หน้าหลัก / Romansa / Pijatan Nikmat Sang CEO / บทที่ 201 - บทที่ 210

บททั้งหมดของ Pijatan Nikmat Sang CEO: บทที่ 201 - บทที่ 210

238

Bab 202: Cahaya di Ujung Perjalanan

Sara membaca beberapa paragraf pertama, senyum perlahan mengembang di wajahnya. "Kau menulis buku?""Mungkin. Atau mungkin hanya jurnal yang sangat panjang." Nathaniel tertawa kecil. "Aku belum yakin. Tapi ada sesuatu yang terasa benar tentang menuangkan pengalaman ini dalam kata-kata."Sara memeluknya erat. "Kau selalu memiliki cara dengan kata-kata, kau tahu? Bahkan dalam email-email perusahaanmu dulu, aku selalu mendeteksi penulis yang bersembunyi di balik bahasa bisnis yang kaku itu."Nathaniel tidak pernah memikirkannya seperti itu, tetapi mungkin Sara benar. Mungkin bakat menulis itu selalu ada di dalam dirinya, menunggu untuk dibebaskan."Kau tahu apa yang paling kusukai dari kita sekarang?" tanya Sara, menyenderkan kepalanya di bahu Nathaniel."Apa?""Bahwa kita memiliki kemewahan untuk tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya." Ia mengangkat gelasnya dalam toast kecil. "Untuk pertama kalinya dalam hidup kita sebagai orang dewasa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 203: Merayakan Perjalanan

Matahari pagi berkilau di atas permukaan laut yang tenang, menciptakan jalan cahaya keemasan yang memanjang hingga horizon. Arissa berdiri di balkon villa mereka di Santorini, secangkir teh hangat di tangannya. Mata cokelatnya memandang jauh, menikmati pemandangan caldera vulkanik yang menakjubkan—kubah-kubah putih gereja kecil yang bertebaran di lereng tebing, kontras dengan birunya laut Aegea yang tak berujung."Butuh tiga puluh tujuh tahun untuk sampai ke sini," gumamnya pada diri sendiri, senyum kecil terukir di wajahnya."Apa katamu?" Suara Nathaniel terdengar dari belakangnya, sebelum sepasang tangan hangat melingkari pinggangnya dengan lembut.Arissa bersandar ke dada suaminya. "Aku bilang, butuh tiga puluh tujuh tahun hidupku untuk sampai ke sini. Ke tempat yang selalu ada dalam mimpi-mimpiku."Nathaniel menghirup dalam-dalam aroma laut bercampur wangi melati dari rambut Arissa. "Dan menurutmu itu terlalu lama?""Sama sekali tidak," A
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 204: Merayakan Perjalanan

Kini, berdiri di balkon villa mereka di Santorini dengan lengan Nathaniel melingkari pinggangnya, Arissa merasakan beban tiga tahun terakhir perlahan terangkat dari pundaknya."Kau tahu," kata Nathaniel, memecah keheningan, "aku sempat merasa bersalah meninggalkan semuanya begitu saja. Terutama dengan ekspansi Marrakech yang sedang dalam tahap krusial."Arissa berbalik menghadapnya. "Dan sekarang?""Sekarang?" Nathaniel memandang ke arah lautan biru yang membentang di hadapan mereka. "Sekarang aku menyadari bahwa ini adalah investasi paling penting yang pernah kita lakukan.""Investasi?""Pada diri kita. Pada hubungan kita." Nathaniel mengecup lembut dahi Arissa. "Kita membangun bisnis ini bersama karena kita menginginkan kehidupan yang lebih bermakna. Tapi apa gunanya semua itu jika kita kehilangan diri kita dalam prosesnya?"Arissa tersenyum, merasakan kebenaran dalam kata-kata suaminya. "Aku rasa kau benar. Dan lagi, bukankah ini juga bag
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
อ่านเพิ่มเติม

Bab 205: Merayakan Perjalanan

Nathaniel menghela napas panjang. "Ya, itu memang rencana kita. Tapi terkadang aku bertanya-tanya apakah ekspansi yang terlalu cepat justru akan mengorbankan apa yang membuat Seranad istimewa—perhatian pada detail, pengalaman personal, dan jiwa dari setiap properti."Mereka melanjutkan perjalanan dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Ini adalah diskusi yang telah lama tertunda—tentang arah masa depan bisnis mereka. Nathaniel, yang lebih berfokus pada pengalaman tamu dan kualitas pelayanan, kadang merasa khawatir mereka bergerak terlalu cepat. Sementara Arissa, dengan visinya yang lebih besar, selalu bersemangat untuk menghadapi tantangan baru."Kita tidak perlu memutuskannya malam ini," kata Arissa akhirnya, meremas lembut tangan Nathaniel. "Bukankah itu tujuan dari liburan ini? Untuk mendapatkan perspektif baru."Nathaniel tersenyum dan mengangguk. "Kau benar. Dan s
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
อ่านเพิ่มเติม

BAB 206: AKHIR YANG BARU

Senja menggantung rendah di atas kota Jakarta, menyepuh gedung-gedung pencakar langit dengan kilau keemasan. Di beranda sebuah apartemen mewah di kawasan Sudirman, Nathaniel berdiri dengan segelas anggur merah di tangan, menatap pemandangan kota yang berkilauan. Lima tahun telah berlalu sejak hari itu—hari ketika ia hampir kehilangan segalanya."Melamun lagi?" suara lembut Arissa membuyarkan lamunannya.Nathaniel tersenyum, merasakan kehangatan familiar mengalir dalam dadanya saat Arissa menyelipkan tangannya di pinggang pria itu. "Hanya sedang bersyukur," jawabnya sambil mengecup dahi wanita yang kini telah menjadi pendamping hidupnya selama tiga tahun.Arissa menyandarkan kepalanya di bahu Nathaniel. "Kadang aku masih tidak percaya kita bisa sampai di titik ini."Bagaimana tidak? Perjalanan mereka penuh dengan liku dan jurang yang hampir merenggut kebahagiaan mereka. Skandal finansial yang hampir menghancurkan karier Nathaniel. Keraguan keluarga Arissa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
อ่านเพิ่มเติม

BAB 207: AKHIR YANG BARU

"Sekarang aku tahu bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah ini—memiliki seseorang yang tetap mencintaimu bahkan ketika kau berada di titik terendahmu, yang percaya padamu ketika semua orang meragukan. Dan membangun kehidupan bersama orang itu, hari demi hari."Arissa tersenyum, tangannya refleks menyentuh perutnya yang masih rata. Di dalam sana, kehidupan baru sedang tumbuh—bukti cinta mereka yang telah melewati ujian demi ujian.Ponsel Nathaniel berdering, memecah momen tersebut. Ia melirik layar dan tersenyum. "Dari Pak Hendro."Pak Hendro adalah klien pertama mereka ketika mereka memutuskan untuk membuka perusahaan konsultan sendiri. Seorang pengusaha senior yang percaya pada integritas Nathaniel bahkan di tengah skandal yang menerpanya. Kini, perusahaan konsultan keuangan dan hukum yang mereka dirikan telah berkembang pesat, dengan reputasi yang dibangun di atas kejujuran dan profesionalisme."Angkat saja," kata Arissa, "mungkin penting."Natha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม

BAB 208: IKATAN ABADI

Angin sepoi-sepoi membelai wajah Nathaniel saat ia duduk di teras rumah peristirahatan milik keluarganya di Puncak. Di hadapannya terbentang pemandangan hijau pegunungan yang menenangkan—begitu berbeda dengan hiruk pikuk Jakarta yang telah menjadi bagian hidupnya selama bertahun-tahun. Secangkir kopi hangat menemaninya pagi itu, sementara pikirannya melayang jauh."Kau bangun pagi sekali," suara lembut Arissa mengejutkannya. Wanita itu muncul dari dalam rumah dengan secangkir teh di tangan.Nathaniel tersenyum melihat sosok yang kini menjadi pusat kehidupannya. "Ada banyak hal yang kupikirkan."Arissa menarik kursi di sebelah Nathaniel dan duduk. Ia mengamati wajah pria yang dicintainya, wajah yang kini lebih tenang dari yang pernah ia lihat sebelumnya. "Hal baik, kuharap?""Sangat baik," Nathaniel mengangguk, tangannya menggenggam tangan Arissa. "Aku memikirkan tentang kita. Tentang perjalanan kita sejauh ini."Sudah enam bulan sejak mereka
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม

Bab 209

"Ayah sudah menyukaimu sejak kau membuktikan dirimu tidak bersalah dalam kasus itu," Arissa tersenyum menenangkan. "Dia menghargai pria dengan integritas, dan kau sudah membuktikan itu."Nathaniel mengangguk, lega mendengar bahwa ia telah mendapatkan restu dari keluarga Arissa. "Orangtuaku juga akan senang. Mereka selalu ingin aku menemukan keseimbangan dalam hidup, dan kau membantuku menemukannya."Mereka melanjutkan sarapan dalam keheningan yang nyaman, sesekali saling melempar senyum atau tatapan penuh arti. Ada rasa damai yang menyelimuti mereka—perasaan bahwa apa pun yang terjadi di masa depan, mereka akan menghadapinya bersama.Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar properti, menikmati udara segar pegunungan dan pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Tangan mereka bertautan, dan Arissa tidak bisa berhenti mengagumi bagaimana cincin pertunangan itu berkilau di jarinya."Apa yang kau harapkan dari pernikahan kita na
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม

BAB 209

Langit malam itu tampak lebih biru dari biasanya. Bintang-bintang berhamburan seperti butiran berlian di atas beludru gelap, berkedip-kedip seolah mereka tahu apa yang akan terjadi malam ini. Nathaniel melirik arlojinya untuk kesekian kali, jantungnya berdegup tak karuan. Kotak beludru kecil di saku jasnya terasa begitu berat, seakan-akan berisi seluruh masa depannya—dan memang begitulah adanya."Kau yakin tidak mau memberitahuku kita mau ke mana?" tanya Arissa dari kursi penumpang. Rambutnya yang hitam panjang tergerai indah, sesekali tertiup angin malam yang masuk melalui jendela mobil yang sedikit terbuka.Nathaniel tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Memangnya aku pernah membawamu ke tempat yang buruk?""Tidak pernah," Arissa mengakui dengan tawa kecil. "Tapi biasanya kau tidak seemosional ini. Kau tampak... gugup?"Nathaniel berusaha tertawa santai, namun yang keluar hanyalah suara canggung yang justru semakin mengonfirmasi kecurigaan Arissa. "Aku hanya ingin mal
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-08
อ่านเพิ่มเติม

Bab 210

Arissa tertawa malu mengingat pertemuan pertama mereka yang kacau. "Kau tampak sangat marah waktu itu.""Aku memang marah," Nathaniel mengakui dengan cengiran. "Sampai aku melihat betapa cantiknya gadis ceroboh yang menumpahkan kopi itu.""Perayu," gumam Arissa, meskipun pipinya merona."M juga untuk momen," lanjut Nathaniel, suaranya melembut. "Seperti momen ketika kita pertama kali datang ke taman ini dan kau bercerita tentang impianmu membuka galeri senimu sendiri.""Yang sekarang sudah terwujud," tambah Arissa. Ia memang telah membuka galeri kecil di pusat kota tahun lalu, berkat dukungan tak henti dari Nathaniel."Tepat sekali," Nathaniel mengangguk, bangga. "Dan M untuk..."Ia menghentikan kata-katanya, lalu perlahan melepaskan pelukannya dari Arissa dan bergerak untuk berlutut di hadapannya. Jantung Arissa seolah berhenti berdetak ketika melihat gerakan itu, matanya melebar penuh harap."M untuk masa depan," Nathaniel melanjutkan, suaranya sedikit bergetar karena emosi. Ia merog
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-08
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
192021222324
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status