Sesampainya di kampus, seperti biasa, Birru turun lebih dulu lalu berjalan ke sisi pintu penumpang. Dengan gerakan alami, ia membuka pintu untuk Flora, memberikan tangannya untuk disalami, dan tanpa ragu mengecup kening istrinya dengan lembut. Flora, yang sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Birru, hanya menunduk dan menerima tanpa protes. Namun, ia bisa merasakan tatapan yang menusuk dari kejauhan. Saat ia mengangkat wajah, matanya bertemu dengan sepasang mata tajam milik Riki. Pria itu berdiri tidak jauh dari sana, menyaksikan semua interaksi mereka dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada sesuatu di matanya—entah kemarahan, kekecewaan, atau luka yang tak terucapkan. Flora menelan ludah, tiba-tiba merasa gelisah. “Kamu kenapa?” tanya Birru, yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. Flora menggeleng cepat. “Nggak apa-apa. Aku masuk dulu,” katanya, buru-buru melepaskan genggaman tangan Birru dan bergegas pergi. Birru mengikuti arah pandangan Flora, lalu menemukan sosok R
Terakhir Diperbarui : 2025-03-05 Baca selengkapnya