"Runa, mereka teman-temanmu. Dia mau menyapamu tadi. Tapi kamu mengajak kita berbelok di sini," bisik Tristan seraya memandang lima orang wanita sedang menaiki eskalator dan tiga di antaranya masih menatap ke arah mereka."Biar saja," jawab Aruna pelan.Tristan menelan ludah. Demi dirinya, Aruna menjauhi mereka. Bahkan saat di rumah sakit pun Aruna tidak dijenguk teman-temannya karena mereka pasti tidak tahu kabar kecelakaannya."Kita pulang sekarang, Mas. Aku capek," kata Aruna. "Oke."Sampai di apartemen, Tristan tidak langsung pulang meski Giska sudah tidur."Mas, nggak pulang. Besok kerja, kan?" seloroh Aruna yang sudah berganti pakaian. Baju muslimah menjadi daster rumahan sepanjang lutut. Rambutnya dicepol ke atas, menampilkan lehernya yang bersih. Tristan menggosok tengkuknya. Keinginan itu mendadak muncul.Tristan menghampiri Aruna dan duduk berhadapan di mini bar. Tangan pria itu menggenggam tangan Aruna yang terletak di meja."Aku ingin memperbaiki semuanya. Kalau kamu beri
Last Updated : 2025-04-06 Read more