All Chapters of Jangan Ambil Putraku, Pak CEO!: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

40

Pria itu tidak menjawab pertanyaanku. Dia langsung melengos meninggalkanku begitu saja. aku dibuat terperangah dengan sikapnya yang tak acuh tersebut. Kuggigit bibir, menekan rasa kesal yang mulai menguar dalam dadaku. Pria itu, dengan wajah datar dan sikap dinginnya, berjalan begitu saja tanpa menunggu."Kita ngobrol di ruanganku," ucapnya tanpa menoleh sedikit pun ke arahku.Aku hanya bisa menghela napas, mencoba mengatur langkah agar tidak tertinggal jauh. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisku, seukuran butiran jagung. Ruangan kantor yang seharusnya terasa sejuk malah terasa menyesakkan.Langkahnya lebar dan cepat, seolah dia ingin segera menyelesaikan pembicaraan ini. Aku bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara, membuat tengkukku meremang tanpa sebab.Setelah beberapa detik yang terasa begitu lama, kami sampai di ruangannya. Dia membuka pintu dengan gerakan tegas, lalu berjalan masuk tanpa basa-basi. Aku mengikuti di belakangnya, jantungku berdegup tak karuan."M
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

41

Aku menekan pedal rem dengan mendadak, membuat Bimo yang duduk di kursi belakang sedikit tersentak. Jantungku berdebar kencang saat melihat mobil besar di depanku menghalangi jalan, sementara di sisi kanan, sebuah sedan hitam berhenti sejajar dengan kendaraanku. Dari balik jendela yang terbuka, muncul wajah seseorang yang selama ini berusaha kuhindari. "Maya keluar! Aku harus berbicara penting denganmu! Jangan cuekin aku!" suara David terdengar jelas, meskipun bising lalu lintas masih samar-samar terdengar di kejauhan. Tanganku mencengkeram setir erat, napasku memburu. Aku melirik ke kaca spion, berharap ada celah untuk kabur, tapi harapanku pupus seketika. Di belakang, sebuah SUV hitam dengan kaca gelap menutup akses mundur. Aku benar-benar terkepung. Bimo, yang sejak tadi diam, mulai menggeliat di kursinya. "Mama...?" panggilnya dengan suara kecil. Aku menoleh ke belakang, mencoba tersenyum meski hatiku diliputi ketakutan. "Tidak apa-apa, sayang. Tunggu sebentar, ya," ucapku
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

42

David tidak langsung menjawab. Dia hanya menatapku sejenak, lalu menghela napas panjang sebelum melirik ke arah pelayan. Pekerja restaurant ini masuk dengan membawa nampan berisi berbagai hidangan mewah. Aroma sedap mulai memenuhi ruangan, menggelitik hidung dan perutku yang sejak tadi belum terisi. Namun, aku menepis keinginan untuk duduk dan tetap berdiri dengan kaku, menatapnya penuh selidik. “Duduklah dulu,” katanya, gestur tangannya mengarah ke kursi di seberang tempatnya duduk. Aku menggeleng. “Tidak sebelum kamu menjawab pertanyaanku, David. Aku tidak punya waktu untuk permainanmu.” Dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya seolah tengah mengumpulkan kata-kata, lalu kembali menatapku dengan ekspresi lebih tenang. “Makan dulu, Maya. Aku janji, kita bicara setelah ini.” Aku mendengus pelan, ingin sekali membantah. Tapi saat menoleh ke samping, aku melihat Bimo yang sibuk memainkan mobil kecilnya dengan jemari mungilnya yang cekatan. Perutnya yang kecil sudah te
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

43

"Tapi... apa kamu pernah melihat dokumen soal kerjasama Panthelis dengan Aurum?" tanya mantan suamiku tanpa berkedip. Kami berdua dalam posisi yang tegang. Alisku sedikit mengerut saat ia mendadak mempertanyakan itu. Apa hubungannya fakta hasil lab Tristan yang positif Narkoba dengan kerja sama Aurum Global Inc? Namun, sebelum berpikir lebih jauh aku memilih untuk menggelengkan kepala. Rasanya aku familiar dengan nama perusahaan tersebut. Tapi di mana?David mengamati setiap gerak-gerikku dengan tajam, seolah menanti reaksiku. Aku mencoba mengingat-ingat, mengulang di kepala apakah aku pernah mendengar nama "Aurum Global Inc." sebelumnya. Lalu, samar-samar aku ingat. Sebuah artikel berita yang kubaca beberapa hari lalu. Nama perusahaan itu juga ada di dalam map proyek Panthelis Corp dengan Garnett Holdings, dimana ada skandal pencucian yang dilakukan Bu Ratna. Dan semua itu baru terbongkar hari ini.Saat mencari info di internet, Aurum Global Inc. disebut-sebut sebagai perusahaan
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

44

Keesokan paginya, aku dihadang Kenzo saat di parkiran kantor. Setelah memakai blazer dan merapikan kerudung, ku ambil tas dan menutup pintu mobil sepelan mungkin agar tidak mengejutkan putraku."May!" panggilnya lirih. Aku hanya melirik sekilas tanpa menghentikan gerakanku. Tanganku sigap mengulurkan tangan ke Bimo yang masih sibuk memainkan tali ranselnya. Kenzo melangkah lebih dekat, suaranya semakin merendah."Kudengar, Bu Ratna sedang ditahan. Iya kah?" dia berbicara dengan suara yang sangat lirih.Aku menoleh sekilas, menimbang apakah aku harus menjawabnya atau tidak. Tapi melihat ekspresi serius di wajahnya, aku akhirnya mengangguk. "Ya.""Astaga. Masalah apa ay? Penggelapan dana?"Alisku sontak mengerut memandangnya penuh selidik. "Kamu kok tau? Kamu sekongkol ya-""Astaghfirullahaladzim! Enggak, ya! Jangan asal ngomong kamu." Kenzo mengelus dadanya sembari menggeleng tipis.Aku menyipitkan mataku sedikit. "Terus, kamu kok bisa bilang penggelapan dana?"Mata pria itu melotot ke
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

45

"Selama menyelidiki kerja sama dengan Garnett Holdings, aku menemukan fotomu sedang berjabat tangan dengan Leonard Garnett.""What?!" pekik Kenzo sampai rokok nya terjatuh. Aku langsung menunjuk jari telunjuk ke depan bibir, mengintruksinya agar diam."Ada tanda tangan basah di salah satu dokumen. Jadi, Pak Kenzo sempat mencurigaimu."Mulut Kenzo terbuka, tetapi langsung kusela,"Biarkan aku menjelaskannya sampai selesai."Pria itu pun menghela napasnya. " Fotonya  terlalu banyak, aku sampai tak percaya. Dan Pak Tristan minta aku buat mata-matai kamu. Semua kecurigaan itu mengarah ke kamu, Zo. Jadi aku pun tak bisa menyangkal dan menuruti perintahnya. Terus ada beberapa transaksi yang ditemukan auditor mengarah ke rekening seseorang dengan inisial sama seperti namamu."Kenzo menegang. "Dan lo mikir itu gue?"Aku menatapnya dalam diam, menilai ekspresinya. "Gue nggak tahu. Tapi gue tahu satu hal, Zo. Nama lo keseret, dan kalau aku nggak g
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

46

Namun, saat mataku menangkap sosok pria jangkung dengan setelan navy blue yang berdiri di dekat bar, aku tahu ini akan menjadi malam yang panjang. Tristan sedang menatap lurus ke arahku!Astaga, kenapa dadaku berdebar seperti ini!"Akhirnya datang juga. Ke ruang makan sekarang," ajak Pak Tristan dengan dingin. Aku mengangguk sejenak kemudian mengokirnya dari belakang. Saat memasuki rumah ini, aku tak melihat ada tamu lain. Hanya beberapa pelayan yang lalu lalang. "Pak, di mana tamu lain?" tanyaku pelan."Tidak ada. Hanya kamu dan Bimo yang diundang Mama untuk makan malam."Aku cukup terkejut mendengar ucapan CEO-ku tersebut. Setelah seharian membebaniku dengan pekerjaan, sebagai sekretarisnya batinku jadi bertanya, apakah lumrah seorang sekretaris diajak makan malam bersama keluarga atasan?Aku menelan ludah, mencoba memahami situasi ini. Jadi, ini bukan sekadar makan malam perusahaan, melainkan undangan pribadi dari ibunya Tristan? Tapi kenapa? Ketika kami tiba di ruang makan, su
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

47

"Tidak," jawab Pak Kusuma datar.Salah satu alis Tristan terangkat. "Yakin? Kenapa dari tadi mencuri pandang ke arah sekretarisku?"Pertanyaan Trsitan membuatku keringat dingin. Aku menjadi topik pembicaraan di antara anak dan ayahnya. Ini membuatku tidak nyaman.Pak Kusuma tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapku sejenak sebelum mengalihkan pandangannya ke Tristan. Ekspresinya tetap sama, dingin, penuh perhitungan, seolah sedang menimbang alasan di dalam pikirannya. Aku menggigit bibir, mencoba tetap tenang. Tapi tangan yang kugenggam di pangkuan mulai terasa dingin. "Jadi?" Tristan mengulang pertanyaannya, entah kenapa pertanyaannya mengandung tantangan halus. Pak Kusuma akhirnya bersuara. "Aku hanya penasaran." "Penasaran soal apa?" Tristan bertanya lagi, kali ini sembari melipat tangannya di atas meja. Pak Kusuma menyesap sedikit minuman jahenya yang baru saja dihidangkan oleh pelayan, kemudian meletakkan gelas itu kembali dengan gerakan perlahan. Itu adalah gelas ke
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

48

Aku menelan ludah. Kata-kata Bu Ayu barusan membuat dadaku terasa sesak. “Maksud Ibu mengenal lebih dekat?” tanyaku hati-hati. Bu Ayu menatapku sejenak sebelum menghela napas kecil. "Aku melihat sesuatu di Bimo, Maya. Sesuatu yang mengingatkanku pada seseorang." Tubuhku menegang. Sementara itu, pelayan datang menyajikan teh dan jus jeruk di meja. Bimo diam saja, hanya menggenggam sendok kecilnya dan memandangi gelas jus di depannya. Aku tahu dia belum nyaman berada di tempat asing seperti ini. Aku merapikan letak duduknya dan membisikkan, “Minum dulu ya, Sayang.” Bimo menoleh sekilas, lalu menurut. Aku kembali fokus pada Bu Ayu, yang masih mengaduk tehnya dengan gerakan pelan. “Bu Ayu mengingat seseorang?” tanyaku mencoba menggali lebih dalam. Beliau tersenyum samar. “Iya. Dulu aku juga punya seorang anak yang—” Bu Ayu terhenti sejenak, menatap Bimo. “…spesial.” Hatiku mencelos. "Putriku juga autis, seperti Bimo," lanjut Bu Ayu. Kali ini matanya sedikit berair. Sep
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

49

Hari ini aku mempersiapkan diri untuk berangkat ke bandara. Namun, saat akan memanaskan mobil, mendadak Alphard berwarna putih terparkir di depan rumahku. Aku terpaku menatapnya, itu seperti mobil para artis! Saat aku termenung, seorang wanita turun dengan anggun."Pagi, Maya. Hari ini biar aku yang mengantarmu ke bandara. Sekalian menjemput Bimo dan babysitternya. Dia akan menginap di rumahku satu bulan penuh, kan?" Suara yang lembut dari ibu atasanku itu bagai malaikat yang turun dari surga. Aku hanya mengangguk pelan, aura pejabat Bu Ayu sangat menyilaukan!Bu Ayu berjalan mendekat, senyumnya ramah tapi tetap memancarkan wibawa yang sulit diabaikan. “Ayo, kita berangkat,” katanya, membuka pintu mobil untukku.Aku segera mengangguk dan berbalik ke dalam rumah. “Bu Yati, sudah siap?” panggilku.Dari dalam, terdengar suara langkah tergesa-gesa sebelum sosok wanita paruh baya muncul dari ambang pintu. Bu Yati, asisten rumah tanggaku, tampak sedikit gugup saat melihat sosok Bu Ayu.“Iy
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status