Home / Romansa / TERPAKSA BERBAGI CINTA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TERPAKSA BERBAGI CINTA: Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

21

Menyadari bahwa aku telah merekam perbuatan mereka, kedua keluarga itu jadi panik dan berusaha mengambil benda itu dari plagon, namun sayang, benda itu terlampau tinggi, ditambah rekamannya tersimpan di ponselku.Ayah mertua yang sudah naik pitam langsung datang dan mencengkeram rahangku dengan tangannya, rasanya menyakitkan sekali ditekan oleh jari jari tangan yang kokoh itu."Di mana rekamannya, ayo hapus sekarang juga!" Suruhnya memberingas."Aku tidak akan pernah menghapusnya," balasku tertawa."Keterlaluan!"Dia mendorong tubuhku hingga tersungkur ke lantai. "Biadab keterlauan!" Tiba-tiba ayah datang, merangsek dan langsung membantuku bangkit dari lantai.Ayah yang murka langsung berteriak dan meradang, menuding mereka semua sebagai manusia tidak beradab."Apa kalian tidak punya hati, anakku sedang hamil!""Dia hanya pura pura," jawab ayah mertua.Plak!Ayah langsung memukul wajah ayah mertua dengan geramnya. Istri pria itu menjerit dan khawatir pada suaminya, para ipar juga
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

22

"Ayah tahu dari mana jika wanita itu sedang mengalami masalah kesuburan," tanyaku di motor."Yang pasti aku tahu, karena anak dari Om Hamdan adalah perawat yang bantu memeriksakan wanita itu ketika datang ke klinik," jawab Ayah."Jadi dia tahu semuanya.""Ya, karena dia melihat hasil laporannya, entah ada kista atau penyakit apa, yang pasti wanita itu akan butuh proses jika ingin hamil."Mendengar jawaban Ayah aku merasa sedikit lega dan senang ternyata Tuhan membantuku.Ternyata semua air mata kemarin terbayarkan, kini aku bisa melihat Mas Akbar dan keluarganya menyesal.*"Mulai sekarang jangan mengharapkan mereka datang lagi, tidak perlu memikirkan tentang harta warisan dari mereka yang masih bisa mengusahakan segala sesuatu untuk kamu. Lagipula untuk apa menikmati makanan yang tidak halal," ucap Ayah ketika kami berkumpul di ruang keluarga."Iya, ayah, meski memaafkan dan melepaskan atau dua hal yang sulit, aku akan berusaha ayah," ujarku lirih."Dengar Nak, jangan terlalu meri
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

23

Pukul sepuluh aku keluar dari kelas yoga dan menunggu ayah di trotoar, ternyata di sana Mas Akbar menunggu dan langsung menemuiku dengan cepat. Diraihnya tangan ini dengan wajah panik dan khawatir."Sofia, mari bicara, kumohon," ungkapnya sedih."Tidak mau, Mas, aku tidak mau bicara denganmu.""Kenapa?""Aku lelah, cukup Mas.""Mengapa kamu lelah, kita belum menjalani biduk rumah tangga berpuluh-puluh tahun sampai kau merasa lelah, perjuangan kita masih panjang Sofia," ucapnya sambil menarik tanganku dan memelas."Aku saja yang berjuang sendiri tapi kau tidak, maaf, Mas, sampai disini hubungan kita, Aku lelah dan aku ingin menyerah Mas," jawabku sedih. Tanpa terasa air mataku berguguran begitu saja, aku menyesal atas semua yang terjadi dan mengapa bisa terdampar seperti ini. Pria yang kucintai tak pelak menjadi milik wanita lain dan parahnya, aku tidak bisa mencegahnya."Aku minta maaf ya aku akan bercerai dengan lisa.""Tidak, itu tidak boleh terjadi karena tidak akan adil untuk L
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

24

Akhirnya kami berangkat, memutuskan untuk sejenak lepas dari ketegangan banyaknya pikiran, kami sekeluarga kembali ke desa.Setelah enam puluh menit berkendara di jalan tol, kami sampai di sebuah kebun dengan pagar kawat tinggi, mobil ayah berhenti tepat di bawah pohon mangga yang rindang lalu beliau memintaku turun."Kamu lihat rumah dengan kolam kolam ikan itu?"tanya ayah menunjuk sebuah rumah panggung di antara rimbun pepohonan."Iya.""Itu rumahnya, kamu juga bisa melukis di rumah pohon yang ada di dekat sawah," ucap ayah tersenyum."Ayah memperlakukan aku seperti anak kecil saja," ucapku menggeleng pelan sambil tertawa."Oh tenang, buku dongeng dan cerita anak juga tersedia, kamu bisa jadi apapun dan senyaman yang kamu inginkan jika bersama ibu dan ayahmu," ungkap ayah sambil membongkar bawaan di bagasi."Iya, Ayah, terima kasih.""Berhati-hatilah melangkah, Ayah tidak ingin kau jatuh sebab rumah sakit sangat jauh," ujarnya terkekeh pelan."Insya Allah aku tak akan jatuh," bala
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

25

Ternyata setelah menutup pintu petang kemarin aku langsung merebahkan diri di kasur dan tertidur hingga pagi ini kutemukan diriku terbangun, tidak berselimut dan di posisi kaki menggantung.Kicau burung bertengger di dahan belimbing dekat kamarku, suara dedaunan yang saling bergesekan terdengar tentram, gemericik air dari bambu pancuran kolam menambah suasana alami khas pedesaan, hal hal semacam ini tak lagi bisa ditemukan di kota.Aku bangkit dan menyibak selimutmu lalu turun ke dapur terlihat ibu yang sibuk menyiapkan sarapan dan dari kejauhan Ayah terlihat mematuk pancang tali sapinya."Sejak kapan ayah beli sapi?""Sejak dia mengetahui bahwa akan punya cucu rencananya, jika sapi itu segera berkembang biak maka akan disembelih di acara aqiqah anakmu," ucap Ibu sambik tersenyum."Kenapa buru-buru?""Ayah beli dua pasang, jadi kau jangan sungkan.""Ada ada saja tingkah ayah ...," ucapku sambil meneguk segelas air."Biarlah dia bahagia dengan dirinya sendiri," ucap ibu sambil tertaw
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

26

Sudah seminggu kulalui di kebun ayah, hidupku mulai terasa normal dan seakan tak memiliki beban. Kukerjakan rutinitas setiap hari, bangun bangun pagi menikmati mentari sembari membantu ibu menyiramkan tumbuhan cabe dan terong miliknya. Setelah itu aku akan sarapan dan mandi, selalu menghabiskan waktu dengan mengerjakan lukisan atau hanya menonton di ponsel.Sampai petang menjelang dan tubuhku kembali terbenam di balik selimut dan kasur."Kamu tidak bosan kan, ada di sini?" Satu ketika ayah bertanya ketika kami sedang makan malam."Tidak, Sofia baik-baik saja ayah," balasku."Kamu tidak mencoba untuk menghubungi Akbar, kan?""Ah, tidak, dia pun juga tidak punya kabar.""Ayah bersyukur sudah membelikanmu nomor baru, sehingga kamu bisa lepas dari gangguan pria itu," ucap ayah sambil mengunyah makanannya."Tapi, aku penasaran, apa dia sungguh tidak punya usaha untuk memperjuangkan kami?" Maksudku memperjuangkan aku dan bayiku."Untuk apa kamu membesarkan harapan palsu yang tidak ada ujung
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

27

Sejak kemarahanku para pemuda baik hati yang bertetangga dengan kebun kami ada rasa bersalah yang timbul didalam hatiku. Aku menyesal telah menghardik orang asing yang begitu perhatian dan hendak berteman baik. Sejujurnya aku tidak menemukan ada yang salah atau lancang dalam dirinya. Justru kesalahan itu apa ada padaku yang terlalu mudah emosi seakan-akan melihatnya sebagai Mas Akbar. Entah kenapa sejak penghianatan yang dilakukan Suamiku aku seakan-akan merasa bahwa semua pria di dunia ini sama saja.Melihat Irwan yang perawakan dan ketampanannya hampir sama dengan suamiku seolah-olah membawaku pada bayang masa lalu dan kerap membuat diri ini berhalusinasi bersamanya.Mungkin itulah sebabnya ketika Irfan tiba-tiba mengucapkan kalimat kalimat yang baik aku seolah melihat bahwa semua ucapan itu adalah ucapan suamiku dulu. Dan ketika memori di kepala ini menyeruak dan kebencian itu kembali timbul, tanpa sengaja aku setelah melampiaskannya pada Irfan.Sejak aku membentaknya di dapur pemu
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

28

Tidak kusangka seusai shalat subuh, tetangga kebunku datang, beriringan dengan ayah dari langgar yang jaraknya agak jauh dari lokasi kami.Dari kejauhan terlihat cahaya senter dan dua siluet orang yang berjalan di pematang sawah.Ketika dekat aku baru tahu bahwa itu adalah Irfan dan ayah."Assalamualaikum," ujar ayah dan dia serempak."Walaikum salam," jawabku, "tumben ayah ke langgar, bukannya agak jauh?""Iseng aja tadi, terhitung olah raga, kebetulan ketemu nak Irfan, ternyata setelah Ayah tanya, semalam dia bermalam di rumah orang tuanya, dan ikut kembali bersama ayah ke kebun pagi ini.""Oh gitu ya, saya ambilkan teh dulu ya," ucapku berusaha bersikap normal namun tidak mau menatap pemuda itu."Tidak perlu repot-repot saya harus segera kembali ke rumah kebun, ganti baju dan menyiapkan sapi yang akan diambil pembeli.""Sapinya mau dijual, Nak.""Iya, Pak, sudah cukup umur untuk disembelih, lagipula belakangan saya butuh modal untuk menambah beli pupuk dan memperbanyak isi rumah
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

29

Cahaya rembulan terlihat mengintip dari celah awan, seakan ada tirai kelabu yang menghalangi cahaya temaram untuk masuk ke dalam kamarku. Sementara diri ini nih duduk di depan jendela dan membiarkan mataku menatap gamang ke langit sana.Tidak terlihat bintang yang bertebaran, hanya warna kelabu di antara pancaran warna terang berwarna putih gading. Langit di sini tidak sama dengan langit di desa yang penuh dengan bintang gemintang, suasananya juga berbeda. Disana aku merasa lebih tenang dan lepas sejenak dari pikiran-pikiran rumit namun ketika kembali ke tempat ini aku kembali memikirkan banyaknya tantangan yang akan kuhadapi.Dari jendela yang kubiarkan terbuka angin bertiup dan menyibak anak rambutku, biarkan Titi upan yang membelai tubuh dan wajah ini, hingga akhirnya kusadari bahkan tiupan angin pun begitu romantis hanya saja diri ini yang terlambat bersyukur.Berkali-kali ku tanyakan apa keputusan terakhir yang tidak boleh diganggu gugat atau ubah-ubah lagi. Rasanya terlalu m
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

30

Pemuda itu pergi meninggalkanku yang masih bingung sambil memegangi 2 buah tabung yang berisi alat lukis. Kelihatannya dia mencoba mencari perhatian dan mendapatkan hati dengan semua sikap baiknya. Namun itu tak akan mudah, karena aku juga tahu apa yang terbaik untukku.Tentang pemberian, aku bisa menerima, tapi tentang melanjutkan hidup, move dari suami dengan cara mencari mencari suami lain, bukan solusi, Aku tahu aku akan terjebak dalam bayang masa lalu dan ekspektasi tentang suami yang ideal akan terus melekat di alam bawah sadarku.Bagus jika orang yang aku terima menjadi suami adalah pria yang baik, tetapi bagaimana jika semuanya tidak sesuai dengan harapan? Akankah aku meninggalkanmu hanya demi standar tinggi yang kuharapkan setelah trauma dengan pernikahan yang pertama. Ah, tentu ini akan menyakitkan bagiku juga bagi orang yang kelak kunikahi. Jadi, sudah cukup untuk bahasan menjalin cinta lagi.*Ketika aku masuk ke salon yang cukup terkenal itu, ada beberapa orang yang pern
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status