Home / Romansa / Istri Kedua di Antara Kita / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kedua di Antara Kita: Chapter 31 - Chapter 40

157 Chapters

Lagi Malas Masak

Linda kabur ke dalam kamar Shakira setelah berhasil membuat Ayuni geram mendengar ucapan darinya.Ryan yang menatap Ayuni lantas menelan saliva berat sembari menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Nggak, nggak. Nggak gitu, Ayuni. Jangan percaya sama Linda. Dia memang jail orangnya.”Dengan susah payah Ryan menjelaskan kepada Ayuni yang tengah menahan kesal kepadanya.“Ayuni. Kamu mau ke mana?” Ryan menarik tangan Ayuni yang berbalik badan.“Pulang!” ucapnya ketus.“Kok pulang? Baru juga sampai. Sini, minum dulu. Jangan kayak anak kecil, oke! Naina nggak pernah begitu kok. Linda aja yang jail.” Ryan menggenggam erat tangan Ayuni agar jangan pergi.Ryan kemudian menarik tangan perempuan itu dan membawanya ke dalam ruang keluarga.“Kamu mau minum apa? Nanti aku buatkan. Jangan dulu pulang. Andreas lagi di rumah Gita, kan?”Ayuni hanya diam. Dia masih kesal pada Ryan. Baru juga tiba di rumahnya, sudah disuguhi ucapan yang membuatnya gondok bukan main.“Ayuni Sayang. Jangan ngambekan, ah!
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

What's Next?

Ryan terdiam sejenak. Hanya menatap Ayuni dengan tatapan lembutnya. Ryan kemudian menarik wajah perempuan itu dan menatapnya dengan tatapan dalam.Mengembangkan senyum manisnya kemudian memiringkan kepala dan meraup bibir itu dengan lembut.Melumat bibir itu dengan tangan meremas leher belakang Ayuni sebab tidak bisa menahan gejolak rindu yang tengah dia rasakan itu.“Whats next?” bisik Ryan tepat di telinga perempuan itu.Ryan mendorong tubuh perempuan itu hingga menabrak sandaran sofa. Membuat mata Ayuni semakin membola kala melihat Ryan yang hendak merayap di atas tubuhnya.“Ry—Ryan ….” Ayuni tergagap memanggil nama lelaki itu.“Heum? Ada apa?” tanyanya seraya meremas telapak tangan perempuan itu.“Ng—nggak ada lagi kah, tempat yang lebih aman selain di sini?” tanya Ayuni dengan polosnya.Ryan mengembuskan napasnya kemudian duduk seperti semula. Pun dengan Ayuni. Perempuan itu duduk di samping Ryan yang tengah meneguk jus jeruk.“Nggak baik, kalau ada yang lihat,” bisik Ayuni kemud
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Ponselnya Disadap

Menjelang pagi. Waktu menunjuk angka empat pagi.“Hei, bangun. Udah jam empat.” Ryan mengusapi pipi Ayuni dengan lembut. “Ayuni bangun, yuk! Udah jam empat. Nanti kesiangan bisa berabe, Sayang.”Ayuni lantas menggeliat setelah mendengar suara bising di telinganya. “Hhh?! Jam berapa ini?” tanyanya dengan suara seraknya.“Jam empat. Yuk, bangun! Aku antar kamu pulang.” Ryan berucap dengan lembut. “Nggak usah mandi di sini. Di rumah kamu aja. Irit air.”Ayuni lantas mengerucutkan bibirnya. Lalu beranjak dari tempat tidur dan mengikuti langkah Ryan yang lebih dulu keluar dari kamar tersebut.“Ini baju kamu yang tadi kamu pakai dan ini vitamin untuk kamu konsumsi. Jangan telat makan, jangan melamun.”Keduanya sudah tiba di depan rumah Ayuni.Perempuan itu kemudian mengangguk pelan. “Terima kasih ya, Ryan. Tidur aku nyenyak banget.”Ryan mengusapi pipi perempuan itu dengan lembut sembari mengulas senyumnya. “Lanjut tidur lagi. Mata kamu masih pengen merem itu.”Ayuni mengangguk. “Dah! Aku m
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Akan dilepas, Kalau sudah Jinak

Glek!Ayuni menelan saliva dengan berat seraya menatap tegang Andreas yang tengah memancarkan aura bagai makhluk astral.Andreas menghampiri Ayuni dan menatapnya lagi dengan sangat dalam.“Apa lagi sih, Mas?” tanya Ayuni dengan suara yang mencoba untuk tetap tenang.“Ayuni nggak akan gue culik kali, Ndres. Kita cuma mau ngobrol doang di sini. Gue juga tahu kalau elo pantau pergerakan Ayuni dari CCTV,” celetuk Vita membela sahabatnya yang tengah tertekan itu.Andreas tak peduli dengan ucapan perempuan itu. Matanya terus menatap wajah Ayuni dengan sangat dekat.“Jangan pernah menemui Ryan lagi kalau kamu masih ingin melihatnya bernapas,” bisiknya dengan suara menyeramkan.Ayuni melirik lelaki itu dengan lirikan sinis. “Masih nggak percaya juga, padahal udah kamu pantau dua puluh empat jam? Iya?! Memangnya kamu lihat, aku keluar dari ketemu sama dia? Lihat?!”Andreas terdiam. Hanya menatap datar wajah Ayuni kemudian keluar dari rumah itu karena harus berangkat ke kantor. Banyak pekerjaan
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Suka dengan Semuanya

Ryan kemudian mengambil ponselnya di saku untuk menghubungi Melinda—neneknya Shakira.“Iya halo, Ma. Maaf, aku tertidur dan baru bangun. Kata Shakira, Mama dan Papa tadi ke sini. Ada apa ya, Ma?” tanyanya dengan sangat sopan.“Kamu baru bangun, yaa? Mau ke sana lagi juga sudah malam. Ya sudah, besok nanti Mama ke sana. Kalau ngobrol di telepon nggak akan afdol.”“Memangnya ada hal yang penting ya, Ma? Maaf, maksudk—”“Iya, Nak. Mama sudah tahu semuanya. Kita bicarakan besok pagi saja, yaa. Jangan lupa makan, Ryan. Mama lihat kamu kok sepertinya kurusan. Jangan terlalu fokus dengan kerjaan kamu. Kesehatan kamu juga harus dijaga.”“Iya, Ma. Terima kasih atas perhatiannya,” ucap Ryan dengan pelan. Ia kemudian menutup panggilan tersebut.Wajahnya terlihat lesu setelah mendengar ucapan dari mertuanya itu.“Tante Ayuni!!” Shakira berlari menghampiri Ayuni yang sudah tiba di sana.Ayuni kemudian memeluk anak kecil itu sembari mengusapi pucuk kepalanya dengan lembut.“Belum bobok, heum? Tante
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Pengakuan Melinda

Ryan terkekeh pelan kemudian menatap Ayuni dengan sangat lekat. “Aku bukan makanan, tapi aku bisa memakan kamu,” bisiknya kemudian menggigit gemas telinga Ayuni.“Sepi nih! Nggak akan hamil kok,” bisiknya lagi hingga membuat darah Ayuni berdesir hebat.Ayuni memberikan mangkuk berisi oatmeal itu kepada Ryan. “Otak kamu kayaknya konslet, deh. Ini, makan dulu,” ucapnya dengan pelan.Ryan terkekeh kemudian mengambil mangkuk tersebut. “Duduk!” titahnya kepada Ayuni yang tengah berdiri di samping meja makan.Menurut. Perempuan itu duduk di samping Ryan yang tengah melahap oatmeal yang baru saja selesai dibuat.“Ryan. Kenapa sih, kamu suka banget jailin aku pakai kata-kata kayak gitu?” tanya Ayuni ingin tahu.Ryan menolehkan kepalanya dengan pelan kemudian mengulas senyum tipis. “Seneng aja lihat pipi merah kamu. Kelihatan lebih cantik dan imut.”“Issh! Bercanda kamu nggak lucu, Ryan.”“Mau diseriusin?” tanya Ryan menantang perempuan itu.Ayuni menghela napas kasar. “Nggak gitu juga sih. Ya
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Tidak boleh Menyerah!

Melinda terkekeh pelan melihat ekspresi Ryan yang baru mengetahui hal yang belum ia ketahui selama ini. Ia kemudian mengusap air mata di sudut matanya dan menghela napasnya dengan pelan.“Arumi memang anak yang unik, aneh dan lucu. Bisa-bisanya dia hal random yang bukannya buat Mama marah, malah pengen ketawa.”Ryan meringis pelan sembari mengusapi leher belakangnya. “Begitu ya, Ma?”“Iya. Ya sudahlah, nanti juga kamu tahu semuanya. Mama mau arisan. Sudah telat sepuluh menit ini kayaknya. Kamu baik-baik ya, Nak. Kalau ada apa-apa kabari Mama.”“Iya, Ma. Sering-sering tengok Shakira.”“Pasti!” Melinda kemudian menepuk lengan lelaki itu dan pergi dari rumah tersebut.Ryan kemudian menghela napasnya dengan panjang dan menoleh pada ponselnya di atas meja yang sedari tadi berdering juga notifikasi pesan masuk.“Ayuni? Berani banget ini perempuan telepon saat lagi di rumah,” gumam Ryan kemudian membaca pesan yang dikirim oleh Ayuni.Ayuni: [Lagi ngapain? Pasti lagi tidur. Ya udah deh, nggak
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Suamimu Berulah lagi?

Sementara di kediaman Melinda ….“Jangan keterlaluan kamu, Naina!”Melinda memekik memarahi anak bungsunya karena ucapan menohok yang benar-benar membuatnya kesal bukan main kepada perempuan itu.“Oh! Jadi Mama bela perempuan sinting itu? Iya?!” pekik Naina seraya menatap nyalang mamanya.Melinda menghela napas kasar. “Mama tidak pernah membela siapa pun, Naina. Mama hanya mendukung apa yang menurut Ryan baik. Kamu ini kenapa sih? Yang masih single di luaran sana banyak, Naina. Jangan pernah meminta Mama melakukan hal bodoh itu! Tidak akan pernah Mama lakukan!”“MAMA!” Naina semakin naik pitam. “Aku ini masih single. Ayuni masih punya suami. Harusnya yang Mama deketin ke Kak Ryan itu aku, bukan malah bela si jalang gila itu!”Melinda mengibaskan tangannya. “Pusing Mama dengar omongan aneh kamu itu, Naina. Ayuni akan berpisah dengan suaminya. Shakira juga nyaman bersama dengan Ayuni. Apa salahnya, coba? Di mana letak kesalahannya? Hanya karena Ayuni masih bersuami? Bahkan suaminya saja
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Ayuni akan jadi Gila?

Ayuni mengembungkan pipinya setelah tiba di apartemen milik orang tuanya itu. Tidak ada yang tahu selain kedua orang tua Ayuni yang sempat tinggal di sana. Pun dengan Andreas.“Lari-larian kayak anak kucing habis maling ikan di meja makan. Sembunyi ke sana kemari.” Ayuni mengusap wajahnya seraya menunduk. “Kenapa harus seperti ini?” lirihnya dengan pelan.Tak lama setelah dia datang, Ryan pun tiba. Ia menyimpan jas putihnya di sandaran sofa lalu menghampiri Ayuni yang tengah duduk di tepi tempat tidur.“Kamu marah?” tanya Ryan dengan suara pelannya.Ayuni mengadahkan wajahnya kemudian menggeleng dengan pelan. “Nggak. Aku nggak marah. Namanya juga lagi kerja. Masa iya, aku larang-larang. Aku … aku cuma capek aja kayak gini terus menerus, Ryan. Aku ingin bebas. Aku nggak mau dikurung kayak anak kecil lagi kayak gitu.”Ayuni menitikan air matanya. Sudah tidak bisa lagi ia tahan kesedihan yang tengah menimpanya.Ryan kemudian menarik tangan perempuan itu dan memeluknya. Menenangkan Ayuni
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Minta Izin pada Shakira

“Nggak. Masih bisa diobati. Jangan bicara seperti itu.” Ryan kemudian mengambil obat di dalam tas kerjanya yang selalu ia bawa ke mana pun ia pergi.Delivery order-nya sudah tiba. Ryan kemudian mengambilnya dan segera diberikan kepada Ayuni.“Makan dulu. Setelah itu diminum obatnya. Kamu harus istirahat. Besok pagi kita ke sana.”Ryan kemudian menyuapi perempuan itu agar lebih lahap.“Apa yang kamu rasakan?” tanya Ryan dengan pelan.Ayuni menghela napas kasar. “Pusing, mumet, pengen mati aja rasanya.”“Nggak boleh ngomong kayak gitu. Nanti juga sembuh kok.” Ryan kemudian menyunggingkan senyumnya seraya menatap Ayuni dengan lekat.Ayuni yang melihatnya lantas menaikan alisnya sebelah. “Kenapa? Kayak dapat ide cemerlang aja.”“Memang dapat. Nanti aku kasih tahu kamu setelah selesai makan.”“Bagaimana, Dok?”Ryan dan Ayuni tengah berada di rumah psikiater setelah melihat kondisi Ayuni yang rupanya selama ini menahan sakit dalam batinya. Ryan baru menyadarinya dan sangat merasa bersalah b
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
123456
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status