Semua Bab Istri Rahasia SANG BUPATI : Bab 21 - Bab 30

72 Bab

21. PROTES

“Iya, Bu. Mbak Widya, istri pertama Mas Ares sudah tahu.” Feby pun mempertegas kalimatnya lagi. Sudah cukup rasanya menyembunyikan kenyataan dari sang ibu.“Terus, kau mau apa?” tanya ibunya setelah beberapa detik terdiam.“Aku cuma mau Mas Ares bersikap adil pada anak-anaknya.”“Kau lupa siapa suamimu, Feb? Dia itu seorang bupati,” sergah ibunya yang tidak setuju dengan rencana tersebut.“Suamiku bukan artis, Bu,” sanggah Feby yang bersikeras hati. “Dia hanya pejabat pemerintahan yang … mungkin enggak begitu dikenali oleh masyarakat. Dia bukan presiden.”“Jangan ceroboh kau, Feb!”“Aku hanya ingin anak-anakku mendapatkan kasih sayang dari papanya secara utuh. Bukan cuma bertemu dan bermain di rumah saja.”“Feb, kau—”“Jangan larang aku!” Beginilah sikap Feby yang kepala batu. Wanita itu merasa benar sendiri. Ibunya saja tak bisa mencegah kalau dia sudah berkeinginan.*** Kalau dia berhasil menarik perhatian Ares hingga pria tersebut mau menika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

22. PEMENANG

[“Iya, Sayang. Maafin papa ya. Urusan di sini memang belum selesai.”] Feby mengulum senyum ketika mencuri dengar pembicaraan Ares tersebut. Dirinya senang bukan main karena hasil yang didapat sesuai dengan rencana. Setelahnya Feby memilih untuk menyibukkan diri di dapur. Membuat menu sarapan sederhana untuk keluarga kecilnya saat ini.“Mas?” Niat untuk menyalakan kompor pun diurungkan begitu Feby merasakan ada yang memeluknya dari belakang. Kepalanya sedikit dimiringkan demi melihat wajah tampan Ares. Ternyata pria itu tengah memejamkan mata.“Semua udah beres. Tiara mau ngertiin aku. Sebagai gantinya dia minta hape keluaran terbaru. Benar-benar anak yang satu itu,” curhat Ares yang sudah menyimpan dagunya di bahu kiri Feby.“Hmmm …aku kira Mas tetap mau pulang. Aku sih enggak pa-pa. Biar nanti aku yang jelasin ke Haikal. Dia memang harus lebih bersabar lagi karena papanya sibuk.” Meskipun tidak bisa melihat Ares sepenuhnya dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

23. LIBURAN

“Kau memang selalu bisa diandalkan, Ga.” Ares yang tadi sempat menyamar sebagai sopir kini tengah menepuk-nepuk pundak Angga. Merasa bangga dengan ide cemerlang asistennya tersebut. Sementara Feby? Wanita itu masih menampakkan wajah kesal.“Maaf, Bu Feby,” kata Angga sambil mengulum senyum serta menyembunyikan ketidaksukaannya di depan Ares. “Saya sengaja berkata demikian untuk mencari jalan aman. Sungguh saya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa kita.”“Sudahlah, Sayang,” bujuk Ares.“Tapi, Mas? Ucapan itu ‘kan bisa jadi do’a.”“Kita melakukannya karena darurat, Feb. Sudahlah. Yang penting kita bisa liburan seperti yang kau mau. Kasihan Angga kalau kau salahkan terus. Padahal ini bukan tugas dia.” Pada akhirnya Feby pun tak lagi bisa berkata apa-apa. Toh yang dikatakan Ares ada benarnya juga. Mereka akan mengalami kesulitan jika Angga tidak berbohong. Di sinilah semuanya sekarang. Berada di ruangan privasi yang memiliki dua kamar. Satu di an
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

24. ANEH

Semenjak mengakhiri panggilan dari istri pertamanya, wajah Ares selalu tampak sumringah. Bahkan pagi ini dia sudah ikut berkecimpung di dapur bersama Feby untuk menyiapkan sarapan bersama.“Sepertinya ada kabar baik nih?” Feby sengaja memancing pembicaraan lantaran sangat ingin tahu apa yang sedang suaminya rasakan saat ini. Namun, dia harus menelan kecewa karena pria tersebut sepertinya enggan berbagi.“Aku senang karena bisa menghabiskan waktu dengan semua keluargaku, Sayang,” gumam Ares sebagai respon yang terdengar wajar. Baiklah. Kalau Ares sudah bersikap demikian, maka Feby tak lagi berani mengulik. Dia cukup tahu diri kalau sang suami tidak ingin urusannya dicampuri. Daripada nantinya akan timbul pertengkaran, lebih baik menikmati apa yang ada saja. Begitu yang ia pikirkan. Alhasil Feby menyibukkan diri dengan omelet yang ada di hadapannya.“Makasih untuk yang kemarin dan hari ini ya, Mas.” Feby mengucapkannya sambil bergelayut manj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

25. MENGAMUK

Pantas saja Ares begitu senang kala itu. Ternyata dia mendapatkan kabar bahwa akan memiliki seorang anak lelaki dari Widya.Tega sekali. Ares bahkan sampai membiarkan Feby dan kedua buah hatinya menanti tanpa kepastian. Ternyata begini ceritanya. Sungguh Feby tak pernah menduga kalau istri pertama Ares akan hamil lagi. Dia terkekeh. Menertawakan diri sendiri lantaran sempat merasa berbangga hati karena menjadi satu-satunya wanita yang bisa mewujudkkan keinginan sang suami. Menyedihkan sekali ya? Jadi selama ini Ares tengah sibuk menyambut kelahiran putranya itu? Lagi. Feby menyadari nasibnya yang seolah sedang dipermainkan oleh Sang Kuasa. Feby menggeram. Kalau saja Ares ada di depan matanya sekarang, dia tak segan mengeluarkan umpatan pada suaminya tersebut. Menumpah rasa kesal yang ada karena kesabaran yang hanya berujung pada kesia-siaan belaka. Kebetulan sekali. Tak lama setelahnya ponsel Feby berdering. Rahangnya mengeras beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

26. BUJUKAN

“JAWAB, MAS! JANGAN DIAM SAJA!!” Feby terus menyerang dada Ares tanpa henti. Tak mendapatkan perlawanan dari sang suami, wanita itu pun merosot ke lantai. Kembali menangisi keadaan yang membuatnya marah hari ini. Hingga setengah jam kemudian sebuah tangan terjulur lalu mengusap kepalanya dengan lembut. Dialah Ares yang sejak tadi mengamati tingkah laku istri keduanya yang mengamuk tak karuan tadi. Masih dengan mulut yang terkunci, Ares kemudian membawa Feby ke dalam dekapannya. Tahu bahwa sekarang yang diperlukan oleh wanita itu adalah sebuah pelukan.“Kenapa kau berpikir kalau aku akan membuang kalian, hmm?” gumam Ares setelah yakin bahwa istrinya bisa diajak bicara. Tangannya masih terus mengusapi puncak kepala Feby dengan gerakan lamban, sedangkan lengan lainnya menyapu lembut buliran bening yang mengalir di kedua pipi wanita itu. “Yang aku lakukan hanya ingin menjaga perasaanmu, Feb. Aku tidak mau di antara kalian ada yang akan terluka.”“T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

27. SIAPA?

Feby tersenyum pedih mendengarkan racauan tadi. Mana mungkin dia marah. Apalagi nama yang diekukan oleh Ares adalah istrinya sendiri. Namun, hati kecil tetap saja tak bisa dibohongi kalau rasa cemburu muncul juga.“Mas?”“Widya, aku sangat mencintaimu. Maaf,” racau Ares lagi. Sebelum Ares semakin menyatakan isi hati terdalamnya, Feby lekas menghampiri suaminya itu. Memberi pelukan erat untuk memberikan ketenangan.“Aku juga cinta padamu, Mas.” Feby membisikkan kalimat barusan tepat di telinga Ares. Entahlah. Apakah Ares mengenalinya sebagai Widya ataupun seorang Feby. Dia tak peduli. Matahari sudah menyoroti jendela kamar. Namun, baik Feby maupun Ares masih bergelung di bawah selimut. Keduanya saling menatap penuh cinta usai menggempur kegiatan panas di atas ranjang.“Kau itu obat, Sayang. Badanku yang semula panas bisa mendingin karena sentuhanmu.”Feby terkekeh samar sambil merapatkan kepala di dada bidang milik Ares. Sejujurnya dia masih men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

28. PERTANYAAN

“Kevin adalah adikmu juga, Nak. Kalian saudara satu ayah.” Ingin sekali Feby mengatakan kalimat itu. Namun, dia tak berani lantaran belum mendapatkan persetujuan dari Ares. Jangan sampai dia jadi ceroboh yang berujung pada kemarahan suaminya tersebut.“Eh? Haikal bilang apa tadi?” tanya Feby yang pura-pura tidak mendengar.“Kevin, Ma. Siapa?” Lagi. Haikal masih mengulang pertanyaan yang sama. Sementara Feby tengah memutar isi kepala untuk menjawab hal yang menyulitkan tersebut.“Hmmm … Kevin ya?” Feby meringis lalu berjongkok untuk menyejajarkan tingginya dengan Haikal. “Mama juga kurang tahu, Sayang. Coba nanti Haikal saja yang tanya ke papa ya?”“Kalau kurang berarti … sudah tahu, tetapi hanya sedikit. Iya ‘kan, Ma?” tuntut Haikal yang masih sangat menginginkan jawaban. Sial. Feby lupa kalau dua bulan lagi anak sulungnya itu akan merayakan ulang tahun yang ketiga. Pertanyaan yang harus dia hadapi pun semakin bertambah pula. Lantas, dia menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

29. MA-MI

“Aku harus jawab apa, Mas? Haikal terus nanyain tentang papanya.”[“Kau kasih dia pengertian. Bilang kalau aku sibuk kerja atau apalah. Sudahlah, Feb. Masalah ini saja kau mengeluh padaku?”]Feby berdecak sebal. “Kau pikir ini sepele, Mas? Haikal bukan lagi bayi. Umurnya sekarang sudah empat tahun. Sebentar lagi masuk TK. Asal kau tahu saja. Pikirannya melebih anak seusianya. Jelas aku kewalahan. Sampai kapan harus menutupi apa yang terjadnsi?”[“Kita bicara lagi nanti. Aku sedang sibuk. Kevin akan menjalani terapi sebentar lagi.”]“Kevin lagi Kevin lagi!!” sentak Feby yang sudah emosi. “Sampai kapan kau terus peduli pada anak penyakitan itu sih? Di sini kau punya anak secerdas Haikal, Mas. Jangan lupakan itu!”[“Apa katamu? Kau sudah berani mengatai anakku, hah??”] Ares pun jadi berang. Terlambat. Menyesal pun percuma. Feby yang gampang tersulut emosi sudah kadung mengeluarkan umpatannya. Wanita itu menjambak rambutnya sendiri karena tak tahu harus berbuat apa lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

30. CURHAT

              Wajar memang kalau Ares lebih terpaut hatinya pada Widya. Toh wanita anggun itu sudah menemani sejak lama. Jadi Feby sangat salah jika cemburu bukan?“Maaf, Feb. Aku enggak bermaksud untuk —““Enggak pa-pa, Mbak. Aku sadar diri kok,” cengir Feby memotong kalimat barusan. “Mbak memang berhak mendapatkan perhatian lebih dari Mas Ares.”              Widya meresponnya dengan kuluman senyum. Dia kemudian menghela napas sebentar lalu menatap lekat kedua manik mata Feby.“Kau pernah bertanya bagaimana perasaanku waktu itu ‘kan?” tanyanya yang diangguki oleh Feby. “Bohong kalau aku tidak cemburu dan marah, Feb. Nyatanya aku ingin sekali menghancurkan kalian.”Seketika Feby terhenyak mendengar pengakuan tadi. Wajahnya pun memucat. “Mbak?&
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status