Siang itu, kafe kecil di sudut jalan Menteng tampak tenang, dengan hanya beberapa pengunjung yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Di meja paling pojok, Arissa dan Nathaniel duduk berhadapan, di antara mereka tersebar beberapa lembar kertas dan sebuah jurnal kecil bersampul kulit berwarna cokelat tua. Secangkir kopi hitam yang masih mengepul di hadapan Nathaniel dan teh chamomile yang setengah habis di depan Arissa menemani diskusi mereka yang sudah berlangsung selama hampir dua jam."Jadi," Arissa mengangkat pensilnya, mengetuk-ngetukkannya pelan ke atas jurnal yang terbuka, "kita sepakat untuk mengadakan pernikahan di akhir September tahun depan?"Nathaniel mengangguk, senyum hangat tersungging di bibirnya saat melihat tunangan cantiknya yang begitu serius mencatat setiap detail. "Cuaca akan sempurna pada saat itu. Tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin."Arissa tersenyum, membayangkan dedaunan yang mulai berubah warna—merah, oranye, dan keemasan—menciptakan latar yang sempurn
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-08 อ่านเพิ่มเติม