หน้าหลัก / Romansa / JODOHKU GURU GALAK / บทที่ 51 - บทที่ 60

บททั้งหมดของ JODOHKU GURU GALAK: บทที่ 51 - บทที่ 60

123

51. Tentukan Pilihan

"Makan yang banyak, Sayang." Liana berujar lembut, sambil menuangkan nasi ke piring putranya."Baru beberapa hari ngurus perusahaan, badan kamu sudah kelihatan susut begini. Apa kamu lupa makan?" sambungnya sembari menilik tubuh sang putra.Adhinata yang duduk di hadapannya hanya tersenyum kecil. "Enggak, Mi. Makan kok, cuma mungkin belakangan ini kurang teratur. Kurang tidur juga."Haidar, yang duduk di ujung meja makan, menimpali sambil mengaduk sayur di piringnya. "Kurang teratur atau memang terlalu sibuk ngurusin dua hal sekaligus?"Adhinata diam. Dia mengambil lauk yang sudah disodorkan oleh ibunya. Tak ingin terlalu ambil pusing dengan perkataan ayahnya."Dengar, Nata. Kamu tidak bisa terus seperti ini. Kamu bisa fokus ke perusahaan, hanya jika kamu lepaskan profesi kamu sebagai guru. Kalau kamu memaksakan badan untuk menjalani keduanya, cepat atau lambat kamu akan  tumbang." Kepala rumah tangga itu menyambung kalimat tajam meski nadanya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

52. Bayang-Bayang Trauma

Adhinata mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Jalanan lengang di malam hari memberi ruang untuk pikirannya melayang-layang, tenggelam dalam bayang-bayang masa lalu yang baru saja menyergap. Udara dingin AC mobil terasa menusuk kulit, tapi tak mampu meredam gejolak di dadanya.Dia terus mengingat wajah Abhirama, senyumnya yang cerah, dan semangatnya yang selalu menular. Dulu, Adhinata ingin seperti Abhirama—seseorang yang tangguh, ramah, dan menjadi kebanggaan keluarga. Namun, tragedi itu merenggut segalanya.Mobil berhenti di tepi sebuah taman kecil yang sepi. Tempat di mana ia dan Nadira pernah berada di sana untuk menenangkan diri setelah momen salah paham chat 'basah'.Adhinata mematikan mesin, lalu bersandar di kursi, mencoba menarik napas panjang. Tangannya bergetar saat meraih botol air di konsol tengah. Air dingin itu hanya sedikit membantu menenangkan pikirannya.Dia membuka kaca jendela, membiarkan udara malam yang dingin
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

53. Antara Tanggung Jawab dan Janji

Pagi itu, Adhinata berjalan cepat menuju ruang kelas. Pakaian rapi, tampan sebagaimana biasa seorang Adhinata Rahagi. Namun, ada garis-garis lelah di wajahnya. Dia menatap layar ponsel di tangan, membaca pesan dari sekretarisnya tentang jadwal rapat yang sudah disusun ulang untuk nanti siang.Ketika sampai di depan kelas, dia menarik napas panjang. "Fokus dulu," gumamnya, lalu membuka pintu. Kali ini, dia mengajar di kelas IPS 1."Selamat pagi, Anak-anak." Suaranya terdengar tenang."Pagi, Pak," jawab mereka serempak.Adhinata memulai pelajaran seperti biasa, menyampaikan materi sambil menulis di papan. Juga berjalan pelan di antara meja-meja siswa. Akan tetapi, setiap kali berhenti untuk menjelaskan, pikirannya melayang pada janji yang ia buat kepada Nadira semalam.Mas pasti datang.Kata-kata itu keluar begitu yakin dari mulutnya. Ia tahu Nadira menaruh harapan besar pada kehadirannya di seleksi renang.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

54. Rindu di Luar Kendali

Pagi yang cerah, tetapi beban di kepala Adhinata terasa seperti awan kelabu yang menggantung berat. Tubuhnya terasa lelah setelah semalaman berkutat dengan dokumen kerja, ditambah jadwal mengajarnya yang tak bisa dihindari. Pagi ini dia akan mengajar matematika di kelas XI IPS 4—kelas Nadira. Sebisa mungkin, jika ada kesempatan, ia ingin memperbaiki kecanggungan yang muncul di antara mereka sejak seleksi renang beberapa hari lalu. Semoga saja gadis itu merespon baik.Adhinata melangkah masuk ke kelas dengan langkah mantap seperti biasanya. Suasana kelas yang awalnya gaduh langsung hening ketika murid-murid menyadari kedatangannya."Selamat pagi, Anak-anak." Suaranya tenang, tetapi tetap memberikan kesan wibawa."Pagi, Pak!" sahut para siswa serempak.Adhinata menaruh buku materi dan laptop di meja. "Hari ini kita lanjutkan materi kemarin. Silakan buka LKS kalian, halaman 30. Ada beberapa soal yang perlu kalian kerjakan. Tapi sebelumnya, harap semua
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

55. Ketika Waktu dan Hati Beradu

Suara peluit nyaring menggema di sekitar kolam renang, membuat Nadira otomatis membenarkan posisi goggles di matanya."Bersiap!" seru pelatih dengan nada tegas.Nadira menunduk, tubuhnya membentuk posisi streamline, kaki kuat bertumpu pada papan start. Ia menarik napas."Siap ...!" Aba-aba kedua membuat nadinya berpacu lebih cepat. Dalam hitungan detik, peluit panjang terdengar lagi, menandakan saatnya ia melompat ke air.Nadira meluncur mulus, tubuhnya membelah permukaan air dengan teknik yang sudah dilatih berulang kali. Tangannya lurus, memimpin tubuhnya yang bergerak seperti anak panah. Di bawah air, kakinya langsung melakukan tendangan lumba-lumba (dolphin kick), menghasilkan dorongan maksimal sebelum ia muncul ke permukaan untuk memulai gaya bebas."Fokuskan tenaga di setiap tarikan tangan! Jangan terlalu tinggi mengangkat kepala!" Suara pelatih kembali terdengar, mengingatkan Nadira agar teknik tetap terja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
อ่านเพิ่มเติม

56. Momen Manis yang Terkoyak

"Mas inget nggak muka Pak Widodo waktu itu? Kocak banget!" Nadira tertawa terbahak, tangannya memegang perut sambil melirik ke arah Adhinata yang sedang fokus mengemudi.Ngomong-ngomong, Nadira sedang membahas satu waktu di mana mereka berpelukan di ruang BK, dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya. Ternyata Pak Widodo, sang kepala sekolah yang datang. Mau ada perlu dengan Adhinata, katanya.Adhinata menoleh sekilas, sudut bibirnya melengkung tipis. "Kamu terlalu senang mengejek orang, Rara. Jangan gitu, Pak Wid itu orang tua. Kepala sekolah pula.""Ya, tapi beneran, Mas! Mukanya tuh kayak ... campuran antara kaget, bingung, sama, apa ya, jijik mungkin?" Nadira kembali tertawa, membayangkan momen itu. "Serius, pas Pak Wid buka pintu dan ngelihat kita cuma berdua di dalam, ekspresinya priceless banget."Adhinata mengangguk kecil, meski sorot matanya tetap lurus ke jalan. "Pak Wid pasti sudah lelah menemukan kita berduaan terus.""Kita ini
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

57. Kendali Emosi

Adhinata berdiri di samping mobil, pandangannya terpaku pada layar ponsel. Foto itu begitu jelas, menampilkan Nadira dan Regas dalam situasi yang sulit untuk dijelaskan. Ia mencoba menarik napas panjang, tetapi dadanya terasa sesak.Keningnya berkerut, dan rahangnya mengeras. Pikirannya berputar—siapa yang mengirimkan foto ini, dan apa tujuannya? Tetapi yang paling mengganggunya adalah pertanyaan yang tak bisa ia abaikan: Apakah Nadira benar-benar bisa dipercaya sepenuhnya?Dari dalam mobil, Nadira melongokkan kepala. "Mas? Kenapa belum masuk juga? Ada apa?"Adhinata cepat-cepat mematikan layar ponselnya dan memasukkan perangkat itu ke saku. Ia menoleh ke arah Nadira, mencoba memasang wajah tenang, meski di dalam dirinya tengah berkecamuk."Sebentar," jawabnya pendek, lalu masuk ke mobil tanpa menambahkan kalimat apapun. Meski begitu, ia masih ingat untuk memasangkan sabuk pengaman Nadira. Gadis itu memang sering lupa. Dan lagi-lagi, hal it
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

58. Sasaran Sebenarnya

"Keluar lo!"Adhinata menggenggam ponsel yang menempel di telinganya, suaranya penuh tekanan saat memaksa Regas untuk keluar rumah."Apaan, sih, Kak?" Regas merespon malas dari seberang telepon."Gue bilang, keluar!" ulang Adhinata. Pikirannya bercampur aduk, antara emosi dan kecurigaan yang terus berkecamuk. Di satu sisi, ia ingin menghajar Regas saat itu juga, tetapi sisi lain dari dirinya menuntut untuk tetap rasional dan mencari bukti lebih lanjut. Dia tidak boleh segegabah itu."Kak, lo ngelindur?" Regas mendengkus."Keluar, gue bilang!" ulang Adhinata untuk ketiga kalinya."Astaga ... apaan, Kak? Gak jelas banget, lo di mana?" sahut Regas dengan nada kesal."Gue di depan rumah lo. Keluar sekarang!" tegas Adhinata.Setelah beberapa detik hening, akhirnya terdengar suara pintu terbuka. Tak lama kemudian, Regas muncul di depan pintu gerbang dengan pakaian santainya dan ponsel masih tergenggam di ta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

59. Jejak Digital yang Mengancam

Adhinata mengemudikan mobil dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya memegang ponsel yang menempel di telinga. Wajahnya tegang, napasnya berat, seolah ada beban besar yang terus menekan pikirannya."Lo tuh kebiasaan banget, nyetir sambil nelepon. Gue belum mau mati, ya," tegur Regas dari kursi penumpang, berusaha mengurangi ketegangan dengan sarkasme. Namun, Adhinata hanya diam, matanya tetap fokus ke jalan, tidak memedulikan omelan sepupunya.Akhirnya, nada sambung berganti dengan suara lembut di seberang sana. "Assalamu’alaikum," ujar Nadira."Wa’alaikumsalam. Kamu lagi apa?" tanya Adhinata cepat, nadanya tak seperti biasa—terburu-buru dan nyaris mendesak."Lagi jawab telepon Mas Nata," jawab Nadira santai.Adhinata menarik napas panjang, berusaha menjaga ketenangan. "Setelah ini, taruh teleponnya dan tidur. Jangan buka hape lagi.""Kenapa?" tanya Nadira, suaranya terdengar bingung.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

60. Bara di Balik Layar

Telepon yang terputus membuat Adhinata terguncang. Pikirannya langsung dipenuhi serangkaian kemungkinan buruk. Ia ingin segera berlari ke tempat Nadira, tetapi tahu itu tidak akan menyelesaikan apa-apa. Dunia telah bergerak lebih cepat dari yang ia duga. Ia mendongak ke arah Regas dan Hilman yang masih berdiri di dekatnya."Gue harus ke rumah Nadira. Gue harus tenangin dia," gumam Adhinata, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri.Regas segera memegang bahu sepupunya. "Enggak bisa, Kak. Ini sudah malam, dan lo enggak mungkin nekat ke sana tanpa rencana. Lagian, lo lagi kacau sekarang."Adhinata menepis tangan Regas, wajahnya penuh amarah bercampur frustasi. "Dia butuh gue, Gas! Lo tahu kan apa yang bisa terjadi kalau dia enggak kuat mental? Lo ngerti enggak?! Perkara perjodohan aja dia bisa kabur dari rumah. Apalagi ini wajahnya viral di mana-mana. Gue takut Nadira nekat berbuat macam-macam."Regas menahan napas, berusaha tetap tenang meski melihat
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
13
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status