Birru kembali menyandarkan punggungnya pada sofa, tubuhnya terlihat lebih santai. Perlahan, tangannya bergerak meraih tangan Flora, menggenggamnya dengan lembut. Flora menarik napas dalam, tetapi kali ini ia tidak menolak. Ia hanya diam, membiarkan Birru menggenggam tangannya erat. “Jadi, kamu mau makan apa?” tanya Birru, jari-jarinya sedikit menekan tangan Flora seolah tak ingin melepaskannya. Flora menoleh, ragu. Sekilas, ia melirik tangan mereka yang masih bertaut. Birru, yang sadar ke mana arah pandangan Flora, tersenyum kecil. “Aku boleh pegang tangan kamu, kan?” tanyanya pelan, lalu tanpa menunggu jawaban, ia menunduk dan mengecup punggung tangan Flora dengan lembut. Flora langsung menarik tangannya sedikit, kaget. “Itu dicium, Mas,” protesnya. Birru terkekeh pelan. “Ini yang pertama juga?” tanyanya menggoda. Flora mendengus kesal, wajahnya mulai memanas. Sebelum ia sempat membalas, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar. Suara lembut dan mendayu milik Jeni, sek
Last Updated : 2025-03-03 Read more