All Chapters of Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata: Chapter 221 - Chapter 230

237 Chapters

Chapter 220

“Hueek!” Ruby kembali muntah. Tubuhnya serasa lemas. Selain memang lapar, ia juga lelah ditambah kembali muntah. Ruby memegang wastafel. “Apa yang terjadi denganku…” “Sebentar lagi layanan makan akan datang.” Stormi mendekat. “Sebenarnya…” Stormi menatap Ruby. “Aku curiga pada satu hal.” Stormi menyipitkan mata. “Apa kau punya pacar?” Ruby menggeleng. “Ah..” Stormi mengangguk. “Kalau begitu mungkin memang kau sedang kelalahan dan mabuk perjalanan saja—” “Aku punya suami. Tapi sebentar lagi—” “APA?!” nampak Stormi sangat kaget. “Kau punya suami dan kau baru bilang sekarang?” Stormi mendekat—tiba-tiba saja mengusap perut Ruby. “Bagaimana jika kau hami? Kau mual kan? Itu gejala orang hamil. Kenapa kau tidak berpikir ke arah sana?” “Atau kau selalu menggunakan pengaman?” tanya Stormi lagi. Ruby menggeleng. “Aku tidak pernah menggunakannya…” Tidak pernah. sekalipun tidak pernah. Leonard dan dirinya memang menginginkan bayi. Mereka sepakat untuk tidak menggunak
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Chapter 221

Stormi menggeleng. “Kau sakit.” Semua testpack yang digunakan oleh Ruby bergaris satu. Ruby mundur—mengusap perutnya. “Mungkin aku memang lapar.” Stormi mendesah kecewa. “Aku sangat antusias menyambut bayimu. Tapi yasudahlah…” Ruby mengambil duduk di sofa. setelah meminum obat yang diberikan oleh Stormi, ia akhirnya makan. Untungnya Stormi membeli banyak obat. Ia bisa memilih obat mana yang bisa ia minum. “Bagaimana dengan suamimu…” ucap Stormi. “Apa dia tidak mencarimu?” “Mungkin.” Ruby mengangguk. “Dia bisa mencariku dengan mudah—bahkan menemukanku. Tapi kalau hari ini aku melihatnya, aku tidak akan bisa menahan emosiku.” “Aku bertengkar dengannya.” Ruby menoleh. “Itulah kenapa—aku ingin sedikit menenangkan diri dari dia. Jika aku melihatnya saat ini—aku akan marah lagi.” Stormi mengangguk dengan paham. “Siapa suamimu? Aku penasaran.” “melihat kartu yang ada di dompetmu, pasti suamimu orang kaya kan?” tanya Stormi. “Sangat kaya,” balas Ruby. “Dia bahkan bisa melakukan ap
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Chapter 222

“Kau gila?!” Stormi menyeka bibirnya—tidak lupa mengusap meja dengan tisu. Ia menoleh—menunduk dan membisikkan sesuatu pada Ruby. “Dia yang tadi di kereta!” Ruby melebarkan mata. Bagaimana? pria itu bilang jangan pernah bertemu lagi. bagaimana sekarang? apakah Ruby harus pergi? Ruby terpaku—tubuhnya membeku. Pria itu juga menatapnya. Namun untungnya hanya sekilas. “Dia tidak mengingat kita. kau diam saja. jangan membuat keributan!” Ruby membungkam bibir Stormi. Dari sudut matanya—Ruby melihat pria itu berjalan kemudian duduk di salah satu bangku yang sepertinya sangat spesial. Bangku itu berada di tengah. Menggunakan sofa besar. Meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai minuman dan makanan. Ruby mengalihkan pandangannya. Jangan sampai pria itu menyadarinya. “Haruskah kita pergi?” tanya Stormi. “Aku takut dia mengingat kita dan membalas dendam karena sepatunya!” Ruby menoleh. “Tidak masalah. Dia tidak akan mengingat kita. lagipula kita tidak se
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Chapter 223

Dario… Pria itu ada di sini. Penampilan pria itu terlihat kumuh. Tidak ada lagi pakaian mewah yang selalu membalut tubuh pria itu. Akhirnya Dario mau keluar dan membawa Stormi bersamanya. Masih memeluk Stormi seakan wanita itu adalah kekasihnya. Sedangkan, Stormi yang sudah mabuk tidak punya kendali atas tubuhnya untuk melawan. Ruby frustasi melihatnya. “Lepaskan temanku!” “Beri aku lima belas ribu dollar.” Dario tersenyum miring. Ruby berdecih pelan—mimpi saja. Ruby melepaskan heels yang berada di kakinya. menggulung rambut panjangnya. “Kau masih ingat dengan pelajaran olahraga dulu?” tanya Ruby. “Apa kau tidak trauma setelah bola itu mengenai tubuhmu?” tanya Ruby. Dario tertawa. “Dulu itu kau hanya beruntung. Tidak sekarang!” Dario membawa tubuh Stormi ke belakang—menududukkan Stormi di tembok belakangnya. “Kau harus ingat kalau aku juga pemegang sabuk hitam bela diri.” Dari tersenyum miring. “Jangan melawanku dan beri saja aku uang!” “Hidupku berantakan ka
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Chapter 224

Dario mendekat. Namun—Ruby lebih dulu menangkis pukulan pria itu. Ruby berkacak pinggang. Dario mundur beberapa langkah. “Sini. kau tidak akan berhenti sampai kau pingsan!” Ruby sedikit meregangkan tubuhnya. Takutnya kalau terlalu banyak bergerak—dressnya bisa sobek. Tapi ternyata aman saja. Dress ini sangat lentur, jadi ia bisa bergerak dengan bebas. Emosi Dario semakin memuncak. Egonya terluka atas kekalahaannya memukul Ruby. Dario berlari—kali ini ia bersiap menendang perut Ruby. Namun Ruby lebih dulu menedang lebih dulu kaki pria itu. Ruby menendang kaki Dario menggunakan seluruh kekuatannya. Sehingga—tubuh Dario sampai melayang. Jatuh ke tanah dengan posisi terlentang! BRUUUK Ruby mengusap rambutnya. “Menyebalkan!” “Jika dia mati. Aku bisa berurusan dengan polisi.” Ruby berlari—menunduk dan melihat Dario lebih dekat. Menyentuh tangan pria itu dengan jijik. Lalu memeriksa denyut nadi pria itu masih berdetak. Dario masih hidup! namun Ruby tidak bisa
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Chapter 225

“Berhenti!” Ruby menoleh ketika ada yang berani menyentuh tangannya. “Berhenti. Dia bisa mati!” Pria itu menunjuk salah satu cctv yang ada di pojok bangunan. “Jika kau ingin membunuhnya. Lakukan di tempat yang aman. Setidaknya jangan di depan orang-orang!” Ruby menatap sekitarnya. Banyak orang ternyata. Ia menjatuhkan tubuh Dario begitu saja. Ruby mengusap rambutnya kasar. Beginilah…. Ia hilang kendali… Berakhir dengan menggunakan kekuatannya yang sudah lama ia sembunyikan. Ruby menatap pria itu. “Terima kasih atas bantuannya. Suatu hari aku pasti akan membalasmu. Aku juga akan mengganti sepatumu.” “Dan maaf. Aku muncul di hadapanmu. Tapi setelah ini aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu.” Ruby melewati pria itu. Ia mendekati Stormi yang masih saja tidur. “Kalau begitu, berikan aku kartu namamu,” ucap pria itu. Ruby mengerjap. kartu nama… Apakah ia masih punya. Kartu nama yang mana. kartu nama sebagai barista, pelayan klub atau penjaga roti.. atau bisa j
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Chapter 226

Ada yang tidak diketahui Leonard di sini. Tentang Ruby… Leonard berusaha mencari tahu siapa perempuan itu. Namun—saat ia berusaha untuk mencari tahu, tubuhnya belum siap. Ia pusing—kepalanya berat. Leonard menghela napas dan memilih untuk bersandar pada kursi. Ia memejamkan mata—ada banyak foto mereka di ponselnya tapi tidak ada satupun moment yang bisa ia ingat. Leonard rasanya frustasi dengan dirinya sendiri. Mengambil beberapa obat di dalam nakas. Leonard meminumnya dan memilih untuk beristirahat saja. Ia mengirimkan pesan pada seseorang. “Cari tahu kehidupan Ruby dari lahir sampai sekarang.” Ia juga mengirimkan pesan pada orang yang mengawasi Ruby. [Terus awasi Ruby. Lindungi Ruby dan pastikan tetap aman sampai dia memutuskan kembali.] Leonard meletakkan ponselnya. Sepertinya dia tidak bisa menyusul Ruby. Kesehatannya benar-benar belum pulih. Ia juga harus memberikan Ruby ruang untuk berpikir dengan jernih. Mereka tidak boleh bertengkar lagi. Leonard mem
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Chapter 227

“Apa yang terjadi denganku…” Stormi bangkit dari ranjang dengan kepala yang pusing. Ia menoleh—Ruby tidak ada di sampingnya. Stormi mendekati Ruby yang berada di balkon. “Apa yang terjadi tadi malam?” tanya Stormi mengambil duduk di samping Ruby. Ruby menoleh dengan kesal—ia mengangkat cangkir kopinya. “Diam sebentar.” Ruby menatap lurus ke depan. Stormi menyipitkan mata. Ia akhirnya mengikuti arah pandang Ruby. Di depan… Danau—dengan matahari yang berajak terbit. Sinarnya yang hangat mengenai kulit. Udara yang dingin dengan sinar matahari yang hangat. Ruby menyeruput kopinya. “Oh Angsa!” tunjuk Stormi pada para angsa yang berenang di Danau. “Pilihanku tidak pernah salah.” Stormi beranjak dari duduknya—berjalan ke arah pembatas balkon. Matahari seakan muncul dibalik gunung. Sangat indah—langitnya juga cerah. Langit biru dengan awan yang berwarna putih. “Aku jadi ingin terus di sini…” Stormi mengusap rambutnya pelan. Ia memegang pembatas balkon dengan memejamkan mata. M
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Chapter 228

“Kau menemukan sesuatu?” tanya Leonard. Di sebuah ruangan yang tertutup. Ruangan yang benar-benar privat. Tidak ada yang bisa menguping pembicaraan mereka. Orang di hadapan Leonard itu mengambil dokumen. Lalu ditaruh di atas meja. “Ternyata, Mrs. Ruby sering bertengkar saat masih kecil. Dia sering membuat teman-temannya masuk ke rumah sakit. Namun…” “Semenjak ayahnya meninggal. Mrs. Ruby tidak pernah terlibat dalam pertengkaran. Hanya waktu SMA. Itupun katanya tidak sengaja melempar bola dan mengenai temannya.” “Tidak ada yang mengatakan jika itu dilakukan dengan sengaja. Bahkan teman-temannya yang ada di sana tidak sadar kalau Mrs. Ruby memukul dengan keras.” “Saya bahkan meminta sesuatu ataupun bukti cctv pada guru yang masih mengajar di sekolah lamanya.” Aiden menunjukkan rekaman cctv yang tidak terlalu jelas itu pada Leonarnd. “Lihat, Sir.” Menunjukkan videonya. “Di sini, Mrs. Ruby hanya melempar bola seperti biasa. Tapi tiba-tiba ada laki-laki yang lewat dan ter
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Chapter 229

Bersenang-senang. Menikmati waktu di tempat yang indah. Ruby dan Stormi benar-benar menikmati waktunya di kota ini. Mereka berbelanja banyak sekali. makanan dan pakaian. Mereka juga sempat mencoba pakaian tradisional kota ini. Sembari berfoto ria. Ruby juga menghubungi Diego. meminta informasi sepatu pria itu. Mereka masuk ke toko pakaian dan melihat ada sepatu dengan kualitas bagus. Dan… Katanya, Diego itu sibuk. jadi, Ruby diminta untuk mengantar sepatu itu ke kediaman pria itu. Malam ini—Ruby dan Stormi memberanikan diri datang ke tempat pria itu. Untungnya ada sepeda yang bisa mereka naiki untuk sampai di kediaman pria itu. Namun—mereka berhenti di gerbang utama. Stormi yang berada di belakang Ruby—nampak sedikit takut dengan rumah di hadapan mereka. Stormi memeluk pinggang Ruby dengan erat dari belakang. “Bagaimana kalau kita pulang saja? Kenapa rumahnya besar sekali? aku jadi takut.” “Bagaimana kalau setelah kita ke sana, kita tidak bisa kembali. Ba
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status