Home / Romansa / TERPAKSA BERBAGI CINTA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of TERPAKSA BERBAGI CINTA: Chapter 11 - Chapter 20

53 Chapters

11

Aku terbangun ketika telah mendapati diri ini terbaring di dalam kamar berselimutkan bed cover hangat yang dulu adalah selimut kesayanganku. Kuedarkan pandangan pada ruang bernuansa pink ini dan, dan keadaannya masih sama seperti aku meninggalkannya. Meja kerja yang tempelan kertas memo, tumpukan boneka, serta celengan masih ada di atas lemari bajuku.Dengan mengumpulkan tenaga Aku berusaha duduk, kuperhatikan beberapa foto polaroid yang tergantung di sebuah tali gantung hias yang ada di sebelah kananku. Foto-foto itu diambil sebelum aku menikah dengan Mas Akbar sekitar 8 tahun yang lalu. Ada foto bersama teman-teman di sebuah tempat wisata, ada foto wisuda ku yang diapit kedua orang tua dengan wajah bangga mereka, ada juga fotoku yang terlihat gembira dengan hewan kesayangan.Dulu sempurna sekali hidupku hingga tiba-tiba semuanya berubah dalam 3 hari, apa yang ada di sekitarku mengalami kehancuran akibat pernikahan Mas Akbar.Tiba rasa bersalah dan penyesalan mendarat terlebih d
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

12

Disaat keributan sedang terjadi tiba-tiba orang tua Sofia datang dan terkejut melihat menantu mereka terkapar di depan rumah."Ada apa ini?" tanya ayah Sofia."Sebagai sesama orang tua, kita pasti tidak ingin anak-anak kita disakiti, tapi apa yang sudah kau lakukan pada anakku, jika orang lain melakukan itu pada anakmu, yakni merebut suami dan kebahagiaannya, apa kau akan ridho? anakku sedang hamil dan beraninya kalian menyiksa batinnya!" "Hei, Siapa yang menyiksa batin anakmu, kami tidak tahu apa apa!" sanggahnya."Mana mungkin kau tidak mencari latar belakang dan seluk beluk menantumu!" cecar ayah."Tentu saja, aku tahu, pernikahan anakku terjadi atas izin Sofia!""Permisi.... maaf ...? Mana izin saya, saya tidak pernah merasa memberikan izin kepada siapapun!" sanggahku."Mana Akbar! Ayo tunjukkan padanya, bukannya kau punya secarik kertas yang berisi tanda tangan istrimu?!"Mas Akbar diam saja mendengar tuntutan mertuanya. Sampai Ayah Sofia mengulang kembali pertanyaan pada suami
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

13

Meninggalkan kantor polisi diri ini segera bergegas menuju ke rumah ingin menemui ibu dan memberi tahu apa yang terjadi. Aku rasa beliau akan syok mengetahui suaminya ditahan polisi karena aku, namun karena itu sudah terjadi mau tidak mau, aku harus menghadapinya.Kubuka pintu dengan hati bimbang dan dada berdebar, kuharap respon Ibuku itu tidak akan terlalu dramatis, kuharap beliau akan kuat mendengar kabar dariku."Ibu ....""Lho udah pulang, Nak? Mana ayah?" yanyaya mengedarkan pandangan berharap bahwa suaminya pulang bersamaku."Ayah bertengkar dengan mertuaku dan mertua Mas Akbar, terjadi keributan sehingga Ayah harus dibawa ke kantor polisi," balasku.Ibu terlihat terkejut, tapi beliau tidak sampai menangis, hanya bibirnya bergetar dan ekspresi wajahnya saja yang bingung."Lalu, ayah bilang apa?""Beliau meminta kita untuk pergi ke rumah Om Hamdan untuk minta bantuan," jawabku."Kalo begitu, ayo kita pergi," ajaknya segera."Aku ingin minum dulu, Bu," cegatku."Oh, iya jug
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

14

Tidak mengambil waktu lama untuk Om Hamdan membantu ayah, pria itu menemui anggota polisi dan beradu argumen dengan mereka. Dengan jaminan jabatan dan kredibilitasnya sebagai pensiunan anggota TNI, pria itu memaksa untuk membawa Ayah pulang.Tadinya polisi keberatan namun karena mereka juga memiliki rasa segan, ditambah sikap Ayah yang tidak bertele-tele Dan koperatif akhirnya mereka membiarkan Ayah pulang dengan syarat bahwa bersedia dipanggil sewaktu-waktu dibutuhkan.Termasuk status Ayah yang bisa saja menjadi tersangka utama atas penganiayaan Mas Akbar.Kabar baik berikutnya adalah tiba-tiba Mas Akbar datang ke kantor polisi dan meminta agar laporan tersebut dibatalkan."Beliau Ayah mertua saya, diantara kami terjadi sedikit kesalahpahaman jadi saya mohon untuk melepaskan beliau.""Tapi orang tua anda sudah memberikan bukti bahwa anda dilukai," ucap polisi yang saat itu berdiri tidak jauh dari tempatku dan ayah."Uhm ... Sebagai korban Saya melepaskan beliau dan saya tidak ingin
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

15

Hari itu aku pergi ke sebuah klinik yang cukup terkenal dengan pelayanannya untuk memeriksakan kandungan bersama ibu. Kami mendaftar dan mengantri giliran di ruang tunggu sambil aku mendengarkan cerita pengalaman ibu, bagaimana beliau mengandung diriku."Dulu, ibu bahagia sekali begitu juga Ayah saking bahagianya dia bahkan tidak membiarkan Ibu mengerjakan tugas apapun, hanya revahan dan makan saja sepanjang hari," ucapnya dengan tawa berderai."Sungguh?" "Iya, Nak, bahkan ke kamar mandi pun Ibu diantar karena Ayah khawatir ibu akan jatuh terpeleset karena licin."Aku tersenyum mendengar jawaban ibu dan sedikit iri karena kehamilanku tidak berlangsung bahagia seperti yang Ibu rasakan. Aku juga ingin berada di pelukan suami dan bermanja-manja dengannya, dituruti segala kemauan dan selalu dilindungi, namun apa daya, itu tinggal harapan kosong semata.Selagi asyik melanjutkan obrolan, tiba-tiba Lisa datang bersama Mas Akbar, dia menggandeng tangan suamiku dan terlihat mengambil nomor
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

16

Tanpa berpikir panjang lagi dari klinik aku langsung menuju ke rumah, untuk mengambil barang-barang berharap kau milikku sebelum lisa membuang atau bahkan menjualnya.Kubuka pintu, karena punya cadangan kunci, masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar, kuambil semua barang dan mengemasi benda benda koleksi, lukisan keramik dan alat alat kecantikan.Lalu dilanjutkan ke dapur dan mengemasi perlengkapan yag kubeli mahal. Kumasukkan semuanya ke dalam box plastik ukuran besar dan bersiap membawanya pergi. Namun sial, baru saja mau pergi tiba tiba Mas Akbar datang bersama gundiknya."Astaga ada pencuri di rumah ini," ucap Lisa terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan. Aku yang tengah menyeret dua bua kotak langsung menurunkannya dan mendekat pada wanita itu."Apa katamu? Bukannya terbalik, harusnya aku yang bilang kalo maling yang kini tinggal di rumahku," jawabku."Apa ini Sofia?" tanya Mas Akbar."Barang-barangku," jawabku."Memangnya kamu mau kemana?""Mengamankan barangku,
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

17

Setelah dipikir dan ditimbang dengan teliti, terlalu mudah bagi masa Akbar jika aku hanya mengajukan gugatan perceraian dan semuanya berakhir. Terlalu muda untuknya tanpa dia mengalami kerugian apapun, setelah palu perceraian diketuk dia akan kembali kepada istrinya dan aku akan sendiri mengurus bayi ini tanpa bantuan siapapun.Aku harus membuat seseorang mengganti kerugian moral dan materiilku, aku juga akan balas dendam pada wanita yang sudah menghancurkan pernikahan dan mimpi indah tentang hidup bahagia, bersama anak kami. Aku akan membuat Lisa menderita.Karena sama sekali tidak mengenal latar belakang dan seluk beluk wanita itu, aku mencoba membuka akun sosial medianya dan menelusuri, kira-kira dia sering berada dimana alamat rumahnya dan komunitas apa yang kerap dia kunjungi untuk membaur dan menghabiskan waktu, aku ingin mencari kelemahan dan sisi buruk wanita itu, aku yakin akan menemukannya, karena setiap orang punya pasti punya aib yang disembunyikan.Satu-satunya cara un
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

18

Mendengar ucapanku wanita itu menjadi panik luar biasa, sepertinya dia paham apa yang aku katakan dan kini mondar-mandir mencari solusi untuk dirinya sendiri. Kini dia terlihat meraih ponselnya dan menghubungi Mas Akbar."Mas segera pulang, aku nggak tahu apa yang akan terjadi," ucapnya panik."Hmm, apa yang terjadi Sayang?" Suara Mas Akbar terdengar olehku dari seberang sana."Aku mau ke rumah Papa saja kalo kamu gak pulang, Mas," ujarnya."Jangan khawatir aku akan pulang," balas Mas Akbar.Selagi dia belum menyelesaikan pembicaraannya kurebut ponsel itu dan ku lempar ke dalam kolam ikan yang tepat berada di depan pintu samping. Wanita itu terperanjat melihat perlakuanku, dia geram an menjerit kasar, namun dia tidak bisa melakukan sesuatu, karena aku sedang hamil dan sedikit saja dia menyentuhku kupastikan dia masuk ke kantor polisi."Kurang ajar, aku lagi nelpon, dasar jalang!" teriaknya."Apa katamu?!" Kucengkeram rambutnya yang tergerai lepas dan menyeretnya keras ke ruang te
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

19

Setelah kepergian penagih utang Mas Akbar dan Lisa terlihat syok dan jatuh lemas di ruang tamu. Mereka duduk di sofa sambil saling menatap dan tidak mengatakan apa apa."Bagaimana hadiah hari ini?"tanyaku sambil tersenyum puas."Jangan keterlaluan, kamu boleh saja senang sudah menyakiti kami, tapi kami pun bisa membalasmu!""Hahahah, ya ampun, Jangan pikirkan tentang membalasku tapi pikirkan bagaimana cara melunasi hutangmu," jawabku tertawa."Aku mau pergi saja dari tempat ini," ucapnya sambil bergegas mengambil tas ke kamarnya. Bagus karena aku tak perlu susah payah mengusirnya."Tidak usah buru-buru pergi dan beritahu ayahmu agar dia datang kemari dan memarahiku," teriakku santai.Tiba-tiba Mas Akbar menimpali dengan tatapan sinis"Sikap seperti ini yang membuatku jadi kecewa padamu kupikir setelah menikah lagi kau akan semakin lembut dan menyadari kewajibanmu, tapi nyatanya kau telah kehilangan akal," desis Mas Akbar."Apa, jadi kau berharap setelah kau menikah lagi aku akan se
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

20

Pagi menjelang, dengan kicau burung dan aroma tanah khas bekas hujan semalam. Cahaya terang yang menerobos masuk dari jendela, membuatku terpaksa bangkit sambil mengucek mata dan melirik jam dinding. "Sudah pukul tujuh rupanya," gumamku sambil mengangkat selimut dan bangkit dari tempat tidur.Kususuri ruang tengah hingga ke depan, tidak kutemukan siapapun selain diri sendiri di rumah ini, artinya, Mas Akbar tidak pulang, mungkin bermalam di rumah mertuanya, atau mentok ke rumah ibunya.Kuhela napas sambil meraih gelas di atas meja, lalu menuangkan air dari teko kaca dan meneguk isinya.Kurasa aku harus mulai membersihkan rumah, karena sejak beberapa hari kepergianku, tempat ini terlihat tidak terlalu diurus dengan detail, jadi, aku harus membereskan semua itu, berikut juga dengan sisa barang barang Lisa yang tertinggal.Kubuka kulkas, berharap ada makanan di sana, seperti biasa. Tapi, sayang, kosong, tidak ada apa-apa. Kuraih ponsel dan memerika m-banking, melihat sisa uang belanj
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status