Share

Chapter 170

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-04-04 14:56:03

“Intinya kami senang kamu akan menikah. Kami percaya pada kamu. nanti kita akan datang ke acara. Sekarang urus saja semuanya sendiri. kami ingin fokus berlibur.”

Inti dari percakapan Leonard dengan ayahnya adalah Lucas langsung menyetujui pernikahan mereka.

Leonard sama sekali tidak menyangka jika orang tuanya akan sangat mudah dimintai restu.

Ia kira mereka akan mengintrograsinya lebih dulu sebelum memberikan restu.

Ruby yang berada di samping Leonard bernapas dengan lega.

Ia juga ikut mendengarkan percakapan itu.

Mereka masih berada di rumah kakek nenek Leonard.

Perjalanan yang panjang tidak mungkin mereka langsung pulang. maka dari itu, mereka memilih untuk menginap dan kembali besok saja.

“Ah.. untungnya..” Ruby memegangi dadanya. “Aku sangat takut.”

Leonard menoleh—menatap Ruby yang tengah berbaring di atas ranjang. “Memangnya apa yang kau takutkan?”

“Aku hanya takut berbohong. Aku sangat payah dalam berbohong. Aku takut mengacaukan semuanya.” Ruby beranjak da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 171

    Hari yang menegangkan pun tiba. Hari di mana Ruby dan Leonard ijin pada ibu Ruby. “Kita akan menikah, bu. Kita saling mencintai.” Ruby memeluk lengan Leonard mesra. Ibu Ruby nampak kebingungan. “Di mana kamu bertemu dengan pria seperti ini?” tanyanya. “Kamu sibuk bekerja, pulang bekerja tidur. Tidak pernah bergaul dengan orang. Tiba-tiba punya kekasih dan ingin menikah?” Ruby mengerjap. kenapa ibunya itu jujur sekali mengemukakan keadaannya yang mengenaskan. “Ruby kan bekerja di banyak tempat. ruby jadi bertemu dengan banyak orang. Dan Ruby bertemu dengan Leonard. Kita menjalin hubungan dan akhirnya memutuskan untuk menikah.” Ibu Ruby nampak bersindekap. Bukannya tidak mau merestui. Tapi aneh saja. “Kenapa ibu jadi curiga seperti ini…” lirih ibu Ruby. “Jadi, sebenarnya karena keadaan kita yang seperti ini. Ruby menyembunyikan hubungan Ruby dengan Leonard. Karena Leonard sudah melamar Ruby, Ruby tidak bisa merahasiakannya lagi.” Ibu Ruby memandang Leonard. “Kamu k

    Last Updated : 2025-04-04
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 172

    “Kau yang waktu itu di—” Ruby segera menutup mulut kakaknya itu. “Benar, kau memang pernah bertemu dengan kekasihku di tempat kerjaku.” Ruby mengoreksi ucapan Michael. Ibunya tidak tahu jika Ruby bekerja di klub malam. Ruby hanya bilang ia bekerja di supermarkert ketika malam. dan ia memang memilih shift malam. Ruby menarik kerah leher kakaknya itu. menyeretnya tanpa ampun ke dalam kamar. Kemudian melemparnya begitu saja ke ranjang. “Dasar bajingan!” Ruby menutup pintu kamar. Setelah itu menarik Leonard keluar dari rumahnya. Sepenuhnya keluar. ia tidak bisa lagi membiarkan Leonard tetap berada di rumahnya. Mereka berjalan dan sampai di taman dekat Apartemen yang sepi. Taman bermain yang biasanya terisi oleh anak-anak. Ruby dan Leonard duduk di ayunan. Mereka terdiam sebentar sebelum Ruby menoleh dan berbicara pelan. “Aku malu. Kau melihat keluargaku yang berantakan.” Ruby mendongak. menatap ke atas langit yang dipenuhi dengan bintang. “Hanya kakakmu yang bera

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 173

    Pernikahan pun dilaksanakan. Kedua keluarga hadir. Tidak ada yang curiga. Kedua keluarga sangat berbahagia dengan pernikahan Leonard dan Ruby. Lila sampai menangis akhirnya Leonard menikah. Ia kira, anaknya akan betah berlama-lama melajang. Tapi syukurnya, Leonard akhirnya menemukan pujaan hatinya. “Leonard tersenyum bahagia. Mereka sangat serasi,” jelas Lucas pada istrinya. “Mereka terlihat bahagia…” lirihnya. Lila tersenyum. “Aku sangat senang jika mereka memulai hubungan yang baik. setidaknya tidak seperti kita yang…” Lila menghela napas. “Seperti kita yang berpura-pura dulu…” Lucas menoleh. “Tidak buruk berpura-pura dulu. yang terpenting kita bisa tetap bersama dan perasaanku menjadi lebih pasti padamu.” Lucas memeluk pinggang Istrinya dari samping. Cita-cita mereka adalah berkeliling dunia saat sudah tua. Dan mereka melakukannya. mereka pergi ke tempat yang bagus dan yang memiliki pemandangan paling indah. Lucas akhirnya mengakhiri bisnis gelapnya sekitar

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 174

    “Aku tidak menyangka.” Luna memandang kakaknya itu dengan takjub. “Sungguh…” Suara perempuan yang membuyarkan kemesraan Leonard dan Ruby. “sungguh wanita tidak beruntung mana yang mau menikah denganmu?” lanjutnya. Leonard menatap adiknya itu tajam. “Tapi…” Luna memandang Ruby. “Ternyata wanita tidak beruntung itu sangat cantik.” kemudian mendekat. Memeluk Ruby. “Selamat telah mengambil kakakku yang…” Luna melepaskan pelukannya. “Kakakku yang baik ini,” lanjutnya cengengesan. Leonard menyipitkan mata. tangannya terulur mengacak rambut adiknya itu dengan seenaknya. “Kak!” Luna melotot dengan kesal. “Kakek sudah menantikanmu masuk ke perusahaan.” leonard tersenyum miring. “Jangan lupa. Ada dua perusahaan yang menantimu.” Wajah Luna yang semula ceria berubah menjadi lesu. Mengingat perusahaan saja membuatnya sudah pusing. Lantas bagaimana jika disuruh meneruskan dan mengelola perusahaan. “Bagaimana kalau kak Leo saja yang mengelola?” tanya Luna. Luna memberikan li

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 175

    Berada di Mansion. Ruby menatap lukisan yang diberikan oleh adik Leonard yaitu Luna. Lukisan yang begitu besar. Lukisan dirinya. Lukisan Ruby tanpa Leonard. Ruby berkacak pinggang. “Bukankah lukisan ini jauh lebih cantik dari aslinya?” Ruby menyentuh lukisan itu. “Di sini aku terlihat sangat cantik.” “Waaah…” Leonard berada di belakang Ruby. “Hadiah pernikahan tapi tidak ada aku.” Ruby tertawa pelan. “Apa Luna tidak melukismu?” “Tidak. tidak pernah.” Leonard menggeleng. “Bahkan sejak kecil pun dia tidak pernah melukisku.” “Wow..” lirih Ruby. “Kau mengejekku?” tanya Leonard. “Suaramu seperti sedang mengejekku.” Ruby menggeleng. “Aku hanya sedikit terkejut.” Ia memutar tubuhnya. Menghadap Leonard—kemudian mendongak. matanya menyusuri ruang Mansion ini. “Apa aku akan tinggal di sini?” tanya Ruby. “Sebagai istriku kau memang harus tinggal di sini.” “Tapi…” Leonard menunjuk satu kamar yang berada di lantai atas. “Kamar kita terpisah.” Ruby mengerjap. “Aku tid

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 176

    Semalam… Ruby memegangi kedua pipinya. Ia menggeleng pelan. bagaimana caranya menghilangkan memori kotor itu dari pikirannya. Ruby menepuk pipinya lebih keras agar tersadar. Tangannya meraih satu botol susu dari dalam kulkas. Menuangkannya ke dalam gelas. “Nona,” panggil seorang maid. Ruby menoleh. sedikit terkejut dengan kedatangan maid yang begitu tiba-tiba. Ruby tersenyum. “Panggil Ruby saja, bi.” Bibi yang sudah tua, mungkin usianya sekitar usia ibunya. “Baiklah. Kamu buat apa? bibi sudah menyiapkan makanan untuk kamu.” bibi mengambil makanan yang ia siapkan untuk Ruby. “Tadi pagi, tuan berpesan saat kamu bangun, langsun disuruh makan.” Bibi membawa satu piring yang terisi dengan roti selai stroberry. Ruby menatap piring itu. Dari mana leonard tahu dirinya suka strobery. Atau mungkin hanya kebetulan saja? “Kamu tidak suka?” tanya bibi. “Tadi kata tuan, kamu suka strobery.” Ruby mengerjap. “Dia tahu. Dia yang memberitahu bibi sendiri?” tanya Ruby. Bibi m

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 177

    Leonard bertopang dagu menunggu balasan Ruby dengan gelisah. Kenapa tidak kunjung membalas. Ia mengusap rambutnya kasar. Mengetik… Leonard menggigit kukunya. Tak lama langsung muncul. [aku baik-baik saja. jangan khawatir.] Hanya itu. Singkat padat dan jelas. Leonard meletakkan ponselnya dengan kesal. Ia bersandar pada kursi sembari memejamkan mata. “Aku tidak tahu apa yang dirasakan jika dia tidak memberitahuku.” “Apa permainanku cukup memuaskan atau justru mengecewakan dan tidak membuatnya puas…” Leonard bersindekap. Tok tok! Leonard kembali duduk dengan tegap saat mendengar ketukan di pintunya. Leonard menoleh—itu sekretarisnya. Eddy membawa tumpukan dokumen. Membawanya ke atas meja Leonard. Leonard mengambil satu dokumen. “Apa kau pernah berkencan?” tanya Leonard. Eddy mengangguk. “Tentu saja, Sir. Kenapa Sir?” “Aku hanya ingin tahu…” Leonard yang bingung. Ia menggeleng pelan dan kembali bersandar. “Kenapa Sir?” tanya Eddy yang semakin penasaran.

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 178

    Ruby tidak tahu kenapa tiba-tiba Leonard ingin mengajaknya pergi. Hubungan mereka masih begitu canggung. Tapi Leonard memperlakukannya dengan sangat baik. Ruby sampai takut. Takut kalau dirinya tidak bisa menahan perasaannya sendiri. Takut kalau terlalu nyaman dengan semuanya. Takut lupa dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Leonard membantunya naik ke sebuah Yacht. “Wow…” Ruby menatap sekitarnya. Laut yang tenang dengan langit malam dihiasi bintang. Semuanya indah. Ia tidak pernah merasakan liburan selama hidupnya. Bahkan liburan di sekolah sekalipun. Ia akan diam-diam alasan sakit agar tidak ikut liburan sekolah yang memerlukan biaya. Ruby akan menghindari semua kegiatan sekolah yang berhubungan dengan uang. Membatasi pergaulannya juga. Karena sesungguhnya, berteman itu juga membutuhkan uang. Ruby menghindari segala hal yang berkaitan dengan menghabiskan uang. “Kau suka?” tanya Leonard. Ruby masih berpegang pada tangan Leonard yang membawanya pada te

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status