หน้าหลัก / Romansa / JODOHKU GURU GALAK / บทที่ 11 - บทที่ 20

บททั้งหมดของ JODOHKU GURU GALAK: บทที่ 11 - บทที่ 20

123

11. Gelap yang Berkisah

"Karena saya—"Adhinata menggantungkan kalimatnya, ketika suara seseorang tiba-tiba memecah ketegangan dari arah depan."Non Rara! Non Rara!" Suara lantang itu berasal dari Pak Supri. Sorotan senter yang dibawanya menari-nari di dinding rumah. Langkah tergesa pria paruh baya itu semakin mendekat, hingga akhirnya cahayanya menemukan mereka di dapur."Astaga, Non!" Pak Supri terperangah melihat Nadira duduk di lantai, bersandar pada Adhinata yang memeluknya dengan tubuh separuh basah. Raut wajah Pak Supri langsung berubah marah, salah paham dengan situasi di depannya."Mas! Apa-apaan ini?!" serunya seraya melangkah cepat, berniat menarik Nadira menjauh. Namun, Adhinata segera berbicara sebelum pria itu sempat bertindak."Berhenti di situ, Pak. Pak Supri bisa terluka," ucapnya dengan suara tenang, tetapi tegas.Pak Supri menghentikan langkah dan mengerutkan dahi, bingung. "Luka? Apa maksudnya?" Sorot senternya turun mengikuti arah tatapan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

12. Terjebak dalam Perjanjian

Jam sekolah berjalan seperti biasa, tetapi pikiran Nadira terasa berat sejak pagi. Malam tadi, Adhinata bersikeras pulang sendiri saat listrik akhirnya menyala. Dan itu sudah tengah malam. Adhinata menolak tawaran Pak Supri untuk diantar. Meski Nadira telah memastikan pria itu tiba dengan selamat di rumah, tetap saja dia merasa tidak tenang.Bagaimana tidak? Kaki Adhinata terluka cukup parah, dan dia bahkan tidak membiarkan lukanya dirawat dengan benar.Dasar guru galak keras kepala.Di sekolah, kekhawatiran itu bertambah. Biasanya, Adhinata selalu terlihat sibuk di lorong-lorong atau berinteraksi dengan para guru lain. Namun hari ini, dia seperti menghilang. Tidak ada tanda-tanda kehadirannya."Heh, Ra. Lo kenapa, sih, ngelamun terus? Dari tadi gue ngomong sama angin," protes Salsa diiringi tepukan di bajunya.Nadira tersentak. "Hah? Apa? Lo ngomong apa tadi?"Salsa mendengkus, lalu memasang wajah sok sedih dan melontar kata-kata d
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

13. Mas Nata and Good Girl

Selesai latihan renang, Nadira berjalan cepat ke ruang ganti dengan langkah penuh semangat. Hari ini dia punya misi: menghadapi Adhinata. Kalau dibiarkan, pria itu akan terus bersikap dingin seperti patung batu.Setelah berganti baju, Nadira mengabaikan panggilan Salsa yang masih sibuk mengobrol dengan anggota klub renang lainnya. Gadis itu bergegas ke luar gedung olahraga, matanya langsung mencari sosok yang ia kenal di sekitar sekolah.Adhinata tidak akan pulang cepat, pikir Nadira yakin. Pria itu biasanya seperti bayangan, selalu ada di sekitar sekolah meski suasana sudah mulai sepi.Langkahnya terhenti ketika tiba-tiba Regas menghadang. Cowok yang rambutnya masih basah dan saat ini mengenakan jaket dengan logo klub renang SMA Cakrawala itu tersenyum cerah ke arah Nadira."Mau langsung pulang, Ra?" tanya cowok itu."Eh. Iya, Kak," jawab Nadira."Mau gue antar?"Nadira menggeleng dan mengibaskan tangan. "Enggak usah, Kak. Gue dijemp
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

14. Rumah Singgah

Langit sore tampak gelap, mendung tebal menggantung seakan siap menumpahkan hujan. Adhinata menyusuri jalanan dengan tenang, kedua tangannya mantap di kemudi. Di sebelahnya, Nadira duduk santai, matanya berbinar-binar menikmati percakapan yang baru saja dimulai."Bapak ... eh, Mas Nata." Nadira tergagap, langsung memukul pelan dahinya sendiri sambil tertawa. "Aduh, kenapa susah sekali sih membiasakan ini."Adhinata hanya melirik sekilas, menghela napas pendek. "Kamu harus mulai terbiasa. Kamu bilang banyak mata-mata ayah kamu yang entah di mana. Setidaknya panggilan itu akan meyakinkan mereka. Begitu, 'kan, maunya kamu?""Iya, Mas Nata. Kalau mode seperti ini, manggilnya pakai aku-kamu aja, ya." Nadira menekankan setiap katanya, terlihat berusaha keras menahan tawa."Terserah. Tapi ingat," lanjut Adhinata, nada suaranya kembali serius. "Kalau di sekolah, tetap panggil saya Pak Nata. Jangan sampai ada yang curiga.""Siap, Pak Guru." Nadira memberi h
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

15. Teguran di Tengah Hujan

"Sepertinya kamu berencana membunuh saya," ujar Adhinata, suaranya terdengar serak, tetapi diselingi nada sarkasme khasnya. Kembali menyebut dirinya sendiri dengan kata 'saya', padahal beberapa menit yang lalu sudah tak terlalu kaku ketika menggunakan 'aku.'Nadira yang duduk di kursi pengemudi, menoleh cepat. "Apa?! Mas jangan ngomong sembarangan kayak gitu!" Seruan itu keluar dengan nada kesal, tetapi getaran dalam suaranya menunjukkan bahwa ia masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.Untung saja dua pengurus rumah singgah tadi dengan sigap memberi bantuan dan berhasil membawa Adhinata kembali ke mobil yang di parkir di halaman depan.Adhinata memejamkan mata sejenak, berusaha mengatur napasnya yang masih berat. "Kenapa kamu menyeret saya ke tempat penuh bulu seperti itu? Kalau saya tidak tahu kamu, saya mungkin mengira ini adalah rencana pembunuhan.""Mas jangan bercanda!" Nadira berteriak kecil, tangannya mencengkeram kemudi begitu kuat hingga bu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
อ่านเพิ่มเติม

16. Ujian dari Ayah

Adhinata duduk di ruang tamu dengan posisi tegap, meski tubuhnya terasa lemah. Napasnya masih sedikit berat, tetapi ia berusaha terlihat setenang mungkin. Di depannya, Pak Wirawan menatap tajam, seperti seorang hakim yang siap memberikan vonis. Nadira mengamati dari atas tangga, duduk di anak tangga teratas. Lututnya ditekuk dan tubuhnya bersandar ke railing tangga."Jelaskan," ujar Pak Wirawan lagi, dengan nada lebih tegas. "Apa yang membuat saya harus percaya bahwa kamu pantas menjadi guru—atau lebih buruk lagi, pacar Nadira?"Adhinata menatap pria di depannya tanpa gentar, meski tubuhnya terasa semakin berat. "Pak Wirawan," ia memulai dengan suara yang tenang, "saya memahami kekhawatiran Bapak. Saya mungkin tidak dalam posisi untuk membela diri, tetapi saya rasa, ada hal-hal yang perlu Bapak ketahui."Pak Wirawan mendengkus, mencondongkan tubuh ke depan. "Silakan. Saya mendengarkan.""Saya tidak pernah berniat melibatkan diri dalam kehid
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

17. Apa Ini Namanya Cemburu?

Sudah tiga hari berlalu sejak malam itu, dan Adhinata tidak terlihat di sekolah. Nadira mulai merasa resah. Bahkan saat ia mencoba menghubungi pria itu melalui pesan singkat, tidak ada jawaban. Apa Adhinata benar-benar sakit? Atau ia sedang menghindar?"Ra, lo gak denger apa-apa soal Pak Nata?" tanya Salsa, menyeruput sekotak jus mangga di tangannya.Nadira yang sedang merapikan buku di meja hanya menggeleng pelan. "Gak ada. Tiga hari ini kan dia digantiin sama Bu Indri. Gak ada yang kasih info apa-apa, sih.""Duh, padahal gue udah kangen berat. Pak Nata itu galak-galak memikat." Salsa menyesap lagi jusnya, lalu melanjutkan dengan nada bercanda, "Tapi serius, kalo dia lebih ramah dikit, gue udah nembak duluan, sih."Nadira memutar mata, mencoba menyembunyikan kekikukannya. Ia tahu Salsa memang suka menggoda seperti itu, tetapi mendengar nama Adhinata disebut dengan nada bercanda saja rasanya membuat jantungnya berdegup lebih cepat."Tembak aja sana
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

18. Perasaan yang Sulit Dipahami

Suasana kelas XI IPS 4 kembali memanas setelah bel berbunyi, menandakan jam pelajaran berikutnya akan dimulai. Nadira duduk di bangkunya dengan resah. Pasalnya, pelajaran berikutnya adalah matematika, yang artinya dia akan bertemu dengan Adhinata.Meski merasa terintimidasi oleh tatapan Adhinata di kantin sebelumnya, Nadira tak bisa memungkiri ada sedikit rasa lega di hatinya. Setidaknya, pria itu sudah kembali ke sekolah dan kondisinya terlihat lebih baik. Jalannya juga tak lagi terpincang seperti beberapa hari lalu. Namun, tatapan dingin dan menusuk yang dilemparkan Adhinata tadi masih membekas, membuat Nadira gelisah.Sementara itu, Salsa di sebelahnya sibuk mengulang cerita tentang betapa serunya makan bareng Regas."Aduh, gue gak nyangka Kak Regas itu tipe cowok yang humble, ya. Padahal kan dia bintang sekolah, atlet renang pula. Tapi tetep, down to earth!" Salsa berbicara sambil merapikan rambutnya, seolah membayangkan Regas masih duduk d
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

19. Kecupan di Gedung Belakang

"Pak Nata."Adhinata menoleh dengan gerakan malas, mendapati Nadira berdiri beberapa langkah di belakangnya. Wajah gadis itu terlihat ragu, tetapi penuh tekad. Menghela napas panjang, pria itu kembali memijat pelipisnya."Kenapa kamu ada di sini? Bukannya masih jam pelajaran?" tanyanya dengan nada tajam."Di kelas lagi jam kosong, Pak," jawab Nadira. Tentu saja dia bohong. Bukan jam kosong, hanya gurunya saja yang belum memasuki kelas. Gadis tersebut melangkah mendekat perlahan."Jam kosong bukan berarti boleh berkeliaran, apalagi membolos," balas Adhinata tanpa menatap Nadira. Lipatan di keningnya semakin dalam."Saya enggak membolos. Saya sengaja nyari Pak Nata," ucap Nadira tanpa rasa bersalah, matanya menatap langsung ke arah pria itu. Gadis ini tahu batasan untuk tetap berbicara sopan layaknya guru dan murid.Adhinata mengangkat alis. "Nyari saya? Untuk apa?""Saya cuma mau memastikan Pak Nata baik-baik saja," jawab Nadira, nadan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม

20. Gadis Nakal

Nadira menghempaskan tubuhnya ke bangku kelas dengan wajah yang masih merah padam. Ia mencoba fokus pada buku pelajaran yang masih terbuka di meja, tetapi pikirannya terus-menerus kembali ke adegan di koridor tadi. Tangannya menyentuh bibir sendiri, mengingat bagaimana ia nekat mengecup pipi Adhinata."Apa yang barusan gue lakuin?!" pikir Nadira panik. Kedua tangannya bergerak menutupi wajah yang semakin memanas. Rasanya seperti ingin menggali lubang di tengah kelas dan mengubur diri sendiri.Di sampingnya, Salsa, yang baru kembali dari luar kelas, langsung memelototi Nadira. "Lo dari mana aja, sih, Ra? Satu jam pelajaran hilang entah ke mana! Gue kira lo diculik alien."Nadira hanya melirik sekilas, lalu pura-pura membuka bukunya dengan asal. "Alien dari Pluto?! Gue kan udah bilang mau ke toilet tadi.""Toilet yang mana? Barusan gue susulin, tahunya malah udah di sini. Lagian di toilet satu jam pelajaran?!" Salsa memekik. "Ngapain? Renovasi?" cecarnya de
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
123456
...
13
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status