Share

Chapter 227

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-19 13:41:38

“Apa yang terjadi denganku…” Stormi bangkit dari ranjang dengan kepala yang pusing.

Ia menoleh—Ruby tidak ada di sampingnya.

Stormi mendekati Ruby yang berada di balkon.

“Apa yang terjadi tadi malam?” tanya Stormi mengambil duduk di samping Ruby.

Ruby menoleh dengan kesal—ia mengangkat cangkir kopinya.

“Diam sebentar.” Ruby menatap lurus ke depan.

Stormi menyipitkan mata. Ia akhirnya mengikuti arah pandang Ruby.

Di depan…

Danau—dengan matahari yang berajak terbit.

Sinarnya yang hangat mengenai kulit. Udara yang dingin dengan sinar matahari yang hangat.

Ruby menyeruput kopinya.

“Oh Angsa!” tunjuk Stormi pada para angsa yang berenang di Danau.

“Pilihanku tidak pernah salah.” Stormi beranjak dari duduknya—berjalan ke arah pembatas balkon.

Matahari seakan muncul dibalik gunung. Sangat indah—langitnya juga cerah.

Langit biru dengan awan yang berwarna putih.

“Aku jadi ingin terus di sini…” Stormi mengusap rambutnya pelan. Ia memegang pembatas balkon dengan memejamkan mata.

M
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 228

    “Kau menemukan sesuatu?” tanya Leonard. Di sebuah ruangan yang tertutup. Ruangan yang benar-benar privat. Tidak ada yang bisa menguping pembicaraan mereka. Orang di hadapan Leonard itu mengambil dokumen. Lalu ditaruh di atas meja. “Ternyata, Mrs. Ruby sering bertengkar saat masih kecil. Dia sering membuat teman-temannya masuk ke rumah sakit. Namun…” “Semenjak ayahnya meninggal. Mrs. Ruby tidak pernah terlibat dalam pertengkaran. Hanya waktu SMA. Itupun katanya tidak sengaja melempar bola dan mengenai temannya.” “Tidak ada yang mengatakan jika itu dilakukan dengan sengaja. Bahkan teman-temannya yang ada di sana tidak sadar kalau Mrs. Ruby memukul dengan keras.” “Saya bahkan meminta sesuatu ataupun bukti cctv pada guru yang masih mengajar di sekolah lamanya.” Aiden menunjukkan rekaman cctv yang tidak terlalu jelas itu pada Leonarnd. “Lihat, Sir.” Menunjukkan videonya. “Di sini, Mrs. Ruby hanya melempar bola seperti biasa. Tapi tiba-tiba ada laki-laki yang lewat dan ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 229

    Bersenang-senang. Menikmati waktu di tempat yang indah. Ruby dan Stormi benar-benar menikmati waktunya di kota ini. Mereka berbelanja banyak sekali. makanan dan pakaian. Mereka juga sempat mencoba pakaian tradisional kota ini. Sembari berfoto ria. Ruby juga menghubungi Diego. meminta informasi sepatu pria itu. Mereka masuk ke toko pakaian dan melihat ada sepatu dengan kualitas bagus. Dan… Katanya, Diego itu sibuk. jadi, Ruby diminta untuk mengantar sepatu itu ke kediaman pria itu. Malam ini—Ruby dan Stormi memberanikan diri datang ke tempat pria itu. Untungnya ada sepeda yang bisa mereka naiki untuk sampai di kediaman pria itu. Namun—mereka berhenti di gerbang utama. Stormi yang berada di belakang Ruby—nampak sedikit takut dengan rumah di hadapan mereka. Stormi memeluk pinggang Ruby dengan erat dari belakang. “Bagaimana kalau kita pulang saja? Kenapa rumahnya besar sekali? aku jadi takut.” “Bagaimana kalau setelah kita ke sana, kita tidak bisa kembali. Ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 230

    “Kau sudah mencari tahu?” tanya Diego. “Ruby Marlowe Wren merupakan istri dari Leonard Byron Francesco. Katanya, baru-baru ini mereka mengalami kecelakaan yang membuat Leonard kehilangan ingatannya.” “Mereka baru menikah beberapa bulan yang lalu.” Diego menghisap rokoknya pelan. Kemudian menghembuskannya ke udara. “Leonard…” lirihnya. “Aku merasa tidak asing dengan perempuan itu.” “Itu karena Ruby kota kelahiran kalian sama. Mungkin kalian pernah bertemu.” Diego mengangguk. “Lalu, kenapa dia ke sini sendiri?” “Tidak tahu apa yang terjadi, Sir. Kemungkinan hubungan mereka memburuk. Tidak ada tanda-tanda Leonard berada di sini.” Diego tersenyum miring. “Apakah ini kesempatanku?” Diego menoleh. “Menurutmu bagaimana? Bukankah dia manusia yang spesial? Dia bisa memiliki kekuatan yang sangat besar.” “Benar. kekuataannya sangat besar untuk ukuran manusia biasa. Dia memang luar biasa, Sir.” Bahkan bawahan Diego mengakui kekuatan Ruby. Walaupun hanya melihatnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 231

    “Sepertinya aku jatuh cinta.” Stormi merebahkan dirinya di atas kasur. Ia tersenyum dengan tangan yang memegangi dadanya. “Meskipun dia sedikit menyeramkan, tapi dia sangat perhatian pada kita…” Stormi memeluk guling dengan gembira. “Aku jadi ingin bertemu dengannya lagi.” Ruby mengambil duduk di tepi ranjang. “Katanya takut… katanya menyeramkan… ujung-ujungnya suka.” “Perasaan kan bisa berubah.” Stormi menoleh pada Ruby. “Tapi aku merasa dia menyukaimu. Matanya tidak bisa terlepas darimu. Waktu berbicara denganmu saja dia selalu tersenyum meskipun tipis.” Ruby menggeleng pelan. “Meskipun suka, aku tidak akan bisa suka. Aku tidak gampang suka pada orang lain…” “Dan juga..” Ruby masih sangat mengingat Leonard. “Aku masih mencintai suamiku..” Stormi bertopang dagu dengan tubuh yang tengkurap. “Benar juga. Kau sudah punya suami.” “Apa kau benar-benar berencan untuk bercerai?” tanya Stormi. Ruby merebahkan tubuhnya—menatap langit-langit kamar motel ini. Di sini tera

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 232

    “Apa maksudmu?” tanya Ruby. Stormi menghela nafas. “Aku juga sedang melarikan diri.”“Aku batal menikah dengan kekasihku. Kita sudah berkencan selama 2 tahun, tapi dia ketahuan selingkuh dengan teman satu kantorku.” Stormi tertawa pelan. “Padahal kita sudah bertunangan.” Stormi menoleh. “Tapi aku tidak akan berlarut dalam kesedihan. Aku terlalu baik untuk pria bajingan sepertinya.” Ruby mengangguk. “Aku memutuskan mengundurkan diri dari kantor dan akan memulai hidup baru di kota kelahiranku. Aku tidak peduli apa yang akan dikatakan orang-orang sekitarku.” “Kau keren.” Ruby tersenyum. “Aku hanya bingung. Bagaimana aku menjelaskannya pada ibuku nanti. Yang dia tahu, aku berkencan dengan pria baik. dia sangat menyukai bajingan itu.” “Jika kau memberitahunya. Ibumu pasti akan membelamu. Ibumu pasti memikirkan kebahagiaan anaknya,” ucap Ruby. “Aku hanya takut membuatnya kecewa….” Lirih Stormi. “Kecewa…” lirih Ruby. “Kecewa yang dirasakan ibumu adalah kecewa karena putrinya disakit

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 233

    Ruby dan Stormi menunduk dengan kedua tangan memegang kepala. “Jangan di sini!” seorang pria datang—menarik Ruby dan Stormi. Ruby melebarkan matanya—ia tidak lupa membawa paper bag berisi sepatu Diego bersamanya. Ruby menoleh ke belakang—saat ini mereka diajak untuk berlari melewati pepohonan. Bukan jalan yang biasanya menjadi akses utama kendaraan masuk ke kawasan Mansion. “Apa yang terjadi, Pak?” tanya Ruby sembari berlari bersama Stormi. “Tuan Diego akan menjelaskan pada kalian nanti!” Ruby menoleh ke belakang. Tidak bisa melihat apapun. Mereka memasuki lahan di samping Mansion. Ternyata begitu rimbun pohon dan berbagai tumbuhan lainnya. Ruby dan Stormi di bawa ke belakang Mansion. Di sanalah mereka mengatur nafasnya. Stormi bahkan sampai terjatuh di tanah. Wanita itu mengatur nafasnya yang benar-benar terasa hbis. Ruby mengulurkan tangannya. Stormi menggeleng. “Kenapa kita di sini? aku ingin pulang…” lirihnya. “Aku juga tidak tahu.” Ruby mengedikkan bahu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 234

    Beberapa jam yang lalu. Hari ini adalah jadwal Diego untuk pergi ke negera lain. Hari ini juga ia akan membawa banyak orang bersamanya demi keamaannya. Diego menatap dirinya di depan cermin. Setelan jas yang sudah melekat di tubuhnya. semuanya sudah siap. Diego berjalan keluar… Sampai di depan mansion. Ia berhenti. “SEMUANYA KEMBALI KE TEMPAT!!!!” Teriak Diego. Diego menendang satu orang yang berada di samping kirinya. Orang itu adalah komplotan penghianat yang sudah merencanakan penghianatannya hari ini. Diego menyergap orang itu ke bawah—menekan leher pria itu sampai tidak bisa berbicara “Aku akan menghabisimu sekarang.” Diego mengambil satu pistolnya. Pria itu menggeleng. mencoba untuk melepaskan diri dari Diego. “DOOR!” Diego langsung menghabisi pria itu tanpa ampun. Satu tembakan itu berada di kepala bawahannya yang berani berhianat. Satu tembakan itu pula membuat pria itu langsung meninggal dengan mata yang terbuka. Gio berdiri—memasukkan kembal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 235

    Mansion nampak sepi dari luar. Hal itulah yang membuat kelompok penyerang Dario kegirangan. Mereka mengepung dari segala arah. Namun—saat mencoba masuk—ternyata anak buah Diego lebih banyak. Akhirnya mereka diam tanpa ada pergerakan untuk melawan. Diego keluar dari pintu Mansion. “Kau kira kau bisa mengalahkanku?” Dario mengepalkan tangannya. “Sialan. Kau bukan siapa-siapa.” Diego tertawa. “Kalau bukan siapa-siapa kenapa kau tidak bisa melawanku/” tanyanya. Dario memberikan arahan pada anak buahnya untuk mundur dari posisi masing-masing. “Salahku karena percaya padamu.” seorang pria menahan kekesalannya. Ia tepat berada di belakang Dario. “Seharusnya aku tidak bekerja sama denganmu.” Dario menoleh. “Kau juga berambisi ingin mengambil alih pabriknya.” “Brengsek!” umpatnya. “Kita bisa mati jika seperti ini. kau bilang rencanamu sudah matang? Kau bilang kita akan berhasil.” “Kita tidak sepenuhnya kalah. diam saja!” Dario kembali menatap Diego. “Kita sudah berhadapan di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21

Bab terbaru

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status