana sulitnya hidup Hilya ketika baru bercerai duku. Hamil dan terus bekerja. Sementara dia bersenang-senang dengan istri barunya. Menghabiskan sepanjang malam, sepanjang hari dalam kegilaan bersama Atika.Di ujung perceraian, ia baru tahu kalau Hilya hamil."Mas Arham, apa kabar?" Suatu malam saat sedang makan di restoran sehabis bertemu klien, Arham dihampiri oleh dokter Nely.Dokter kandungan tempat ia mengantarkan Hilya untuk periksa kehamilan. Yang menangani saat Hilya keguguran. Juga tempat konsultasi pasca keguguran."Kabar ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

29. Perjalanan Akhir Pekan 2

"Dari wajahnya saja dia nggak suka kalau mama menginap di rumahmu. Dia memang nggak ngomong, tapi mama tahu. Mama juga dengar saat dia nanya sama kamu, kapan mau nganterin mama pulang, waktu mama nginap di rumahmu tempo hari." Bu Rida berkata dengan nada sedih. Membuat Arham makin merasa bersalah."Beruntung kamu, Ham. Nyerein Hilya dapat perempuan yang nggak berguna. Sudah pernah ditinggal, eh masih juga kamu terima saat dia ingin kembali. Setelah kamu sukses bersama Hilya. Kamu ini bisa mikir nggak, sih. Heran aku sama kamu." Kakaknya juga mengomel waktu itu.Arham kembali membuka mata. Hening. Wajar kalau keluarganya pun membenci, karena ia memang tidak tahu diri.*****LS*****Sabtu pagi langit sangat cerah. Cahaya matahari terasa menghangatkan awal pagi yang agak dingin.Hilya sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Pagi ini perjalanan pertamnya bersama Rifky untuk family gathering. Ia memilih blouse warna biru dan celana kulot berwarna hitam, pakaian yang nyaman untuk perjalanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

30. Perjalanan Akhir Pekan 3

Bukannya langsung pulang, Arham mengikuti taksi yang melaju ke arah kantornya Hilya. Hingga dari kejauhan, ia bisa melihat Hilya turun sambil menggendong Rifky. Kemudian tangan kanannya menarik koper kecil. Hilya tidak kesulitan melakukan semua itu sendirian.Sementara Hilya terus bergabung bersama rekan-rekan lainnya. Sebagian dari mereka mengajak suami dan anak. Ani pun sudah sampai, tapi Ika belum."Rifky, duh keren banget sih kamu, Nak," puji Ani menciumi Rifky yang sudah di turunkan oleh Hilya. Anaknya Ani langsung memeluk Rifky. Bocah perempuan umur empat tahun itu gemas melihat si cowok kecil.Mereka duduk sambil menunggu Ika. Sepuluh menit kemudian wanita itu sampai sambil menggandeng anak lelakinya yang berumur hampir lima tahun.Anak-anak bergabung dengan suka cita. Berlarian bahagia di hadapan orang tua mereka."Aku ngelihat mobil mantanmu parkir di depan sana, Hil," kata Ika sambil menoleh ke arah jalan raya depan kantor."Tadi dia nemui anaknya di rumah. Mungkin dipikirny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status