Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 11 - Chapter 20

116 Chapters

11. Bukan Pengecut

Pak Erwin memandang putrinya yang langsung terdiam dengan kedatangan pemuda di depannya  ini. Tak dapat dipungkiri ingin rasanya dia memukuli Laksa hingga babak belur, sebagai seorang ayah tentu saja dia tak terima putrinya diperlakukan seperti itu. “Silahkan bicara,” kata Pak Erwin tenang.Laksa terlihat tak suka. “Maaf om saya ingin bicara berdua dengannya.”“Luna... nanya Luna bagaimana kamu ingin bicara dengannya, kalau namanya saja kamu tak tahu.” Laksa tahu dia tak dapat mencapai keinginannya kalau keras kepala. “Maaf Om iya saya ingin bicara dengan Luna sebentar.” “Untuk apa, saya ayahnya tentu saja saya tak akan mengijinkan dia disakiti siapapun, apalagi dituduh yang tak jelas hanya untuk menyelamatkan ego seseorang.” “Dia-““Kami permisi.” “Apa karena permintaan mama kalian bersikap seolah-olah sok dibutuhkan,” kata Laksa dengan jengkel. Tapi baik Luna maupun ayahnya sudah biasa menebalkan telinganya menghadapi gunjingan semua orang
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

12. Ancaman Laksa

Luna menatap Laksa dengan tak mengerti, orang ini apa sudah amnesia siapa kemarin yang bilang kalau dijebak dan tak mau lagi ketemu dengannya. “Pak Laksa tidak ingat kata-kata bapak sendiri, kalau tidak mau bertemu dengan saya, dan saya sudah terima itu, saya juga tidak mau menikah dengan orang yang tidak menginginkan saya.” Laksa memandang gadis di depannya dengan tajam. Posisi Laksa yang masih berdiri di depan pintu dan Luna yang memegang daun pintu dengan kuat, seolah takut sewaktu-waktu Laksa akan masuk ke dalam rumahnya. Dan itu memang yang diinginkan Laksa membuat Luna tahu siapa dirinya. “Kamu kira aku dengan sukarela mau menikahimu, jika bukan karena kamu yang menjebakku-“ “Saya tidak menjebak bapak.” Kata Luna cepat.Laksa memandang Luna dengan sorot mata tajam terlihat sekali kalau dia tak terima dengan perkataan Luna.“Kita akan menikah-““Lho ada tamu rupanya.” Ucapan Laksa langsung terhenti saat mendengar suara di belkangnya, seora
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

13. Sudah Dewasa

Luna cepat-cepat mengunci pintu, begitu terdengar mobil Laksa menjauh dari rumahnya. Tubuhnya merosot bersandar pada pintu yang telah tertutup, kakinya seolah tak kuat menompang bobot tubuhnya. Dia ingin menangis dan menjerit. Sungguh rasa itu masih ada, bersemayam dalam hatinya. Dia memang bisa berkoar pada semua orang kalau dia baik-baik saja, tapi Luna tahu dia rapuh. Bertemu Laksa tanpa ayahnya ternyata membuatnya takut. Takut karena dia masih mengharapkan laki-laki itu bahkan setelah semua yang terjadi, juga takut kalau Laksa akan melaksanakan ancamannya memberitahukan apa yang terjadi pada para tetangganya di sini.Bukan Luna takut akan digunjing oleh tetangga, dia tidak akan perduli dengan hal itu, dia hanya takut nama baik ayahnyalah yang akan rusak. Ayahnya yang baik itu harus setiap hari digunjingkan orang karena dirinya, tak sanggup dibayangkan oleh Luna, apalagi kalau semua itu terjadi. Tapi untuk menerima Laksa sebagai suaminya Luna juga sangat takut
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

14. Permintaan Memaksa

Sikap sang ayah yang tidak menyalahkannya, dan malah memberikan dukungan padanya untuk membuat keputusan yang diinginkannya, membuat Luna makin merasa bersalah. Dia tak mungkin membuat ayahnya sedih dan menanggung malu seumur hidupnya. Akhirnya disinilah Luna dan ayahnya, kembali ke rumah sakit yang menjadi awal. Luna bukannya tak menyadari sesekali ayahnya mencuri pandang padanya. “Ada yang ingin ayah bicarakan dengan Luna?” “Apa, tidak ada.” “Kenapa ayah memandang memandang Luna begitu?” “Begitu bagaimana?” “Ayah dari tadi terus melihat Luna seolah takut Luna hilang.” Sang ayah tersenyum sayang. “Kamu putri kecil kesayangan ayah, tentu saja ayah takut kamu diculik orang.” “Ayah berlebihan siapa juga yang mau menculik Luna.” Luna tentu tahu apa yang dimaksud dengan kata menculik itu, tapi seperti sang ayah yang berpura-pura semua baik-baik saja demi membuatnya tak bersedih, Lunapun demikian. Luna dan ayahnya tiba di depan ruang
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

15. Yakin untuk Mengalah

Luna masih ingat bagaimana rasa perih dan ngilu di pangkal pahanya malam itu. Kali pertama Luna berhubungan badan dengan seorang laki-laki. Seharusnya hal itu akan jadi malam yang terindah dia bisa melepaskan mahkota yang selama ini dia jaga pada laki-laki yang memiliki hatinya. Tapi. Semuanya menjadi bencana, menghancurkan mimpi indahnya dan mengoyak harga dirinya, saat semua itu dilakukan sebelum mereka resmi menjadi suami dan istri dan parahnya lagi hal itu dilakukan Laksa secara tak sadar dan dengan sangat kasar. Dan saat Laksa sudah sadar dari semua itu. Boom!Bom atom yang menghancurkan Luna langsung ditembakkan, dengan teganya laki-laki yang baru saja merenggut kesuciannya dengan paksa menuduhnya sebagai dalang dari semua kejadian buruk ini. Luna memilih menyingkir, hatinya tak cukup kuat untuk terus bertahan di sini di tengah semua orang yang menghina dan menghujatnya tanpa tahu apa yang terjadi.Tapi permintaan sang ayah yang ingin dia pulang se
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

16. Bukan Pernikahan Impian

“Segera datang ke rumah sakit, ijab qabul akan diadakan di sini satu jam lagi, jangan coba lari atau mengulur waktu, kamu pasti tahu apa akibatnya.” Kalimat yang diucapkan dengan datar itu masih terngiang jelas di telinga Luna. Membuatnya meyakinkan hati agar setelah ini tak akan tersungkur pada penyesalan. Setidaknya inilah pilihan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Meski dengan konsekuensi setelah ini hidupnya tidak akan sama lagi. Luna menatap sang ayah yang telah rapi dengan kemeja batiknya, tapi sayang sekali senyum yang Luna harapkan tersungging di bibir sang ayah tak dia dapati lagi hari ini. Pijar teduh yang biasanya bersinar di mata ayahnya entah hilang ke mana. “Belum terlambat untuk membatalkan semuanya anakku.”Luna tersenyum. “Dia laki-laki yang baik, Yah, buktinya ayah setuju untuk menjodohkan Luna dengannya waktu itu, anggap saja ini jalan awal yang harus Luna lalui sebelum bahagia.” Luna berusaha bicara seoptimis mungkin, dia tak mau ayahnya
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

17. Prasangka

Bahkan setelah tiga jam menunggu, Laksa tak juga kembali ke ruang rawat ibunya. Baik Luna maupun sang ayah sadar kalau kemungkinan laki-laki itu menghindar. Tanpa banyak basa basi lagi Pak Erwin mengajak Luna untuk pulang ke rumahnya, orang tua Laksa yang ada di sana tak mampu berbuat banyak mereka tahu kalau putra mereka sendiri yang salah. Bahkan sang ibu hanya bisa menatap tak berdaya saat Pak Erwin berkata dengan tegas. “Jika putra kalian ingin mengembalikan Luna pada saya tolong hubungi saya secepatnya.” Kalimat sang ayah itu masih terus terngiang di telinga Luna. Semenyedihkan inikah rasa tak diinginkan oleh seseorang, apalagi dia adalah orang yang baru saja mengikat janji pada Tuhan untuk memilikimu.Perayaan kesedihan seolah datang silih berganti dalam hidupnya. Hatinya patah sebelum bertumbuh. Luna bahkan tak mampu menjabarkan perasaannya dengan baik, hatinya seolah mati rasa, hatinya kosong, tertelan kesedihan yang datang menghadang. Luna hanya dudu
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

18. Makan Hati

“Lun, pernahkah kamu berpikir kalau yang menjebakmu adalah Laksa sendiri?” tanya Vira pelan.Luna memandang Vira dengan seksama, hal itu memang tak pernah dia pikirkan, dia terlalu terpaku untuk menyangkal tuduhan Laksa atau mencari bukti bahwa dia tak bersalah, meski sampai sekarang semua itu masih tak menampakkan hasil yang nyata. “Aku rasa itu tidak mungkin,” kata Luna setelah sejenak berpikir. “Dia terlihat hampir putus asa saat pacarnya memilih meninggalkannya karena kejadian ini, mana mungkin dia yang merencanakannya.” Vira menatap Luna tajam. “Kamu memang berpikir dengan otakmu atau dengan perasaanmu?” tanya Vira kejam. Vira tentu tak akan lupa kalau Luna mengagumi laki-laki itu, meski tak pernah mengaku secara gamblang tapi Vira terlalu mengenal Luna untuk tapi kalau Laksa sosok laki-laki yang istimewa di hati Luna. “Vir, kita baru ketemu setelah tidak bertemu....” “Dua hari yang lalu, bahkan kamu sudah lupa pada semuanya, cinta pada laki-laki it
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

19. Rumah Mertua Indah

Hari sudah sore saat Luna sampai di rumahnya, dilihatnya mobil sang ayah yang sudah ada di halaman rumah. Luna menggigit bibirnya resah, bersama Vira dia jadi lupa waktu dan tidak menghubungi ayahnya, pasti sekarang sang ayah sangat cemas. “Luna, dari mana saja kamu, Nak?” Sang ayah terlihat lega luar biasa saat Luna ada di hadapannya. “Maaf, Yah, tadi Luna bersama Vira dan ngobrol sampai lupa waktu,” jawab Luna jujur, dia menundukkan wajahnya tak sanggup untuk menatap wajah ayahnya. “Ya sudah masuklah dulu.” “Ayah tidak marah?” tanya Luna. Ayahnya memang bukan orang yang suka marah senakal apapun Luna, tapi sang ayah akan menasehatinya dengan lembut, yang malah membuat Luna kapok tak ingin mengulanginya lagi. “Ayah marah, Nak, tapi rasa marah ayah tertutup dengan kelegaan karena kamu pulang dalam keadaan baik-baik saja.” “Maaf Luna hanya bisa menyusahkan ayah saja,” jawab Luna dengan rasa bersalah. “Sudahlah, oh ya suamimu ada di sini.”
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

20. Tempat yang Dikatakan Rumah

Hening dan mencekam. Itulah yang Luna rasakan saat ini, bahkan naik angkot yang panas dan berdesak-desakan lebih Luna sukai dari pada naik mobil mewah dengan keadaan yang seperti ini. Laki-laki yang mengemudi di sampingnya bahkan tak mau repot-repot untuk mengajaknya bicara, oh jangankan bicara menoleh saja enggan. Entah untuk alasan apa yang membuat Laksa mau repot-repot untuk menjemputnya sore ini. Sekali lagi Luna melirik laki-laki di sampingnya, wajahnya datar saja, meski begitu tak mengurangi ketampanan wajahnya yang memang Luna kagumi sejak dulu. Luna menghela napas dan membuang pandangan ke luar jendela. Laki-laki ini memang sekarang berstatus sebagai suaminya, tapi hubungan mereka bahkan lebih jauh dari pada saat mereka masih berstatus bos dan karyawannya. Kayak Laksa ingat kamu saja, Lun. Luna sedikit meringis saat ingat fakta kalau Laksa sama sekali tak ingat dirinya saat perjumpaan mereka di pesta itu. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
123456
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status