Home / Romansa / Damian&Kimberly / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Damian&Kimberly: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

Bab 51. S2. Kidnapping V

“Nyonya Carol? Kenapa Anda tidak istirahat?” Sang pelayan menatap Carol yang sibuk di dapur, sedang memasak. Padahal, sebelumnya pelayan mengingat pesan Fargo yang meminta Carol untuk istirahat saja. Tentu pelayan tahu kondisi mental Carol masih belum pulih. “Ah, aku sedikit bosan di kamar. Aku ingin membuatkan pasta untuk Fargo,” jawab Carol pelan. Hari ini, entah kenapa dia merasakan hatinya sangatlah tak nyaman. Hal itu yang membuatnya memutuskan memasak di dapur, membuatkan makanan untuk sang kekasih. Lagi pula, rasanya sudah lama sekali dia tidak membuatkan makanan untuk Fargo. Sang pelayan mengangguk paham. “Apa Anda butuh bantuan, Nona?” “Tidak, aku bisa sendiri. Ini juga sudah selesai.” Carol mematikan kompor, lalu menuangkan pasta carbonara ke piring yang sudah disiapkan. “Oh, ya, apa Fargo masih ada di ruang kerjanya?” tanyanya pada sang pelayan. “Masih, Nona. Tuan Fargo masih ada di ruang kerjanya,” jawab sang pelayan itu penuh sopan. Carol mengangguk. “Ya sudah, aku a
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 52. S2. Diego’s Idea

“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Damian cepat dengan raut wajah panik, pada sang dokter yang baru saja memeriksa Kimberly. Rasa takut melingkupi dirinya. Sejak tadi pria itu tak bisa tenang kala Kimberly pingsan. Apalagi kondisi istrinya itu saat ini sedang hamil muda. Otaknya menjadi blank, sulit berpikir jernih. “Tuan, tensi darah Nyonya Kimberly rendah. Kandungannya lemah. Saya sarankan Nyonya Kimberly dirawat beberapa hari ini demi memulihkan kesehatannya,” ujar sang dokter memberikan saran terbaik untuk Kimberly. Damian mengembuskan napas kasar seraya memejamkan mata singkat. Dalam hati, dia merutuki kebodohannya yang kurang waspada dalam menjaga putranya. Andai saja dia lebih menjaga ketat, maka tidak akan jadi seperti ini. “Lakukan yang terbaik untuk istriku,” jawab Damian dingin dan tegas. “Saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk istri Anda. Baiklah, saya permisi, Tuan.” Sang dokter segera pamit undur diri dari hadapan Damian. Saat sang dokter sudah pergi, Damian m
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 53. S2. Diego’s Idea II 

Langkah kaki tegas menghampiri Adrik yang tengah berdiri di ruangan gelap sambil meminum vodka. Aura dingin dan bengis pria berpakaian pelayan itu sangat terlihat. Tepat di kala pria yang berpakaian pengawal itu mendekat, Adrik segera menatapnya. Tentu Adrik langsung peka dan menyadari jika ada datang menghampirinya. “Tuan,” sapa sang pengawal dengan sopan seraya menundukkan kepalanya. “Ada apa?” tanya Adrik dingin, dan penuh ketegasan. “Tuan, apa Anda tidak mau melihat Diego Darrel dan Ben Davies?” sang pengawal bertanya memastikan. “Aku tidak memiliki urusan dengan dua bocah itu. Tujuanku hanya Carol, bukan yang lain. Kau urus saja dua bocah itu. Jangan sampai mereka mati. Aku tidak mau menghadirkan masalah baru,” tukas Adrik tegas. Ya, tujuan utama Adrik adalah Carol. Dia tidak peduli tentang Diego dan Ben. Dua bocah itu hanyalah umpan, untuk dirinya menjalankan rencananya. Dia tak mau rencananya gagal lagi. Kali ini, dia bersumpah tak akan pernah mengalami kegagalan. Rencana y
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 54. S2. Enter the Trap

Diego berlari sekencang mungkin seraya memegang tangan Ben. Dia wajib memegang tangan Ben agar Ben tak terjatuh. Mengingat sejak tadi Ben sudah mengeluh sangat lapar. Pun ditambah Ben sudah pernah terjatuh, dan sampai tertangkap oleh para penjahat. Itu yang membuatnya memegang erat Ben. Dia tak mau sampai Ben kembali tertangkap. Memang Diego juga sangat lapar, tapi tampaknya Diego menahan rasa laparnya. “Diego, aku lelah.” Napas Ben terengah-engah. “Apa kita tidak bisa istirahat dulu?” “Ck! Aku juga lelah, tapi kita belum menemukan tempat bersembunyi yang tepat, Ben,” jawab Diego seraya melihat ke belakang, memastikan bahwa para penculiknya berada jauh darinya.Ya, Diego kali ini beruntung karena para penculiknya tidak langsung menemukannya. Jika saja para penculiknya bisa menemukannya, entah ide apa lagi agar bisa terbebas. Ben ikut melihat ke belakang. Sedari tadi perutnya terus berbunyi. Pagi ini dia tidak banyak sarapan. Dia hanya meminum susu, itu pun tidak banyak. Wajar saja
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 55. S2. Enter the Trap II 

Carol mencoba menghubungi nomor Fargo, tapi sayangnya panggilan telepon darinya tak dijawab oleh kekasihnya itu. Mungkin saja Fargo sibuk membantu mencari Diego dan Ben. Itu yang ada di dalam pikirannya. Dia mengerti, dan dia juga tak ingin terjadi sesuatu hal buruk yang menimpa Diego dan Ben. Carol mengalihkan pandangannya, menatap jam dinding—waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Biasanya di jam seperti ini, dia sudah terlelap dalam pelukan Fargo. Namun, sekarang dia sama sekali belum mengantuk. “Kenapa aku lapar sekali,” gumam Carol pelan kala merasakan perutnya, terasa begitu lapar. Padahal tadi dirinya sudah makan. Jika sudah lapar seperti ini, maka dia wajib untuk makan, karena pasti dirinya tak akan mungkin bisa tidur. “Lebih baik aku ke dapur sekarang. Sepertinya enak membuat steak,” gumam Carol lagi. Detik selanjutnya, dia melangkah meninggalkan kamar—menuju dapur. Saat tiba di dapur, Carol segera mengeluarkan daging dari kulkas serta bumbu-bumbu yang dibutuhkan. Membuat
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 56. S2. It’s Over

“A-Adrik?” Carol nyaris ambruk melihat Adrik berdiri di ambang pintu. Andai saja kakinya tak menginjak kuat lantai, sudah pasti dia akan tersungkur di lantai. Darah yang mengalir di tubuhnya seakan berhenti di kepala, hingga menimbulkan rasa pusing yang hebat. Debaran jantungnya berpacu keras. Matanya melebar menunjukkan rasa takut yang menjalar dalam diri. Bahunya bergetar—dan kaki wanita itu melemah. Dia ingin berlari, tapi semua itu tak mungkin. Posisi Adrik di ambang pintu, menyulitkan dirinya untuk melarikan diri. “Halo, Carol? Senang bisa melihatmu.” Adrik menyunggingkan senyuman misterius pada Carol. Senyuman yang menampilkan kekejaman dan tersirat rasa benci serta kecewa yang mendalam. Carol menggelengkan kepalanya tegas. Meyakinkan bahwa apa yang dirinya lihat tidaklah nyata. “T-tidak mungkin! Kau ada di penjara!” serunya dengan mata yang berkaca-kaca. Sungguh, dia meyakinkan dirinya bahwa pria yang ada di hadapannya ini hanyalah bayangan. Tidaklah nyata. “Well, memangnya
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 57. S2. You’re Mine, Carol 

Fargo membaringkan tubuh Carol ke ranjang yang megah dan empuk. Samar-samar isak tangis Carol masih terdengar. Meskipun pria itu sudah ada di sisi Carol, tetap saja kekasihnya itu tak bisa menghentikan tangisnya. “Sayang, jangan menangis lagi. Aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini.” Fargo menarik tubuh Carol, terduduk di pangkuannya, dan memeluknya erat. Saat ini Fargo membawa Carol ke hotel. Pria tampan itu sengaja meninggalkan apartemen, karena dia khawatir anak buah Adrik masih ada di sana. Pun dia ingin menghilangkan trauma Carol atas apa yang telah terjadi. Hal itu yang membuatnya memutuskan untuk membawa Carol ke hotel. Hingga detik ini, Fargo tak henti menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi. Andai saja dirinya tak masuk ke dalam jebakan, maka Carol tidak akan mengalami trauma. Terlalu banyak masalah yang bertubi-tubi yang datang di hidup mereka, wajar kalau sekarang trauma berat menghampiri Carol. Carol terisak sesegukan dalam pelukan Fargo. “Aku su
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 58. S2. Calm after the Storm

Carol tak menyangka kalau Fargo akan seperti harimau yang lapar. Sungguh, tubuhnya remuk. Setiap kali bergerak saja, dia merasakan perih dan sakit di inti tubuh bagian bawahnya. Pengalaman pertama yang indah, tapi juga membuat sekujur tubuhnya pegal-pegal. Meski demikian, tentu saja dia merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Benak Carol yang terisikan kenangan buruk, perlahan mulai lenyap tergantikan secercah harapan. Segala tindakan yang Fargo lakukan padanya, telah mampu memberikan ketenangan hati Carol. Fargo seperti rumah kokoh yang melindungi Carol dari terkaman badai. Hanya bersama Fargo membuat Carol tak pernah takut pada apa pun. Carol belum pernah cinta sedalam-dalamnya pada seorang pria, dan hanya Fargo yang mampu memorakporandakan hatinya. Tak pernah dia sangka kalau belahan jiwanya adalah sosok pria yang sudah lama dia kenal. Memang, tak akan pernah ada yang tahu tentang takdir kehidupan. Dulu, Carol berusaha menemukan belahan jiwanya. Wanita itu sering hadir ke pesta-
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 59. S2. Calm after the Storm II

Carol menatap tenderloin steak yang baru saja diantar oleh pelayan. Wanita cantik itu tampak enggan untuk makan. Memang, nafsu makannya sejak kemarin belum juga membaik. Hal yang dia inginkan adalah lebih banyak beristirahat. Namun, tentu Fargo selalu memaksa Carol untuk makan. Bahkan, pria itu kerap menyuapi Carol untuk makan.“Aku kenyang sekali.” Carol menghela napas dalam. Detik selanjutnya, dia menyingkirkan piring yang berisikan tenderloin steak ke atas meja. Sungguh, dia sedang tak ingin makan. Hati dan pikiran yang masih tak kunjung tenang, membuat nafsu makannya hilang. Fargo melangkah keluar dari kamar mandi sudah mengganti pakaiannya. Sebelumnya, pria itu meninggalkan Carol sebentar karena ingin mandi. Hingga detik ini, Fargo dan Carol masih berada di hotel. Alasanya karena Fargo masih merasa apartemennya sekarang tidaklah aman. Itu kenapa dia memilih untuk menetap di hotel bersama dengan sang kekasih. “Carol, kenapa kau belum makan?” Fargo duduk di samping Carol, menatap
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 60. S2. Calm after the Storm III

Napas Carol sedikit terengah-engah kala Fargo melumat bibirnya dengan liar. Tangannya melingkar di leher Fargo, merapatkan tubuhnya pada tubuh sang kekasih. Pun Fargo memeluk tubuh Carol, mendekap begitu erat. Ya, dua insan itu tengah berciuman di kolam renang. Terdengar suara desahan Carol saat Fargo meremas payudara wanita itu. Bikini merah yang dikenakan Carol, membuat Fargo benar-benar kehilangan akal sehat. Pria itu tidak bisa mengendalikan diri. Tubuhnya terlalu indah, dan sempurna. Segala hal yang dimiliki Carol, membuat Fargo tergila-gila. “Sayang, tadi malam sudah,” desah Carol di sela-sela ciuman itu. “Hanya satu kali saja, aku tidak akan melakukan berkali-kali di sini,” bisik Fargo seraya melucuti bra yang dipakai oleh Carol, dan melempar sembarangan. Dia bebas melancarkan aksinya karena kolam renang ini khusus disewa untuknya bersama dengan sang kekasih. Tidak akan ada yang bisa masuk ke dalam ruang kolam renang ini. Carol hanya bisa pasrah. Tak mungkin dia menolak ke
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status