“Yaa sorry. Soalnya Mama dan Papa harus kembali lagi, Nak. Nggak bisa lama-lama di sini. Kami pulang juga mau urus perceraian kamu dengan Andreas. Mau cerai, kan?”“Mau banget, Mama. Udah gatel pantat aku pengen duduk di pengadilan.”“Tinggal duduk apa susahnya. Ya udah, pulang. Mama tunggu.”“Oke, Mama. Makin sayang deh, sama Mama.”“Nggak usah lebay. Mama tutup, yaa. Jangan lupa bawa ayangnya ke sini.”“Iya, Mama.” Ayuni lantas menutup panggilan tersebut lalu memeluk Ryan dengan sangat erat.Sampai membuat lelaki itu terbatuk-batuk karena lehernya dicengkeram oleh Ayuni.“Ay—Ayuni … kamu mau bunuh aku?” Ryan menepuk-nepuk lengan Ayuni lalu melepaskan tangan perempuan itu dari lehernya.“Ish! Biasanya juga kamu, yang duluan meluk aku. Giliran dipeluk duluan, protes.”“Bukan protes, Sayang. Tapi, aku sesak napas karena dicekik.”“Ooh!”“Kenapa, heum? Kenapa kayaknya girang begitu?”Ayuni kemudian menerbitkan senyumnya dengan lebar. “Mama udah pulang. Aku mau urus perceraian aku sama A
Last Updated : 2025-02-08 Read more