Semua Bab Menemukan Cinta Kembali: Bab 41 - Bab 50

60 Bab

Bab 41

Sesampainya di kampus, seperti biasa, Birru turun lebih dulu lalu berjalan ke sisi pintu penumpang. Dengan gerakan alami, ia membuka pintu untuk Flora, memberikan tangannya untuk disalami, dan tanpa ragu mengecup kening istrinya dengan lembut. Flora, yang sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Birru, hanya menunduk dan menerima tanpa protes. Namun, ia bisa merasakan tatapan yang menusuk dari kejauhan. Saat ia mengangkat wajah, matanya bertemu dengan sepasang mata tajam milik Riki. Pria itu berdiri tidak jauh dari sana, menyaksikan semua interaksi mereka dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada sesuatu di matanya—entah kemarahan, kekecewaan, atau luka yang tak terucapkan. Flora menelan ludah, tiba-tiba merasa gelisah. “Kamu kenapa?” tanya Birru, yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. Flora menggeleng cepat. “Nggak apa-apa. Aku masuk dulu,” katanya, buru-buru melepaskan genggaman tangan Birru dan bergegas pergi. Birru mengikuti arah pandangan Flora, lalu menemukan sosok R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 42

Setelah perjalanan yang cukup hening, Birru mengajak Flora mampir ke mal untuk membeli kado bagi Violet dan bayinya. "Kita beli apa, Flo?" tanya Birru sambil menggandeng tangan istrinya, membawanya ke dalam toko perlengkapan bayi. Flora melihat-lihat sekeliling, matanya menyapu berbagai macam perlengkapan bayi yang tersusun rapi. "Mungkin selimut bayi sama baju? Aku lihat selimut berbahan katun organik lebih nyaman untuk bayi baru lahir," usulnya. Birru mengangguk setuju. "Oke, sekalian kita beli hampers yang lengkap aja, biar nggak ribet milih satu-satu," katanya sambil menggiring Flora ke rak yang penuh dengan set perlengkapan bayi. Flora sibuk memilih motif yang cocok, sementara Birru berdiri di sampingnya, tangannya masih dengan santai menggenggam tangan Flora. Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar di belakang mereka. "Birru?" Birru spontan menoleh, begitu juga Flora. Di depan mereka berdiri seorang wanita berambut panjang bergelombang dengan wajah cantik dan ekspr
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 43

Mungkin itu juga yang dirasakan Birru terhadap Riki—bukan cemburu, tapi tidak suka melihat seseorang yang masih berharap pada pasangannya. Sepanjang perjalanan pulang, Flora hanya diam, pikirannya masih dipenuhi bayangan Serli dan Riki. Sementara Birru sesekali meliriknya, tetapi membiarkan istrinya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sesampainya di rumah, keduanya langsung masuk ke kamar untuk membersihkan diri. Flora berdiri di depan cermin setelah mengganti bajunya dengan pakaian rumah, mencoba mengusir perasaan tidak nyaman yang masih tersisa. Di sisi lain, Birru juga merapikan rambutnya setelah mandi, memikirkan bagaimana cara memastikan Flora tidak perlu meragukannya lagi. Setelah selesai, mereka turun ke lantai satu untuk menemui Violet dan bayinya. Begitu memasuki ruang tamu, mereka melihat Violet yang sedang duduk di sofa, menggendong bayi mungilnya dengan penuh kasih sayang. Lia juga ada di sana, tersenyum bangga melihat cucunya. Flora segera menghampiri Violet dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 44

Flora berusaha sebisa mungkin menghindari Riki selama beberapa minggu terakhir. Ia tidak ingin lagi berada dalam situasi yang membingungkan, apalagi setelah percakapannya dengan Birru soal anak. Semua itu membuatnya sadar bahwa ia tidak bisa terus menggantung perasaannya. Namun, meskipun ia menghindar, ia selalu sadar bahwa Riki masih memperhatikannya dari jauh. Saat di lorong kampus, saat ia masuk kelas, bahkan saat ia berbicara dengan teman-temannya. Dan kini, di kantin bersama Renata, Riki kembali mencoba mendekat. Flora pura-pura sibuk dengan makanannya, berharap Renata bisa menjadi tameng alami. Tapi sayangnya, Renata malah tersenyum tipis ke arah Riki, seolah tahu apa yang akan terjadi. “Hai, boleh duduk di sini?” Riki bertanya, meskipun tanpa menunggu jawaban, ia sudah menarik kursi di sebelah Flora. Flora menghela napas pelan, menatap Renata penuh arti, berharap sepupu suaminya itu bisa membantunya keluar dari situasi ini. Tapi Renata justru tersenyum jahil dan senga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 45

Pagi itu, Birru berangkat lebih awal dari biasanya. Hari ini ada meeting penting dengan calon mitra bisnis untuk proyek besar yang sudah ia persiapkan selama berbulan-bulan. Flora masih setengah mengantuk saat membantu Birru mengenakan dasinya. "Kamu yakin nggak mau aku temenin, Mas?" tanya Flora pelan, kebetulan hari ini ia tidak ada kelas, meski ia tahu jawabannya. Birru tersenyum kecil, tangannya mengusap lembut pipi istrinya. "Nggak perlu. Kamu istirahat aja di rumah." Flora hanya mengangguk pelan, tapi hatinya merasa aneh. Seperti ada firasat tak enak yang menghantuinya. --- Sesampainya di ruang meeting, Birru bersalaman dengan beberapa eksekutif sebelum duduk di kursinya. Presentasi hampir dimulai ketika pintu terbuka dan seorang wanita masuk dengan penuh percaya diri. "Maaf terlambat," katanya, langkahnya mantap mendekati meja. Birru yang awalnya fokus pada berkas-berkas di depannya, mendongak dan langsung membeku. Fani. Wanita itu tersenyum tipis. "Lama nggak ketemu, B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 46

Flora sedang membantu Violet menyiapkan sarapan di dapur ketika Birru turun dari kamar. Lia sudah duduk di ruang makan, mengayun-ayunkan Kayla yang masih mengantuk di pelukannya."Udah bangun, Mas?" Flora menoleh dan tersenyum kecil saat melihat suaminya berjalan mendekat. Birru menguap sebentar lalu menarik kursi di sebelah ibunya. "Pagi, Bun." "Pagi," jawab Lia sambil menepuk-nepuk punggung Kayla yang mulai menggeliat dalam gendongannya. "Kayla rewel semalaman, jadi Juna sama Violet juga kurang tidur." Violet yang baru keluar dari dapur hanya bisa menghela napas lelah. "Kayla sekarang lagi fase suka bangun tengah malam, Bun. Aku sama Juna gantian begadang." Birru melirik ke arah bayi kecil itu yang mulai membuka matanya. "Sini, aku gendong sebentar." Lia tersenyum dan menyerahkan Kayla ke Birru. Bayi itu langsung menggeliat di dadanya, matanya yang masih mengantuk menatap wajah pamannya dengan bingung. "Kamu sudah sarapan, Mas?" tanya Flora sambil menuangkan teh ke cangkir Bir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 47

Flora masih bersandar dalam dekapan Birru. Dadanya naik turun pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan hangat yang mulai menjalari hatinya—perasaan yang selama ini ia tolak, ia hindari, namun kini perlahan tumbuh tanpa bisa ia kendalikan. Birru tetap memeluknya erat, seakan memberikan waktu bagi Flora untuk menyesuaikan diri. Ia tidak ingin terburu-buru. Ia ingin memastikan bahwa Flora benar-benar siap, bukan sekadar pasrah karena status mereka sebagai suami-istri. Flora menegakkan tubuhnya perlahan, menatap Birru dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Ada sesuatu di matanya—keraguan, ketakutan, tapi juga kepercayaan. "Mas..." panggilnya lirih. Birru mengangkat tangannya, menyentuh pipi Flora dengan lembut. "Aku di sini," bisiknya. Flora menelan ludah. Ia tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan perasaannya saat ini. Ia hanya tahu satu hal—ia tidak ingin Birru menjauh. Mungkin, selama ini ia hanya butuh waktu. Mungkin, ia hanya butuh s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 48

Cahaya matahari perlahan merayap masuk melalui celah tirai kamar, menyapu wajah Flora yang masih terlelap. Birru yang sudah lebih dulu terbangun tidak bergerak sedikit pun, hanya menatap istrinya dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada rasa syukur, kebahagiaan, dan kelegaan yang bercampur menjadi satu. Ia mengulurkan tangannya, mengusap rambut Flora yang sedikit berantakan setelah malam panjang mereka. Melihat wajah istrinya yang terlihat begitu tenang dalam tidur, Birru merasa seakan semua perjuangan dan penantiannya selama ini akhirnya terbayarkan. Flora mulai menggeliat pelan, kelopak matanya bergerak sebelum akhirnya terbuka perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Birru yang menatapnya dengan lembut. "Mas..." suaranya masih serak, napasnya masih terasa berat. Birru tersenyum, lalu mengecup keningnya. "Pagi, Sayang." Flora merasakan wajahnya menghangat mendengar panggilan itu. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi begitu ia melakukannya, rasa nyeri langsung m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 49

Flora merasa sedikit lebih ringan saat pergi ke kampus. Hubungannya dengan Birru mengalami perubahan besar dalam semalam, dan meskipun ada banyak hal yang masih perlu ia pahami tentang perasaannya sendiri, ia tahu bahwa perlahan, ia mulai menerima kehadiran Birru sebagai suaminya. Namun, hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan. Saat jam istirahat tiba, Flora baru saja merapikan bukunya di dalam kelas ketika seseorang berjalan mendekatinya. Suasana di dalam ruangan masih cukup ramai dengan mahasiswa lain yang mengobrol, tapi langkah pria itu terasa mencolok bagi Flora. "Flora," suara itu terdengar akrab, namun kini membawa perasaan asing. Flora menoleh dan langsung menemukan sosok Riki berdiri di depannya. Riki masih seperti dulu—rambutnya tertata rapi, ekspresi tenangnya selalu membawa kesan hangat, dan ada tatapan yang dulu pernah membuat hati Flora bergetar. Tapi kali ini, Flora tidak merasakan hal yang sama. "Ada apa, Ki?" tanyanya dengan nada lebih formal dari biasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 50

Renata melangkah santai ke dalam kelas Flora, namun matanya langsung menangkap sesuatu yang membuatnya waspada. Dari sudut ruangan, Riki berdiri dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tatapan matanya tak lepas dari Flora—terlalu intens, terlalu lama, seperti sedang menghafal setiap detail wajahnya. Renata mengerutkan kening. Ia tahu Riki adalah masa lalu Flora, tapi melihat caranya memandang istri sepupunya itu, ia bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar rasa tidak rela. Seperti seseorang yang menyimpan obsesi. Saat Flora keluar kelas, ia sedikit terkejut mendapati Renata sudah berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada. "Lu ngapain di sini?" tanya Flora, menaikkan alis. "Temenin gue ke kantor, yuk. Gue ada urusan sama Mas Ranu," jawab Renata santai, menyebut nama kakaknya yang bekerja di kantor Birru. "Sekalian lu juga bisa mampir ketemu Mas Birru, udah lama kan nggak main ke kantor?" Flora menggeleng cepat. "Nggak deh, Re. Gue langsung pulang aja, banyak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status