Malam itu terasa lebih dingin daripada biasanya. Udara lembap masuk melalui celah kecil jendela rumah Adhinata, membawa aroma khas rumput basah. Nadira duduk di sofa, memeluk lututnya, tubuhnya masih mengenakan kaos kebesaran yang Adhinata berikan. Ia terlihat canggung, meskipun tempat ini sudah tidak asing lagi baginya.Beberapa jam lalu, ia baru saja keluar dari rumah ini setelah belajar. Tapi keadaan berubah begitu cepat. Nadira, yang kala itu berharap bisa menghindari konflik dengan ayahnya, justru berakhir melarikan diri dan kembali ke tempat yang paling membuatnya merasa aman, rumah Adhinata.Adhinata berdiri di dapur kecil, menuangkan air panas ke dalam cangkir. Tatapannya sesekali melirik ke arah Nadira yang terlihat semakin gelisah. Setelah menaruh dua cangkir teh di atas meja kecil di depan sofa, ia akhirnya duduk di kursi dekat rak buku, menjaga jarak, tetapi tetap memperhatikan."Kamu harus istirahat, Rara," ujarnya sambil menyandarkan tubuh.
Terakhir Diperbarui : 2025-02-17 Baca selengkapnya