All Chapters of Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata: Chapter 161 - Chapter 170

225 Chapters

Chapter 161

Sebelum pergi, pria itu mendengus dengan kesal. Membawa dua lembar uang yang tersisa dari dompet adiknya. “Terima kasih,” ucap wanita itu sembari menunduk dengan sopan. Sekali lagi, Leonard mencoba melihat yang terjadi pada wanita ini. Tapi tidak ada. Ia tidak bisa melihat bayangan apapun. Leonard akhirnya menyerah dan menunduk. Ia membantu wanita itu mengambil barang-barang yang terjatuh. Leonard sempat melihat kartu nama wanita itu. “Terima kasih,” ucap wanita itu sekali lagi. Wajahnya nampak berkeringat. Dengan rambut yang berantakan. Sepertinya kelelahan dengan bibir yang sedikit pucat. Wanita itu mendongak—menatap Leonard. Di saat itulah… Kedua mata mereka saling bertatap tapi tetap saja, Leonard tidak bisa melihat apapun. “Sekali lagi terima kasih sudah membantu saya,” ucap wanita itu lagi. Leonard mengangguk. “Siapa namamu?” tanyanya. “Ruby Marlowe Wren. Anda bisa memanggil saya Ruby.” Ruby tersenyum ramah. Satu kata yang terlintas. Cantik! Leon
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Chapter 162

Ruby terdiam. Kemudian menunduk dan tersenyum. Tertawa pelan sebelum mendongak. “Apa maksud anda?” tanyanya. Leonard melangkah mendekat. “Aku ingin menikahimu.” Ruby justru tertawa. “Anda terlalu mabuk.” “Anda pulanglah. Saya berterima kasih pada anda untuk hari ini. dan saya akan melupakan perkataan anda yang baru saja anda katakan.” Leonard memejamkan mata sebentar. “Jangan lupakan kata-kataku hari ini yang mengajakmu menikah.” “Aku memang mabuk, tapi aku masih cukup sadar.” Leonard menatap Ruby. “Aku akan menghubungimu nanti.” Leonard membalikkan badan dan pergi ke mobilnya. Meninggalkan Ruby yang tercengang di tempat. “Dia pasti gila.” Ruby menggeleng pelan. memutar tubuhnya dan berjalan ke apartemennya. Di sepanjang menaiki tangga—ia tidak bisa berhenti berpikir. Kenapa pria itu tiba-tiba mengajaknya menikah? Mau membayar hutang-hutangnya juga. Ruby menggeleng keras. Menepuk pipinya pelan. “Aku yakin dia sedang mabuk mangkanya berbicara omong kosong.”
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Chapter 163

Ada tiga pekerjaan yang dijalani oleh Ruby dalam sehari. Yang pertama adalah pelayan di sebuah restoran. Yang kedua adalah seorang barista. Yang ketiga adalah pelayan di klub. Pekerjaannya berputar dari jam 8 pagi sampai jam 3 subuh. Setiap hari ia hanya beristirahat selama 4 jam. Untuk apa bekerja begitu keras? Untuk membayar hutang kakaknya! sudah hampir 5 tahun bekerja keras tapi hutang kakaknya seakan semakin bertambah. Hari ini pukul 4 sore. Ia bertugas sebagai barista sampai pukul 10 malam. setelah itu jam 11 akan berangkat ke klub untuk bekerja lagi sampai pukul 3 subuh. Dunia memang terus berputar. begitupun dengan tubuhnya yang bekerja tiada henti. Seharusnya di usianya yang menginjak 24 tahun ini, ia lulus kuliah dan bekerja di kantor. Bersenang-senang dengan teman seusianya. Sayangnya, kehidupan normal itu hanyalah sebuah mimpi indah di malam hari saja. Ruby yang sibuk meracik minuman tidak sadar kalau seorang pria yang baru saja datang menatapnya begi
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Chapter 164

“Tolong….” Lirih Ruby dengan mata yang memanas. Tenggorokannya terasa kering. Takut. bagaimana jika Leonard adalah psikopat kaya raya nan tampan yang mengincar tubuhnya. Bagaimana jika tubuhnya dicabik dan dimutilasi dengan tragis. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kan? Maka, Ruby terus berpikiran buruk. “Aku hanya bercanda.” Leonard melepaskan jas kemejanya. Melonggarkan dasinya pelan. “Aku akan menjelaskannya padamu nanti setelah makan.” Leonard mengambil sendok dan garpu. Mulai menyuapkan steak itu ke dalam mulutnya. “Tidak ada racun sama sekali. kau bisa memakannya…” ucap Leonard tanpa memandang Ruby. Ia hanya fokus makan. Bersama wanita ini… Leonard tidak perlu menahan diri. Ia tidak perlu mengendalikan kekuatannya. Ia tidak melihat apapun. Ia tidak melihat apa yang tidak ingin ia lihat. Nyaman… Itulah yang bisa ia gambarkan saat bersama Ruby. Meskipun sedikit menyebalkan karena wanita itu menuduhnya sembarangan. Ruby menatap sekitar. ada
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Chapter 165

Ruby butuh waktu. Ia bilang pada Leonard akan memikirkan tawaran pria itu selama satu minggu. Ruby berkacak pinggang. Ini sudah hari yang ke-tiga. Ia masih belum bisa mengambil keputusan. Tidak ada orang yang bisa diajaknya berbicara. Ruby mengintip ibunya yang masih berada di dapur. Setiap hari bekerja keras membuat roti. Semua itu dilakukannya untuk membayar hutang sialan kakaknya yang tidak kunjung habis. Ruby merapikan tempat tidurnya—hari ini ia akan tidur cepat sebelum besok kembali berpikir. Tidak mungkin kan bilang pada ibunya jika ada pria yang mengajaknya menikah kontrak. Bisa-bisa punggungnya dipukul sampai berdarah. BRAK! BRAK! BRAK! Ruby segera keluar dari kamarnya. saling bertatapan dengan ibunya sebelum suara memanggil itu terdengar. “Keluar kau Michael. Keluar kau bajingan!” teriak dari luar. Ruby memegangi ibunya dan mereka akhirnya membuka pintu. Ada lima pria yang berada di hadapan mereka. “Di mana Michael?” tanya salah satu dari merek
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Chapter 166

wajah yang semula mulus malah terapat bekas tamparan. Bibir yang biasanya tersenyum dengan cerah kini terlihat tertekuk. Tidak lupa dengan plester di beberapa titik wajahnya. Ruby begitu lelah—meski dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, Ruby tetap menjalani harinya seperti biasa. Kali ini ia terakhir. Ia harus bekerja di klub. Setelah itu pulang untuk beristirahat. “Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Ana. Ana mengernyit—menggeleng pelan melihat wajah Ruby lebam. Berantakan! Ruby hanya tersenyum tipis. “aku terjatuh.” Ana berdecih. “Kau pikir aku percaya?” tanyanya. “Jelas sekali kalau pipimi itu ditampar. Sampai bibirmu sobek.” Ruby tertawa pelan. “Kau salah.” “Aku baik-baik saja. aku hanya terjatuh.” Ruby mengedipkan salah satu matanya. “Tidak usah kawatir.” Ruby hanya menganggap Ana teman kerja. Tidak lebih. Lagipula sedari dulu ia menjaga batasannya dengan orang-orang. Ia tidak ingin terlalu dekat dengan orang. Karena itu melelahkan. Ruby membawa na
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Chapter 167

Ruby pergi. Setidaknya ia bisa pergi tanpa harus bertengkar dengan wanita itu. Leonard menghela napas kesal. Ia memijit keningnya pusing. Sedangkan tiga temannya saling menatap dan tersenyum penuh arti. Daniel memberikan jempol pada Garry. Garry mengangguk dengan bangga. Sedangkan Riku menatap kedua dengan heran sembari menggeleng. Garry mengusir dua wanita yang berada di ruangan itu. Semua itu memang rencananya! Untuk temannya kan. Demi temannya mendapatkan cinta sejati. Ia rela membuat skenario agar Ruby datang ke ruangan. rencananya hanya mempertemukan Leonard dengan Ruby. Tapi ternyata, kejadiannya begitu cepat dan menjadi lebih menarik. “Ini perbuatanmu?” tanya Leonard menatap Garry tajam. Garry menggeleng. “Tidak!” balasnya. Leonard menyipitkan mata. menatap temannya dengan curiga. Garry melotot. “Jangan menuduhku!” “Pergilah. Kejar Ruby. Kenapa kau malah di sini?!” Garry mengusir Leonard. Leonard menatap pintu—Ruby pasti sudah pergi. “Bergeraklah
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Chapter 168

Ruby mengerjap. jarak mereka sungguh dekat. Ia ia mengalihkan pandangannya ditatap begitu intens seperti ini. “Ruby,” panggil Leonard lagi. Kali ini membawa dagu Ruby sedikit ke atas. Kedua bola mata mereka saling menatap. Tapi lagi-lagi Leonard bertanya—ada apa dengan diri perempuan ini. Kenapa kekuatannya seolah tidak berfungsi jika dengan Ruby. “Rentenir datang ke rumah saya. Mengobrak-abrik rumah saya karena kakak saya yang tidak membayar hutang. Saya bertengkar dengan mereka dan berakhir seperti ini.” Leonard tersenyum tipis. tangannya terangkat mengusap pelan puncak kepala ruby. “Wah kau berani juga.” Ruby mengepalkan tangannya. “Maka dari itu, ayo kita menikah.” Leonard tersenyum miring. “Hm. Tapi karena kau terlalu lama berpikir, aku akan menambah perjanjian kita.” Ruby mengernyit. “Bertambah bagaimana?” “Beri aku keturunan.” Leonard mendekat—jarak mereka semakin menipis. Tangannya terangkat mengusap pipi Ruby pelan. sayang sekali pipi semulus itu harus lebam sepe
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Chapter 169

Pertama adalah bertemu dengan kakek tua kaya yang memiliki banyak warisan. Leonard memasang senyum yang ceria. Sedangkan Ruby yang berada di sampingnya juga berusaha tenang. “Apa kakekmu galak?” tanya Ruby. Leonard mengernyit. “Dulu katanya iya. tapi sekarang, dia hanyalah kakek tua.” Ruby mengerjap. Leonard dengan mudahnya menghina kakeknya sendiri. “Waw siapa ini yang datang…” nenek paling gaul. Siapa lagi kalau bukan Chelsea. Ia menyambut dengan gembira cucunya yang datang menemuinya. Memeluk Leonard dan tidak lupa mencium pipi kanan dan pipi kiri cucunya itu layaknya anak kecil. “Hentikan.” Leonard menjauh. “Nenek selalu saja seperti ini…” Nenek tertawa pelan. “Kamu pasti calon istri Leonard.” Ruby tersenyum ramah. Membalas pelukan Chelsea yang begitu ramah. “Ayo masuk. kita sangat senang, kalian datang jauh-jauh ke sini.” nenek mempersilahkan mereka masuk. Leonard menoleh ke samping sebelum menarik dan menggenggam tangan Ruby. Mereka harus terlihat mesra seperti pasa
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Chapter 170

“Intinya kami senang kamu akan menikah. Kami percaya pada kamu. nanti kita akan datang ke acara. Sekarang urus saja semuanya sendiri. kami ingin fokus berlibur.” Inti dari percakapan Leonard dengan ayahnya adalah Lucas langsung menyetujui pernikahan mereka. Leonard sama sekali tidak menyangka jika orang tuanya akan sangat mudah dimintai restu. Ia kira mereka akan mengintrograsinya lebih dulu sebelum memberikan restu. Ruby yang berada di samping Leonard bernapas dengan lega. Ia juga ikut mendengarkan percakapan itu. Mereka masih berada di rumah kakek nenek Leonard. Perjalanan yang panjang tidak mungkin mereka langsung pulang. maka dari itu, mereka memilih untuk menginap dan kembali besok saja. “Ah.. untungnya..” Ruby memegangi dadanya. “Aku sangat takut.” Leonard menoleh—menatap Ruby yang tengah berbaring di atas ranjang. “Memangnya apa yang kau takutkan?” “Aku hanya takut berbohong. Aku sangat payah dalam berbohong. Aku takut mengacaukan semuanya.” Ruby beranjak da
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status