Home / Rumah Tangga / Menemukan Cinta Kembali / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menemukan Cinta Kembali: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Bab 31

Renata berlari tergesa-gesa, napasnya tersengal saat tiba di taman belakang rumah Birru. Wajahnya penuh kebingungan melihat lelaki itu duduk terdiam, tampak gelisah dengan ponsel masih tergenggam erat di tangannya. "Ada apa sih, Mas?" Renata bertanya dengan nada sedikit kesal. "Lu telepon gue panik banget, nyuruh gue ke sini buru-buru. Ada apa?" Birru mengangkat kepalanya perlahan. Matanya gelap, dipenuhi kecemasan yang tak biasa. "Flora, Re..." Renata mengerutkan dahi. "Kenapa dengan Flora?" tanyanya, mencoba mengatur napasnya yang masih berantakan.Birru menelan ludah, lalu akhirnya membuka suara. "Tadi… gue lihat darah di rok Flora." Renata terdiam sesaat, menahan napas. Tapi bukan karena ikut panik—melainkan menahan tawanya yang hampir pecah melihat ekspresi cemas Birru. "Tenang, Mas. Tenang..." Renata buru-buru bangkit, berpaling sebelum tawanya meledak. "Gue ke atas dulu temuin Flora, ya?" katanya cepat, lalu segera berlari menaiki tangga. Begitu sampai di lantai ata
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 32

Sejak Lia diperbolehkan pulang dengan perawatan jalan, suasana rumah sedikit lebih tenang. Seorang perawat yang disediakan keluarga selalu siaga menjaga dan membantu kebutuhannya. Flora merasa lega, meskipun jauh di lubuk hatinya masih ada kekhawatiran akan kondisi ibu mertuanya. Di sisi lain, ujian akhir telah usai. Flora dan teman-temannya kini hanya menunggu hasil kelulusan. Waktunya lebih banyak dihabiskan di rumah atau pergi bersama Renata untuk mengurus pendaftaran kuliah. Sesekali, ia juga bertemu teman-teman lainnya, tapi tidak terlalu sering. Sejak ujian berakhir, kesibukan masing-masing membuat mereka sulit berkumpul seperti dulu. Sementara itu, hubungannya dengan Birru tetap sama—dingin dan tanpa kemajuan. Tidak ada pertengkaran besar, tetapi juga tidak ada kehangatan di antara mereka. Mereka hanya ada, tanpa kata-kata yang berarti, tanpa kepastian. *** "Flo!" Suara Renata menggema di dalam kamar Flora, disertai langkah cepatnya yang nyaris berlari menuju Flora. S
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 33

Saat Flora sibuk merapikan berkas-berkas untuk kelengkapan kuliahnya, Birru masuk ke dalam kamar. Seperti biasa, kehadiran suaminya itu tidak mengganggunya, dan ia pun tak merasa perlu menoleh. "Ada mau sesuatu sebelum tidur?" Suara Birru yang tiba-tiba sudah begitu dekat membuat Flora akhirnya menoleh, menatapnya dengan pandangan penuh tanya. "Sesuatu apa?" "Makanan, mungkin. Atau... kamu mau jalan-jalan?" Flora semakin menatapnya aneh. "Kenapa harus?" Birru mengangkat bahunya, mencoba terlihat santai, padahal pikirannya penuh keraguan. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu. Haruskah ia menanyakan soal kehamilan Flora? Selama ini, ia benar-benar mengira istrinya itu mengandung. Namun, setelah berbulan-bulan, perut Flora masih tetap rata—tidak ada perubahan seperti yang terlihat pada Violet. Tatapan Birru tanpa sadar tertuju ke perut Flora, membuat wanita itu merasa tak nyaman. "Lihatin apa?" sentaknya kesal. "Nggak ada..." Birru buru-buru mengalihkan pandangan
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 34

Ospek hari pertama benar-benar melelahkan. Selain harus berkenalan dengan sesama mahasiswa baru, Flora juga harus memahami lingkungan kampus dan mengerjakan tugas-tugas yang cukup menguras tenaga. Keringat masih membasahi pelipisnya ketika ia berjalan keluar dari aula utama. "Capek ya?" Suara yang familiar membuat Flora menoleh. Riki sudah berdiri di hadapannya, menatapnya dengan senyum santai. Tanpa ragu, tangannya terulur, merapikan helaian rambut Flora yang sedikit berantakan akibat keringat. Flora hanya tersenyum tipis lalu mengangguk pelan. Ia terlalu lelah untuk menjawab. "Yuk, ke kantin," ajak Riki ringan. Mereka pun berjalan berdampingan. Riki, dengan gaya khasnya yang selalu akrab, tiba-tiba merangkul bahu Flora. Anehnya, Flora sama sekali tidak merasa risih atau terganggu. Ia membiarkannya, menikmati momen sederhana itu tanpa terlalu banyak berpikir. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. "Floraaa!" Suara nyaring itu membuat langkah Flora terhenti sejenak
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 35

Sejak pulang dari kampus, Birru lebih banyak diam. Ia bahkan tidak menyinggung apa pun pada Flora. Saat makan malam bersama keluarganya, ia tetap berbicara seperti biasa, tersenyum, dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Namun, Flora bisa merasakan ada yang berbeda.Seperti kebiasaannya, Birru duduk di tepi ranjang dengan sebuah buku di tangannya. Awalnya, Flora mengira kebiasaan itu hanya bagian dari profesinya sebagai guru, tetapi ternyata tidak. Bahkan setelah ia berhenti mengajar, kebiasaan itu tetap melekat padanya.Tapi malam ini, Flora tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang menggantung di hatinya—sebuah kecemasan yang sulit dijelaskan. Ia takut Birru marah. Atau mungkin kecewa? Ia tidak tahu pasti. Yang jelas, perasaan itu muncul setelah hari yang ia habiskan bersama Riki hari ini.Flora menarik selimutnya, duduk sebentar, lalu merebahkan tubuhnya membelakangi Birru. Ia menghela napas pelan, mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya memaksa matanya terpejam. Hening.Su
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 36

Flora terbangun dengan kelopak mata yang terasa berat, bekas tangis semalam masih menyisakan jejak kelelahan di wajahnya. Ia mengerjap perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya redup di kamar. Namun, dahi gadis itu berkerut saat menyadari sesuatu—lengan hangat melingkar di pinggangnya. Birru. Napas Flora tertahan. Ingatannya perlahan kembali, mengingat bagaimana ia terisak di dada pria itu sebelum akhirnya lelah dan terlelap. Tapi ia tidak menyangka akan bangun dalam posisi seperti ini—dipeluk erat seolah Birru enggan melepaskannya. Flora menelan ludah, jantungnya berdegup tak beraturan. Dengan hati-hati, ia mencoba mengangkat tangan pria itu dari tubuhnya. Namun, baru saja jemarinya menyentuh kulit Birru, lelaki itu justru semakin menariknya ke dalam pelukan. “Aku masih mau begini, Flo,” gumam Birru dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Hangat napasnya menyapu tengkuk Flora sebelum bibirnya mengecup singkat di sana. Flora refleks menekuk lehernya, geli seka
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 37

Masa ospek telah berlalu, dan kehidupan perkuliahan pun mulai berjalan seperti biasa. Flora dan Riki ternyata satu kelas, hal yang membuat Renata semakin frustrasi. Di luar kelas, ia masih bisa mengatur agar keduanya tidak terlalu sering bersama, tetapi di dalam kelas? Tidak ada yang bisa ia lakukan. Apalagi, meskipun sama-sama keras kepala, Flora dan Riki masih sering terlihat bersama. Beberapa teman bahkan mengira mereka memang pasangan. Sementara itu, hubungan Flora dan Birru terus berkembang dalam ketidakpastian. Birru semakin menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada istrinya, sementara Flora hanya bisa menerima dan menuruti kemauan suaminya. Ia sendiri masih bingung dengan perasaannya. Jika ditanya apakah ia menyayangi Birru, jawabannya tentu iya. Namun, yang tidak bisa ia pahami adalah apakah perasaan itu sebatas kasih sayang seorang adik kepada kakaknya atau lebih dari itu? --- Siang itu, di akhir kelas, Riki menoleh ke arah Flora dengan senyum antusias. "Na
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 38

Birru kembali menyandarkan punggungnya pada sofa, tubuhnya terlihat lebih santai. Perlahan, tangannya bergerak meraih tangan Flora, menggenggamnya dengan lembut. Flora menarik napas dalam, tetapi kali ini ia tidak menolak. Ia hanya diam, membiarkan Birru menggenggam tangannya erat. “Jadi, kamu mau makan apa?” tanya Birru, jari-jarinya sedikit menekan tangan Flora seolah tak ingin melepaskannya. Flora menoleh, ragu. Sekilas, ia melirik tangan mereka yang masih bertaut. Birru, yang sadar ke mana arah pandangan Flora, tersenyum kecil. “Aku boleh pegang tangan kamu, kan?” tanyanya pelan, lalu tanpa menunggu jawaban, ia menunduk dan mengecup punggung tangan Flora dengan lembut. Flora langsung menarik tangannya sedikit, kaget. “Itu dicium, Mas,” protesnya. Birru terkekeh pelan. “Ini yang pertama juga?” tanyanya menggoda. Flora mendengus kesal, wajahnya mulai memanas. Sebelum ia sempat membalas, suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar. Suara lembut dan mendayu milik Jeni, sek
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 39

Dengan perasaan tak nyaman, Flora akhirnya mengangkat telepon itu. "Halo," sapanya pelan. "Flo, kamu di mana?" Suara Riki terdengar lembut di ujung sana, penuh perhatian seperti biasa. "Kamu nggak apa-apa, kan? Tadi aku nungguin di lobby, tapi kamu tiba-tiba nggak ada. Aku khawatir, Flo." Flora melirik sekilas ke arah Birru yang duduk di sampingnya. Wajah suaminya tampak tenang di permukaan, tapi ekspresi matanya mengatakan hal lain. Rahangnya mengeras, dan genggaman tangannya di lututnya semakin kuat. Flora menelan ludah. "Iya, maaf, Ki. Aku ada urusan mendadak dan pulang bareng Renata." jawabnya singkat. "Oh, gitu... Aku cuma mau pastiin aja. Terus, soal tugas kita gimana? Jadi kita kerjain bareng pas weekend?" Flora semakin gelisah. Ia bahkan bisa merasakan hawa panas dari Birru yang duduk di sampingnya, meskipun lelaki itu belum mengeluarkan sepatah kata pun. "Aku..." Flora melirik Birru sekali lagi, berharap lelaki itu bisa sedikit mereda. Tapi justru sebaliknya—Birru bers
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 40

Flora kecil melompat turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Napasnya memburu, dan matanya sibuk mencari sosok yang dicarinya. Begitu mendengar kabar bahwa Birru akan kuliah di luar negeri, ia langsung merasa panik.Hatinya dipenuhi perasaan tidak terima. Selama ini, Birru adalah satu-satunya yang selalu ada untuknya—orang yang selalu melindunginya, menemaninya saat ia sedih, dan membuatnya merasa aman. Bagaimana mungkin ia pergi begitu saja tanpa memberitahunya lebih dulu?Langkah kakinya semakin cepat saat melihat Birru di depan rumah, sedang memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Tanpa pikir panjang, Flora berlari dan langsung menarik ujung baju Birru dengan erat.“Mas mau ke mana?” tanyanya dengan napas tersengal. Matanya yang bulat besar menatap penuh tuntutan.Birru menoleh, sedikit terkejut melihat Flora yang datang tiba-tiba. Ia tersenyum kecil, lalu mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut. “Mas mau pergi kuliah, Flo.”Flora menggeleng keras. “Mas nggak boleh pergi! Kalau
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status