Share

Chapter 144

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-28 17:18:22

5 tahun berlalu.

“Leonard Byron Francesco.” Lila berkacak pinggang.

Tidak tahu apa yang dilakukan anaknya sekarang.

Tapi ia yakin yang dilakukan Leonard adalah menjahili adiknya.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lila sembari menyipitkan mata.

“Kakak….” Panggil seorang anak perempuan yang kini tengah berlari ke arah ibunya.

“Mama…” Laluna Aurora Francesco. Anak perempuan yang mempunyai status sebagai anak bungsu dari pasangan Lucas dan Lila.

“Mama, kakak…” Luna menoleh ke belakang. Menunjuk kakaknya yang tersenyum. “Kakak mencoret Luna dengan bolpoin.”

Menunjuk kakaknya dengan sengit.

“Luna yang mulai lebih awal.” Leonard mendekat—mencubit pipi adiknya. “Tidak usah mengadu. Kita sama.”

“Astaga…” Lila memejamkan mata. “Mama pusing kalian setiap hari bertengkar.”

Lila meraba bahu anaknya sebelum mengambil tangan anak-anaknya. “Ayo ke kamar mandi. Wajah kalian pasti kotor.”

Jarak usia mereka hanya dua tahun. Tapi mereka sering kali bertengkar.

Leonard sebagai kak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
zhe zhe
update lebih banyak Thor.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 145

    “Leonard..” panggil Lila. “Dengarkan mama ya..” Lila mendudukkan anaknya di tepi ranjang. “Mama tahu, pasti sulit untuk berpura-pura tidak tahu dengan apa yang kamu lihat.” “Tapi—” Lila tersenyum. “Setiap orang pasti mengalami kejadian dan peristiwa sendiri. tidak semua orang bisa membaginya pada orang lain.” Leonard memandang ibunya. “Jadi mama ingin aku tidak usah mengatakan apa yang aku lihat?” “Hm seperti itu.” Lila mengangguk. Anaknya memang pintar dan cepat mengerti. “Apalagi yang kamu lihat itu hanya potongan-potongan kejadian. Kamu tidak tahu apakah kejadian itu buruk atau baik. karena hanya sebuah potongan yang tidak lengkap.” Lila mengambil tangan Leonard. “Kamu masih mengingat apa yang mama katakan?” “Misalnya kamu bertemu dengan orang asing, lalu kamu seperti akan melihat kejadian. Kamu segera alihkan pandangan kamu.” “Atau kamu pejamkan mata kamu. Kalau masih menganggu. Kamu segera pergi. jauhkan diri kamu dahulu. Tenangkan diri kamu.” “T

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 146

    Lucas mengerjap—ia menoleh Lila untuk meminta bantuan. Tapi Lila malah bersindekap. Mendongak ke atas—seolah menjelaskan kalau dirinya sendiri bingung. Jangan meminta bantuan padanya. “Tempat itu…” Lucas menyipitkan mata. “Tempat itu tempat yang didatangi orang-orang dewasa. Hal-hal yang disana hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Dad tidak bisa menjelaskan secara rinci, tapi yang jelas kegiatan yang dilakukan orang di sana adalah merokok dan minum alkohol…” “Dua hal itu hanya bisa dilakukan saat sudah dewasa. Untuk rincinya, nanti kamu akan tahu sendiri saat kamu sudah dewasa.” Lucas mencubit pelan pipi Leonard dengan gemas. Leonard mengangguk. kemudian menguap pelan. “Tidurlah.” Lucas tertawa pelan. Leonard mengangguk. “Aku tidak mau diantar. Aku bukan Luna!” “Iya.” Lucas membiarkan Leonard pergi dari kamar mereka sendirian menuju kamarnya sendiri. Lila membaringkan dirinya di atas ranjang. menghela napas pelan. “Mengurus anak ternyata sangat sulit.” “Tidak suli

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 147

    Musuh Lila dan Lucas itu bukan orang ketiga. Melainkan pikiran-pikiran buruk Lila. Perdebatan mereka yang selalu dimulai oleh pikiran buruk Lila tentang bisnis yang dijalankan oleh Lucas. Sejujurnya, Lila tidak bisa membayangkan jika anak-anak mereka akan terlibat dalam perusahaan ilegal milik ayah mereka sendiri. Sejujurnya, ia juga tidak suka jika Lucas terus bergelut dalam dunia ilegal itu. Ketidaksukaannya itu bukan tanpa alasan. Takut keluarga mereka dalam bahaya. Negeri ini lama-kelamaan sepergi negeri dengan hukum rimba. Siapa yang lebih kuat akan jadi penguasa. Namun serangan demi serangan akan terjadi. Sehingga Lila begitu takut—takut kelurganya terluka. Takut kalau anak-anaknya menjadi salah satu monster yang mengusai negeri dengan cara yang kotor. Lila berdiam diri di kamar. Lucas keluar dari kamar dengan kemarahan yang memuncak. Karena Lucas tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada istrinya, ia lebih baik keluar. Lila meremas jarinya beberapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 148

    “Di balik bisnis itu, ada orang-orang yang menggantungkan nasibnya di sana. apalagi negara ini tidak terlalu ramah dengan masyarakatnya sendiri. lapangan pekerjaan sangat sulit. Mencari uang saja sangat sulit…” bi Rosa menjelaskan sudut pandangan yang berbeda pada Lila. “Bisnis ilegal Lucas hanyalah senjata bukan?” tanya Bi Rosa. “Dia sudah tidak terjun di obat-obatan terlarang. Kamu tahu alasannya apa?” Lila menggeleng. “bibi dengar alasannya adalah karena takut anaknya mengonsumsi obat-obatan terlarang dari pabriknya sendiri,” lanjut bibi. “Bukannya membela Lucas. Tapi Lila..” Bi Rosa mengusap pelan puncak kepala Lila seperti anaknya sendiri. “Selama ini Bibi Lihat, Lucas sangat antusias pada anak-anaknya. Dia juga melakukan berbagai hal untuk anaknya. Mengubah ruangan kosong ini menjadi perpustakaan agar anaknya bisa belajar.” “Bibi yakin, Lucas tidak akan mendorong anaknya untuk terjun di dunia seperti dirinya. Buktinya dia ingin anaknya belajar.” Lila terdiam. seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 149

    10 tahun berlalu. Seorang anak laki-laki baru saja keluar dari rumahnya. Seragam yang rapi dengan tas ransel yang berada di punggungnya.Leonard Byron Francesco itu dengan santainya mendekati satu motor berwarna hitam. Motor hadiah ualng tahunnya. Leonard yang saat ini menginjak kelas 2 SMA memang lebih suka menggunakan motor daripada menggunakan mobil. Apalagi di antar sopir. “Motormu hari ini…” seorang pria mendekat. Omar mengusap sedikit belakang motor Leonard. Tepatnya pada bangku belakang motor. “Motormu akan lebih bagus jika ada penumpangnya di belakang.” “Paman mau menjadi penumpangku?” tanya kembali Leonard. Omar berdecak. “Bukan itu maksud paman. Kamu bocah pintar. Pasti tahu maksud paman kan?” dengan senyum penuh arti. Leonard berdecak. “Aku tahu dan aku tidak mau menuruti ajaran sesat paman.” Leonard mengibaskan tangannya. “Paman bau alkohol.” Leonard menggeleng pelan. “Sial. Aku tidak sengaja melihatnya…” “Hei bocah ini…” Omar mengerjap. “Kamu tidak boleh berkat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 150

    Masa hukuman yang seharusnya selesai besok, dipercepat diri sendiri oleh Leonard. Leonard tidak bisa menahan diri untuk mengemudikan motornya. Benar kata Papa, tubuhnya akan meriang, panas, dingin jika terlalu lama tidak menyentuh motor. Untuk omelan mamanya, ia akan memikirkan nanti saja. Leonard memasuki gedung utama sekolahnya. Sekolah bertaraf internasional. Biaya pertahun untuk bersekolah di sini saja mencapai jutaan dollar. Tapi… Sekolah yang nampak begitu mewah dan cantik dari luar. Namun…. Di dalam sekolah itu—ada banyak sekali penindasan yang terjadi…. Membuat, Leonard begitu muak. “Temanku baru datang.” Seorang bocah dengan mata yang sipit dengan kulit yang begitu putih. Leonard membuka helmnya. Menyipitkan mata. “Aku memang menolongmu, tapi bukan berarti kau boleh menjadi temanku.” Laki-laki itu tidak menyerah. Ia mengikuti Leonard yang berjalan lebih dulu. “Aku akan melakukan apapun untukmu. Angkat aku jadi temanmu. Aku yakin, aku bisa berguna.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 151

    Daniel yang baru saja masuk menatap Riku dalam. Matanya memincing seolah sedang mengintrogasi pria itu. Daniel menggeleng. “Tidak bisa. aku tidak bisa menerima bocah cupu ini.” “Hei!” Garry mendekat. “Orang tuanya punya restoran korea!” Daniel melebarkan matanya. “Benarkah?” Sontak memegang kedua bahu Riku yang begitu ringkih. Mengguncang bahu laki-laki yang nampak lemah itu tanpa rasa bersalah. “Jadi kau akan memberi kami voucher diskon pada kami?” Garry menggeleng. “Tidak hanya voucher diskon. Tapi voucher makan gratis seumur hidup!” Daniel merangkul bahu Riku. “Meskipun kau cupu. Tapi kau bisa bergabung dengan geng kita.” “Geng? Kau saja.” Leonard mulai berlatih. Memukul dan menendang samsak sampai berbunyi. Hari ini adalah hari bebas. Tidak ada pelajaran karena baru saja ujian semester. Mereka memiliki waktu beberapa hari di sekolah sebelum libur. Leonard mengatur napasnya pelan. “Santai saja.” Daniel merangkul Riku. Membawa laki-laki itu untuk duduk di kur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 152

    Riku benar-benar latihan bersama Leonard, Garry dan Daniel. Secara perlahan, mereka juga semakin dekat. “Leonard!” panggil seorang perempuan yang menggunakan bando pink itu. Dia tersenyum cantik. wajahnya bersinar dengan senyum yang sumringah. Salah satu perempuan tercantik di angkatannya. katanya, menjadi rebutan kakak kelas. Tapi… Sudah satu semester ini perempuan itu mengejar Leonard. “Kenapa?” Leonard menatap perempuan itu. Leonard memutar bola matanya malas melihat apa yang dibawa oleh perempuan itu untuknya. Minuman dingin. “Aku membeli ini untukmu.” Menyodorkan apa yang dibawanya. Leonard mengambil minuman itu. “Ini yang terakhir.” Perempuan itu mendongak—wajahnya terlihat sedih dengan penolakan Leonard. Perempuan itu pergi dari hadapan Leonard. Leonard masih berada di samping pintu kelasnya. Ia membawa minuman itu ke bangkunya. Di sambut oleh teman-temannya heboh. “Sudah aku bilang, dia sangat menyukaimu. Kenapa kau tidak mencoba menjalin hubung

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31

Bab terbaru

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status