Semua Bab Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam: Bab 111 - Bab 120

140 Bab

Panglima Zombie.

"Kau gila?" bentak Xiao Lei. "Kita tidak bisa mempercayai siapa pun! Kau lupa apa yang terjadi dengan Bibi Liu dan Paman Chen? Mereka mati karena mencoba membantu kita!""Tapi kita tidak bisa terus hidup seperti ini," bantah Xiao Hu. "Makanan kita hampir habis, dan musim dingin akan segera tiba. Kita butuh bantuan.""Lebih baik kelaparan daripada dibunuh oleh orang-orang bertopeng itu," gumam gadis kecil berkepang, tubuhnya gemetar mengingat sesuatu yang mengerikan.Rong Tian mengerutkan kening. Orang-orang bertopeng? Mungkinkah mereka berbicara tentang anggota Sekte Tengkorak Api yang membunuh Zhao Wei?Percakapan anak-anak itu terhenti tiba-tiba saat suara langkah kaki terdengar dari luar kuil. Wajah mereka seketika pucat pasi, makanan di tangan terlupakan saat mereka bergegas bersembunyi di balik altar yang runtuh.Pintu kuil yang setengah rusak terbuka dengan suara berderit mengerikan. Lima sosok melangkah masuk dengan langkah berat, masing-masing mengenakan jubah berwarna berbeda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Pertarungan Zombie Panglima Perang.

Angin malam berhembus dingin melalui celah-celah dinding Kuil Malaikat Keadilan yang rusak. Di bawah cahaya bulan yang temaram, sosok zombie Duan Meng berdiri dengan tegak, matanya memancarkan cahaya merah menyala.Tubuhnya yang kaku bergerak dengan kecepatan menakjubkan, dipandu oleh melodi seruling hitam yang dimainkan Rong Tian dari kegelapan.Lima sosok bertopeng dari Sekte Tengkorak Api—masing-masing dengan topeng merah, biru, hijau, kuning, dan hitam—mengepung zombie tersebut. Mereka adalah utusan terbaik dari Aliansi Lima Misteri, organisasi rahasia yang ditakuti di seluruh Kekaisaran Bai Feng."Apa-apaan ini?" teriak si topeng merah, Fang Xue. "Siapa yang berani menghalangi misi Aliansi Lima Misteri?"Zombie Duan Meng hanya mengeluarkan geraman rendah, matanya yang kosong namun tajam mengawasi setiap gerakan lawannya."Ini pasti ulah kultivator iblis!" seru si topeng biru. "Hanya penganut aliran sesat yang bisa mengendalikan mayat hidup!"Dari balik pilar kuil yang rusak, lima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Pertemuan Tak Terduga.

Rembulan tenggelam di ufuk barat, menyisakan kegelapan pekat sebelum fajar.Kuil Malaikat Keadilan yang rusak berdiri sunyi, menyimpan rahasia pertarungan yang baru saja terjadi. Aura kematian masih mengambang di udara seperti kabut tipis, menyelimuti reruntuhan dan altar yang rusak.Angin malam berhembus, membawa aroma darah samar yang telah mengering. Kemudian, keheningan itu terusik oleh suara tajam—seperti angin yang terbelah oleh benda-benda yang bergerak cepat.Lima sosok mendarat dengan keras di halaman kuil bagian timur, mengenakan jubah putih bersih dengan sulaman emas."Berhati-hatilah," bisik Tian Zhang dari Sekte Langit Murni. "Ada sesuatu yang tidak beres di tempat ini."Mereka adalah pemimpin lima sekte aliran putih terbesar di Kekaisaran Bai Feng—Tian Zhang, Guang Jian dari Sekte Pedang Cahaya, Xue Mei dari Sekte Bunga Salju, Feng Zhen dari Sekte Angin Sejati, dan Yue Sheng dari Sekte Bulan Suci.Hampir bersamaan, lima sosok berjubah hitam dengan aksen merah darah menda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Pedang Dibawah Bulan Perbatasan.

Rong Tian berdiri di atas bukit rendah, memandang Kota Bian Cheng yang terbentang di bawahnya. Tembok kota yang tinggi dan kokoh menjulang dengan empat gerbang utama yang dijaga ketat oleh prajurit berseragam hitam-merah.Matahari sore menyinari pagoda-pagoda tinggi dan bangunan-bangunan dengan atap melengkung yang khas, menciptakan siluet keras melawan langit kemerahan.Kota Bian Cheng—Kota Perbatasan—berdiri tegak di persimpangan jalur perdagangan utama antara wilayah Utara dan Barat Benua Longhai. Arsitektur kota ini unik, mencampurkan gaya Utara yang formal dengan sentuhan Barat yang lebih kasar.Pedagang dari berbagai penjuru dunia memenuhi jalanan, membawa barang dagangan eksotis dan kabar dari negeri jauh."Jadi ini Kota Bian Cheng," gumam Rong Tian, mengamati arus manusia yang bergerak melalui Gerbang Timur. "Tempat di mana semua rahasia tersembunyi di balik tembok-tembok tinggi."Ia merapikan jubah pelajarnya yang sederhana dan menyesuaikan topi khasnya. Penyamaran sebagai pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Murid Sastra di Pasar Seribu Lentera.

"Tuliskan sebuah puisi tentang perjalananmu ke Bian Cheng. Biarkan aku melihat kemampuanmu."Rong Tian mengambil kuas yang disodorkan, mencelupkannya ke dalam tinta, dan mulai menulis dengan gerakan penuh keyakinan. Ia telah mempersiapkan ini, mempelajari gaya sastra klasik untuk menyempurnakan penyamarannya.Setelah selesai, Guru Lu mengambil kertas itu dan membacanya dengan seksama. Alisnya terangkat sedikit, tanda ketertarikan."Menarik," gumamnya. "Gaya tulisanmu kasar namun memiliki kekuatan tersembunyi. Seperti pedang yang dibungkus kain sutra." Ia menatap Rong Tian dengan pandangan menilai."Baiklah, aku akan menerimamu sebagai murid. Tapi ingat, di paviliun ini, aku yang menetapkan aturan.""Terima kasih, Guru. Saya akan mematuhi semua aturan," jawab Rong Tian."Kau bisa tinggal di kamar kosong di lantai atas. Pelajaran dimulai besok pagi saat matahari terbit," ucap Guru Lu. "Oh, dan satu hal lagi—di Bian Cheng, mata dan telinga ada di mana-mana. Berhati-hatilah dengan apa yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Bayangan Kegelapan dan Kipas Putih.

Suasana mendadak hening. Para pelanggan saling pandang dengan waspada."Jangan bicara sembarangan tentang hal itu di sini," bisik seorang pria tua, matanya melirik ke kiri dan kanan. "Banyak telinga yang mendengar di Pasar Seribu Lentera.""Memangnya kenapa?" Rong Tian pura-pura bingung. "Bukankah itu hanya legenda?""Legenda yang telah membuat banyak orang mati," jawab pria itu dengan suara rendah."Terutama belakangan ini. Kau pendatang baru, jadi kau tidak tahu. Tapi ada banyak orang yang menghilang setelah mencari tahu terlalu banyak tentang harta karun itu."Informasi ini membuat Rong Tian semakin yakin bahwa ia berada di tempat yang tepat. Namun, setelah dua minggu mengumpulkan informasi, ia masih belum menemukan petunjuk nyata tentang peta harta karun atau keberadaan Sekte Tengkorak Api.+++"Mungkin aku salah tempat," gumamnya pada diri sendiri malam itu, sambil membereskan kedai mienya."Besok aku akan kembali ke Biramaki."Saat itulah ia mendengar suara samar—suara jubah sut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Pertarungan di Hutan Kabut Ungu.

Sosok bertopeng putih melesat pergi, menghilang di antara pepohonan lebat Hutan Kabut Ungu. Suara desiran jubahnya perlahan lenyap, menyisakan keheningan mencekam yang hanya diisi oleh hembusan angin malam.Guru Lu dan An Ying kini berdiri berhadapan, dipisahkan oleh jarak sepuluh langkah. Bulan purnama menyinari mereka dari celah-celah dedaunan, menciptakan pola bayangan yang menari-nari di tanah hutan."Kau membiarkan dia pergi," ucap An Ying, matanya menyipit berbahaya. Tangannya perlahan bergerak ke gagang pedang hitam yang tersarung di pinggangnya. "Kau tahu apa yang dia bawa, bukan?"Guru Lu menatap An Ying dengan tenang. Tidak ada lagi kesan lemah lembut seorang guru sastra dalam tatapannya. Yang ada hanyalah ketajaman dan kewaspadaan seorang petarung berpengalaman."Itu bukan urusanmu, An Ying," jawab Guru Lu, suaranya dingin dan tegas. "Kembali ke Kekaisaran Bai Feng-mu, dan jangan ikut campur urusan Kota Bian Cheng."An Ying tertawa rendah. "Kau pikir kau bisa memerintahku?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Naga Kegelapan dan Kipas Bintang.

"Teknik Sembilan Racun Langit!" An Ying melancarkan serangan lanjutan. Pedangnya menusuk udara sembilan kali, meninggalkan jejak energi beracun yang mengarah pada Guru Lu.Rong Tian menahan napas menyaksikan pertarungan ini. Kedua kultivator ini bertarung dengan kecepatan dan kekuatan yang mengesankan. Meski berada di bawah tingkatannya, teknik bertarung mereka sangat matang dan efisien, hasil dari puluhan tahun pengalaman."Formasi Bintang Penghalau Racun!" Guru Lu meneriakkan jurusnya. Kipasnya bergerak dalam pola rumit, menciptakan perisai energi yang menetralisir sembilan racun An Ying.Pertarungan berlanjut dengan intensitas mengerikan. Setiap benturan energi qi mereka menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan area hutan di sekitar. Pohon-pohon tumbang, tanah retak, dan udara dipenuhi dengan energi pertempuran yang mencekam.An Ying melancarkan serangan demi serangan. "Jurus Pedang Api Neraka Menghanguskan! Bara Memusnahkan Dunia! Teknik Tapak Bayangan Iblis!"Guru Lu menang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Tamu Misterius di Kuil Tua.

"Guru Lu..." geramnya, meludahkan darah ke lantai kuil. "Kau licik... sangat licik... Berpura-pura menjadi guru sastra lemah, padahal kau memiliki kekuatan sebesar itu..."An Ying mengeluarkan botol kecil dari balik jubahnya, berisi pil obat berwarna merah. Ia menelan pil tersebut, lalu memejamkan mata, berusaha menstabilkan aliran qi dalam tubuhnya yang kacau."Peta itu... harus menjadi milikku..." gumamnya sebelum jatuh dalam meditasi penyembuhan. "Harta karun Dinasti Xi Tian... akan menjadi milikku...">>>> Sinar bulan menembus celah-celah atap kuil yang rusak, menciptakan pola cahaya dan bayangan di lantai berdebu. An Ying duduk bersila di sudut, darah mengalir dari sudut bibirnya. Luka dalam yang dideritanya akibat pertarungan dengan Guru Lu semakin parah. Aliran qi dalam tubuhnya kacau, dan organ dalamnya mengalami kerusakan serius."Sial... sial..." geramnya, berusaha menstabilkan pernapasan. Pil merah yang ia telan hanya memberikan efek sementara, tidak cukup untuk menyembuhk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Perjanjian dengan Raja Iblis.

Raja Kelelawar Hitam menatapnya dengan mata merah yang dingin. "Aku menawarkan perjanjian. Bekerjalah untukku sebagai mata dan telinga. Cari tahu siapa sosok bertopeng itu, dan laporkan padaku segala yang kau temukan.""Dan apa yang hamba dapatkan sebagai balasannya, Tuanku?" tanya An Ying, meski ia sudah bisa menebak jawabannya.Raja Kelelawar Hitam mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik jubahnya. Ia membukanya, menampakkan sebuah pil hitam yang mengeluarkan aura dingin dan bau busuk yang menyengat."Pil Iblis Pemulih Jiwa," ucap Raja Kelelawar Hitam. "Dapat menyembuhkan luka dalam terparah sekalipun dalam waktu singkat. Bahkan kultivator yang berada di ambang kematian bisa pulih sepenuhnya."An Ying menatap pil itu dengan campuran keraguan dan keinginan. Pil Iblis Pemulih Jiwa adalah artefak legendaris yang hanya pernah ia dengar dalam cerita. Konon, pil ini dibuat dengan jiwa seribu kultivator, diproses dengan teknik terlarang yang hanya dikuasai oleh beberapa iblis terkuat."B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status