Home / Romansa / Cinta Si Kembar / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Cinta Si Kembar : Chapter 31 - Chapter 40

66 Chapters

Teman Heboh

"Mas, sudah ya. Aku lelah. Kamu kebiasaan banget. Nggak cukup sekali!" Maya berkata, bajunya sedang dibantu dirapikan oleh Reno."Ada apa? Itu bukan masalah besar. Kamu kan istriku. Ingat, ini juga sudah kewajiban istri. Melayani suami sampai puas!" Reno gak ingin mengalah untuk urusan satu ini. Maya kehabisan kata kalau membahas masalah olahraga panasnya."Huh, menyebalkan!" Maya berkomentar dan memilih memalingkan wajahnya."Apa kau tahu," tubuh gadis itu ditarik kepelukannya lagi dan bibir Reno sudah menempel di telinganya, "Sekarang saja, aku sudah menginginkannya lagi! Kamu tahu, aku sudah kecanduan tubuhmu!" kemudian satu kecupan mendarat di leher Maya.Gadis itu segera mendorong jauh tubuh mesum suaminya."Jangan lagi Mas, ini kita sebenarnya lagi sampai parkiran ruko ku!" Maya mewanti-wanti, bukan tidak menginginkannya, tubuhnya pun terasa seperti tersengat aliran listrik ribuan volt ketika suaminya melakukan sentuhan."Hahaha, bercanda sayang. Wajahmu yang serius itu, ah ...
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Pakai Itu

Pintu kamar hotel dibuka, seorang gadis dibalik pintu berwajah sembab."Kau, tunggu saja di mobil, Markus. Mungkin akan membutuhkan waktu lama atau kau bisa kembali lebih dulu ke kantor. Tolong atur dan urus beberapa meetingku. Wakilkan saja olehmu, lalu berikan laporannya padaku!" Lirikan dan kode keras dari Reno. Saat melihat wajah kusam Nadia, Reno tahu pembicaraannya akan lebih sulit."Baik, Tuan, saya akan urus dan laporkan semua!" Markus pergi. Pintu dibuka dan Reno memasuki kamar yang tak diinginkannya.Pintu langsung di kunci Nadia dan tidak perlu sungkan Nadia memeluk tubuh Reno dari belakang."Kamu datang, sayang. Lama sekali. Kenapa susah sekali sih mengubungi kamu. Aku benar-benar merindukan dan kangen kamu, Reno!" Reno tidak sepenuhnya buta. Selama ini dia tahu dan menyadari kalau Nadia menyukainya."Lepaskan tanganmu, Nadia!" Suara Reno penuh penekanan dan memerintah. Nadia cukup terkejut dan melepaskan perlahan pelukannya.Dibandingkan dulu, sikap Reno jika tidak suka d
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Cemburu

"Markus, kau ada dimana?" Reno menghubungi tepat saat dia melirik jam akan makan siang.“Saya baru selesai dengan salah satu meeting, tuan. Ada yang bisa saya bantu?”Markus tahu saat tuannya menelpon pasti ada satu hal yang urgent.“Pesankan beberapa makanan ke tempat istriku. Aku akan makan siang dengannya. Aku sedang dalam perjalanan kesana sekarang.”“Baik, tuan.”Reno menutup telepon dan membayangkan makan siang bahagia dengan istrinya. Tapi, saat berbelok Reno melihat istrinya sedang serius berbicara dengan seorang pria yang tidak kenalnya.Sedang apa dia? Lalu, siapa pria yang sedang bersamanya. Baru hari pertama kerja, dia sudah mulai main mata rupanya.Reno menghentikan mobil dan bergegas turun menghampirinya. Perlahan samar terdengar pembicaraan istrinya.“Kita sudah bicarakan ini, Mas. Aku memang yang ingin putus dengan kamu. Tolong jangan ganggu aku lagi, Mas Bram.”Owh, rupanya dia mantan pacar yang menolak putus. Aku mau melihat wajahnya. Lebih tampan siapa? Aku atau dia
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Pacar Sewaan

Aku benar-benar bisa gila dan ingin sekali menciumnya sekarang juga. Aku nggak perduli kalau saat ini dia hanya sedang membuat mantannya cemburu. Yang pasti, aku pemenangnya. Akulah yang pertama baginya dan dia hanya menyerahkan yang pertama untuk suaminya. Mungkin jika saat ini tidak sedang dihadapkan dengan istri kontak dan mantan pacar kontraknya, Reno akan melompat dan berjoget kegirangan karena mendengar ucapan Maya barusan."Kamu berbohong kan sayang? Aku tahu, kamu nggak mungkin secepat itu mencari pengganti. Aku yakin, dia hanya pacar sewaan yang kamu bayar!"Bram masih bersikeras dengan hubungannya. Dia masih yakin gadis itu berbohong dan cinta mati dengannya."Hah! Terserah kamu, Mas. Aku sudah berkata yang sebenarnya. Maaf, aku tinggal dulu. Aku mau makan siang."Maya mengabaikan Bram, tapi laki-laki keras kepala itu tetap nggak membiarkan gadis itu pergi.Bram seperti anak kecil yang akan kehilangan mainan, dia membentangkan kedua tangannya. Seperti pesawat, menghalangi l
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Penjelasan

Cring! Cring!"Selamat data-," suara serempak dari keempat teman Maya terdengar.Namun, sedetik kemudian suara serempak itu terpotong.Maya lebih dulu melirik Markus yang berada disamping pintu. Kalau dia bukan Maya, pasti orang itu akan melonjak karena terkejut."Astaga, Markus. Bikin kaget saja, kau bukan patung kan? Kenapa kau berdiri kaku seperti itu!"Maya mendengus kesal, tapi tidak lama karena lirikan matanya tertuju pada para teman yang membuat gadis itu menghela napas.Dari tatapan mereka, sudah dapat dipastikan mereka penasaran."Kalian sudah makan siang?"Mau tidak mau Maya merubah suasana canggung itu dengan pembicaraan yang sebenarnya tidak masuk akal."Sudah. Kami sudah makan semua, tapi ...."Si rambut bob, Kesya menjawabnya lebih dulu. Maya mengikuti kata Kesya, tapi yang dikeluarkan temannya itu mengarah pada meja yang berantakan dengan bekas makan siang mereka.Disana terlihat beberapa kantong makanan baru tersedia, lalu Reno menoleh pada Markus."Saya sudah menyuruh
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Terjebak

Reno ternyata masih mengingat semua yang dikatakan Maya dihadapan Bram. Meski tahu perkataan tadi hanya untuk membuat Bram mundur, tapi hatinya tetap menginginkan apa yang dikatakan Maya terjadi."Ih, jangan aneh-aneh, Mas. Sudah aku bilang, itu hanya untuk mengusir mantanku!""Aku tidak peduli. Apa yang sudah kamu katakan, harus ditepati!" Reno sedikit kecut mendengar sahutan istri kontraknya.Reno tahu, dia hanya menggoda Maya, tapi perasaan itu, kini malah membuat Reno terjebak didalamnya."Lebih baik kamu kembali ke kantor deh, Mas. Aku mau lanjut kerja sama yang lain," Maya berkata sambil mengeser duduknya."Apa maksudnya? Kau menjauhiku? Hah!" dengus dan delikan dari Reno tepat mengujam jantung gadis itu."Bukan menjauh, Mas, ish, kamu salah faham terus deh!""Lalu ini apa kalau bukan namanya sedang menjauhiku?" Reno menggeser duduknya dan mendekati lagi Maya."Aku mau makan, Mas. Aku kelaparan sejak tadi!" Maya berkata lagi, gadis itu menggeser duduknya."Kau!" delik Reno geram
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Dua Kali

Maya mengunci pintunya dan berjalan ke sudut meja kerjanya."Ra-Rama?""Umm, iya, sayang shh ahh bisakah kita video call sekarang?" Gadis itu terperanjat tak percaya. Hatinya mulai merasakan sesuatu yang aneh. Maya juga masih marah terhadap Rama."Untuk apa? Kau pergi seenaknya, tanpa pamit padaku. Aku benci!" Tiba-tiba saja Maya berkata seperti itu lalu dia segera membekap mulutnya tanpa ragu.Maya malu karena dia merasa seperti seorang pacar yang sedang ngambek padahal dia sudah bersuami."Hehehe, kau merindukanku, sayang? Umm shh aku juga, aku ingin melihat wajahmu, sayang!" pinta Rama. Dari ujung suaranya terdengar ambigu bagi Maya."Kau? Sedang apa?""Umm shh, aku sedang merindukanmu, sayang. Cepat letaknya telepon, aku ingin sekali melihat wajahmu. Kau tidak merindukanku?" Sesaat Maya terdiam. Dia tahu, jika dilanjutkan akan ada hal diluar hatinya yang akan membuncah."Aku butuh penjelasan!" Maya tetap menginginkan penjelasan yang belum sempat dia tanyakan."Bersabarlah, aku aka
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Sibuk

"Sepertinya aku tidak akan sanggup menunggu sampai satu tahun, sayang. Hemmm, tapi apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin membuat kakakku Reno kecewa dan sedih.""Aku, bagaimana bisa benar-benar menyukai dan mencintai kamu, kakak ipar? Kenapaa kamu yang harus lebih dulu bertemu dengan kakakku?""Kenapa, sayang? Aku juga mencintai kamu. Aku tidak bisa mengontrol diriku sejak kita pertama kali bertemu. Sikap polos dan penolakanmu saat itu membuatku penasaran lalu rasa penasaranku malah menjebakku sendiri.""Aku tidak bisa menghilangkan semua pikiranku. Aku marah saat kau mengeluarkan suara indahmu saat bersama dengan kakakku, sayang. Aku disini hanya berusaha menekan perasaanku, tapi ini malah membuatku makin tersiksa!"Berkali-kali Rama menghela napasnya. Setelah pergumalan onlinenya barusan dengan kakak iparnya, membuat Rama tidak bisa menahan rasa rindu menggebu.Rama ingin segera bertemu dan memeluk tubuh kakak iparnya dengan erat."Apa yang harus aku lakukan sayang? Seandain
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Dalam Bahaya

Maya membeku sesaat melihat pasangan suami istri itu. Mama Lina dan Papa Akbar adalah orangtua Bramantyo Zide, ibu dan ayahnya Bram."Iya sayang, Mama disini karena kangen sama kamu," ucap Lina seraya melampiaskan rasa rindunya dengan langsung memeluk tubuh Maya.Keysa hanya terdiam menyaksikan apa yang ada didepan matanya, tapi dengan melihat gerak gerik tidak nyaman dari temannya, dia tahu, Maya tidak mengharapkan kedua orang itu tiba-tiba muncul dihadapnya."Kamu, bagaimana kabarnya, sayang. Mama kesulitan bertemu kamu, Bram bilang kamu sedang sibuk mengurus ibu kamu yang sedang sakit," lanjut Lina, Keysa menakutkan alisnya saat tahu kondisi ibu Maya sedang sakit tetapi Maya tetap bersama mereka menyiapkan opening toko."I-iya, Ma, ibuku memang sedang sakit, tapi kondisinya sudah bisa ditangani dan dalam perawatan juga pengawasan dokter!"Mau tidak mau Maya menceritakan semua."Ya ampun, si Bram itu, gak bilang apa-apa. Kalau Mama tidak disini, Mama tidak tahu kondisi calon ibu mer
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Kejujuran

"Bu-bukan seperti itu, Mas, uhm, maksudnya aku sekarang sedang di luar. Mas baca pesanku tadi kan?"Maya segera melarikan diri dari pertanyaan suami kontraknya.Namun, gadis itu masih tetap belum mengatakan dimana keberadaannya sekarang.“Aku tidak baca dan tidak punya keharusan untuk membacanya. Katakan padaku, dimana kau sekarang?”Suara Reno sudah terdengar naik pitam dari ujung telepon. Lelaki itu memang tidak pernah memiliki kesabaran.“Aku sedang diluar, Mas. Sebentar lagi aku pulang, aku mohon, tunggu saja di rumah, ya.”Maya mencoba bernegosiasi. Dia tahu tidak akan semulus itu.“Aku benci mengulangi perkataanku, Maya Sari Bakti. Katakan dimana kau sekarang. Aku akan menjemputmu atau akan kusuruh semua anak buahku mencarimu. Aku pastikan dalam waktu yang tidak pernah kau duga, aku akan menemukanmu. Tapi, ingat hukuman yang aku berikan sampai tahu kau berbohong ….”Seluruh buluk kuduk Maya bergidik ngeri. Baru mendengar ancamannya saja sudah membuat jantung gadis itu meledak.“
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status