All Chapters of Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata: Chapter 141 - Chapter 150

237 Chapters

Chapter 141

“Door!” Lila memejamkan mata dan menembak ke depan. Lucas yang berada di belakang sangat was-was. Takut kalau Lila mengerahkan seluruh kekuatan untuk melihat dan berakhir pingsan. Yang lebih membahayakan adalah anak mereka yang masih berada di perut. “Tidak terlalu buruk bukan?” tanya Lila. Lucas mengernyit. tembakan Lila melesat sangat jauh dari titik. Haruskah di sebut dengan tidak terlalu buruk? “Kenapa diam saja?” tanya Lila dengan kesal. “Tidak terlalu buruk kan? Masih mengenai papannya?” Lucas akhirnya mengangguk. “Hm. Tidak terlalu buruk. Masih lumayan.” Lila mengerucutkan bibirnya. “bohong.” Lucas mengerjap. “Bagaimana? aku mengatakannya dengan jujur.” Lila berdecak. Akhirnya ia berbalik dan mengambil duduk di kursi. Dengan bibir yang cemberut karena kesal. Lucas mendekat. “Mau mendapat skor yang sempurna?” “Bagaimana.” “Tentu saja dengan bantuanku.” Lila menyipitkan mata. “Kenapa tidak membantuku dari tadi? Kenapa hanya berada di belakangku?” Luc
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Chapter 142

Pertama kalinya… Lucas, Lila dan Leonard dilukis oleh pelukis profesional. Pelukis itu butuh waktu yang begitu lama untuk memaksimalkan hasil lukisannya. Bahkan Leonard dari yang semangat sampai tertidur. Lucas sendiri sudah lelah dengan punggungnya yang terasa begitu lelah. “selesai.” pelukis itu menunjukkan hasilnya pada Lucas. Persis. Sama persis seperti sebuah foto. Tidak heran, ia mengeluarkan uang yang begitu banyak untuk mendatangkan pelukis ini ke rumahnya. Hasilnya menang luar biasa. Mereka bertiga menggunakan pakaian formal. Dengan yang menggunakan setelah jas hitam dan putih. Lila dengan dress putih. Leonard yang menggunakan kemeja putih dan celana hitam. Lila tersenyum cerah dengan mata birunya yang indah. “Luar biasa. Aku akan menambah bayaranmu!” Lucas memberikan jempolnya dengan puas pada pelukis itu. Setelah mendapatkan bayaran yang diluar ekspektasi, pelukis itu pergi dengan hati yang gembira. Lucas menarik Lila agar duduk. “Mau melihatnya se
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Chapter 143

Beberapa bulan berlalu. Leonard sudah lumayan lancar berbicara. Bocah itu juga sangat aktif berjalan. Menginjak usia satu tahun setengah. Leonard tumbuh menjadi bocah yang sehat. Saat ini mereka sudah berada di paris dan menuju sebuah tempat untuk menghadiri upacara pernikahan Paolo dan Chelsea. Meski belum sepenuhnya percaya pada wanita itu, tapi Lucas tidak menghalangi hubungan mereka. Toh—ia tidak mengincar harta orang tuanya lagi. Hartanya semakin banyak dan menandingi milik Paolo. Semenjak kehadiran Lila di hidupnya, usahanya menjadi begitu lancar. Semuanya berjalan dengan sesuai rencananya. “Waaah…” Lila membuka matanya. “Semuanya nampak sangat indah.” Lucas mengangguk. “Bukankah si tua itu terlalu berlebihan? Ini pernikahan kedua tapi dirayakan begitu meriah?” “Mungkin saja, Dad sedang mengalami masa puber yang kedua.” Lila memeluk lengan Lucas dari samping. Sedangkan anak mereka yang berada di dalam gendongan Lucas malah diam saja. Mengamati orang sek
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Chapter 144

5 tahun berlalu. “Leonard Byron Francesco.” Lila berkacak pinggang. Tidak tahu apa yang dilakukan anaknya sekarang. Tapi ia yakin yang dilakukan Leonard adalah menjahili adiknya. “Apa yang kalian lakukan?” tanya Lila sembari menyipitkan mata. “Kakak….” Panggil seorang anak perempuan yang kini tengah berlari ke arah ibunya. “Mama…” Laluna Aurora Francesco. Anak perempuan yang mempunyai status sebagai anak bungsu dari pasangan Lucas dan Lila. “Mama, kakak…” Luna menoleh ke belakang. Menunjuk kakaknya yang tersenyum. “Kakak mencoret Luna dengan bolpoin.” Menunjuk kakaknya dengan sengit. “Luna yang mulai lebih awal.” Leonard mendekat—mencubit pipi adiknya. “Tidak usah mengadu. Kita sama.” “Astaga…” Lila memejamkan mata. “Mama pusing kalian setiap hari bertengkar.” Lila meraba bahu anaknya sebelum mengambil tangan anak-anaknya. “Ayo ke kamar mandi. Wajah kalian pasti kotor.” Jarak usia mereka hanya dua tahun. Tapi mereka sering kali bertengkar. Leonard sebagai kak
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Chapter 145

“Leonard..” panggil Lila. “Dengarkan mama ya..” Lila mendudukkan anaknya di tepi ranjang. “Mama tahu, pasti sulit untuk berpura-pura tidak tahu dengan apa yang kamu lihat.” “Tapi—” Lila tersenyum. “Setiap orang pasti mengalami kejadian dan peristiwa sendiri. tidak semua orang bisa membaginya pada orang lain.” Leonard memandang ibunya. “Jadi mama ingin aku tidak usah mengatakan apa yang aku lihat?” “Hm seperti itu.” Lila mengangguk. Anaknya memang pintar dan cepat mengerti. “Apalagi yang kamu lihat itu hanya potongan-potongan kejadian. Kamu tidak tahu apakah kejadian itu buruk atau baik. karena hanya sebuah potongan yang tidak lengkap.” Lila mengambil tangan Leonard. “Kamu masih mengingat apa yang mama katakan?” “Misalnya kamu bertemu dengan orang asing, lalu kamu seperti akan melihat kejadian. Kamu segera alihkan pandangan kamu.” “Atau kamu pejamkan mata kamu. Kalau masih menganggu. Kamu segera pergi. jauhkan diri kamu dahulu. Tenangkan diri kamu.” “T
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Chapter 146

Lucas mengerjap—ia menoleh Lila untuk meminta bantuan. Tapi Lila malah bersindekap. Mendongak ke atas—seolah menjelaskan kalau dirinya sendiri bingung. Jangan meminta bantuan padanya. “Tempat itu…” Lucas menyipitkan mata. “Tempat itu tempat yang didatangi orang-orang dewasa. Hal-hal yang disana hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Dad tidak bisa menjelaskan secara rinci, tapi yang jelas kegiatan yang dilakukan orang di sana adalah merokok dan minum alkohol…” “Dua hal itu hanya bisa dilakukan saat sudah dewasa. Untuk rincinya, nanti kamu akan tahu sendiri saat kamu sudah dewasa.” Lucas mencubit pelan pipi Leonard dengan gemas. Leonard mengangguk. kemudian menguap pelan. “Tidurlah.” Lucas tertawa pelan. Leonard mengangguk. “Aku tidak mau diantar. Aku bukan Luna!” “Iya.” Lucas membiarkan Leonard pergi dari kamar mereka sendirian menuju kamarnya sendiri. Lila membaringkan dirinya di atas ranjang. menghela napas pelan. “Mengurus anak ternyata sangat sulit.” “Tidak suli
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Chapter 147

Musuh Lila dan Lucas itu bukan orang ketiga. Melainkan pikiran-pikiran buruk Lila. Perdebatan mereka yang selalu dimulai oleh pikiran buruk Lila tentang bisnis yang dijalankan oleh Lucas. Sejujurnya, Lila tidak bisa membayangkan jika anak-anak mereka akan terlibat dalam perusahaan ilegal milik ayah mereka sendiri. Sejujurnya, ia juga tidak suka jika Lucas terus bergelut dalam dunia ilegal itu. Ketidaksukaannya itu bukan tanpa alasan. Takut keluarga mereka dalam bahaya. Negeri ini lama-kelamaan sepergi negeri dengan hukum rimba. Siapa yang lebih kuat akan jadi penguasa. Namun serangan demi serangan akan terjadi. Sehingga Lila begitu takut—takut kelurganya terluka. Takut kalau anak-anaknya menjadi salah satu monster yang mengusai negeri dengan cara yang kotor. Lila berdiam diri di kamar. Lucas keluar dari kamar dengan kemarahan yang memuncak. Karena Lucas tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada istrinya, ia lebih baik keluar. Lila meremas jarinya beberapa ka
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Chapter 148

“Di balik bisnis itu, ada orang-orang yang menggantungkan nasibnya di sana. apalagi negara ini tidak terlalu ramah dengan masyarakatnya sendiri. lapangan pekerjaan sangat sulit. Mencari uang saja sangat sulit…” bi Rosa menjelaskan sudut pandangan yang berbeda pada Lila. “Bisnis ilegal Lucas hanyalah senjata bukan?” tanya Bi Rosa. “Dia sudah tidak terjun di obat-obatan terlarang. Kamu tahu alasannya apa?” Lila menggeleng. “bibi dengar alasannya adalah karena takut anaknya mengonsumsi obat-obatan terlarang dari pabriknya sendiri,” lanjut bibi. “Bukannya membela Lucas. Tapi Lila..” Bi Rosa mengusap pelan puncak kepala Lila seperti anaknya sendiri. “Selama ini Bibi Lihat, Lucas sangat antusias pada anak-anaknya. Dia juga melakukan berbagai hal untuk anaknya. Mengubah ruangan kosong ini menjadi perpustakaan agar anaknya bisa belajar.” “Bibi yakin, Lucas tidak akan mendorong anaknya untuk terjun di dunia seperti dirinya. Buktinya dia ingin anaknya belajar.” Lila terdiam. seper
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Chapter 149

10 tahun berlalu. Seorang anak laki-laki baru saja keluar dari rumahnya. Seragam yang rapi dengan tas ransel yang berada di punggungnya.Leonard Byron Francesco itu dengan santainya mendekati satu motor berwarna hitam. Motor hadiah ualng tahunnya. Leonard yang saat ini menginjak kelas 2 SMA memang lebih suka menggunakan motor daripada menggunakan mobil. Apalagi di antar sopir. “Motormu hari ini…” seorang pria mendekat. Omar mengusap sedikit belakang motor Leonard. Tepatnya pada bangku belakang motor. “Motormu akan lebih bagus jika ada penumpangnya di belakang.” “Paman mau menjadi penumpangku?” tanya kembali Leonard. Omar berdecak. “Bukan itu maksud paman. Kamu bocah pintar. Pasti tahu maksud paman kan?” dengan senyum penuh arti. Leonard berdecak. “Aku tahu dan aku tidak mau menuruti ajaran sesat paman.” Leonard mengibaskan tangannya. “Paman bau alkohol.” Leonard menggeleng pelan. “Sial. Aku tidak sengaja melihatnya…” “Hei bocah ini…” Omar mengerjap. “Kamu tidak boleh berkat
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Chapter 150

Masa hukuman yang seharusnya selesai besok, dipercepat diri sendiri oleh Leonard. Leonard tidak bisa menahan diri untuk mengemudikan motornya. Benar kata Papa, tubuhnya akan meriang, panas, dingin jika terlalu lama tidak menyentuh motor. Untuk omelan mamanya, ia akan memikirkan nanti saja. Leonard memasuki gedung utama sekolahnya. Sekolah bertaraf internasional. Biaya pertahun untuk bersekolah di sini saja mencapai jutaan dollar. Tapi… Sekolah yang nampak begitu mewah dan cantik dari luar. Namun…. Di dalam sekolah itu—ada banyak sekali penindasan yang terjadi…. Membuat, Leonard begitu muak. “Temanku baru datang.” Seorang bocah dengan mata yang sipit dengan kulit yang begitu putih. Leonard membuka helmnya. Menyipitkan mata. “Aku memang menolongmu, tapi bukan berarti kau boleh menjadi temanku.” Laki-laki itu tidak menyerah. Ia mengikuti Leonard yang berjalan lebih dulu. “Aku akan melakukan apapun untukmu. Angkat aku jadi temanmu. Aku yakin, aku bisa berguna.
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status