All Chapters of Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata: Chapter 191 - Chapter 200

225 Chapters

Chapter 191

Ruby mengerjap. Ia meregangkan tubuhnya. Leonard masih memeluknya dari belakang. Masih sangat pagi untuk bangun. Ia juga merasa sangat lelah setelah semalam bermain dengan Leonard. Tok tok. Ruby menoleh. “Siapa itu..” lirihnya. Leonard justru menarik Ruby ke dalam pelukannya. dan pelukan itu semakin erat. “Kami dari kepolisian. Tolong buka!”Tiba-tiba saja, di pagi buta ini, klub Garry sangatlah ramai. Katanya, ada yang melaporkan jika banyak anak dibawah umur yang masuk ke dalam Klub. Mereka dilaporkan mengonsumsi alkohol lalu melakukan s3ks bebas bahkan mengonsumsi na4kob4. Maka dari itu, polisi pagi ini melakukan penggerebekan pada klub Garry. “Yang tidak punya kartu identitas, langsung bawa ke kantor polisi.” Ucap salah satu seorang polisi yang memeriksa. Leonard dan Ruby saling memandang. “Sial…” Leonard terbelalak. “Tas kamu, dompetku ada di dalam mobil. Dan mobilnya dipinjam Riku tadi malam karena mobil Riku mogok!” Ruby mengusap rambutnya. “Lalu?” tanyanya.Leonard
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Chapter 192

“Di mana bajingan ini..” Leonard berkacak pinggang. Riku tidak kunjung mengangkat ponselnya. Identitas mereka berdua ada di dalam mobil. Sedangkan Leonard tidak tahu di mana Riku sekarang. Apakah di rumah atau justru pergi ke tempat lain. Alhasil, Leonard menyuruh orang untuk mengambilkan buku pernikahan mereka di dalam rumah. “Bagaimana…” Polisi itu berada di hadapan Leonard dan Ruby. Mereka berdua duduk di hadapan polisi yang sedang menyelidiki mereka. Di sekitar banyak sekali para remaja yang menyamar untuk masuk ke dalam klub. Rata-rata mereka berusia 17 sampai 18 tahun. “Tunggu, pak. Orang saya akan mengantar buku pernikahan kita,” balas Leonard. Polisi itu menatap mereka berdua lagi. “Aku juga harus memanggil orang tua Ruby.” Polisi itu mengangkat telepon. Ruby mengerjap. “Kenapa orang tua saya di panggil?” “Kamu tidak bisa menunjukkan kartu identitas. Jadi, saya akan memanggil orang tua kamu untuk mengonfirmasi hubungan kalian berdua.” Leonard hanya
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Chapter 193

Rumah itu masih sama. Yaitu apartemen yang dulu ditinggali bersama Ruby dan Michael. Namun, setelah Michael masuk ke akademi investasi dan terjun di dunia trading, pria itu tidak lagi di rumah. Sehingga, Ibu Ruby tinggal sendiri. ruby sudah menawarkan agar Ibunya bisa tinggal di tempat yang lebih bagus. Tapi ibunya itu tidak mau. Alhasil, tetap di sini. dengan keadaan yang seperti dulu tidak pernah berubah. “Apa ibu tidak takut tinggal di sini terus?” tanya Ruby saat mereka masuk ke dalam Apartemen. “Bangunannya sudah tua. Ibu juga tinggal sendiri.” “Tidak. di sini banyak kenangannya bersama kamu, kakakmu dan ayahmu.” Ibu Ruby meletakkan tasnya di atas meja. “Duduk saja. Ibu akan memasakkan sesuatu untuk kalian.” ibu Ruby menyuruh Ruby dan Leonard untuk duduk di sofa saja. Ruby tidak tega jika membiarkan ibunya masak sendiri. “Ayo ke kamarku.” Ruby menarik Leonard masuk ke dalam kamarnya. “Waaah sudah tidak sabar ya…” Leonard masuk ke dalam kamar Ruby. “Masih a
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Chapter 194

Ruby membantu ibunya sedangkan Leonard berada di kamar. Katanya tidak bisa tidur jika ditinggal Ruby, tapi pria itu sudah terlelap selama Ruby memasak. Setelah memasak, Ruby mengambil kaos Michael dan membawanya untuk Leonard. Kaos yang celana pendek yang ukurannya mungkin lebih kecil. Tubuh Leonard itu sangat sehat dan kekar. Sedangkan kakaknya kurus—tinggi. mungkin kebanyakan alkohol dan kebanyakan memikirkan hutang. “Pakai ini ya..” Ruby menyodorkan kaos kakaknya pada suaminya. Leonard mengambilnya—mengucek sedikit matanya. “Jam berapa ini?” Melihat jam dinding. Sudah malam. ia banyak tidur juga. “Apa kamu tidak lelah?” tanya Leonard pada Ruby. Ruby mengusap keningnya. “Sedikit. Aku membantu ibu masak banyak hari ini.” “Kenapa masa banyak? kita hanya bertiga.” Leonard menarik Ruby. Membawa wanita itu ke atas pangkuannya. Ruby duduk di atas paha Leonard dengan nyaman. “entahlah. Katanya, ibu ingin kamu mencicipi masakan terbaiknya.” Ruby mengusap rahang Leona
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 195

Ruby tidak habis piir dengan kakaknya. Kenapa lagi? Ruby berkacak pinggang. “Apapun yang terjadi dengannya, aku tidak peduli. Tapi—” Ruby menatap Leonard. “Ibu menghawatirkan bajingan itu!” Ruby memejamkan mata. Leonard menarik tangan Ruby. “Tenanglah. Aku akan menyuruh orang-orangku untuk mencari kakakmu.” Ruby merebahkan dirinya di atas kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu. “Aku tidak bisa terus-terusan merepotkanmu, Leonard.” Leonard ikut berbaring di samping Ruby. Memeluk pinggang Ruby dengan nyaman. “Itu sudah tugasku. Aku suamimu dan aku harus membantu segala kesulitanmu.” Ruby menatap Leonard—tangannya terulur mengusap pipi Leonard. “Kali ini saja. lain kali, jika kakakku membuat onar lagi abaikan saja. Aku sangat lelah dengan sikapnya yang kekanak-kanakan!” Leonard mengangguk. “Baiklah.”“Dari laporan orangku, kakakmu akan mendirikan perusahaan. bahkan dia sudah survei tempat yang akan dijadikannya perusahaan. tapi dia tiba-tiba menghilang be
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 196

“Saya harus memeriksa kembali, Sir. Saya tidak tahu apapun. Bahkan saya tidak tahu kalau Ruby pernah kecelakaan.” Leonard meremas ponselnya kesal. “Kau harus menyelidikinya lebih dalam.” “Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun!” Leonard mematikan ponselnya dengan kesal. Ia bersandar pada dinding rapuh apartemen Ruby. Menghembuskan asap rokok itu ke atas. ~~ Leonard berada di dalam ruangannya. Setelah melakukan beberapa meeting yang menguras energinya, Leonard akhirnya bisa beristirahat sejenak. Tidak lama ponselnya berbunyi. Leonard menerima telepon dari orang yang disuruhnya mencari tahu tentang Ruby. “Sir, saya menemukan sesuatu tentang Ruby. Kecelakaan itu seolah lenyap. Jejaknya sengaja dihapus. Tidak ada catatan kecelakaan itu di manapun. Bahkan di kepolisian pun tidak ada. Maka dari itu saya tidak menemukan kecelakaan itu saat menggali tentang Ruby.” Leonard mengernyit. “Apa orang tuaku yang menghapusnya?” Hanya kedua orang tuanya yang bisa melaku
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 197

21++ Pulang ke rumah dan disambut oleh istri tercinta. Leonard tersenyum. Namun sebenarnya merasa bersalah. Ruby tidak tahu apapun mengenai dirinya. Ruby membantu Leonard membuka jas. “Bagaimana hari ini? kamu terlihat lelah.” Leonard menarik pinggang Ruby dan memeluknya. “Aku…” menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ruby. “Aku sedikit lelah.” Ruby mengusap pelan punggung Leonard. Pria itu mengangkat tubuhnya ke atas meja. “Aku merindukanmu.” Leonard mencium pipi Ruby. Ruby tertawa pelan. “Hanya beberapa jam meninggalkanku sudah rindu?” Leonard mengangguk. Jemarinya mengusap pipi Ruby perlahan. “bagaimana dengan harimu? Apa kamu kelelahan?” Ruby menggeleng. “Aku tidak melakukan apapun dan hanya bersantai sepanjang hari. Aku baru masak tadi. Aku tidak kelelahan sama sekali.” “Apa semua ini kamu yang masak?” tanya Leonard menatap berbagai makanan yang dimasak oleh Ruby. Ruby mengangguk. “Iya.” Leonard menyipitkan mata. “Pintarnya…” mengusap pipi Ruby pelan. “
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 198

Dering ponsel yang terdengar membuat Leonard yang awalnya baru saja mau memejamkan mata kini terbuka kembali. Ia mengambil ponselnya dengan hati-hati. Lengannya dijadikan bantal oleh Ruby yang saat ini sedang tidur. “Kenapa?” tanya Leonard pelan. Setelah mendengar penjelasan dari telepon itu, Leonard bergerak melepaskan diri dari Ruby. Baru saja kakinya menyentuh lantai… “Mau ke mana?” tanya Ruby yang mengucek matanya. “Kamu mau pergi?” Leonard terdiam sebentar sebelum menoleh. “Hm. Aku pergi sebentar. Kamu jangan menungguku.” Setelah itu Leonard pergi dari kamar. Ia menuju ruang kerjanya. Di sanalah ia mengambil satu pistol yang berada di dalam laci. Pistol buatan khusus dari pabrik orang tuanya.Di dalam laci itu ada sekitar 10 pistol. Leonard terlatih menggunakan berbagai senjata. Namun, ia hanya akan menggunakan satu senjata saja. “Kenapa kamu membawa pistol…” ucap Ruby yang berada di ambang pintu. Leonard segera membawa pistolnya ke belakang. “Ada yang harus aku laku
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 199

Leonard berjalan masuk dengan hati-hati bersama para anak buahnya. Sebagian anak buahnya ada di bawah dan berjaga. Gedung tua ini merupakan markas rentenir itu. bukan markas untuk bekerja—melainkan markas untuk eksekusi. Maka dari itu letaknya sangat jauh dari pemukiman. Leonard memasukkan tangannya ke dalam saku. Berhadapan dengan seorang pria yang penuh dengan tatto di tubuh. Bahkan sampai wajah pria itu. “Inikah cucu Carlo?” tanya pria itu sembari mematik rokoknya. “cucu yang selalu dibanggakan pria tua itu?” Leonard menyipitkan mata. Pria ini mengenal kakek Carlo. Pantas saja, Kakek juga mantan rentenir dan mengelola kasino. Tapi sekarang kakek sudah tobat dengan meminjamkan uang pada orang terpilih namun tanpa bunga. Kakek Carlo memang terkenal sejak dulu—kasinonya memang tidak besar namun bertahan sangat lama. Tapi tutup dua tahun lalu karena kakek tobat.“Jika kau mengenal kakekku dengan baik. seharusnya kau tidak berurusan denganku.” Leonard menyipitkan mata. “Ak
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 200

Leonard mengambil lembaran perjanjian yang berisi tandatangan Michael. “Perjanjian ini tidak sah. Di buat asal-asalan.” Leonard menunjuk satu kalimat yang terletak di bawah. “Peraturan penting untuk pengajuan peminjaman adalah dibuat oleh notaris.” Leonard menunjuk satu tandatangan seorang yang katanya notaris. “Kau pikir apa?” tanya Leonard. “Tidak ada pengacara yang memiliki gelar sarjana Pertanian!” Entah bagaimana, yang membuat memang asal-asalan. Hanya meniru di internet. Ada gelar hukum yang dicampur aduk dengan gelar Hukum. Leonard menghela napas. “Semua berkas tindakan ilegalmu sudah aku serahkan ke pengacaraku.” “Hanya dengan satu kalimat di telepon saja, polisi bisa langsung bergerak ke sini dan menghancurkan semuanya.” Leonard merogoh kantung sakunya. Mengeluarkan rokoknya dengan santai. “Kalau kau berani..” rentenir itu bergerak di belakang Michael. “aku akan menghabisi bajingan ini.” “Habisi saja.” Leonard dengan santainya menghembuskan rokok ke atas.
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more
PREV
1
...
181920212223
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status