All Chapters of CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU: Chapter 31 - Chapter 40

106 Chapters

BAB 31 Aksi Mr. Ranwy

Raditya menyipitkan mata ke arah Darel yang baru saja muncul. “Apa yang kau lakukan di sini?”Darel melangkah masuk dengan santai, tangannya terselip di saku celana. “Edo mungkin anak yang cerdas, tapi dia terlalu percaya diri. Aku hanya datang untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.”Raditya menahan amarahnya. “Rencana apa? Menghancurkan NW Tech? Kau pikir aku akan diam saja?”Edo menyeringai. “Itu sudah terlambat. Lima detik lagi, semua data perusahaan ini akan lenyap.”Aldo menatap layar dengan cemas. “Pak Raditya, kita benar-benar kehabisan waktu!”Namun, Raditya tidak panik. Ia justru tersenyum tipis dan melangkah ke komputer di dekatnya. Jemarinya mulai menari cepat di atas keyboard.Alya menatapnya dengan bingung. “Radit, apa yang kau lakukan?”“Menyerang balik.”Edo mendengus. “Omong kosong. Kau mungkin pintar dalam bisnis, tapi dalam dunia ini, aku lebih unggul.”Raditya tetap fokus, matanya tak lepas
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

BAB 32 Akses Terputus – Darel Edo Tertangkap

Raditya mengetik dengan kecepatan penuh, matanya tak lepas dari layar. Timer di layar terus berkurang - 50… 49… 48…Aldo berteriak panik. “Pak! Kita kehabisan waktu!”Raditya mengabaikan teriakan itu, fokusnya hanya satu: menghentikan penghancuran total yang diaktifkan oleh Darel.Alya berdiri di belakangnya, jantungnya berdebar kencang. “Radit, kamu bisa melakukannya. Aku yakin kamu pasti bisa!” ujar Alya memberi semangat.Alya tahu, Raditya bukan CEO biasa, kemampuannya di dunia cyber tak perlu diragukan lagi, karena dia adalah ‘Mr. Ranwy si Master Cyber’, Sang Penguasa yang ditakuti di dunia cyber.Raditya tidak menjawab, namun mendengarkan suara Alya yang memberikan dukungan, ia merasa tertantang dan termotivasi. Ia memasukkan serangkaian kode, tangannya bergerak cepat. “Aku hanya perlu memutus koneksi mereka dari sistem utama. Jika aku bisa mengisolasi perintah ini ke server cadang
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

BAB 33 Rencana Weekend Bersama

Raditya melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu yang berada tepat di dekat ruangan CEO-nya. Karena siapapun tak mendapatkan akses masuk ruangan CEO tanpa persetujuan darinya. Raditya memasuki ruangan dan dilihatnya di sana sudah duduk Pak Arya, sahabat sang ayah yang selama ini dikenalnya.Mengetahui Raditya memasuki ruangan, Pak Arya tersenyum hangat. “Kerja bagus, Radit. Aku yakin berkat kepemimpinanmu, perusahaan ini bisa melewati masalah IT tadi dengan baik.”Raditya hanya menanggapinya dengan anggukan ringan. “Terima kasih, Pak. Tapi saya yakin kedatangan Bapak bukan hanya untuk memuji saya.”Pak Arya tersenyum tipis. “Kamu benar. Aku ingin menanyakan tentang warisan teknologi dari ayahmu. Aku berharap kamu mau mempertimbangkan untuk melanjutkannya, Radit. Teknologi itu adalah peninggalan besar yang bisa membawa perubahan besar.”Raditya menghela napas. “Saya belum memikirkannya, Pak. Saat ini perusahaan masih menjadi fokus utama saya.”Pak A
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

BAB 34 Sikap Manis Raditya

Weekend pun tiba. Seperti rencana kemarin, Raditya sudah bersiap untuk menjemput Alya di rumahnya. Mobilnya berhenti tepat di depan pagar rumah Alya. Ia mengetuk pintu dan tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok Alya yang sudah siap dengan penampilannya yang begitu menawan.Raditya terpaku sejenak. Alya mengenakan dress selutut berwarna biru muda dengan potongan sederhana namun elegan, menonjolkan lekuk tubuhnya dengan anggun. Rambut panjangnya yang biasanya terurai kini ditata dalam gelombang lembut, sebagian diikat ke belakang dengan pita kecil berwarna senada dengan bajunya. Wajahnya berseri di bawah sinar matahari pagi, dan bibirnya yang dihiasi lipstik natural tampak begitu sempurna.“Kamu…” Raditya kehilangan kata-kata. Matanya menelusuri wajah Alya dengan takjub. “Kamu sangat cantik.”Alya tersenyum kecil, namun rona merah langsung menjalari pipinya. “Terima kasih.”Raditya masih menatapnya deng
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

BAB 35 Kejutan Untuk Alya

Raditya masih menggenggam tangan Alya, seakan enggan melepaskannya. Keheningan di antara mereka terasa begitu dalam, seolah ada banyak hal yang ingin mereka katakan, namun tak satu pun dari mereka yang berani memulai.Alya menarik napas dalam dan berusaha mengendalikan debaran jantungnya. “Radit, tadi kamu mau bilang apa?”Raditya menatapnya sejenak, lalu menggeleng dengan senyum tipis. “Nanti saja. Aku tidak ingin mengatakannya di saat seperti ini.”Alya mengernyit. “Kenapa?”Raditya menatap laut yang membentang luas di hadapan mereka. “Karena aku ingin momen itu spesial.”Alya terdiam. Kata-kata Raditya membuatnya semakin penasaran. Namun, sebelum ia bisa bertanya lebih lanjut, seorang staf mendekati mereka dengan sopan.“Tuan Raditya, makan siang sudah disiapkan.”Raditya mengangguk. “Baik. Ayo, kita makan dulu.”Mereka berjalan menuju ruang makan kapal
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

BAB 36 Tak Ingin Hanya Menjadi Kekasihmu

Raditya menutup telepon dengan ekspresi berpikir. Ia menatap Alya yang masih menikmati hembusan angin di tepi pantai, senyum kecil tersungging di bibirnya. Sejujurnya, ia tak ingin buru-buru kembali. Hari ini terasa begitu sempurna, dan ia ingin menikmati setiap momennya bersama Alya.“Ada apa?” tanya Alya, menyadari Raditya yang masih terdiam.“Cuaca katanya akan memburuk dalam beberapa jam ke depan,” ujar Raditya pelan. “Asistenku menyarankan kita kembali ke kapal lebih awal.”Alya menoleh ke langit yang mulai tertutup awan tipis. “Tapi masih terlihat baik-baik saja.”Raditya mengangguk. “Itulah yang membuatku ragu. Aku ingin kita tetap di sini sedikit lebih lama, menikmati tempat ini. Tapi kalau situasinya berubah tiba-tiba, aku tidak ingin mengambil risiko.”Alya terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. “Mungkin kita bisa tetap di sini, tapi jangan terlalu lama. Aku ingin menikmati
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

BAB 37 Keputusan Cinta

Raditya berdiri di depan pintu rumah Alya, mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat semakin elegan. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Malam ini adalah malam yang penting, malam di mana ia akan mendengar jawaban Alya.Pintu terbuka perlahan, dan saat itu juga Raditya merasa dunianya berhenti berputar. Di hadapannya, Alya berdiri dengan anggun dalam balutan gaun putih panjang yang jatuh dengan sempurna di tubuhnya. Rambutnya disanggul sederhana dengan beberapa helai rambut yang dibiarkan tergerai, membuatnya terlihat semakin mempesona.Raditya menghela napas takjub. "Alya... kamu... luar biasa malam ini."Alya tersipu, jemarinya meremas clutch kecil yang dipegangnya. "Terima kasih, Radit. Kamu juga terlihat sangat tampan malam ini."Raditya tersenyum, lalu mengulurkan tangan. "Kita berangkat?"Alya mengangguk dan menggenggam tangan Raditya, merasakan kehangatan yang begitu nyata di sana. Raditya menuntunnya ke
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

BAB 38 Darian Pradipta

Raditya merasakan udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi berat. Nama itu - Darian Pradipta - terdengar begitu asing, namun sekaligus sangat akrab dalam hidupnya. Ia menatap Alya yang masih menunggu jawaban darinya, ekspresi wanita itu penuh tanda tanya.“Ayahmu? Bukankah beliau sudah tiada?” ulang Alya dengan suara pelan.“Bukan ayah kandung,” jawab Raditya singkat.“Ayah tirimu?” tanya Alya kembali.Raditya mengangguk, lalu berbalik ke arah pelayan. “Bawa dia masuk.”Pelayan itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya membungkuk dan keluar dari ruangan. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka kembali, dan masuklah seorang pria dengan jas abu-abu yang rapi. Wajahnya tegas, dengan sorot mata tajam yang penuh wibawa. Pria itu tidak langsung berbicara. Ia hanya berdiri di ambang pintu, menatap putranya dengan pandangan sulit ditebak.Raditya bangkit dari kursinya, berdiri tegap. “Apa yang Ayah la
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

BAB 39 Kasih Tanpa Darah

Malam itu, Pak Darian pulang ke kediamannya dengan langkah yang lebih berat dari biasanya. Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi oleh pertemuannya dengan Raditya dan Alya. Ia tak bisa mengabaikan perasaan ganjil yang menggelayuti hatinya - perasaan yang ia tahu berasal dari kekhawatiran dan ketidakmampuannya menerima kenyataan.Sesampainya di rumah, ia mendapati Bunda Liliana sedang duduk di ruang keluarga, menyeruput teh hangat sambil membaca buku. Wanita anggun itu menoleh begitu melihat suaminya masuk.“Kamu pulang lebih awal,” katanya dengan nada lembut.Pak Darian mengangguk dan melepaskan jasnya, lalu duduk di sofa berhadapan dengan istrinya. Ia menghela napas panjang sebelum berkata, “Aku bertemu Raditya tadi malam,” ungkap Pak Darian.Bunda Liliana mengangkat alisnya. “Oh? Bagaimana kabarnya?”“Dia baik.” Pak Darian terdiam sesaat sebelum melanjutkan, “Dan dia bersama wanita itu, Aly
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

BAB 40 Mulai Posesif

Pagi ini, embusan angin lembut menyapa wajah Alya saat ia melangkah keluar dari rumahnya. Matahari baru saja menampakkan diri di ufuk timur, menyinari jalanan kota yang mulai sibuk. Di depan rumah, sebuah mobil hitam mengilap sudah menunggu dengan mesin menyala. Raditya, atasannya sekaligus pria yang semalam telah ia terima cintanya kini semakin dekat dengannya, turun dari mobil dan membuka pintu untuknya."Pagi, Sayang," sapanya dengan senyum hangat.Alya tersenyum kecil, meski ada sedikit rasa canggung. "Pagi, Pak. Kamu nggak harus jemput aku setiap hari, tahu? Aku bisa naik taksi atau kendaraan umum."Raditya menghela napas dan menutup pintu setelah Alya masuk. Ia berjalan ke sisi lain mobil dan duduk di kursi pengemudi sebelum menatapnya dengan intens. "Di luar kantor, jangan panggil aku Pak. Aku nggak mau kamu capek di jalan, Alya. Aku ingin memastikan kamu aman dan nyaman. Apa itu salah?" tanya Raditya.Alya terdiam sejenak. Ada sesuatu di nada suar
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more
PREV
123456
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status