All Chapters of Istri Rahasia SANG BUPATI : Chapter 51 - Chapter 60

72 Chapters

51. AKRAB

“Sudahlah. Itu tidak penting.”              Sandi mengulas senyuman singkatnya pada Rania. Selang sedetik kemudian dia menatap Feby. Mengamati apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu.“Maaf, Om. Aku belum bertanya kalau pagi ini mau sarapan apa,” ucap Feby dengan suara yang begitu pelan.Sandi berdecak kesal lalu kemudian berkata, “Jangan bertanya lagi. Masak apa yang kau bisa saja. Percuma aku memberi perintah. Yang tadi malam saja kau hampir meracuniku.”“Eh? Maksudnya gimana?” tanya Rania yang tak paham dengan kalimat ayahnya tadi.“Ceritanya panjang, Sayang. Intinya dia memohon pekerjaan pada ayah. Makanya bisa sampai ke sini. Ternyata dia tak ada gunanya.”“Maaf,” cicit Feby yang akhirnya menundukkan kepala.Rania pun menghela napas panjang. “Ayah bilang Mbak Feby bisa jadi temanku &lsq
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

52. SEWOT

              Sumpah. Sandi tak merasa perlu berpikir dua kali untuk mengakui status Feby yang sebenarnya di hadapan Rania. Lagipula sebentar lagi hubungan keterpaksaan mereka akan berakhir. Begitu yang ia pikirkan saat ini.“Banyak orang yang dibantu malah ngelunjak, Sayang,” gumam Sandi kemudian.Rania lantas berdecak pelan. “Sejak kapan ayah mikir negatif sih? Ayolah, Yah. Aku enggak punya teman. Hmmm… atau aku aja yang biayain kursus Mbak Feby?”“Sayang?”              Perdebatan tersebut membuat Feby terdiam cukup lama. Hingga lirikan tajam Sandi menjadikannya terkesiap dalam hitung detik.“Aku enggak mau kursus apapun, Ran. Aku udah bilang kalau kita beda ‘kan? Masa depanmu masih panjang, sedangkan aku? Aku ini sudah janda. Punya dua anak pula,” ungkap Fe
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

53. HATI-HATI

“Jadi dia masih lo anggurin??”              Sandi merespon pertanyaan barusan dengan decakan belaka. Merasa malas meladeni kekehan sang teman usai mendengar ceritanya tadi.“Jangan gitu dong, Wan. Seharusnya lo ngerti gimana cintanya Sandi ke Bella. Jadi ya perlu waktu buat nerima bini barunya,” sahut teman yang satunya lagi.“Kalau masalah hati beda lagi, Bro. Ini tentang kepuasan biologis. Si Sandinya aja yang bego.”“Puas lo ngata-ngatain gue?” Barulah Sandi bersuara setelah lama membisu. “Lo enggak akan pernah ngerti posisi gue, Wan.”“Ya ya, tapi kalau gue jadi lo bakalan beda. Secara bini baru lo masih seger dan cakep. Ya manfaatin kek. Udah sah juga.”“Udah. Dia gue suruh bersih-bersih di rumah. Bantuin Rania juga yang sempat kena mental gegara ditinggal cowoknya yang brengsek itu. Sebagai imb
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

54. SAMA

“Iya, Om. Kenalin. Ini teman aku, Mbak Feby.”              Kedua pria yang mendengarkan penjelasan Rania tadi lantas mengangguk-angguk sambil tersenyum. Sementara Sandi tetap memasang wajah acuh tak acuhnya.“Cantik ya, Ran,” sahut Wawan kemudian. Lantas tersenyum miring pada Sandi lalu berujar pelan, “Cocok juga kalau dijadikan istri ayahmu.”“Apa, Om?”              Rania yang tak mendengar dengan jelas kalimat tadi mengernyitkan dahi. Menatap Wawan untuk mengulang perkataan semula. Namun, teman ayahnya itu hanya terkekeh samar.“Jangan didengarkan, Sayang. Om usilmu ini kadang suka meracau,” gumam Sandi cepat.“Hmm …Bentaran ya. Kami bakalan ke sini bawa pesanan Om-Om sekalian.”        
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

55. MISI

“Apa maksudmu?”Feby tersenyum tipis lalu kemudian berkata, “Kita sama. Aku sangat mencintai Mas Ares sampai-sampai tidak sadar kalau dia hanya memanfaatkanku saja. Sementara Om? Tak usah dijelaskan karena semua kenyataan sudah di depan mata.”“Kau sok tahu.” Sandi memalingkan wajahnya hingga kembali menatap tubuh Bella yang sudah terlelap di atas ranjang sana.“Kita sama-sama pengemis cinta, Om. Perasaan kita bertepuk sebelah hati. Aku benar bukan?”Kata-kata Feby menusuk hati Sandi seperti pisau tajam. Keduanya terjebak dalam situasi yang penuh dengan penyesalan dan cinta yang rumit. Mereka berdua tahu bahwa tidak ada jawaban yang mudah.Pagi itu, sinar matahari masuk melalui celah tirai kamar. Menerangi Bella yang masih terbaring lemas di ranjang. Sandi duduk di tepi tempat tidur, menggenggam tangan sang wanita dengan lembut. Wajahnya penuh perhatian, seolah setiap gerakan kecil dari Bella adalah h
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

56. SEPAKAT

Kata-kata Feby masih menggantung di udara, membuat seluruh ruangan terdiam. Bella, yang tak pernah menyangka mendengar pengakuan tersebut, menatap Sandi dengan penuh amarah dan kekecewaan."Suami katamu?" Bella mengulangi kalimatnya, kali ini dengan nada yang lebih dingin, penuh tuduhan. Pandangannya terfokus pada Sandi yang kini terlihat sangat canggung, seolah-olah terperangkap dalam situasi yang tak pernah dibayangkannya.Feby hanya tersenyum kecil penuh arti. Senyum yang tampak menyimpan ribuan rahasia. “Ya, bukankah begitu, Om? Bukankah sekarang aku adalah istrimu?”Sandi menunduk, tak tahu harus berkata apa. Semuanya terasa salah. Hubungan mereka seharusnya hanya sebatas formalitas, pernikahan yang tidak pernah dia harapkan, apalagi untuk memanjakan situasi yang semakin rumit seperti ini.“Jelaskan ini padaku, Sandi. Apa maksud dari semua ini?” Bella mendesak, wajahnya memerah, antara marah dan bingung.Sandi berusaha
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

57. LARANGAN

“Aku enggak peduli! Aku akan naik pesawat sendiri dan pergi ke sana! Mbak Widya barusan ngomong kalau Kayla nyariin aku. Om denger juga ‘kan tadi?” Feby nyaris berteriak, suaranya bergetar menahan emosi. Tangan kecilnya sudah meraih gagang pintu, siap pergi tanpa menunggu jawaban dari suaminya. Matanya memerah, menunjukkan bahwa emosinya sudah di ambang batas.Sandi menatap Feby, bingung dan gelisah. Pikirannya berkecamuk. “Iya, tapi kau tahu ini bukan ide bagus. Ares pasti tidak akan membiarkan kita mendekati Kayla. Apalagi aku…” Sandi mencoba bersikap rasional, meskipun hatinya tergores mendengar kabar bahwa anak kecil yang tak berdosa itu sedang kritis.“Aku enggak peduli kalau harus berhadapan dengan Mas Ares. Aku akan pergi ke rumah sakit dan menemui Kayla, apa pun yang terjadi!” Feby memalingkan wajah, mencoba menahan tangis. Namun suaranya bergetar, membuat Sandi sadar betapa hancurnya hati wanita itu.Sand
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

58. TERTIPU

Feby mengembuskan napas panjang, menyandarkan punggungnya ke kursi ruang tunggu di luar rumah sakit. Pandangannya tak lepas dari pintu ICU tempat Kayla dirawat. Namun, meski mereka sudah tiba di rumah sakit, mereka belum bisa bertemu dengan karena Ares menghalangi setiap upaya mereka.Sementara kini Sandi berdiri di dekat jendela, punggungnya tegang. Sudah beberapa kali dia mencoba berbicara dengan pihak rumah sakit, tetapi semuanya berakhir sia-sia. Feby dapat merasakan kegelisahan suaminya, dan itu membuatnya semakin resah."Sampai kapan kita harus menunggu seperti ini, Om?" tanya Feby, suaranya penuh frustrasi. "Aku tidak bisa hanya duduk di sini sementara Kayla ada di dalam. Dia butuh aku."Sandi menatapnya sejenak, lalu mendekat dan meraih tangannya. "Aku tahu, Feb. Tapi Ares punya kekuatan di sini. Kita tidak bisa melawan langsung, bukan tanpa rencana."Pada saat itulah Widya muncul dari ujung koridor. Wanita itu tampak anggun meskipun wajahnya menu
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

59. TERNYATA

"Ya. Saat ini pasien membutuhkan penanganan intensif. Namun, ada satu hal yang perlu kalian ketahui, hal ini berkaitan dengan hasil tes genetika yang kami lakukan sebagai bagian dari diagnosa lebih lanjut."Feby, yang tadinya masih terisak di pelukan Sandi, mendongak perlahan. "Tes genetika? Apa maksudnya, Dok?"Dokter itu menatap mereka satu per satu, lalu menarik napas dalam. "Kami mendeteksi sesuatu yang tidak biasa. Tes menunjukkan bahwa... Kayla bukanlah anak biologis dari Ares."Feby terpaku di tempatnya. Matanya membesar, dan wajahnya memucat. "Apa...?" suaranya bergetar.Ares langsung melangkah maju, wajahnya berubah menjadi merah padam. "Apa maksudmu, Dok? Bagaimana bisa Kayla bukan anakku?"Dokter mencoba menjelaskan dengan hati-hati. "Hasil tes DNA menunjukkan ketidakcocokan antara Anda, Pak Ares, dan Kayla. Ini sangat jelas dalam hasil kami."Feby merasa bumi seakan runtuh di sekelilingnya. Tangannya mencengkeram lengan Sandi leb
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

60. RUMIT

"Jawab, Feby! Siapa saja yang sudah tidur denganmu, hah?!"Ares berteriak dengan penuh kemarahan, menghentak seluruh ruangan dengan suaranya yang lantang. Dia berdiri di hadapan Feby yang masih terduduk lemas, wajahnya pucat seakan seluruh dunia runtuh di sekelilingnya. Tubuh Feby sedikit gemetar, mencoba mengatur napas setelah baru saja siuman dari pingsannya yang terdahulu. Namun, mantan suaminya itu tidak memberinya waktu. Kemarahan dan kebingungan pria itu terus menghantamnya tanpa ampun."A-apa?" Feby tergagap, merasa seperti baru saja disambar petir. Pandangannya kabur, namun wajah Ares yang penuh kemarahan tampak jelas di hadapannya.“Jangan berlagak bodoh! Selama ini siapa saja yang kau layani di atas ranjang, hah?” sentak Ares lagi.Feby menatap Ares dengan mata berkaca-kaca, hatinya tertekan oleh tuduhan yang terus menerus menghujani dirinya. “Aku… aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, Mas,” katanya dengan suara yang hampir tenggelam dalam tangisnya.Ares semakin frustrasi.
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status