Home / Rumah Tangga / Menemukan Cinta Kembali / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menemukan Cinta Kembali: Chapter 11 - Chapter 20

60 Chapters

Bab 11

Flora tersentak saat merasakan ponselnya bergetar di dalam tas. Nada dering yang terdengar samar di tengah riuh pesta menarik perhatiannya. Ia segera berpamitan kepada kedua orang tua Riki sebelum melangkah menjauh untuk menerima panggilan itu. Dari kejauhan, Riki hanya diam, matanya mengikuti setiap gerak Flora dengan ekspresi sulit diartikan. Begitu menemukan tempat yang lebih tenang, Flora mengeluarkan ponselnya dan mendengus pelan saat melihat Birru nama di layar. Seketika, kekhawatiran menyeruak dalam benaknya. Apakah ini ada hubungannya dengan mertuanya? Tanpa pikir panjang, ia menekan tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinga. Namun, belum sempat ia menyapa, suara lain menyelusup di antara percakapan. Suara seorang wanita. Flora terdiam. Alisnya berkerut saat mencoba menangkap jelas percakapan itu, tetapi suara di seberang terdengar samar, seolah Birru tidak sedang berbicara padanya, melainkan pada seseorang di sisinya. Secepat kilat, dadanya terasa sesak oleh em
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 12

Gerak-gerik Flora yang aneh sejak tadi mulai masuk akal bagi Renata. Rasa kesal menguar di dadanya, membuatnya menegakkan punggung, bersiap memberi sepupunya itu pelajaran. Dengan langkah tegap, ia melangkah menuju Birru dan kekasihnya—entah siapa yang sangat asing di matanya. Namun, baru saja ia hendak melangkah menghampiri mereka, sebuah tangan kuat mencengkeram pergelangan tangannya. Renata tersentak. Ia menoleh dengan alis berkerut. "Lu mau ngapain?" suara itu terdengar hati-hati, tetapi tajam. Tatapan mata laki-laki itu serius, seakan menguliti niatnya hingga ke dasar. "Riki??" Renata semakin terkejut. Laki-laki yang baru saja ia gosipkan bersama Flora kini berdiri di hadapannya. Mereka memang saling mengenal—Mama mereka adalah teman arisan. Tapi, hubungan mereka tidak bisa dibilang akrab. Bahkan, kalau dipikir-pikir lagi, mereka nyaris tidak pernah berbicara satu sama lain. "Lu mau samperin Pak Birru?" tanya Riki lagi, suaranya tetap datar, tapi a
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 13

Flora membuka pintu dengan hati-hati, namun sebelum ia sempat mengeluarkan sepatah kata pun, Renata sudah berdiri dengan tangan berkacak pinggang, wajahnya menyiratkan kemarahan yang sulit dibendung. “Itu laki lu!” serunya, jari telunjuknya tajam mengarah pada Birru yang terhuyung di ambang pintu. Tubuh pria itu bersandar lemah di dinding, wajahnya kusut, matanya sayu, dan pakaiannya berantakan. Bau alkohol samar tercium dari tubuhnya. Flora terhenyak. Birru bukan tipe pria yang pulang dalam keadaan seperti ini. “Kalau tadi gue nggak ngikutin dia, sekarang dia udah dibawa gundik!” lanjut Renata dengan nada marah, matanya berkilat penuh amarah. Flora mengerutkan kening. “Gundik?” Flora mengulang dengan suara hampir berbisik, sulit mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Renata menghela napas kasar, lalu kembali menatap Birru dengan sorot mata penuh kekecewaan. “Iya, Flo. Mas Birru udah keterlaluan sama lu. Dan tadi gue lihat sendiri dia dicekokin! Ta
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 14

Keesokan paginya, Flora kembali ke kamar awalnya menginap bersama Birru. Ia datang sedikit siang setelah sarapan berdua dengan Riki. Saat membuka pintu, pandangannya langsung tertuju pada Birru yang tengah duduk santai dengan sebuah buku di tangannya. Tak seperti semalam saat mabuk, kini pria itu kembali tampil rapi, bersih, dan penuh wibawa—persis seperti sosok Birru yang biasa ia kenal. Flora menghela napas, memilih mengabaikan tatapan tajam yang Birru layangkan padanya. Tanpa berkata apa-apa, ia melangkah menuju koper dan mulai mengemasi barang-barangnya. "Dari mana lu?" suara Birru terdengar dingin dan tajam. "Jam segini baru balik?" Flora terdiam sejenak. Nada suara dan pertanyaan itu seolah menunjukkan bahwa Birru lupa akan apa yang terjadi semalam. Ia tidak menjawab, hanya melanjutkan mengemasi barangnya seakan pria itu tak ada di sana. Namun, ia bisa merasakan tatapan Birru yang terus menelusuri gerak-geriknya. Tak lama, langkah ka
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 15

Renata mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu meletakkannya di atas meja sebelum mendorongnya ke tengah dengan gerakan yang disengaja—cukup jelas bagi Birru untuk melihat setiap tindakannya. Tanpa ragu, ia menekan nama Flora di daftar kontak, mengaktifkan mode speaker agar suara di ujung telepon terdengar oleh mereka berdua. Birru menatapnya, bingung. "Lu mau ngapain?" tanyanya curiga. Renata hanya mengangkat satu tangan, memberi isyarat agar Birru diam. "Bantu nemuin akar masalah lu," jawabnya tenang, namun tajam. Nada sambung berbunyi beberapa kali sebelum suara serak di ujung sana akhirnya menyapa, terdengar pelan dan jauh. "Iya, Re?" Birru menahan napas tanpa sadar. Ada sesuatu dalam suara itu yang membuat dadanya terasa sesak—entah apa, tapi ia bisa merasakannya. Jantungnya mulai berdegup lebih cepat. Renata, yang memperhatikan ekspresi paniknya, hanya menyeringai tipis. "Lu abis nangis, Flo?" pancing Renata, suaranya terdengar ringan, tapi matanya
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 16

Keesokan harinya, Renata benar-benar datang ke rumah, seperti janjinya pada Flora. "Tante… Halo semuanya! Every body!" serunya ceria begitu melangkah masuk setelah memberi salam. Di ruang tengah, Violet yang baru saja keluar kamar menatapnya dengan dahi berkerut. Hari itu ia sengaja tidak bekerja karena suaminya baru pulang dari luar kota, dan ia ingin menghabiskan waktu bersamanya. Namun, perhatiannya langsung tertuju pada koper kecil di samping Renata. "Mau ngapain lu, Re?" tanyanya heran, lalu menjatuhkan tubuh ke sofa dengan malas. Renata tersenyum lebar dan tanpa ragu ikut merebahkan diri di sampingnya. "Mau nginap di sini sampai weekend." Violet mengangkat sebelah alis. "Tumben. Biasanya juga ogah nginap di sini." Renata menyeringai usil. "Kan sekarang ada Flora. Ada yang seumuran, asyik buat diajak ngobrol." Violet menegakkan tubuh, menatapnya dengan kedua tangan menyilang di dada. "Jadi maksud lu, gue selama ini nggak asyik?" Renata tertawa pelan, lalu menepuk
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 17

Flora kecil melangkah ringan dengan penuh semangat begitu tiba di rumah Birru. Setelah hampir dua bulan tak berkunjung karena kesibukan kedua orang tuanya, ia merasa begitu rindu dengan suasana rumah ini. "Mas Birru dan Mbak Vio di mana, Tante?" tanyanya ceria kepada Lia, yang tengah duduk di ruang tamu. "Vio nggak di rumah, Flo. Dia ada acara sama teman-temannya," jawab Lia sambil tersenyum. "Tapi kalau Birru, dia ada di dapur." Ia menunjuk ke arah dapur, memberi isyarat agar Flora langsung menemui anak bungsunya itu. Tanpa menunggu lebih lama, Flora segera berjalan ke dapur. Begitu melihat Birru yang tampak sibuk di sana, langkahnya otomatis melambat. Ia berniat memberi kejutan. Namun, belum sempat ia melakukan apa pun, suara Birru terdengar lebih dulu. "Ini panas, Flo. Kamu mau aku celaka?" Flora tertegun, langkahnya langsung terhenti. Dengan ekspresi bingung, ia menatap punggung Birru yang masih fokus dengan masakannya. "Mas kok tahu aku ada di sini?" tanyanya polos se
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 18

Flora berdiri di depan gerbang sekolahnya, jari-jarinya sibuk mengetuk layar ponsel, memesan taksi online untuk pulang. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Kaca jendela sisi penumpang depan turun, memperlihatkan wajah Birru yang menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. "Flora, masuk," ucapnya singkat. Flora mendengus, lalu menggeleng keras. "Nggak! Gue mau langsung pulang!" sahutnya tegas. Lebih baik dia pulang daripada harus terus melihat Birru bersama pacarnya. Toh, untuk sekadar mengobrol dengan Riki saja, Birru tak pernah mengizinkannya. Egois sekali! Tanpa banyak bicara, Birru menaikkan kaca jendela dan langsung melajukan mobilnya, meninggalkan Flora begitu saja di sana. Flora tertegun. Dadanya terasa sesak. Benarkah Birru lebih memilih pergi demi perempuan itu? Bahkan tadi, ia masih menurut saat Birru menyuruhnya masuk ke ruangannya, meninggalkan Riki. Sekarang? Dia ditinggal begitu saja, seolah tak berarti. Rasa perih menggelayut di hatinya. Matan
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 19

Violet kembali mengangkat ponselnya, bersiap mengabadikan pemandangan di depannya. "Juga?" suara Renata terdengar pelan, nyaris berbisik. "Iya. Buat bukti kalau mereka berdua sama aja!" Nada kecewa tak bisa disembunyikan dari suara Violet. Renata menghela napas, lalu dengan tenang meletakkan buku yang sejak tadi ia pegang. "Gue rasa Flora baru deh, Mbak." Violet menoleh cepat. "Tau dari mana lu?" tanyanya curiga. Renata tersenyum tipis. "Feeling aja. Soalnya kemarin pas liburan..." Ia mulai menceritakan kejadian di resort beberapa hari lalu. Saat tanpa sengaja bertemu Flora yang tampak gelisah, seolah menyembunyikan sesuatu. Saat ia menangkap percakapan Riki yang tahu lebih banyak tentang hubungan Flora, Birru, dan Serli daripada yang seharusnya. Dan yang paling membuat Violet panas adalah fakta bahwa Birru mabuk malam itu. Entah apa yang terjadi antara dia dan Flora, tapi satu hal sudah jelas—mereka sama-sama berkhianat. *** Flora melangkah masuk ke dalam rumah, lan
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 20

Flora mengambil selimut dan bantal dari dalam lemari, lalu berjalan menuju sofa. Ia berbaring di sana, bersiap untuk tidur. Birru yang baru keluar dari kamar mandi langsung mengernyit melihatnya. Sejak mereka pulang dari resort, Flora selalu memilih tidur di sofa, dan itu membuatnya heran. Tak ingin terus bertanya-tanya, Birru beranjak ke walk-in closet sebentar, lalu kembali mendekati Flora. Tanpa peringatan, ia membungkuk dan mengangkat tubuh gadis itu, berniat membawanya ke tempat tidur. Namun, Flora yang masih sepenuhnya sadar kaget bukan main. Refleks, ia menjerit kecil dan meronta, berusaha melepaskan diri. Karena gerakannya yang tiba-tiba, keseimbangan Birru goyah. Bruk! Mereka jatuh bersama ke lantai. Flora terhempas tepat di atas tubuh Birru, dan yang lebih mengejutkan, bibir pria itu secara tidak sengaja menyentuh pipinya. Sejenak, dunia terasa membeku. Flora menahan napas. Begitu pula Birru. Tidak ada yang bergerak, tidak ada yang bicara. Namun, kesadaran sege
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status